2 September
ABSTRAK
Menstruasi merupakan salah satu tanda remaja putri mengalami pubertas.
Menstruasi
seringkali menimbulkan nyeri pada remaja putri, terutama dibagian perut yang menjalar
hingga ke paha, rasa nyeri ini disebut dismenore. Hal tersebut dapat membuat konsentrasi
belajar remaja putri berkurang sehingga dismenore perlu diatasi. Cara mengatasi
dismenore ada 2 yaitu secara farmakologis (menggunakan obat-obatan) dan secara non
farmakologis, salah satunya kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas kompres hangat terhadap dismenore pada remaja putri. Desain penelitian ini
berupa Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test- Post test
Design. Sampel remaja putri kelas VII dan VIII yang mengalami dismenore sebanyak 47
siswi pada bulan Juli - Agustus tahun 2017. Teknik sampling penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan thermometer air, lembar
observasi skala nyeri dismenore Numerik Rating Scale (NRS) dan lembar informed
consent. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa sebelum dilakukannya
intervensi (pemberian kompres hangat) tingkat dismenore (nyeri haid) sebagian
dikategorikan nyeri sedang yaitu 23 orang (48.9%), sebagian kecil dikategorikan nyeri
ringan 14 orang (29,8%), dan nyeri berat 10 orang (21,3%), serta tidak satupun yang
dikategorikan tidak nyeri & nyeri sangat berat. Setelah dilakukan terapi kompres hangat,
sebagian besar yang mengalami nyeri ringan yaitu 33 orang (70.2%), sebagian kecil
dikategorikan nyeri sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit dikategorikan tidak
nyeri
1 orang (2,1%). Setelah di Uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil penelitian ini
menunjukkan
P-value = 0,000 dimana P-value < 0,05, sehingga Ho ditolak, artinya terdapat
efektivitas
pemberian kompres hangat penurunan nyeri haid (dismenore) pada remaja usia 13-
15
Kota Bandung.
Kata Kunci: Dismenore, Efektivitas kompres hangat, Remaja
putri
ABSTRACT
Menstruation is one of the signs of adolescent girls experiencing puberty. Menstruation
often causes pain in young women, especially in the abdomen that spreads to the thighs,
this pain is called dysmenorrhea. This can make the concentration of learning teenage
daughter is reduced so that dysmenorrhea needs to be overcome. How to
overcome
dysmenorrhea there are 2 that is pharmacologically (using drugs) and non
pharmacologically, one of them warm compress. This study aims to determine the
the results of the frequency distribution it is known that prior to the intervention (warm
compress) the dysmenorrhea rate was partially categorized as moderate pain, ie
23 people (48.9%), a minority was categorized as mild pain 14 people (29.8%), and
severe pain 10 people (21.3%), and none of which are categorized as not painful and very
severe pain. After a warm compress therapy, most of those with mild pain were 33
(70.2%), some were moderately painful 13 people (27.7%), and very few were
categorized as painless 1 person (2.1%). After the Wilcoxon Signed Ranks Test the
results of this study show P- value = 0,000 where P-value <0.05, so Ho is rejected,
meaning there is effectiveness of warm compresses decrease menstrual pain
(dysmenorrhea) in adolescents aged 13-15 years.
Keywords: Effectiveness warm compress,
dysmenorrhea
Menurut Kozier dan Gleniora (2009) nyeri haid. Penanganan yang biasa
bahwa : “Pemberian kompres hangat yang dilakukan oleh siswi ketika nyeri haid yaitu
memakai prinsip penghantaran panas 5 siswi mengkompres dengan air hangat, 2
melalui cara konduksi yaitu dengan siswi menggunakan aroma terapi, dan 3
menempelkan handuk hangat pada daerah siswi lainnya hanya menggusap bagian yang
yang nyeri akan melancarkan sirkulasi nyeri saat haid, saat diwawancarai 2 dari 10
darah dan menurunkan ketegangan otot orang terkadang meminum obat pereda
sehingga menurunkan nyeri pada wanita nyeri apabila nyeri terus dirasakan dan
dengan dismenore primer, karena wanita mengganggu aktivitas.
nyeri haid mengalami kontraksi uterus dan Berdasarkan fenomena diatas peneliti
kontraksi otot polos. Panas dapat tertarik untuk melakukan penelitian tentang
menyebabkan pelebaran pembuluh darah efektivitas terapi kompres hangat pada
yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi penurunan nyeri haid (nyeri haid) pada
darah. Secara fisiologis respon tubuh remaja putri usia 13-15 tahun di SMPN 31
terhadap panas yaitu menyebabkan Bandung.
