Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

(PKL)

PEMBENIHAN IKAN KOI (Cyprinus robrofuscus)

DI INSTALASI PERIKANAN BUDIDAYA

PANDAAN-PASURUAN

Disusun Oleh :

ROSA RISTYNA

NIS :
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

(PKL)

PEMBENIHAN IKAN KOI (Cyprinus robrofuscus)

DI INSTALASI PERIKANAN BUDIDAYA

PANDAAN-PASURUAN

Pandaan, 2022

Pembimbing Lapangan
Pembimbing Sekolah

MAYA KUSRIRIN
BAHARUDIN ALIRAHMA, S.Pi

ii
NIP:
NIP:

Mengesahkan,

Kepala SMK NEGERI 5


JEMBER

Dra. Hj.
KUMUDAWATI, M. Pd.

NIP : 1963915 198903


2 004

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja

iii
Lapangan (PKL) yang berjudul “Teknik pembenihan ikan koi
(Cyprinus robrofuscus) di instalasi perikanan budidaya (IPB)
pandaan, Kabupaten Pasuruan,Provinsi Jawa Timur

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima


kasih kepada:

1. Bapak Muhamad Saleh S.Pi M.M selaku ketua jurusan


teknologi perikanan
2. Bapak Barahudin Alirahma S.Pi selaku pembimbing
sekolah
3. Bapak Amir Mahmud A.MD selaku ketua instalasi
perikanan budidaya (IPB) pandaan yang telah
membantu dan memberikan pemahaman dalam
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
4. Ibu Maya Kusririn S.S selaku pembimbing lapangan
instalasi budidaya perikanan (IPB) pandaan yang telah
membimbing dan mengarahkan tentang proses teknik
pembenihan ikan koi
5. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan
semangat, serta semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penulis Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL)

iv
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
1 BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................2
2.1 Sejarah Instansi.......................................................................................2
2.1.1 Sejarah Berdirinya...........................................................................2
2.1.2 Status Kepemilikan Instansi...........................................................2
2.1.3 Bentuk / Jenis Instansi.....................................................................2
2.1.4 Visi dan Misi.....................................................................................2
2.2 ORGANISASI PERUSAHAAN.............................................................3
2.2.1 Nama Instansi...................................................................................3
2.2.2 Lokasi Instansi..................................................................................3
2.2.3 Struktur Organisasi.........................................................................3
2.2.4 Tugas dan Fungsi.............................................................................3
2.3 Proses Produksi dan Produk..................................................................3
2.3.1 Proses Produksi................................................................................3
2.3.2 Produk...............................................................................................3

v
3 BAB III URAIAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN..............................4
3.1 Uraian kegiatan.......................................................................................4
3.2 Pembahasan.............................................................................................4
4 BAB IV PENUTUP.........................................................................................5
4.1 Kesimpulan..............................................................................................5
4.2 Saran.........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6
LAMPIRAN............................................................................................................7

DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis menyimpan keragaman
hayati yang tinggi, termasuk keragaman ikan hias air tawar. Komuditas ikan hias
air tawar merupakan komuditas unggulan yang paling banyak diminati
masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat menjadikan komuditas-komuditas air
tawar sebagai andalan perekonomian keluarga dengan cara membudidayakannya
dan dipasarkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh karna itu, berbagai
usaha yang dilakukan oleh pembudidaya ikan seperti kegiatan pemijahan,
pendederan, pembesaran dan sebagainya menjadikan sumberdaya air tawar ini
faktor utama dalam keberhasilan dalam membudidayakan.
Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak diminati
oleh berbagai lapisan masyarakat didalam negeri maupun luar negeri karena
komposisi warna yang dimilikinya. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang
digemari oleh masyarakat adalah ikan koi (Cyprinus robrofuscu) yang tergolong
dalam salah satu strain ikan mas (Cyprinus carpio). Para penggemar ikan koi
(Cyprinus robrofuscus) atau hobbies di indonesia tidak hanya memelihara ikan
koi (Cyprinus robrofuscus) di kolam, tetapi juga diikutsertakan dalam kontes koi
sehingga dapat menikkan gengsi bagi pemiliknya (Yulisti & Triyanti, 2012)
Permintaan benih ikan hias hingga saat ini belum dapat dipenuhi oleh
produsen benih ikan karna produksinya relatif terbatas, padahal potensi produksi
petani sangatlah besar, namun karna adanya berbagai kendala baik teknologi
maupun alam, potensi produksipun belum tercapai. Tersedianya teknologi
pembenihan yang murah dan mudah diterapkan oleh petani ikan akan mendorong
dihasilkannya pembenihan yang berkualitas dan menjamin kontinuitas pasokan
benih sesuai permintaan (Sudarti & Rawujg, 2014)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana teknik pembenihan Ikan koi (Cyprinus robrofuscus) di Instalasi
Perikanan Budidaya (IPB) pandaan meliputi persiapan kolam, seleksi induk,
pemijahan, penetesan telur, pemeliharaan larva, pendederan dan pemanenan?

