Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan
kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti
pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan,
diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama
kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis
koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan
dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena
sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai
Kan, 2000).
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara
maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan
duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK)
merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan.
Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan
harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2010).
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum
mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan,
hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak
konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan
New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah
mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan
dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis
dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang
ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada
populasi umum dengan karakteristik jelas.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut “Bagaimanakah penerapan Asuhan keperawatan pada Ny.P dengan kasus
Coronary Artery Disease?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.P dengan kasus Coronary
Artery Disease.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian Asuhan keperawatan pada Ny.P dengan kasus
Coronary Artery Disease.
b. Merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Ny.P dengan kasus Coronary
Artery Disease.
c. Membuat perencanaan tindakan asuhan keperawatan pada Ny.P dengan
kasus Coronary Artery Disease.
d. Melaksanakan Implementasi Keperawatan pada Ny.P dengan kasus Coronary
Artery Disease.
e. Melaksanakan Evaluasi Keperawatan asuhan keperawatan pada Ny.P dengan
kasus Coronary Artery Disease.
f. Melaksanakan Catatan Perkembangan Keperawatan asuhan keperawatan
pada Ny.P dengan kasus Coronary Artery Disease.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori
1. Pengertian CAD
Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan
arteri koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah
melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya
mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri
koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan
pada otot jantung).
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri coroner yang
meliputi berbagai kondisi patologi yang menghambat aliran darah dalam arteri
yang mensuplai jantung. Biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang
menyebabkan insufisiensi suplay darah kemiokard (long,1996).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai
akumulasi darah plaq yang semakin lama semakin membesar, menebal dan
menggeras di dalam pembuluh darah Artery(Naettina,2005).
Gangguan vascular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh
darah Coronary Artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan supllay
oksigen ke otot jantung disebut sebagai CAD (McCance& Huether,2005)
Adapun faktor-faktor resiko terjadinya CAD yaitu sebagai berikut :
a) Faktor yang tidakdapatdimodifikasi
 Usia 30-50 tahun
 Jenis kelamin
 Suku bangsa, penduduk amerika kulit hitam lebih tinggi dari pada
yang berkulit putih.
 Riwayat penyakit jantung keluarga.

3
4

b) Faktor yang dapat di modifikasi


 Merokok, lebihdari 20 batang /hari.
 Hiperkoleterokemia, lebih dari 275 mg/dl.
 Obesitas, lebihdari 20% dari berat badan ideal.
 Hipertensi, lebihdari 160/mmhg.
 Diabetes mellitus, testoleransi gula abnormal.
 Inaktifitasfisik.
 Stress.
 Penggunaan kontrasepsi oral.
 Menopause.
 Kepribadian seperti kompetitif, agresif, ambisius.
 Geografi,insidensi lebih tinggi pada daerah industry.

2. Etiologi CAD

Penyebab tersering adalah terjadinya CAD yaitu :


1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak
2. Perdarahan pada plak atheroma
3. Pembentukan thrombus yang diawali agregrasitrombosit
4. Embolisasi thrombus/ fragmenplak
5. Spasme arteriskoronaria

3. Manifestasiklinis CAD
a) Nyeri

Nyeri dada yang tiba –tiba dan berlangsung terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang
biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak
tertahankan, rasa nyeri ini biasa menyebar ke bahu dan lengan biasanya
5

lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina nyeri ini muncul secara spotan
(bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan
istirahat maupun nitrogliserin pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar
ke dagu dan leher.

