Anda di halaman 1dari 2

Resume Audit Standar Auditing 705

Standar Audit 705 mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk menerbitkan suatu
laporan yang tepat dalam kondisi untuk merumuskan suatu opini. Tujuan auditor yaitu
menyatakan suatu opini lalu diadaptasikan secara benar dengan laporan keuangan
supaya dapat mengetahui opsi/tindakan apa yang diambil oleh auditor terhadap data
yang yang diperlukan, apakah bukti audit tersebut tidak bebas dari kesalahan penyajian
atau apakah bukti audit yang tepat dan tidak ada kesalahan penyajian. Dalam standar
auditing ini terdapat tiga opini yaitu

1. Opini wajar dengan pengecualian


Yaitu ketika auditor mendapat bukti audit dan menyimpulkan kesalahan
penyajian secara individu maupun agregasi terhadap manajerial tetapi tidak
pervasif terhadap laporan keuangan ataupun auditor tidak memperoleh bukti
audit dan kesalahan penyajian tidak terdeteksi akan tetapi bersifat manajerial
dan tidak pervasif.
2. Opini tidak wajar
Yaitu ketika auditor dapat menyimpulkannya setelah mendapat bukti audit yang
tepat dimana terdapat kesalahan penyajian individu maupun agregasi, dimana
material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
3. Opini tidak menyatakan pendapat
Yaitu ketika auditor tidak mendapat bukti audit keudian tidak dapat mendeteksi
kesalahan penyajian, bersifat manajerial dan pervasif atau pun auditor
mendapatkan bukti audit akan tetapi tidak bisa menyimpulkan karena adanya
kemungkinan dampak kumulatif terhadap laporan keuangan.

Basis untuk paragraf modifikasi opini oleh auditor juga harus berpatokan dengan
Standar auditing 700 dimana auditor harus menempatkan paragraf sebelum paragraf
opini dalam laporan auditor dengan menggunakkan subjudul “basis unuk opini wajar
dengan pengecualian” dan lain-lain’’. Lalu jika ada kealahan penyajian material maka
auditor harus mencantumkan suatu penjelasan dan kualifikasi tentang dampak
keuangan yang diakibatkan salah penyajian dalam paragraf modifikasi, suatu kesalahan
penyajian material yang berkaitan kualitatif maka auditor harus menambahkan
penjelasan bagaimana salah saji terjadi . Lalu jika auditor tidak mampu memperoleh
bukti maka harus ditambahkan alasan tidak bisa menemukannya dalam paragraf
walaupun auditor telah menyatakan suatu opini , maka juga harus disertai alasan dan
dampak yang diakibatkan. Dilanjut dalam paragraf opini sama seperti halnya paragraf
basis keyika memberi subjudul hanya saja kata basis dihilangkan, ketika auditor tidak
menemukan bukti audit maka auditor tidak boleh menyatakan pendapat dan juga tidak
mengeluarkan opini lalu ketika auditor akan memodifikasi opininya dalam laporan maka
auditor harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
kondisi yang sesuai pada modifikasi.

Dalam merumuskan opini laporan keuangan maka auditor harus menyimpulkan apakah
telah sesuai secara keseluruhan dan bebas dari kesalahan penyajian material, jika ada
yang harus dikoreksi maka sesuai standar audit 450. Kesalahan penyajian dapat timbul
karena tidak menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten antar periode atau
transaksi , metode penerapan kebijakan yang dipilih (tidak sesuai), tidak mencantumkan
seluruh pengungkapan yang didapat, Penyajian yang tidak sesuai kerangka laporan.
Ketidakmampuan dalam melakukan prosedur bukan berarti ada pembatasan ruang
lingkup karena bukti audit yang tepat dan cukup dapat diperoleh dari prosedur
alternatif.Ketidakmampuan itu biasanya juga dilatarbelakangi oleh kondisi diluar
pengendalian entitas, kondisi yang berkaitan dengan sifat atau waktu pekerjaan, dan
kondisi pembatasan yang dilakukan oleh manajemen. Konsekuensi yang di dapat
terhadap auditor dalam ketidakmampuanya bisa berupa penarikan diri dari audit dapat
bergantung pada perikatan manajemen terhadap ruang lingkup, pengunduran diri dari
audit tidak mungkin jika dalam peraturan perundang-undangan melanjutkan perikatan,
pengunduran audit karena pembatasan ruang lingkup dimana di dalam perundang-
undangan terkait penarikan dari perikatan.

Anda mungkin juga menyukai