pelebaran pembuluh darah, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan KAJIAN LITERATUR
otot, meningkatkan metabolisme jaringan Menurut Proverawati dan Misaroh (2009)
dan meningkatkan permeabilitas kapiler. menstruasi adalah pengeluaran darah,
mukus, dan pelepasan endometrium secara
Respon dari panas inilah yang digunakan
periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14
untuk keperluan terapi pada berbagai
hari setelah ovulasi. Siklus mentruasi wanita
kondisi dan keadaan yang terjadi dalam biasanya 21-35 hari, lamanya menstruasi 3-
tubuh. Panas menyebabkan pelebaran 5 hari dan adapula yang 7-8 hari. Mulainya
pembuluh darah dalam waktu 20-30 menit, haid pertama (menarche) ditandai dengan
melakukan kompres lebih dari 30 menit adanya pendarahan akibat endometrium
akan mengakibatkan kongesti jaringan dan yang mengalami nekrosis.
klien akan beresiko mengalami luka bakar Siklus Haid terdiri dari tiga fase a).
karena pembuluh darah yang berkontriksi Fase
tidak mampu membuang panas secara haid merupakan fase yang ditandai dengan
adekuat melalui sirkulasi darah”. adanya pengeluaran darah dan sisa
Menurut Dewi (2014) teknik kompres endometrium dari vagina. Adanya
hangat dilakukan dengan cara pemberian penurunan kadar progesterone dan estrogen
botol berisi air dengan dengan suhu 40- di lapisan dalam uterus sehingga
46°C yang sebelumnya diukur dengan menyebabkan vasokontriksi pada
menggunakan termometer air yang disimpan endometrium. Penurunan O2 yang terjadi
pada daerah pada bagian perut bawah yang menyebabkan kematian endometrium dan
dilakukan pada remaja yang sedang nyeri kerusakan pembuluh darah sehingga lapisan
haid selama 20 menit dengan selang 10
dalam uterus terlepas selama haid.
menit pergantian air panas untuk
Prostaglandin yang diproduksi merangsang
mempertahankan suhunya.
kontraksi ritmik ringan myometrium uterus.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
Kontraksi ini akan membantu pengeluaran
dilakukan dengan cara wawancara langsung
darah dan sisa endometrium dari rongga
kepada 10 siswi didapatkan hasil bahwa
uterus keluar melalui vagina sebagai darah
sebagian besar siswi mengalami nyeri
haid. Kontraksi yang terlalu kuat akibat
dengan skala nyeri ringan yaitu sebanyak
2 siswi, dengan skala nyeri sedang kelebihan prostaglandin mengakibatkan
sebanyak 6 siswi, dan dengan skala nyeri kram haid (dysmenorrhea). Haid
berat terkontrol sebanyak 1 siswi, dan nyeri berlangsung selama 5 – 7 hari dengan mulai
berat tak tertahankan sebanyak 1 siswi terbentuknya folikel-folikel baru di ovarium
hingga pernah tidak masuk sekolah karena dibawah pengaruh hormon gonadotropik
yang kadarnya meningkat. b).
Fase
Table 1.2 dapat diketahui bahwa sebelum sedangkan skala nyeri sesudah dilakukan
dilakukannya intervensi (pemberian kompres hangat yaitu 0,02 sehingga nilai
kompres hangat) tingkat dysmenorrhea signifikan (p-value) < 0,05. Dengan
(nyeri haid) sebagian dikategorikan nyeri demikian data tersebut berdistribusi tidak
sedang yaitu 23 orang (48.9%), sebagian normal dan termasuk data non-parametrik.
kecil dikategorikan nyeri ringan 14 orang Setelah di uji normalitas maka uji statistik
(29,8%), dan nyeri berat 10 orang (21,3%). penelitian ini menggunkan Uji Wilcoxon.
Berikut hasil Uji Wilcoxon dalam penelitian
ini :
Hasil Uji Statistik menunjukkan nilai
Wilcoxon Signed Ranks sebesar -6,071 pada
(Mean Rank) 24 dan taraf signifikan 0,000.
Tabel 1.3 Kategori Skala Nyeri Haid Untuk menentukan hipotesis ditolak atau
Responden Berdasarkan Observasi diterima maka besar taraf signifikan (p)
Sesudah diberikan Terapi Kompres dibandingkan dengan taraf kesalahan 0,05
Hangat (5%).. Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05),
Skala nyeri f % sehingga Ho ditolak yang berarti dapat
Tidak nyeri 1 2.13 disimpulkan adanya efektivitas terapi
Nyeri ringan 33 70.21 kompres hangat terhadap nyeri haid pada
Nyeri sedang 13 27.66 Remaja Siswi Usia 13-15 tahun.
Nyeri berat terkontrol 0 0.00
Nyeri berat tak terkontrol 0 0.00 Berdasarkan hasil penelitian jumlah remaja
Total 47 100.00 putri terbanyak yang mengalami
dysmenorhe adalah 21 orang (44,7%) yang
Berdasarkan tabel 1.3 dapat diketahui berusia 14 tahun, sedangkan yang berusia
bahwa setelah dilakukannya intervensi 13 tahun 17 orang (36,2%) hal ini
(pemberian kompres hangat selama 10 menunjukkan bahwa dysmenorrhea
menit dengan suhu air 40-45°C) tingkat dikaitkan produksi hormo
dysmenorrhea (nyeri haid) sebagian besar progesteron
dengan yang meningkat sehingg
n
dikategorikan nyeri ringan yaitu 33 orang bertambahnya usia, pembentukan hormon
(70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri semakin sempurna bersamaan dengan
sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit berkembangnya alat reproduksi (Sherwood,
dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%). 2011). Sedangkan yang berusia 15 tahun
sebanyak 9 orang (19,1%) lebih sedikit
dibandingkan yang berusia 14 tahun
Table 1.4 hasil uji normalitas data
penelitian dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan
tergantung pada banyak faktor psikososial,
derajat kualitas nyeri yang dirasa ditentukan
oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa
baik pengalaman tersebut diingat. Persepsi
nyeri juga tergantung pada pemahaman
tentang penyebab rasa nyeri dan
kemampuan untuk memikul konsekuensinya
sehingga rasa nyeri yang pernah dirasakan
sebelumya akan terasa menjadi lebih ringan,
Hasil Uji normalitas menunjukkan bahwa hal ini dapat mempengaruhi dalam hal
nilai signifikan skala nyeri sebelum penentuan skala nyeri pada responden
dilakukan kompres hangat yaitu 0,05 (Indrayani, 2013).
Analisis perbedaan sebelum dan sesudah mengalami kontraksi uterus dan kontraksi
pemberian kompres hangat pada remaja otot polos (Kozier & Gleniora, 2006).
putri usia 13-15 tahun yang sedang Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan
mengalami nyeri haid di SMPN 31 Kota oleh Lembaga Masyarakat Penelitian Medis
Bandung dengan tujuan untuk melihat Naturopati dan Ilmu Yoga di Bangalore,
efektivitas dalam menurunkan tingkat nyeri India metode yang digunakan yaitu sebelum
haid dengan melakukan prosedur kompres memulai tindakan peserta diminta untuk
hangat menggunakan botol yang di letakkan meminum 1-2 gelas air dingin kemudian
bagian nyeri saat haid selama 10 menit diminta untuk berendam dalam bak mandi
dengan suhu air yang digunakan 40-45 dengan posisi duduk hanya perut dan pelvis
menit. yang terbenam dalam air yang bersuhu 40-
Dari hasil penelitian didapatkan data 45°C selama 10 menit serta menggunakan
sebelum dilakukan kompres hangat tingkat kompres dingin diatas kepalanya sehingga
nyeri dysmenorhea sebagian dikategorikan membutuhkan banyak persiapan terutama
nyeri sedang yaitu 23 orang (48.9%), dalam hal instrument penelitian ( Latthe, P.
sebagian kecil dikategorikan nyeri ringan 14 2006).
orang (29,8%), dan nyeri berat 10 orang Berbeda halnya dengan penelitian yang
(21,3%) dan setelah dilakukan kompres dilakukan oleh Dewi (2014) dimana teknik
hangat tingkat dysmenorrhea sebagian besar prosedurnya sama dengan peneliti namun
dikategorikan nyeri ringan yaitu 33 orang menggunakan lama waktu intervensi yang
(70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri berbeda. Peneliti melakukan intervensi
sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit kompres hangat hanya 10 menit,
dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan Dewi (2014) menggunakan waktu 20 menit
melakukan kompres air hangat selama 10 dengan selang 10 menit pergantian air
menit dengan suhu 40 -45°C mampu panas untuk mempertahankan suhunya. Hal
mengurangi satu tingkat skala nyeri pada ini menunjukkan bahwa kompres hangat
haid. dapat menurunkan tingkat nyeri haid.