Pasien dengan diabetes meilitus mungkin tidak merasa nyeri berat


bila menderita infark miokardium, karena neuropati yang menyertai
diabetes mempengaruhi neuroseptor, sehingga menimbullkan nyeri yang
dialaminya.

b) Mual dan Muntah


 Nyeri hebat merangsang pusat muntah.
 Infark merangsang reflex vasofagal.

c) Diaporesis

Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang


meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokontriksi
pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembap, dingin, dan
berkeringat.

d) Demam

Tempratur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan


respon inflamasi berlangsung paling selama satu minggu. Hal ini
disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang menyebabkan

e) Perubahanpola EKG
6

 Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukan iskemia. Gelombang Q
menunjukan nekrosis.
 Distrimia dan blok jantung.
f) Perubahan enzim jantung, isoenzim dan troponin T
 CKMB
 LDH meningkat dalam 12-24 jam
 Troponin T

4. Patofisiologi CAD

Arterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di


intim arteri besar sehingga disebut atheroma/plak yang akan mengganggu
absorbasi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding
pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbulan menonjol ke
lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan
mengalami nekrotik dan menjadi jaringan perut sehingga lumen menjadi
semakin sempit dan berdinding kasar menyebabkan aliran darah terhambat
atau terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran kaloteral dari pembuluh
disekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak mendapat aliran atau
mendapat begitu sedikitnya aliran sehingga tidak dapat mempertahankan
fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infrak. Seluruh proses ini disebut
infrakmiokardium.

Segera setelah mulai timbul infrak, sejumlah kecil darah kolateral


meresap ke dalam daerah infrak, dan halini bersama dengan dilatasi
progresif pada pembuluh darah lokal, menyebabkan daerah tersebut
dipenuhi oleh darah yang terbendung. Secara bersamaan, serat otot
memakai sisa akhirok sigen dalam darah, sehingga hemoglobin menjadi
7

tereduksi secara total menjadi berwarna biru gelap. Daerah yang


mengalami infark menjadi warna coklat kebiruan dan pembuluh darah dari
daerah tersebut tampak mengembang walaupun aliran darahnya berkurang.
Pada tingkat lanjut, dinding pembuluh darah menjadi sangat permeabel dan
membocorkan cairan jaringan menjadi edematosa, dan sel otot jantung
mulai membengkak akibat berkurangnya metabolisme selular. Dalam
waktu beberapa jam tanpa penyediaan darah, sel-sel akan mati.

Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100


gram jaringan otot per menit agar dapat tetap hidup. Nilai ini sebanding
dengan kira-kira 8 mililiter oksigen per 100 gram yang diberikan pada
ventirikel kiri dalam keadaan istirahat setiap menitnya. Karena itu ,bila
tetap terdapat 15 sampai 30% aliran darah coroner normal dalam keadaan
istirahat, maka otot tidak mati. Namun, pada bagian sentral dari suatu
daerah infrak yang besar, dimana hampir tidak terdapat aliran darah
kolateral, otot akan mati.

5. Komplikasi
Komplikasi penyakit jantung koroner yang dapat terjadi antara lain :
a. Serangan jantung.
b. Gagal jantung.
c. Angina tidak stabil.
d. Kematian mendadak.

6. Penatalaksanaan klinik CAD


a. Istirahat total dalamwaktu 24 jam pertama atau masih ada keluhan
nyeri atau keluhan lainnya. Hal ini berguna untuk mengurangi beban
kerja jantung dan membantu membatasi luas permukaan infark.
8

b. Oksigen2-4 liter/menit. Untuk meningkatkan oksigenasi darah


sehingga beban kerja jantung berkurang dan perfusi sistematik
meningkat.
c. IVFD dextrose 5% atau Nacl 0,9% untuk persiapan pemberian obat
intravena.
d. Pemberian morfin 2,5-5 mg IV atau petidin 25-50 mg IV untuk
menghilangkan rasa nyeri. Bila dengan pemberian ISDN nyeri tidak
berkurang. Atau tidak hilang.
e. Sedative seperti diazepam 3-4x, 2 mg per oral.
f. Diet, diet yang diberikan adalah diet jantung I-IV sesuai dengan
keadaan klien.
 Diet jantung I: makanansaring.
 Diet jantung II: bubur.
 Diet jantung III: nasitim.
 Diet jantung IV: nasi
g. Antikoagulan seperti heparin. Sebelum pemberian heparin harus di
periksa APTT sebagai base line,Dosis heparin pertamadiberikansecara
bolus dengan 60 u/kgBBdilanjutkandengan heparin drip 121
u/kgBB/jam hasil heparin yang diberikan di evaluasi dengan
pemeriksaan APTT tiap 12 jam,target pencapaian APTT yaitu 1,5-2x.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan
asidosis respiratorik.
b. Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada,
setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas
diseluruh paru.
c. Biopsi paru, terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam
parenkim paru.
9