1
1.3 Tujuan
Praktek Kerja Lapangan ini difokuskan dengan melakukan pemijahan dan
pemeliharaan larva terhadap ikan koi (Cyprinus robrofuscus) dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami teknik pemijahan hingga perawatan larva ikan
koi (Cyprinus robrofuscus) secara tepat untuk meningkatkan produktivitas
ikan koi (Cyprinus robrofuscus) secara maksimal.
2. Mengetahui berbagai aspek yang behubungan dengan pemijahan ikan koi
(Cyprinus robrofuscus) seperti pemilihan induk yang baik, persiapan
kolam pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, manajemen
pemberian pakan dan pengelolaan kualitas serta penanggulangan hama dan
penyakit
3. Mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan
pemijahan ikan koi (Cyprinus robrofuscus)

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Sejarah Instansi
2.1.1Sejarah Berdirinya
Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT pandaan) Kabupaten Pasuruan
didirikan pada tahun 1978. Pada awalnya bernama Balai Benih Ikan Pandaan yang
didirikan pada tahun 1962 dan berada dibawah naungan Dinas Perikanan
Kabupaten Pasuruan, kemudian tahun 1968 berganti nama menjadi Teknik Center
(TC) di bawah naungan Unit Pengembangan Budidaya Air Tawar Kepanjen. Pada
tahun 1970, Teknik Center (TC) berganti nama menjadi Lembaga Usaha
Penelitian (LUP).
Pada tahun 1972 berganti nama lagi menjadi Balai Induk Udang Galah
(BIUG) pada tahun 1978 berdasarkan SK Kepala Dinas Perikanan Propinsi Jawa
Timur No. 124/SK/III/adm.78 tanggal 10 maret 1978 dan berada di bawah
naungan Pusat Pembenihan Udang (PPU) Probolinggo. Akhirnya pada tahun 2010
BIUG berubah nama menjadi Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT)
Pandaan yang berlaku mulai tanggal 1 juni 2010. Status ini berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Timur : 131 tahun 2008 dan mengacu pada draft Keputusan
Kepala Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur Nomor :
061/6614/116.01/2010 tanggal 30 april 2010.
Keputusan Kepala Dinas Perikanan dari Kelautan Provinsi Jawa Timur
Nomor : 188.4/11829/116.01/2014 tanggal 30 juni 2014, Unit Pengelola Budidaya
Air Tawar (UPBAT) Pandaan, berubah nama menjadi Instalasi Budidaya Air
Tawar (IBAT) Pandaan yang berlaku mulai tanggal 30 Juni 2014. Berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Tinur No. 31 Tahun 2014 tentang Organisasi dan tata
kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.
Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan dibawah pimpinan, koordinasi,
arahan dan pangawasan UPT. Pengembangan Budidaya Air Tawar Umbulan

2.1.2Status Kepemilikan Instansi

2.1.3Bentuk / Jenis Instansi

3
2.1.4Visi dan Misi

2.2ORGANISASI PERUSAHAAN
2.2.1Nama Instansi
Instalasi Budidaya Air Tawar ( IBAT) Pandaan

2.2.2Lokasi Instansi
Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan terletak di Kabupaten
Pasuruan dengan luas lahan 25.000 m³ (2,5 Ha). IBAT Pandaan termasuk dalam
wilayah kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi
Jawa Timur. tepatnya berada di Jl. Kartini No. 01 Pandaan yang berada di bawah
naungan

4
Gambar 2. Denah lokasi IBAT Pandaan

Adapun batas-batas dari Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan


adalah sebagai berikut: :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Jogonalan
b. Sebelah Selatan : Desa Karangjati
c. Sebelah Timur : Kelurahan Kutorejo
d. Sebelah Barat : Kelurahan Petungsari

Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan berada dijalur lalu


lintas Surabaya-Malang yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan
dengan letak geografis 112° 33’ 55” hingga 113° 30’ 37” Bujur Timur dan
7° 32’ 34” hingga 8° 30’ 20” Lintang Selatan. Dilihat dari segi topografi,
Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan terletak pada ketinggian +225 m dari
permukaan laut dan berjarak 120 km dari Pantai Utara Jawa. Daerah ini
memiliki iklim yang sejuk dengan suhu udara sekitar 27-29°C serta struktur
tanahnya adalah tanah liat berpasir dengan curah hujan sekitar 200
mm/tahun.

