TENTANG
STANDARISASI PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DAN PENERAPAN
REKOMENDASI KREDENSIAL BERBASIS KINERJA
BUPATI JEPARA,
1
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4585);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 3
Tahun 2008, tentang Urusan Pemerintahan Yang
Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Jepara
(Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2008
Nomor 3);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 13
Tahun 2012 tentang Perizinan Bidang Kesehatan
(Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2012
Nomor 13);
2
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun
2008 tentang Rekam Medik / Medical Record;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 125);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052 Tahun
2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 1400);
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400);
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 232);
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2014
tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 751);
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1221);
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat ;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
666/Menkes/SK/VI/2007 tentang Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar;
MEMUTUSKAN:
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
4
15. Pelayanan kesehatan perorangan primer adalah pelayanan
kesehatan yang terjadi kontak pertama secara perorangan sebagai
proses awal pelayanan kesehatan.
16. Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan
peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan
pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
17. Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya
kesehatan.
18. Pusat Kesehatan Masyarakat atau disingkat Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten
beserta jejaringnya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan
Poliklinik Kesehatan Desa) yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan pelayanan perseorangan primer dan pelayanan
kesehatan masyarakat primer pada satu wilayah tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati, baik dengan atau tanpa
tempat tidur yang dipimpin oleh seorang tenaga kesehatan yang
kompeten.
19. Rumah Sakit Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang
hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk
peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya
pelayanan kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, serta pelayanan penunjang
lainnya.
20. Masalah kesehatan masyarakat tertentu adalah masalah kesehatan
yang ditandai dengan insiden dan prevalensi yang tinggi, atau
prevalensi rendah tapi mempunyai dampak kesakitan dan kematian
tinggi, dari satu jenis masalah kesehatan masyarakat.
21. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
22. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP
adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit
dan memulihkan kesehatan perseorangan.
23. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang selanjutnya
disingkat UKBM adalah segala bentuk kegiatan kesehatan yang
bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat.
24. Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and
professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang
dokter atau dokter gigi untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh
organisasi profesi.
25. Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi /
langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu
proses kerja rutin tertentu yang memberikan langkah yang benar
dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan
5
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh fasilitas
pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.
26. Rekomendasi kredensial FKTP berbasis kinerja adalah rekomendasi
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kepada FKTP yang memenuhi
standar penilaian penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagai
persyaratan pengajuan izin praktik atau izin operasional dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan atau pengajuan kerjasama
dengan lembaga penjamin Kesehatan.
27. Rekomendasi kredensial adalah rekomendasi yang diberikan kepada
tenaga medis atau fasilitas kesehatan yang memenuhi standar
sebagai tanda pengesahan kualifikasi, kompetensi atau otoritas oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman Kepala SKPD
yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang kesehatan dalam
memberikan rekomendasi kredensial kepada FKTP.
(2) Tujuan Peraturan bupati ini adalah untuk :
a. Memberikan standarisasi pada penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di FKTP;
b. Meningkatkan mutu pelayanan FKTP.
Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 3
BAB III
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Bentuk penyelenggaraan FKTP
Pasal 4
6
c. Klinik pratama; dan
d. Rumah Sakit Kelas D Pratama.
Pasal 5
Bagian Kedua
Puskesmas
Paragraf 1
Pelayanan
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
7
c. Pelayanan satu hari (one day care);
d. Home care, dan / atau
e. Rawat inap berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Pasal 9
Paragraf 2
Sumber Daya Manusia
Pasal 10
(1) Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan
tenaga non kesehatan.
(2) Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisa
beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja.
(3) Jenis tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit terdiri dari :
a. Dokter atau dokter layanan primer;
b. Dokter gigi;
c. Bidan;
d. Tenaga kesehatan masyarakat;
e. Tenaga kesehatan lingkungan;
f. Ahli teknologi laboratorium medik;
g. Tenaga gizi; dan
h. Tenaga kefarmasian.
(4) Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan,
sistem informasi dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
8
berlaku.