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, usia, jenis kelamin, agama, suku, alamat,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, dan No. RM
.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, alamat,
dan hubungan dengan pasien.

c. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri
dibagian dada.

d. Riwayat penyakit sekarang


Kaji riwayat penyakit yang dialami sekarang apakah ada nyeri, skala
nyeri berapa, intensitas nyerinya, penyebab terjadinya nyeri. Apakah
terdapat sesak napas, mual muntah, pusing, keringat dingin dan lemah.

e. Riwayat penyakit masa lalu


Kaji riwayat penyakit yang pernah diderita, operasi, alergi dan
kebiasaan spesifik klien lainnya, Selain iu, kaji pula apakah
sebelumnya pasien pernah menderita hiprtensi, DM, dan penyakit
koroner lainnya.

f. Riwayat penyakit keluarga


Kaji penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, apakah ada penyakit
keturunan atau tidak.
g. Pemeriksaan
10

Dilakukan dengan pendekatan persisem atau head to toe yang dimulai


dari kepala sampai ujung kaki. Teknik pemeriksaan head to toe
meliputi: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultsi
1) Keadaan umum
2) Tingkat kesadaran
3) Tanda- tanda vital (TTV)
4) Pemeriksaan penunjang
h. Analisa data
i. Klasifikasi data

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus CAD, yaitu:

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.


(PPNI-SDKI-HAL34 D.0008)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis. (PPNI-
SDKI-HAL172-D.0077)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
supai dan kebutuhan oksigen. (PPNI-SDKI-HAL128-D.0056)
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding
dada. (PPNI-SDKI-HAL 26-D.0005)
11

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Penurunan curah jantung (SLKI-HAL 20-L02008) (SIKI-HAL 317-I02075)
berhubungan dengan
perubahan afterload Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 2 x 24 1. Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah
(PPNI-SDKI-HAL34
jantung.
D.0008) jam diharapkan curah jantung
2. Monitor tekanan darah.
baik dengan kriteria hasil :
3. Monitor EKG 12 sadapan.
1. Gambaran EKG aritmia
Terapeutik:
menurun
4. Posisikan pasien semi fowler atau fowler.
2. Hepatomegali menurun 5. Berikan diet jantung yang sesuai.
3. Tekanan darah membaik 6. Berikan teknik relaksasi.
7. Berikan oksigen.
Edukasi:
8. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi.
9. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intek dan output
cairan.
Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian antiaritmia.
12

11. Rujuk ke program rehabilitas jantung.


13

Nyeri akut berhubungan (SLKI-HAL 145-L.08066) (SIKI-HAL 201-I08238)


dengan agen pencedera
fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi:
(PPNI-SDKI-HAL172- selama 3 x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi karakteristik, durasi, skala, frekuensi
D.0077) nyeri hilang dengan kriteria kualitas, intensitas nyeri.
hasil:
1. Skala nyeri 0 Terapeutik:
2. Tanda-tanda vital 2. Ukur tanda-tanda vital.
dalam batas normal. 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.

Edukasi:
4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
5. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.

Kolaborasi:
6. Kolaborasi pemberian analgetik.
14

Intoleransi aktivitas (SLKI-HAL 149-L.05047) (SIKI-HAL 176-I.05178)


berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan tindakan Observasi:
supai dan kebutuhan keperawatan selama 2 x 24 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
oksigen jam diharapkan aktivitas klien mengakibatkan kelelahan.
(PPNI-SDKI-HAL128- baik dengan kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan fisik.
D.0056) 1. Saturasi oksigen 3. Monitor pola dan jam tidur.
meningkat.
2. Kemudahan dalam Terapeutik:
melakukan aktivitas 4. Sedikan lingkungan nyaman dan rendah stimulus.
sehari-hari. 5. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif.
3. Tekanan darah
membaik Edukasi:
6. Anjurkan tirah baring.
7. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.

Kolaborasi:
8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
15

Pola nafas tidak efektif (SLKI-HAL 95-L.01004) (SIKI-HAL 247-I.01014)


berhubungan dengan
deformitas dinding dada Setelah dilakukan tindakan Observasi:
(PPNI-SDKI-HAL 26- keperawatan selama 2 x 24 1. Monitor jalan nafas.
D.0005) jam diharapkan pola nafas 2. Monitor bunyi nafas tambahan.
membaik dengan kriteria hasil: 3. Monitor sputum.
1. Tekanan ekpirasi dan
inspirasi meningkat. Terapeutik:
2. Frekuensi nafas membaik. 4. Posisikan semi fowler dan fowler.
3. Kedalam nafas membaik. 5. Berikan minum hangat.
6. Lakukan pengisapan lender kurang dari 15 detik.

Edukasi:
7. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari.
8. Anjurkan teknik batuk efektif

Kolaborasi:
9. Kolaborasi pemberian bronkodilator.
16

4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan lanjutan dari tindakan perencanaan


(intervensi) untuk mencapai tujuan spesifik. Implementasi merupakan
tahap yang dimulai setelah intervensi keperawatan disusun dan ditunjukkan
pada nursing orders untuk membantu mengoptimalkan tujuan yang
diharapkan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap dimana oroses keperawatan menyangkut


pengumpulan data objektif dan subjektif yang dapat menunjukkan masalah
apa yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan
dan dinilai apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, sebagian
tercapai atau timbul masalah baru, format SOAP yaitu:

a. S (subjektif) : data berdasarkan keluhan yang disampaikan klien


setelah dilakukan tindakan
b. O (objektif) : data berdasarkan hasil pengukuran/ observasi langsung
kepada pasien setelah dilkukan tindakan
c. A (analysis) : kesimpilam dari data subjektif dan objektif (biasanya
ditulis dalam bentuk masalah keperawatan)
d. P (planning) : perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,
dihentikan, atau dimodifikasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Data Diri Klien


1. Biodata
Nama : Ny. R
Umur : 53 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Mandar/Indonesia
Pendidikan : S1
Alamat : Jl.Bambabusa,Nalu
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : PNS
Tanggal masuk RS : 11-01-2022
Jam Masuk : 12:45
Tanggal Pengkajian : 11-01-2022
Ruangan : Melati
No.Reg/MR : 080550
Dx.Medis : CAD

2. Identitas Penanggung
Nama : Tn. M
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis /Indonesia
Pendidikan :S1

16
18

Alamat : Jl.Bambabusa,Nalu
Hub.Dengan Klien : Suami

B. Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
1. Alasan Masuk RS
Klien mengatakan pada tanggal 11-01- 2022 pukul 12 : 45 dengan
keluhan pusing, mual dan muntah akhirnya keluarga klien membawa
klien ke rs untuk mendapatkan perawatan intensif.
2. Keluhan utama : pusing
3. Riwayat keluhan utama
 Faktor Predisposisi :
 Timbulnya keluhan : Klien mengatakan pusing bila berubah posisi
 Lamanya keluhan : Klien mengatakan pusingnya sudah di rasakan
sejak
pagi hari
 Upaya mengatasi : Klien mengatakan langsung di bawa ke RS
 Keluhan saat dikaji :
- Klien mengatakan pusing seperti berputar-putar
- Kien mengatakan nyeri pada kepala
P : klien mengatakan penyebabnya karena tekanan darah naik
dan terasa nyeri ketika bergerak
Q : klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk
R : klien mengatakan nyeri dibagian kepala
S : skala nyeri 6 / sedang (4-6)
T : klien mengatakan nyeri hilang timbul 2 menit
19

b) Riwayat Penyakit Masa Lalu


a) Penyakit pada masa anak – anak dan penyakit i yang pernah dialami :
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi
b) Imunisasi : -
c) Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
d) Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit : belum pernah menjalani
operasi
e) Alergi (makanan,obat – obatan,zat/substansi,texil) : tidak ada

c) Riwayat Penyakit Keluarga


 Identitas berbagai penyakit keturunan yang umumnya menyerang : -
 Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit
jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, Kanker dan
gangguan emosional : -
 Genogram dan keterangan
20

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien
X : Meninggal

C. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan telah mengetahui penyakit yang sedang dialaminya
21

2. Pola Nutris/Metabolic

Makanan/Minuman Sebelum sakit Sesudah sakit


Makanan
-Jenis Nasi, Ikan,Sayur Bubur,Ikan, Sayur
-Frekuensi 3 x sehari 1 x sehari
-Nafsu Makan Baik Kurang baik

Minuman
-Jenis Air putih Air putih

Frekuensi 6 gelas perhari 4 gelas perhari

3. Pola eliminasi

BAB/ BAK Sebelum sakit Sesudah sakit


BAB
-frekuensi 1-2 x/ hari 1-2 x/ hari
-waktu Pagi, malam Pagi, malam
-konsistensi lunak lunak
BAK
-frekuensi 2-3 x/ hari 4-6 x/ hari
-warna kuning Kuning
22

4. Pola aktivitas dan istirahat

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/ minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas ditempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi/ ROM 

Keterangan:
0: mandiri
1: alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
Oksigenasi : klien mengatakan tidak sesak saat beraktivitas, tetapi merasa
pusing bila merubah posisi
5. Pola tidur dan istirahat

Tidur dan istirahat Sebelum sakit Sesudah sakit


Waktu tidur
23

- Malam 22.00 Tidak menentu


- siang 14.00
Kesulitan dalam Tidak ada Sulit tidur malam
tidur karena sering
buang air kecil

6. Pola perseptual
a) Penglihatan : fungsi penglihtan baik
b) Pendengaran : fungsi pendengaran baik
c) Pengecap : fungsi pengecapan baik
d) Sensasi : fungsi sensasi baik

7. Pola persepsi diri


a. Pandangan klien tentang sakitnya
Klien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya dan klien
menganggap penyakitnya ini adalah ujian dari allah SWT
b. Kecemasan : Klien tidak merasa cemas
c. Konsep diri : klien mengatakan akan sembuh dengan berobat dirumah
sakit

8. Pola seksualitas dan reproduksi


a. Fertilitas : tidak dilakukan pengkajian
b. Libido : tidak dilakukan pengkajian
c. Menstruasi : klien mengatakan sudah menopause
d. Kontrasespsi : tidak dilakukan pengkajian

9. Pola peran hubungan


24

Klien mengatakan memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan


keluarga dan orang-orang disekitar tempat tinggalnya, kemampuan
keuangan baik karena klien seorang PNS

10. Sistem nilai dan keyakinan


Klien sangat yakin dengan agama yang dianutnya saat ini dan klien selalu
melaksanakan sholat lima waktu

D. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian keadaan umum
a. Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS E4 V5 M6
b. Keadaan sakit : Tampak pucat dan tampak meringis
c. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 160/100 mmHg
 Denyut nadi : 82 x/ menit
 Suhu badan : 36 C
 Pernapasan : 20 x/ menit

2. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, warna rambut dan beruban, penyebaran
rambut merata, kulit kepala bersih, tidak ada luka/ lesi
Palpasi : tidak teraba adanya massa dan pembengkakan, tidak ada neri
tekan

3. Mata
Inspeksi : mata lengkap,konungtiva tidak anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata merata
25

4. Telinga
Inspeksi : daun telinga lengkap, lubang telinga bersih/ tidak ada serumen,
keadaan membrane tympani baik, fungsi pendengaran baik

5. Hidung
Inspeksi : tidak ada benjolan, lubang hidung bersih, tidak ada sumbatan,
fungsi penciuman baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan lesi

