Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PENELITIAN TUGAS AKHIR

PENGARUH FAKTOR FORMASI BERLAPIS TERHADAP KEMIRINGAN DAN


ARAH LUBANG BOR WELL-X LAPANGAN-Y CONOCO PHILIPS Ltd

Oleh

WIRA PAHLAWAN
03003120034

Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa


Jurusan Teknik Pertambangan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2003
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul : Pengaruh Faktor Formasi Berlapis terhadap Kemiringan dan Arah


Lubang Bor Well-X Lapangan-Y Conoco Philips Ltd.

2. Pengusul
b. Nama : Wira Pahlawan
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. NIM : 03003120034
e. Semester : VII (Tujuh)
f. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambangan
g. Institusi : Universitas Sriwijaya

3. Lokasi Penelitian : Conoco Philips Ltd.

Inderalaya, Januari 2003

Pengusul,

Wira Pahlawan
NIM. 03003120034

Pembimbing Proposal,

Ir. Adang Suherman., MS


NIP. 131 913 813

Menyetujui :
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Dr. Ir. H. M. Taufik Toha., DEA


NIP. 131 472 091
a.n. Pimpinan Perusahaan,

………………………………..
NIP.
A. JUDUL
Pengaruh Faktor Formasi Berlapis terhadap Kemiringan dan Arah Lubang Bor
Well-X Lapangan-Y Conoco Philips Ltd.

B. BIDANG ILMU
Teknik Perminyakan

C. PENDAHULUAN
Sistem pengeboran sumur minyak yang kita saksikan sakarang ini
adalah berdasarkan ide yang telah mulai dikembangkan oleh bangsa China
untuk mencari sumber air minum pada musim kering beberapa ribu tahun
yang lalu. Pada tahun 1859 Edwin Drake dengan Cable Tool Rig melakukan
pengeoran sumur minyak yang pertama kali dengan kedalaman 69 kaki di
Pennsylvania Amerika Serikat. Semenjak itu mulailah berkembang
pengeboran sumur minyak di daratan dan berkembang lagi di lepas pantai.
Masa pengeboran sumur minyak dibagi menjadi tiga tahap yaitu
wildcat well, development drilling daan delineation drilling.
Wildcat atau disebut juga exploratory drilling atau pengeboran
eksplorasi adalah pengeboran untuk penyelidikan dengan tujuan menunjang
eksplorasi untuk memastikan ada atau tidaknya crude oil yang diperkirakan
menurut data-data eksplorasi terdahulu. Pengembilan contoh dilakuakn untuk
mendapatkan informasi tentang reservoir yang lebih lengkap. Dalam
melakukan pengeboran eksplorasi ini resiko dan biayanya sangat besar, untuk
itu sebelum pengeboran dilakukan harus diketahui data-data yang lengkap.
Development drilling adalah pengembangan sumur dengan tujuan
memproduksi lapangan minyak semaksimal mungkin dengan biaya-biaya dan
resiko serta pelaksanaannya akan jauh lebih ringan disbanding dengan wildcat
well.
Delineation drilling atau disebut juga delineation well adalah
pengeboran yang dilakukan untuk mengetahui sampai dimana batas suatu
field. Biasanya dibor beberapa sumur pada daerah pinggiran suatu lapangan
minyak.
Karakteristik mekanika batuan yang perlu diketahui diantaranya ialah
kuat tekan batuan, kohesi dan sudut geser dalam. Kuat tekan batuan sendiri
merupakan fungsi dari kohesi dan sudut geser dalam. Kuat tekan batuan
menyatakan jumlah tekanan minimal yang diperlukan untuk dapat
menghancurkan batuan, sedangkan sudut geser dalam menyatakan tingkat
abrasivitasnya. Kedua partameter tersebut perlu untuk duiketahui, karena
mata bor dijual dipasaran dengan spesifikasi yang salah satuanya ialah
interval kuat tekan batuan yang dapat dibor oleh mata bor tersebut dan
abrasivitas akan menurunkan umur pakai mata bor. Dengan demikian, kuat
tekan batuan dan sudut geser dalam dapat dijadikan paramreter dalam
pemilihan mata bor.

D. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada pengaruh
faktor formasi berlapis terhadap kemiringan dan arah lubang bor well-x
lapangan-y Conoco Philips Ltd.

E. TINJAUAN PUSTAKA
Baik pemboran vertikal maupun pemboran berarah biasanya lubang
bor yang dihasilkan menyimpang dari sudut yang diinginkan. Hal ini
disebabkan karena lubang bor yang terjadi berbelok-belok dengan sendirinya.
Hal ini disebut juga crooked hole. Penyebab crooked hole ini terdiri dari dua
factor yang bekerja bersama-sama yaitu faktor formasi dan faktor mekanis.

1. Faktor Formasi

Pada formasi yang berlapis-lapis dengan bidang perlapisan yang


miring maka lubang bor akan cenderung untuk tegak lurus pada bidang
perlapisan. Penembusaan bit bit pada formasi akan meninggalkan suatu
baji kecil yang bertindak sebagai whipstock kecil (miniature whipstock)
yang dapat membelokkan arah bit. Teori ini disebut juga miniature
whipstock theory.

Pada formasi dengan perlapisan yang berganti-ganti dari lunak ke


keras dan sebaliknya akan menyebabkan bit ditahan dengan berat sebelah
pada kedua sisinya, sehingga bit akan terperosok kesalah satu sisi dan
mengakibatkan terbeloknya lubang bor. Teori ini disebut formation
drillability theory.

2. Faktor Mekanis

Faktor mekanis merupakan faktor yang disebabkan oleh peralatan-


peralatan bawah tanah yang kita gunakan, antara lain menyangkut:

a. Drill collar yang tidak cukup kekar sehingga mudah


melengkung.

b. Beban yang berlebihan pada bit sehingga drill collar


melengkung.

c. Perubahan bottom hole assembly akan memberikan bentuk


lubang yang berlainan.

F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengamati secara langsung proses pemboran suatu lubang sumur.
2. Mengetahaui peralatan-peralatan bawah tanah yang digunakan dalam
pemboran suatu lubang sumur.
3. Mengetahui penyebab kemiringan dan arah lubang yang tidak sesuai
dengan rencana pemboran lubang sumur.

G. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah agar kita dapat mengetahui pengaruh
faktor formasi berlapis terhadap kemiringan dan arah lubang bor

H. METODE PENELITIAN

1. Studi literatur untuk mempelajari teori-teori, rumusan-rumusan dan


data-data yang berhubungan.
2. Pengamatan di lapangan dengan pengambilan data-data berupa :
a. Data primer
Mengamati data laju produksi, data kumulatif produksi dan waktu
produksi secara langsung di lapangan.
b. Data sekunder
Data-data lain yang mendukung yang diambil dari perusahaan yang
berhubungan dengan penelitian.

I. JADWAL PELAKSANAAN
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan,
yaitu pada tanggal 1 Februari – 31 Maret 2003, dengan jadwal pelaksanaan
sebagai berikut :

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Minggu Ke -
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Orientasi Lapangan
Pengumpulan Referensi
2.
dan Data
3. Pengolahan Data
Konsultasi dan
4.
Bimbingan
Penyusunan dan
5. Pengumpulan Draft
Laporan

J. DAFTAR PUSTAKA

1. ,1994. “Operasi Pemboran”. PT Caltex Pacific Indonesia. Duri.

2. Eyrne Mike dan Nungki Ridwan, 1992. “Drilling”. PT Caltex Pacific


Indonesia. Duri.

3. Rubiandini Rudi RS, Dr, Ir, Ing, 1993. ”Horizontal Drilling Technology”.
Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknolgi
Bandung. Bandung.

4. Technical Communication Group Baker Hughes INTEQ, 1996. “Directional


Drilling An Overview”. Baker Hughes INTEQ. Houston.

5. Technical Communication Group Baker Hughes INTEQ, 1998. “Fluid Facts


Engineering Handbook”. Baker Hughes INTEQ. Houston.

Anda mungkin juga menyukai