Pasal 11
Pasal 12
Paragraf 3
Sarana dan Prasarana
Pasal 13
9
c. Ruang Poli Umum;
d. Ruang Poli Gigi;
e. Ruang Poli KIA/KB;
f. Ruang Laboratorium;
g. Ruang Vaksinasi;
h. Ruang Apotik/Kamar Obat;
i. Ruang Konsultasi.
(3) Sarana dan prasarana pada Puskesmas Rawat Inap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi sarana dan prasarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ditambah dengan:
a. Ruang Gawat Darurat;
b. Ruang Perawatan;
c. Ruang Jaga;
d. Dapur.
(4) Sarana dan prasarana pada Puskesmas Rawat Inap dengan PONED
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sarana dan
prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ditambah
dengan:
a. Ruang Persalinan;
b. Ruang Rawat Gabung.
(5) Peralatan yang dimiliki Puskesmas harus memenuhi standar, yaitu:
tersedia dan berfungsinya peralatan/perlengkapan medik dan non
medik untuk penyelenggaraan pelayanan yang memenuhi standar
pelayanan, pelayanan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai
sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
(6) Jenis dan jumlah peralatan yang harus tersedia di Puskesmas
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Paragraf 4
Administrasi
Pasal 14
10
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Bagian Ketiga
Praktik Dokter dan Praktik Dokter Gigi
Paragraf 1
Pelayanan
Pasal 15
Pasal 16
(1) Dokter dan Dokter Gigi yang telah memiliki SIP berwenang untuk
menyelenggarakan praktik kedokteran sesuai kewenangan dan
kompetensi yang dimiliki.
(2) Lingkup dan tingkat kewenangan penyelenggaraan praktik
kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi masing-
masing dokter atau dokter gigi sesuai dengan sertifikat kompetensi.
(3) Dalam hal untuk memberikan pertolongan pada pasien dalam
keadaan gawat darurat, maka dokter atau dokter gigi dapat
melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi di luar
11
kewenangan khususnya sesuai dengan kebutuhan medis.
Pasal 17
(1) Dokter dan Dokter Gigi yang telah memiliki SIP dan
menyelenggarakan praktik perorangan wajib memasang papan
nama praktik kedokteran yang memuat nama dokter atau dokter
gigi, nomor STR dan nomor SIP.
(2) Papan nama praktik kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Apabila dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berhalangan melaksanakan praktik, maka dapat menunjuk dokter
atau dokter gigi pengganti yang memiliki SIP setara dari luar
tempat praktik tersebut.
(4) Dokter atau dokter gigi yang menunjuk dokter atau dokter gigi
pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membuat
pemberitahuan tentang adanya dokter atau dokter gigi di tempat
praktik yang mudah terlihat.
Paragraf 2
Sumber Daya Manusia
Pasal 18
Paragraf 3
Sarana dan Prasarana
Pasal 19
12
peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan.
(3) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai
dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki.
(4) Peralatan medis dan non medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan,
serta persyaratan izin edar dan kalibrasi secara berkala dari
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 4
Administrasi
Pasal 20
Bagian Keempat
Klinik Pratama
Paragraf 1
Pelayanan
Pasal 21
Pasal 22
(1) Klinik pratama rawat inap hanya melayani rawat inap pasien paling
13
lama 5 (lima) hari.
Pasal 23
Paragraf 2
Sumber Daya Manusia
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
(1) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja pada klinik wajib memiliki
14
STR), (SIK) atau SIP sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar
pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien.
(3) Setiap klinik yang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara
asing dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua puluh
empat) jam harus menyediakan kesiagaan dokter serta tenaga
kesehatan lain sesuai kebutuhan.
Pasal 27
Pasal 28
15
Paragraf 3
Sarana dan Prasarana
Pasal 29
Pasal 31
16
keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Pasal 32
(1) Klinik pratama harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non
medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
(2) Peralatan medis dan non medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan,
serta persyaratan izin edar dan kalibrasi secara berkala dari
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pemakaian peralatan medis yang menggunakan sinar pengion harus
mendapatkan izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Peralatan medis yang digunakan untuk kepentingan penegakan
diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.
Pasal 33
Paragraf 4
Administrasi
Pasal 34
Pasal 35
17
d. Pelayanan laboratorium pratama;
e. Pelayanan radiologi;
f. Pelayanan farmasil
g. Pelayanan penunjang klinik;
h. Pelayanan penunjang nonklinik; dan
i. Pelayanan rawat inap.
Pasal 36
Pasal 37
18
pengampu.
(4) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dilakukan
dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan.
(5) Dokter spesialis pemberi pelayanan di Rumah Sakit Kelas D
Pratama wajib memiliki surat tugas sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 38
Pasal 39
Paragraf 2
Sumber Daya Manusia
Pasal 41
(1) Sumber daya manusia Rumah Sakit Kelas D Pratama terdiri atas :
a. Tenaga medis;
b. Tenaga keperawatan;
c. Tenaga kesehatan lain;
d. Tenaga penunjang non kesehatan;
e. Administrasi dan managemen.
(2) Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
sedikit terdiri atas :
a. 4 (empat) dokter umum dengan kewenangan tambahan untuk
pelayanan medik dasar;
b. 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
(3) Dokter umum dan dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib mempunyai surat izin untuk praktik di rumah sakit tersebut
tempat bekerja.
(4) Jika terdapat dokter spesialis, maka wajib memiliki surat tugas di
rumah sakit tempat bekerja sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
19
(4) Dalam hal jumlah tempat tidur yang dimiliki rumah sakit kelas D
pratama lebih dari 30 (tiga puluh) tempat tidur, maka wajib
menambah 1 (satu) orang Dokter Umum untuk setiap 10 (sepuluh)
tempat tidur.
Pasal 42
Pasal 43
Paragraf 3
Sarana dan Prasarana
Pasal 44
20
pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi dan
kamar jenazah.
(5)Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas perawatan
kelas III paling sedikit 10 (sepuluh) Tempat Tidur.
Paragraf 4
Administrasi
Pasal 45
BAB IV
FKTP MITRA MASYARAKAT
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
21
dan preventif non UKBM.
BAB V
REKOMENDASI KREDENSIAL FKTP BERBASIS KINERJA
Pasal 49
Pasal 50
22
(1)Penilaian peran FKTP sebagai Mitra Masyarakat sebagaimana
dimaksud Pasal 50 ayat (1), pada FKTP Non Puskesmas yang baru
pertama kali mengajukan izin praktik atau izin operasional, berupa
kesanggupan melakukan peran sebagai FKTP Mitra Masyarakat.
(2)Penilaian peran FKTP sebagai Mitra Masyarakat sebagaimana
dimaksud Pasal 50 ayat (1), pada FKTP Non Puskesmas untuk
perpanjangan izin praktik, izin operasional atau kerjasama dengan
lembaga penjamin kesehatan, berupa kegiatan penyelenggaraan
peran sebagai FKTP Mitra Masyarakat sebelumnya.
Pasal 52
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53
Ditetapkan di Jepara
pada tanggal 21 Oktober 2015
BUPATI JEPARA,
AHMAD MARZUQI
Diundangkan di Jepara
pada tanggal 21 Oktober 2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEPARA,
SHOLIH
23
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI JEPARA
Nomor : 32 Tahun 2015
Tanggal : 21 Oktober 2015
____________________________
24
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI JEPARA
Nomor : 32 Tahun 2015
Tanggal : 21 Oktober 2015
____________________________
25
5. Atap : bebas serangga/tikus, tidak
bocor terbuat dari bahan yang kuat
6. Langit-langit : tinggi minimal 3 m
dari lantai
B. MEBELAIR
1. Meja Pendaftaran
2. Kursi Kerja
3. Almari/Rak arsip
4. Kursi Tunggu
B. PERALATAN
1. Baki logam tempat alat steril
bertutup
2. Termometer
3. Tensimeter
4. Tongue spatel
5. Reflex hammer
6. Pen light (senter)
7. Stetoskop
8. Bengkok
9. Timbangan bayi
10. Timbangan dewasa
11. Tempat tidur periksa dan
perlengkapannya
C. PERLENGKAPAN
1. Bantal
2. Baskom cuci tangan
26
3. Kasur
4. Lemari alat
5. Meja instrument
6. Meteran tinggi badan
7. Perlak
8. Pispot
9. Sarung bantal
10. Sprei
11. Sikat untuk membersihkan
peralatan
12. Stop Watch
13. Tempat sampah tertutup yang
dilengkapi dengan injakan
pembuka penutup
B. PERALATAN
1. Baki logam alat steril tertutup
2. Collar brace/Neck collar anak dan
dewasa
3. Corong telinga/Spekulum telinga
ukuran kecil, sedang, besar
4. Doppler
5. Dresing forceps
6. EKG
7. Emisis basin/Nierbeken besar
8. Forceps 27nstrumen
27
9. Forceps bayonet
10. Guidel airway
11. Gunting bedah standar, lengkung
12. Gunting bedah standar, lengkung,
ujung tajam/tajam
13. Gunting bedah standar, lengkung,
ujung tajam/tumpul
14. Gunting bedah standar, lengkung,
ujung tumpul/tumpul
15. Gunting bedah standar, lurus,
ujung tumpul/tumpul
16. Gunting bedah standar, lurus,
ujung tajam/tumpul
17. Gunting bedah standar, lurus,
ujung tajam/tajam
18. Gunting pembalut
28
42. Magill forceps
43. Nebulizer
44. Otoskop
45. Palu reflex
46. Pinset alat, bengkok (Remky)
47. Pinset anatomis 14,5 cm
48. Pinset anatomis, 18 cm
49. Pinset bedah 14,5 cm
50. Pinset bedah 18 cm
51. Pinset epilasi
52. Pinset telinga
53. Pinset insisi hordeolum
54. Resusitator anak-anak dan sungkup
55. Resusitator dewasa dan sungkup
56. Resusitator 29nstrume dan
sungkup
57. Retrator, pembuka kelopak mata
58. Semprit gliserin
29
82. Brankar
C. PERLENGKAPAN
1. Bak instrument tertutup
2. Bantal
3. Celemek plastik
4. Dorongan tabung oksigen dengan
tali pengaman
5. Duk bolong, sedang
6. Jam/timer
7. Kain balut segitiga (mitela)
8. Kasur
9. Kotak penyimpan jarum bekas
10. Lemari alat
11. Lemari obat
12. Mangkok untuk larutan
13. Meja 30nstrument/alat
14. Perlak plastic
15. Pispot
16. Sarung bantal
17. Sprei
D.MEBELAIR
1. Kursi Kerja
2. Meja Kerja
3. Lemari Arsip
30
bocor terbuat dari bahan yang kuat
6. Langit-langit : tinggi minimal 3 m
dari lantai
7. Pencahayaan cukup
8. Memiliki fasilitas tempat cuci
tangan dengan air yang mengalir
9. Kebisingan maksimal 45 dbA
B. PERALATAN