6. Mulut dan tonsil


Inspeksi :mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, keadaan mulut bersih,
tidak ada peradangan pada gusi, tidak ada kerang gigi, lidah
bersih, fungsi pengecapan baik

7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
Palpasi :tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid tidak ada nyeri tekan

8. Dada dan paru-paru


Inspeksi: bentuk dada simetris tidak menggunakan otot bantu
pernapasan,pengembangan dada baik,tidak sesak frekuensi nafas
20 x permenit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak teraba benjolan
Perkusi : terdengar bunyi sonor pada dada kanan dan kiri
Auskultasi :tidak ada bunyi tambahan
9. Jantung
Inspeksi : lapang dada simetris tidak ada pembesaran jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tida teraba pembesaran jantung
Perkusi : apeks cordis teraba ICS 5 midclavikula kiri
26

Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni regular terdengar agak melemah

10. Payudara dan ketiak


tidak di lakukan pemeriksaan

11. Abdomen
Inspeksi : tidak ada pembesaran pada abdomen,simetris
Palpasi :tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : tidak kembung,terdapat bunyi timpani
Auskultasi:bising usus normal
12. Ekstremitas

Inspeksi : tidak ada odem,tidak ada lesi dan tidak ada patah tulang

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada persendian,mampu menahan dorongan


kuat/kekuatan penuh(5)

5 5

5 5

E. Pemeriksaan Diagnostik

Jenis Hasil Nilai Rujuk Satuan


Pemeriksaan
Lemak
LDL 148 100 Mg/dl
CHOLESTROL 297 < 250 Mg/dl
27

TRIGLISERIDA
Faal Ginjal 26 10 – 50 Mg/dl
UREUM D,9 LK, 06 – 1,2, PR. 0,4 Mg/dl
CREATININ 6,3 – 10 Mg/dl
ASAM URAT LK, 3,4 – 7,0 PR.2,4
Faal Hati 41 – 6 -0 U/I

SGOT 59 U/I

SGPT LK, 14 – 20, PR. 7 –


35

F. Daftar Pengobatan

No Nama Obat Dosis Indikasi


1. IVFD RL 20 Mencegah kekurangan cairan pada tubuh
TPM
2. vastigo 6 mg Untuk terapi vertigo perifer
3x1
3. Aspilet tablet 80 mg Meredakan demam, nyeri otot, nyeri sendi
1x1 (meredakan peradangan pada sendi)
4. CPG tablet 75 mg Mengencerkan darah dan mencengah
1x1 pembekuaan darah
Amlodipin 10 mg Menurunkan tekanan darah pada kondisi
5. tablet 1x1 hipertensi
6. Candesartan 16 mg Menurunkan tekanan darah pada hipertensi
1x1 dan pengobatan gagal jantung
28
29

G. Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif


1. Klien mengatakan nyeri pada kepala 1.Ku lemah
P : Klien mengatakan penyebabnya tekanan darah naik dan terasa nyeri ketika 2.Kesadaran compass mentis
bergerak. 3.Wajah klien nampak pucat
4.Tangan sebelah kiri
Q: Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk – tusuk terpasang infus cairan RL
5.Tanda-tanda vital
R: Klien mengatakan nyerinya dibagian kepala TD : 160/100 mmHg
ND: 82 x/menit
S:Skala nyeri 6 / sedang (4-6) SB:36 C
RR: 20 x/menit
T: Klien mengatakan nyerinya hilang timbul 2 menit
6.Klien Nampak meringis

2. Klien mwngatakan merasa pusing sejak pagi hari


3. Klien mengatakan merasa pusing pada saat merubah posisi
4. Klien mengatakan ada riwayat hipertensi
30

H. Analisis Data

Data (s) Penyebab (e) Masalah (p)


DS. Perubahan afterload Penurunan curah
1. Klien mengatakan merasa pusing sejak pagi hari jantung
2. Klien mengatakan merasa pusing pada saat merubah posisi
3. Klien mengatakan ada riwayat hipertensi