Berdasarkan hasil uji statistik Hal ini menunjukkan bahwa dengan
Wilcoxon signed ranks bahwa terapi penelitian yang berbeda namun hasilnya
kompres hangat sangat efektif terhadap sama yaitu terdapat efektivitas, penelitian
nyeri haid pada remaja siswi. Hasil yang dilakukan oleh peneliti lebih efektif
penelitian ini sama dengan penelitian dan mudah untuk dilakukan serta tidak
yang dilakukan oleh Lembaga terlalu membutuhkan waktu yang lama,
Masyarakat Penelitian Medis Naturopati hanya 10 menit dan menggunakan
dan Ilmu Yoga di Bangalore, India intsrumen penelitian yang sederhana. Dari
( Latthe, P. 2006) yang menunjukkan hasil penelitian penurunan skala nyeri rata-
adanya efektivitas penurunan skala nyeri rata hanya berkurang 1 tahap, seperti dari
haid, meskipun teknik prosedur nyeri sedang ke nyeri ringan, atau nyeri
penelitiannya berbeda. Dalam penelitian ini berat ke nyeri sedang. Berkurangnya nyeri
menggunakan prinsip kerja kompres hangat haid setelah diberikan tindakan kompres
yaitu dengan menggunakan botol berisi air hangat dikarenakan adanya pelebaran
dengan suhu 40-45°C selama 10 menit dan pembuluh darah saat pemberian kompres
dibalut dengan kain, dimana terjadi hangat dalam waktu 20-30 menit sehingga
perpindahan panas (konduksi) dari botol menimbulkan rangsangan impuls yang
panas ke dalam perut yang akan memblokade persepsi nyeri agar tidak
melancarkan sirkulasi darah dan sampai ke hipotalamus (Kozier dan
menurunkan ketegangan otot sehingga akan Gleniora, 2006). Dalam teori gate-control
menurunkan nyeri pada wanita dikatakan bahwa stimulus kutaneus
dysmenorrhea primer, karena pada mengaktifkan serabut saraf sensori A-beta
wanita yang dysmenorrhea ini
lebih besar dan lebih cepat sehingga perilaku klinis, jilid 2. Tangerang:
menurunkan tranmisi nyeri ke serabut saraf Bina Rupa Asara Publisher.
C (Sherwood, 2011).
Hasil uji statistik menunjukkan nilai Uji
Kozier, B & Gleniora.
Wilcoxon signed ranks pada df 47 dan taraf
signifikan 0,000 sehingga dapat
(2009). Buku Ajar Praktik
disimpulkan bahwa kompres hangat selama Keperawatan Klinis. Jakarta :
10 menit dengan suhu air 40-45°C efektif ECG
untuk menurunkan tingkat nyeri haid pada
remaja usia 13-15 tahun di SMPN 31 Kota Kurniawati, D., & Kusumawati,
Bandung. Y. (2011). Pengaruh Dismenore
Terhadap Aktivitas Pada Siswi
PENUTUP SMK. Jurnal Kesehatan
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa Masyarakat, 6(2).
terdapat perbedaan penurunan nyeri haid
pre dan post pada remaja putri SMPN 31 Kusmiran, E. (2012).
Bandung yang mengalami dysmenorrhea
Kesehatan Reproduksi Remaja
dengan kompres hangat selama 10 menit
dengan suhu air 45°C. Sehingga terapi Dan Wanita, Jakarta : Salemba
kompres hangat dapat menjadi salah satu Medika
cara yang efektif dan mudah dilakukan
mengurangi nyeri haid. Latthe, P. Latthe, M. Say, L.
Gülmezoglu, M. Khan, S.
REFERENSI (2006). WHO systematic review
Ardayani, T. (2012). Buku Kesehatan of prevalence of chronic pelvic
pain: a neglected reproductive
Reproduksi untuk Kebidanan, health morbidity. BMC Public
Keperawatan dan Tenaga Health.
Kesehatan. Bandung : CV.
Cakra Marmi. (2013). Kesehatan
Reproduksi.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Dewi, I. G. A. P & Dewi, N. L. P. K.
(2014). Manfaat Pemberian Maulana, M. (2009). Seluk Beluk
Kompres Hangat Dalam Reproduksi dan Kehamilan.
Mengurangi Rasa Nyeri Yogyakarta : Gara Ilmu.
Dismenore Primer Pada
Remaja. Karya Tulis Ilmiah. Nasir L dan Bope ET. (2004).
Sekolah Tinggi Ilm Management of pelvic pain
Kesehatan Balin Prograu from dysmenorrhea or
Studi D3 Kebidanan Denpasar.
m endometriosis. J Am Board
Fam Pract.
Indrayani, D. (2013). Asuhan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Ningsih, R., Setyowati, S., &
Trans Info Media Rahmah, H. (2011).
Efektivitas Paket Pereda
Kaplan & Sadock. (2010). Sinopsis Nyeri Pada Remaja Dengan
psikiatri ilmu pengetahuan Dismenore. Jurnal
Keperawatan Indonesia,