Idem peralatan pelayanan darurat
31
dua (kecil)
4) Burnisher besar
5) Burnisher kecil
6) Penumpat amalgam besar
berujung dua
7) Pengaduk silikat
8) Pengaduk semen berujung
dua
9) Pistol amalgam
10) Glass slab
11) Matriks retainer
12) Matriks band
13) Mortar anci pestle untuk
amalgam / amalgamator
c. Alat Pembersih Karang Gigi
1) Scaler type hook
2) Scaler type hoe
3) Scaler type chisel
4) Scaler sickle
d. Alat Pencabut Gigi
1) Tang I1 dan C atas
2) Tang I2 Atas
3) Tang P atas
4) Tang M atas kiri
5) Tang M atas kanan
No Sarana dan Persyaratan dan Jenis Peralatan
Prasarana
6) Tang akar I atas
7) Tang akar P atas
8) Tang bayonet dewasa
9) Tang I, C, P bawah
10) Tang separasi akar M bawah
11) Tang M3 bawah kiri
12) Tang M3 bawah kanan
13) Bein lurus besar
14) Bein lurus kecil
15) Bein bengkok mesial
16) Bein bengkok distal
17) Cryer Mesial
18) Cryer distal
e. Peralatan bedah mulut
sederhana
1) Instrumentarium
a) Scalpel blades
b) Scalpel handle
c) Gunting
d) Suture needle
e) Jarum bedah half moon
pangkal terbuka dan
32
benang
f) Knabel tang
g) Alveolotomy / bone files
h) Haemostotic forcep
i) Mangkuk ginjal
2) Peralatan tambahan
a) Sphygmomanometer
(tensimeter)
b) stetoscope
3. Peralatan kedokteran Gigi Pelengkap
a. Tempat kapas dengan pegas
b. Gunting lurus
c. Lampu spiritus
d. Langenbeck finger protector
e. Korentang
f. Mangkuk ginjal
g. Dappen glass
h. Reamer
i. Petrie dish
j. Extirpation needle assorted
k. Lentulo needle assorted
l. Miller needle assorted
m. Diamond bur contra angle
handpiece (assorted)
n. Diamond bur air turbine
handpiece (assorted)
33
B. PERALATAN
I. Set Obstetri & Ginekologi
1. Bak instrument tertutup besar
(Obsgin)
2. Bak instrument tertutup kecil
3. Bak instrument tertutup Medium
4. Doppler
5. Doyeri probe lengkung
6. Endotracheal tube dewasa 2,5
7. Endotracheal tube dewasa 3
8. Endotracheal tube dewasa 4
9. Gunting benang
10. Gunting episiotomi
11. Gunting iris lengkung
12. Gunting operasi lurus
13. Gunting tali pusat
14. Klem fenster/kelm ovum
15. Klem kasa (Korentang)
16. Klem Kelly/klem kocher lurus
17. Klem linen bakhauss
18. Klem Mosqoito Halsted lengkung
19. Klem Mosqoito Halsted Lurus
20. Klem Pemasang Klip Hegenbarth
21. Lampu Periksa Halogen
22. Maskes Oksigen + Kanula Nasa
Dewasa
23. Meja Instrumen
24. Needle Holder Matheiu
25. Pelvimeter Obstetrik
34
42.Janin/Fetoscop
43.Silet untuk pemasangan ETT
44. Tabung Oksigen dan Regulator
45. Tempat Klem Kasa (Korentang)
46. Tempat Tidur Periksa (Examination
bed)
47. Tempat tidur untuk persalinan
48. Tensimeter Dewasa
49. Termometer Dewasa
C. PERLENGKAPAN
1. Lemari Alat
2. Lemari Obat
3. Mangkok Iodin
4. Pengukur panjang bayi
5. Pengukur tinggi badan
6. Pisau pencukur
7. Timbangan bayi
8. Timbangan dewasa
35
9. Tromol Kasa
10. Waskom Bengkok Ukuran 30 cm
11. Waskom Bengkok Ukuran 23 cm
D.MEBELAIR
1. Kursi Kerja
2. Meja Kerja
3. Lemari Arsip
B. PERALATAN
I. Rawat Inap
1. Ari Sound Timer
2. Baki Instrumen Bertutup
3. Baki Instrumen Bertutup 30x30 cm
4. Bisturi No. 10
5. Brankar
6. Gunting Lengkung, Ujung tajam
(Metzenbaum) 18 cm.
36
14. Kateter, selang penghisap lender bayi
15. Kauter
16. Klem Agrave, 14 mm
17. Klem Arteri, 12 cm, Lengkung
dengan gigi 1x2 (Halstead-Mosquito)
18. Klem Arteri 12 cm Lengkung tanpa
gigi (Halstead-Mosquito)
19. Klem Arteri 12 cm Lurus dengan gigi
1x2 (Halstead-Mosquito)
20. Klem Arteri 12 cm Lurus tanpa gigi
1x2 (Halstead-Mosquito)
21. Klem Arteri Lurus (Kelly)
22. Klem / Pemegang Jarum Jahit
dengan kunci (Baraquer)
23. Klem/Pemegang Jarum Jahit
(Mathieu Standar)
24. Klem/Pemegang Silet (Baraquer)
25. Klem/Penjepit Kain (Kocher-
Backhausi)/Duk Klem
26. Klep Pengatur Oksigen dengan
Humidifer
27. Korentang, Lengkung, Penjepit Alat
Steril, 23 cm (Cheatle)
28. Korentang, Penjepit Sponge
(Foerster)
29. Inkubator Bayi
30. Lampu Periksa
31. Lampu Senter
32. Manset Anak; Dengan Velecro
33. Manset Dewasa
34. Meja Instrumen, Mayo Berstandar
35. Meja Instrumen/Alat
36. Nebulizer
37. Pinset Anatomis, 14,5 cm
38. Pinset Anatomis, 18 cm
39. Pinset Anatomis (untuk specimen)
40. Pinset Bedah 14,5 cm
41. Pinset Bedah 18 cm
37
49. Standar Waskom, Tunggal
50. Standar Waskom, Ganda
51. Stetoskop Infant
52. Stetoskop Anak
53. Stetoskop Dewasa
54. Suction Pump
55. Sonde Dengan Mata, 14,5 cm
57. Sonde Pengukur dalam luka
58. Tabung Oksigen 6 Meterkubik dan
Regulator
59. Tabung Oksigen 1 Meterkubik dan
Regulator
60. Tabung/Sungkup Untuk Resusitusi
61. Termometer Infant
62. Termometer Dewasa
63. Tempat Tidur Rawat Inap
64. Tempat Tidur Rawat Inap Untuk
Anak
65. Torniket Karet
66. Tromol Kasa/Kain Steril (125 x 120
Mm)
67. Tromol Kasa/Kain Steril (150 x 150
Mm)
68. Waskom Bengkok
69. Waskom Cekung
70. Waskom Cuci
71. Wing Nidle
C. PERLENGKAPAN
I. Rawat Inap
1. Bantal sesuai tempat tidur
2. Dorongan untuk tabung oksigen
No Sarana dan Persyaratan dan Jenis Peralatan
Prasarana
3. DUK biasa, Besar (274x183 cm)
4. DUK biasa, Kecil (91x114 cm)
38
5. DUK biasa, Sedang (91x98 cm)
6. DUK bolong, Besar (274 x 183 cm)
Letak Lubang ditengah (23 x 10)
7. DUK bolong, Kecil
8. DUK bolong, Sedang
9. Handuk bayi
10. Handuk kecil
11. Kain penutup meja mayo
12. Kasur sesuai jumlah tempat tidur
13. Kursi roda
14. Lap untuk mandi pasien
15. Pispot anak
16. Pispot dewasaPispot
Fraktur/Immobilisasi
17. Pispot pria/Urinal
18. Perlak, Tebal lunak (200 x 90 cm)
19. Sarung bantal
20. Selimut
21. Selimut bayi
22. Sikat tangan
23. Sprei
24. Sprei kecil/Steek Laken
25. Tempat sampah tertutup dengan
injakan
39
19. Tempat Sampah Tertutup yang
dilengkapi dengan injakan
pembuka penutup
20. Toples Kapas/Kasa Steril
21. Tromol Kasa/Kain Steril
22. Waskom Bengkok Kecil
D.MEBELAIR
1. Kursi
2. Lemari kecil untuk perlengkapan
pasien
3. Lemari Peralatan
4. Penyekat Ruangan
5. Kursi kerja
6. Meja kerja
7. Lemari Arsip
B. PERALATAN
1. Batang Pengaduk
2. Beker, Gelas
3. Botol Pencuci
4. Corong Kaca (5 cm)
5. Erlenmeyer, Gelas
6. Fotometer
7. Gelas Pengukur (100 cc)
8. Gelas Pengukur (16 Oz/500 ml)
9. Hematology Analizer (HA)
10. Hemasitometer Set/Alat Hitung
Manual
11. Lemari Es
12. Mikroskop Binokuler
13. Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500-
1000 ul
14. Pipet Berskala (Vol 1 cc)
15. Pipet Berskala (Vol 10 cc)
16. Pipet Tetes
17. Pot Spesimen Dahak (Mulut Lebar)
40
18. Pot Spesimen Urine (Mulut Lebar)
19. Rotator Plate
No Sarana dan Persyaratan dan Jenis Peralatan
Prasarana
20. Sentrifuse Listrik
21. Sentrifuse Mikrohematokrit
22. Tip Pipet (Kuning dan Biru)
23. Tabung Kapiler Mikrohematokrit
24. Tabung Reaksi (12 mm)
25. Tabung Reaksi dengan Tutup Karet
Gabus
26. Tabung Sentrifus Tanpa Skala
27. Telly Counter
28. Termometer 0-50 oc
29. Urinometer (Alat Pengukur Berat
Jenis Urine)
30. Wadah Aquades
31. Westegren Set (Tabung Laju Endap
Darah)
C. PERLENGKAPAN
1. Kaki Tiga
2. Lampu Spiritus
3. Pembendung
4. Penjepit Tabung dari kayu
5. Pensil Kaca
6. Pemanas
7. Rak Pengering
8. Rak Pewarna Kaca Preparat
9. Rak Tabung Reaksi
10. Stop Watch
11. Sengkelit/Ose
12. Sikat Tabung Reaksi
13. Timer
D.MEBELAIR
1. Kursi Kerja
2. Meja Kerja
3. Lemari Peralatan
41
bocor terbuat dari bahan yang kuat
6. Langit-langit : tinggi minimal 3 m
dari lantai
B. PERALATAN
1. Analitical Balance (Timbangan
Mikro)
2. Batang Pengaduk
3. Corong
4. Cawan Penguap Porselen (d.5-15
cm)
5. Gelas Pengukur 10 ml, 100 ml dan
250 ml
6. Gelas Piala 100 ml, 500 ml dan IL
7. Higrometer
8. Mortir (d.5-10 cm dan d.10-15 cm) +
stemper
9. Pipet Berskala
10. Spatel Logam
11. Shaker
12. Termometer skala 100
C. PERLENGKAPAN
1. Alat Pemanas yang sesuai
2. Botol Obat dan Labelnya
3. Lemari Pendingin
4. Lemari dan Rak utuk menyimpan
obat
5. Lemari untuk penyimpanan
Narkotika, Psitropika dan Bahan
Obat Berbahaya lainnya
6. Rak tempat pengeringan obat.
D.MEBELAIR
1. Kursi kerja
2. Lemari Arsip
3. Meja kerja
42
inap) kegiatan dibesihkan dengan
antiseptik
2. Dilengkapi dengan
sungkup/cerobong asap
3. Pencahayaan cukup
B. PERALATAN
1. Cooler Box
2. Rice cooker
3. Ketel uap
No Sarana dan Persyaratan dan Jenis Peralatan
Prasarana
12. Toilet dan Kamar PERSYARATAN RUANGAN
Mandi 1. Ratio toilet / kamar mandi dengan
tempat tidur 1 : 5
2. Khusus untuk unit rawat inap dan
karyawan harus tersedia kamar
mandi
3. Letak tidak berhubungan langsung
dengan dapur, kamar operasi dan
ruang khusus lainya
4. Toilet harus tidak berabu
5. Lubang penghawaan harus
berhungan langsung dengan udara
luar
6. Kamar mandi/toilet untuk pria,
wanita dan karyawan terpisah.
B. PENYEHATAN AIR 1. Distribusi air bersih minimal
Kuantitas menggunakan system perpipaan
1. 2. Air minum/bersih tersedia pada
setiap tempat/kegiatan
3. Untuk klinik rawat inap tersedia air
bersih > 500 lt/TT/ hari dan tersedia
air minum sesuai dengan kebutuhan
4. Kualitas air minum sesuai dengan
Permenkes 492/Menkes/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air
minum
2. Kualitas 1. Kualitas air minum sesuai dengan
Permenkes 492/Menkes/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air
minum
2. Kualitas air bersih sesuai dengan
Permenkes 416/Menkes/IX/1990
tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
43
farmasi segera mungkin harus
dimusnahkan untuk menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan bila barang tersebut terlalu
lama disimpan. Apabila klinik tidak
memiliki sarana pemusnahan limbah
berbahaya, harus bekerjasama dengan
pihak ketiga yang memiliki sarana
pemusnahan limbah berbahaya
2. Tempat sampah kuat, tahan karat,
kedap air, dengan penutup, dan
kantong plastik dengan warna dan
lambing minimal 1buah tiap kamar
atau setiap radius10 m dan radius 20
m pada ruang tunggu terbuka
3. Tempat pengumpulan dan
penampungan sampah sementara
segera didesinfikasi stelah
dikosongkan.
No Sarana dan Persyaratan dan Jenis Peralatan
Prasarana
4. Diangkut ke TPS > 2 kali/hari ke TPA >
1 kali/hari
5. Sampah umum dibuang ke TPA yang
ditetapkan daerah
6. Sampah radioaktif ditangani sesuai
dengan peraturan yang berlaku
44
3. Lokasi mudah dijangkau oleh kegiatan
yang memerlukan jalan lintas dan jauh
dari pasien
4. Terdapat sarana pengering untuk alat-
alat sehabis dicuci
5.
E. STERILISASI ALAT A. PERSYARATAN RUANGAN
DAN 1. Menggunakan peralatan sterelisasi
PERLENGKAPAN uap (autoclave)/gas dengan suhu
MEDIS sekitar 132o C atau peralatan radiasi
gelombang mikro atau dengan cara
lain yang memenuhi syarat
2. Alat dan perlengkapan medis yang
sudah disterilkan atau disimpan
pada tempat yang steril pula
3. Alat dan perlengkapan medis terlebih
dahulu dibersihkan dari darah
jaringan tubuh, sisa bahab lain
kemudian baru didesinfikasi atau
disterilkan
4. Peralatan sterilisasi dikalibrasi
minimal setahun sekali
No Sarana dan Persyaratan dan Jenis Peralatan
Prasarana
B. PERALATAN
1. Autoclave
2. Korentang, Lengkung, Penjepit Alat
Steril, 23 cm (Cheattle)
C. PERLENGKAPAN
1. Apron/Celemek Karet
2. Duk Pembungkus Alat
3. Ember Plastik Untuk Merendam Alat
4. Lemari Alat Untuk Alat Yang Sudah
Steril
5. Sikat Pembersih Alat
6. Tempat Sampah Tertutup Dengan
Injakan
D. MEBELAIR
1. Kursi Kerja
2. Lemari Arsip
3. Meja Kerja
B. OBAT-OBATAN
Klinik dianjurkan untuk menggunakan obat generik. Obat-obatan
yang digunakan sesuai dengan jenis, kompetensi dan kewenangan
klinik serta tenaga medis sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
45
III. SISTEM PENCATATAN, PELAPORAN DAN REKAM MEDIS DI KLINIK
PRATAMA
1. Klinik harus memiliki register pencatatan dan pelaporan antara
lain :
a. Register pendaftaran pasien
b. Register tindakan
c. Register Obat
d. Pelaporan bulanan penyakit
e. Pelaporan penyakit berpotensi KLB/wabah
f. Pelaporan kematian
g. Pencatatan dan pelaporan lain sesuai kebutuhan
2. Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada item 1
disampaikan kepada Dinas Kesehatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Klinik harus melaksanakan sistem rekam medis yang baik dan
benar.
BUPATI JEPARA,
AHMAD MARZUQI
46