DO
1. Ku lemah
2. Kesadaran compass mentis
3. Wajah klien nampak pucat dan lemah
4. Tangan sebelah kiri terpasang infus cairan RL
5. Tanda-tanda vital :
TD : 160/100 mmHg
ND: 82 x/menit
SB:36 C
RR: 20 x/menit
31

DS Agen pancedera Nyeri akut


P:Klien mengatakan penyebabnya tekanan darah naik dan terasa nyeri ketika bergerak fisiologis
Q: Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk – tusuk
R: Klien mengatakan nyerinya dibagian kepala
S:Skala nyeri 6 (4 – 6 ) sedang
T: Klien mengatakan nyerinya hilang timbul 2 menit

DO
1. Ku lemah
2. Kesadaran compass mentis
3. Wajah klien nampak pucat
4. Tangan sebelah kiri terpasang infus cairan RL
5. Klien Nampak meringis
6. Tanda-tanda vital :
TD : 160/100 mmHg
ND: 82 x/menit
SB:36 C
RR: 20 x/menit
32

I. Diagnosa Keperawatan

Hari/tanggal No Diagnosa keperawatan Paraf


Senin, 11 Januari 1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan
2022 perubahan afterload
PPNI-SDKI-HAL34 D.0008
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis
PPNI-SDKI-HAL 172 D.0077
33

J. Intervensi Keperawatan

Dagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil Keperawatan
Dx.1 (SLKI-HAL 20- (SIKI-HAL 317-I02075) 1. Mengetahui tingkat kesadaran umum pasien
L.02008) 2. Mengetahui TTV pasien dalam batas normal
Penurunan 1. Pantau keadaan umum pasien atau tidak
curah jantung Setelah dilakukan 3. Membantu memberikan kesempatan otot untuk
b/d perubahan tindakan keperawatan 2. Monitor TTV relaksasi seoptimal mungkin
afterload selama 2 x 24 jam 4. Memenuhi kebutuhan gizi pasien dan
(PPNI-SDKI- diharapkan curah 3. Atur posisi yang nyaman mengurangi resiko penyumbatan pembuluh
HAL34 jantung baik dengan darah
D.0008) kriteria hasil : 4. Anjurkan diet jantung yang sesua
5. Menurunkan tekanan darah dan pengobatan
1. Gambaran EKG gagal jantung
5. Berikan therapy obat
aritmia menurun.
2. Hepatomegali
menurun.
3. Tekanan darah
membaik.
34

(SLKI-HAL 145- (SIKI-HAL 201-I.08238)


Dx.2 L.08066) 1. Mengetahui ttv pasien dalam batas normal
1. Monitor tanda-tanda vital. 2. Mengetahui berapa skala nyeri
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 2. Kaji skala nyeri 3. Mengetahui apa faktor yang memperberat nyeri
agen tindakan selama 3 x 24 3. Identifikasi faktor yang 4. Memberikan rasa nyaman pada pasien
pencedera jam diharapkan nyeri memperberat dan memperingan 5. Teknik relaksasi dapat meredakan nyeri
fisiiologis hilang dengan kriteria nyeri 6. Untuk mengurangi rasa nyeri
(PPNI-SDKI- hasil: 4. Atur posisi yang nyaman
HAL 172 1. Skala nyeri 0 5. Ajarkan teknik relaksasi napas
D.0077) 2. Tanda-tanda vital dalam
dalam batas normal. 6. Kolaborasi pemberian analgetik
35

K. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf


No SOAP
1 Selasa, 14.30 1. Memantau keadaan umum dengan hasil Jam 20.40
11 keadaan klien lemah.
Januari S : klien mengatakan masih merasa pusing
2022 14.35 2. Memonitor tanda-tanda vital degan hasil :
TD : 160/100 mmHg O:
ND : 82 x/ menit 1. Ku lemah
SB : 36 C 2. Kesadaran compass mentis
RR : 20 x/ menit 3. Wajah klien nampak pucat dan lemah
4. Tanda-tanda vital :
3. Mengatur posisi yang nyaman pada pasien TD : 160/100
dengan hasil pasien nyaman dengan posisi ND: 82 x/menit
fowler/ semi-fowler. SB:36 C

15.00 RR: 20 x/menit


4. Menganjurkan diet jantung yang sesuai
36

dengan hasil batasi penggunaan garam karena


ada hipertensi, batasi bahan makanan yang A: Penurunan curah hujan b.d perubahan
berlemak, makanan yang mudah dicerna, afterload belum teratasi
tidak menggunakan cabe dan bumbu yang
meransang. P:
Intervensi dilanjutkan
16.00
5. Memberikan therapy obat 1. Pantau keadaan umum pasien
1) amlodipine tablet 2. Monitor tanda-tanda vital
2) candesartan 3. Atur posisi yang nyaman
4. Anjurkan diet jantung yang sesua
5. Berikan therapy obat
2 Selasa, 14.35 1. Memantau tanda-tanda vital dengan hasil : S : klien mengatakan masih merasa nyeri
11 TD : 160/100 mmHg dibagian kepala
Januari ND: 71 x/menit
2022 SB:36 C O:
RR: 20 x/menit 1. Klien Nampak meringis
2. Tanda-tanda vital :
14.40
2. MengKaji skala nyeri dengan hasil skala TD : 160/100 mmHg
nyeri 4 (4-6) sedang. ND: 82 x/menit
SB:36 C
37

14.45 3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat RR: 20 x/menit


dan memperingan nyeri dengan hasil klien
mengatakan yang memperberat nyeri ketika A:
sering bergerak dan memperingan ketika Nyeri akut b.d agen pencedera fisik belum
tidak banyak bergerak. teratasi

15.00
4. Mengatur posisi yang nyaman dengn hasil P :
klien mengatakan merasa nyaman ketika tidur Intervensi dilanjutkan
terlentang. 1. Monitor taanda-tanda vital
15.1
2. Kaji skala nyeri.
0
5. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
dengan hasi nyeri pasien sedikit berkurang. memperingan nyeri.
4. Atur posisi yang nyaman.
17.00
6. Kolaborasi pemberian obat dengan hasil 5. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
memberikan obat aspilet tablet, nyeri pasien 6. Kolaborasi pemberian obat.
berkurang
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan
kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti
pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan,
diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama
kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis
koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan
dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena
sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri.
Penyebab tersering adalah terjadinya CAD yaitu :
6. Penyempitan lumen progresifakibatpembesaranplak
7. Perdarahanpadaplak atheroma
8. Pembentukan thrombus yang diawaliagregrasitrombosit
9. Embolisasi thrombus/ fragmenplak
10. Spasmearteriskoronaria.
Manifestasi klinisnya yaitu :
 Nyeri
 Mual muntah
 Diaporesis
 Demam
 Perubahan pola EKG
 Perubahanenzimjantung,isoenzimdan troponin T

36
39

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan. Kami berharap para pembaca memberikan saran dan kritik kepada
penulis untuk memperbaiki makalah selanjutnya, semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Huether, M. (2005). Laporan Pendahuluan CAD (Coronary Artery Disease). Yogyakarta:


Eka Fajarsari.
Kan, Y. W. (2016). Makalah Penyakit Jantung Koroner. Surakarta: ilmu lengkap.
Long. (2012). Laporan Pendahuluan CAD (Coronary Arteri Disease). Yogyakarta: Eka
Fajarsari.
Naettina. (2005). Laporan Pendahuluan CAD (Coronary Artery Disease). Yogyakarta: Eka
Fajarsari.
Shivaramakrishna. (2010). Makalah Penyakit Jantung Koroner. Surakarta: ilmu lengkap.

LAPORAN PENDAHULUAN RESPIRATORY DISTRESS of the NEWBORN (RDN) ~


Share Artikel (langganunu.blogspot.com)

LP Cad | PDF (scribd.com)

38

Anda mungkin juga menyukai