2.2.3Struktur Organisasi
Secara Kelembagaan keberadaan IBAT Pandaan yang berada
dibawah Unit Kerja UPT PBAT Umbulan. Berikut ini adalah struktur
organisasi Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan :

5
Gambar 3. Struktur Organisasi IBAT Pandaan

2.2.4 Tugas dan Fungsi


Tugas pokok dan Fungsi Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT)
Pandaan masih berpedoman pada tupoksi UPBAT Pandaan dan di bawah
tanggungjawab dan wewenang dari UPT PBAT Umbulan.
IBAT Pandaan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan budidaya/perbenihan ikan air tawar
2. Melaksanakan distribusi benih dan ikan konsumsi air tawar
3. Melaksanakan kajiterap teknologi perikanan air tawar
4. Melaksanakan ketatausahaan dan rumah tangga kantor
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas

2.3 Proses Produksi dan Produk


2.3.1Proses Produksi

2.3.2Produk

6
BAB III URAIAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1Uraian kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Teknik Pemijahan
dan Perawatan Larva Ikan Koi (Cyprinus robrofuscus) dikolam budidaya ikan air
tawar di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Pandaan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Manajemen Pemeliharaan Induk Ikan Koi (Cyprinus robrofuscus)
Manajemen pemeliharaan induk sangat penting peranannya dalam
kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus robrofuscus). Induk yang baik merupakan
salah satu faktor penunjang untuk mendapatkan keberhasilan dalam pemijahan.
Pemeliharaan induk ikan koi (Cyprinus robrofuscus) dilakukan di 2 kolam semi
intensif dengan ukuran yang sama yaitu 3 X 5 m² dengan kedalaman 70 cm. Induk
ikan koi (Cyprinus robrofuscus) yang dipelihara adalah 2 jenis Ogon, 2 jenis
Kohaku, dan 2 jenis Bekko.
Pada pemeliharaan induk ikan koi (Cyprinus robrofuscus) yang perlu
diperhatikan adalah pemberian pakan, yang berupa pakan buatan dan pakan alami
yaitu pelet dan keong yang diberikan 3 kali sehari dengan takarannya sesuaikan
jumlah induk dalam 1 kolam, yaitu keong yang dihancurkan pada kaleng yang
berukuran 100 gram untuk 3 induk dalam 1 kolam dan 2 tebaran pelet dalam 1
kali pemberian pakan. Selain pemberian pakan, perlu diperhatikan dalam
pemeliharaan induk adalah parameter kualitas air, yang diukur saat melakukan
praktek kerja lapangan adalah pH airnya menggunakan kertas lakmus, dan
menunjukan bahwa pH air pada kolam induk relatif normal dengan adanya
perubahan warna dan biru menjadi kehijauan yang terjadi pada kertas lakmus,
selain pH kecerahan air juga diukur menggunakan kepingan CD, yang
menunjukan kecerahan air pada kolam induk ini, karna pada kedalaman 40 cm
kepingan CD masih terlihat jelas. Semua hal diperhatikan dengan tujuan agar
mendapatkan kualitas telur yang baik.
3.1.2 Teknik Pemijahan

7
Pemijahan ikan koi (Cyprinus robrofuscus) di kolam pemijahan Instalasi
Perikanan Budidaya (IPB) Pandaan dilakukan dikolam Intensif air mengalir
dengan ukuran 2 X 2 m² dengan kedalamannya 40 cm yang telah disediakan.
Sebelum melakukan kegiatan pemijahan pelur diadakan persiapan-persiapan
untuk memaksimalkan proses pemijahan. Persiapan yang dimaksud adalah :
1. Persiapan kolam pemijahan.
Melakukan persiapan kolam untuk pemijahan
ikan koi (Cyprinus robrofuscus) dimaksudkan untuk memaksimalkan
proses pemijahan sehingga dapat menghasilkan telur yang baik. Persiapan kolam
untuk kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus robrofuscus) antara lain
membersihkan kolam, mengeringkan kolam dan menutup pintu pengeluaran air
dengan menyumbat pipa pengeluaran, pengisian air, serta memeriksa dan
menyiapakan fasilitas penunjang seperti sorok untuk memindahkan induk ikan koi
(Cyprinus robrofuscus) dan kakaban yang berfungsi sebagai tempat menempelnya
telur serta ditebar dengan daun kering pohon ketapang untuk mencegah adanya
jamur dan bakteri yang menyerang larva, selain daun kering pohon ketapang,
diberikan juga pohon cemarah air yang dapat mencegah adanya udara beracun
pada air kolam lava serta menjernihkan air.
2. Seleksi induk.
Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan
gangguan fisik dan stres dapat menyebabkan ikan tidak akan memijah. Dalam
seleksi induk yang dilakukan dikolam budidaya Instalasi Budidaya Air Tawar
(IBAT) Pandaan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

8
9
3.2Pembahasan

10
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan

4.2Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Yulisti, M., dan Riesti T. 2012. Rantai Pemasaran Ikan Koi (Cyprinus
robrofuscus) Di Kabupaten Belitar Jawa Timur. Balai Besar Penelitian
Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.

Widiastuti, I.M. 2009. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup (Survival Rate)


Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Dipelihara Dalam Wadah Terkontrol
Dengan Padat Penebaran Yang Berbeda. Media Litbang Sulteng. ISSN
1979-5971. Vol. 2, No. 2. 126-130. Universitas Tadulako.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai