NAMA : RIMAYANTI
NIS : 2010059
GARUT
2022
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Gastroenteritis adalah gangguan transportasi larutan di usus yang
menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses.
(sodikin, 2012)
Gastroenteritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
peradangan pada saluranpencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan
dengan gejalanya terutama adalah muntah, dehidrasi dan diare. Pada
dasarnya diare didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air
besar dan konsistensi feses menjadi cair.(djojoningrat, 2004)
Gastroenteritis merupakan sindrom penyakit yang ditandai oleh
perubahan bentuk konsistensi tinja, serta bertambahnya frekuensi buang
air besar (hingga 3kali atau lebih dalam sehari) dengan tinja yang encer
dapat berwarna hijaun ataupun dapat bercampur lendir dan darah yang
juga berupa lendir saja.(mufidah. 2012)
B. ETIOLOGI
Menurut Mufidah(2012) terjadinya Gastroenteritis dapat
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya :
1. Faktor Infeksi
Prose ini diawali dengan adanya mikroorganisme(kuman) yang masuk
ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa intestinal sehingga terjadinya perubahan
kapasitas dari intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan
fungsi intestinal dalam absorsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin
bakteri juga akan menyebabkan sistem transport menjadi aktif dalam
usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi
cairan dan elektrolit akan meningkat.
2. Faktor Malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan
tekanan osmotic meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus
sehingga terjadilah Gastroenteritis
3. Faktor Makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu menyerap dengan
baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltic usus yang akhirnya
menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan
seperti makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic usus yang
dapat mempengaruhi proses penyerapan makanan.
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah
penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (rotravirus, adenovirus,
enteris, virus norwalk), bakteri atau toksin(compylobacter, salmonelia,
escherihia coli, yersinia dan lainnya), parasit(biardia, lambia,
cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan
infeksi pada sel untuk memproduksi enterotoksin atau cytotoksin dimana
sel-sel atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal oral dari satu penderita
ke yang lainnya, beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan
mekanan dan minuman yang terkontaminasi.
Gastroenteritis yang terjadi merupakan proses dari transport akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus, sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi
cairan elektrolit, mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal dan terjadi
gangguan absorpsi cairan elektrolit(Khasanah, 2015)
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic miniggi, sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kedalam rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu(misal toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan ini rongga usus
3. Gangguan mobilitas usus
Hiperperistaltic akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya, jika
peristaltic menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan
yang selanjutnya akan menimbulkan diare
D. PATHWAY
Makanan/Minuman Yang
Terkontaminasi
↓
Masuk Melalui Jalur Oral
↓
Menuju Saluran Cerna
↓
Melewati Gaster
↓
Bakteri Mampu Melewati
Barier Asam Lambung
↓
Sebagian Dimusnahkan
Menuju Usus Halus →
Asam Lambung
↓ ↓
Terjadi Proses Daya Lekat Bakteri Yang Peningkatan Asam
←
Implamasi Kuat Lambung
↓ ↓ ↓
Melepaskan Penetrasi Bakteri Merusak NUTRISI KURANG
Mediator Kimiawi Sel Mukosa DARI KEBUTUHAN
↓ ↓
Spasme Otot Polos Menyebabkan Kerusakan
Usus Dinding Usus
↓ ↓
Kram Perut Nekrosis Dan Ulserasi
↓ ↓
Bersifat Sekretorik
NYERI AKUT
Eksudatif
↓
Cairan Diare Bercampur
Lendir Dan Nanah
↓
Peningkatan Frekuensi
Defekasi
↓
Feses Yang Bercampur
Bakteri Merusak Mukosa
Anus
↓
DIARE
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Sering buang air besar dengan konstipasi tinja yang cair dan encer
2. Terdapat luka tanda dan gejala turgo kulit jelek
3. Diare
4. Muntah
5. Demam
6. Nyeri abdomen
7. Membran mukosa mulut dan bibir kering
8. Perubahan tanda-tanda vital
F. KOMPLIKASI
Muntah dan diare yang dialami penderita gastroenteritis menyebabkan
tubuh kehilangan banyak cairan dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu
munculnya gejala dehidrasi.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hematologi
Darah Rutin Eristoris
Hemoglobin Trombosit
Leukosit Hematokrit
2. NLR
NLR Neutrofil absolut
Limfosil absolut
3. Kimia
Glukosa Darah Sewaktu Ereum Kreatini
H. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a) Omeerazoip
→ menghambat produksi asam lambung
b) Ondansetron
→ mencegah dan mengobati mual muntah
c) Infus RL
→ pemenuhan cairan nutrisi dalam tubuh
d) Cifrofloxacin
→ mengobati berbagai jenis infeksi bakteri
e) New diatab
→ mengatasi gejala diare akibat keracunan makanan serta infeksi
bakteri dan virus
f) Melidox
→ mengobati sindrom iritasi usus
g) Amlodipin
→ penghambat kadar kalsium
h) Cande sartan
→ penghambat reseptor angiotensin
2. Nonfarmakologi
a) Memperbanyak intake cairan seperti air mineral, sup atau jus
buah
b) Menjaga pola hidup dan pola makan
c) Olahraga yang teratur
I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar
dapat mengidentifikasi mengenai masalah-masalah kebutuhan
kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan.(Effendi, 1995. Dalam Dermawan, 2012)
b. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi, implamasi, iritasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi
c. Intervensi Keperawatan
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. U
DENGAN DIAGNOSA : GEA DI RUANGAN ANYELIR
RSU NURHAYATI GARUT
TAHUN 2021-2022
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klient
Nama : TN. U
Usia : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Menikah
No. Rekamedik : 000131260
Ruangan : ANYELIR
Tanggal Masuk : 30 Desember 2021
Tanggal Pengkajian : 31 Desember 2021
Diagnosa Medik : GEA
Alamat : Kp. Tabrik RT. 03 RW. 12 Desa Jatisari
Kecamatan Karangpawitan
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : TN. T
Usia : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Tabrik RT. 03 RW. 12 Desa Jatisari
Kecamatan Karangpawitan
Hubungan Dengan Klien : Cucu
c. Keluhan Utama
Klien mengatakan BAB mencret >3x/hari
d. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
Pada tanggal 30 desember 2021 pukul 23.35, TN. U datang ke IGD RSU
Nurhayati garut dengan keluhan BAB mencret >3x/hari. Pada saat
dilakukan pengkajian pasien mengeluh BAB mencret. BAB dirasakan saat
pasien terlalu banyak makan-makanan yang terlalu manis dan BAB
berkurang ketika pasien minum Oralit, pasien mengatakan BAB mencret
seperti sedang buang air kecil di daerah saluran saluran pencernaanbagian
bawah. BAB mencret >3x dirasakan 3-4 jam sekali. Selain BAB mencret
pasien juga mengeluh mual muntah dan nafsu makan berkurang.
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah dirawat di RS
f. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat maupun makanan
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami atau
mempunyai penyakit menular
h. Aspek Psikilogis
Klien tampak tenang
i. Aspek Sosial
Klien berinteraksi baik dengan petugas kesehatan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh petugas kesesahatan
j. Aspek Spiritual
Klien mengatakan tidak melaksanakan shalat pada saat di rawat
POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN AKTIVITAS
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compas Mentis (Sadar Penuh)
Nilai : 15
Respon Mata : 4 (Membuka Mata Secara Spontan / Dengan
Sendirinya)
Respon Motorik : 6 (Mengikuti Perintah)
Respon Verbal : 5 (Orientasi Baik)
Tekanan Darah : 160/100mmhg
Nadi : 84x/Menit
Respirasi : 22x/Menit
Suhu : 36,6 ℃
Berat Badan : 55kg
Tonggi Badan : 150cm
b. Pemeriksaan Head To Top
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk Kepala : Simetris
Bentuk Wajah : Bulat
Lesi : Tidak Ada
Kulit Kepala : Bersih
Paipasi : Nyeri Tekan : Tidak Ada
Deformitas : Tidak Ada
Edema : Tidak Ada
2. Rambut
Inspeksi : Warna : Putih
Kuantitas : Tipis
Tekstur : Agak Kasar
Keadaan : Bersih
Jenis Rambut : Pendek
3. Mata
Inspeksi : Bentuk Mata : Simetris
Sklera : Normal (Warna Putih)
Konjungtiva : Normal (Warna Merah Muda)
Pupil : Normal (Warna Hitam)
Fungsi Peglihatan : Agak Rabun (Tidak Bisa Melihat
Jarak Jauh)
Paipasi : Pembengkakan : Tidak Ada
Nyeri Tekan : Tidak
4. Hidung
Inspeksi : Bentuk : Normal
Sekret : Tidak Ada
Keadaan : Agak Kotor
Fungsi Penciuman : Normal (Mampu Mendeteksi Bau
Atau Aroma Dengan Tajam)
Paipasi : Nyeri Tekan : Tidak
5. Telinga
Inspeksi : Bentuk : Simetris
Serumen : Ada
Daun Telinga : Simetris Kedua Telinga
Lesi : Tidak Ada
Alat Bantu : Tidak Ada
Fungsi Pendengaran : Normal (Dapat Mendengar Suara
Dengan Jelas Tanpa Ada Bantuan
Apapun)
Paipasi : Nyeri Tekan : Tidak
6. Mulut dan bibir
Inspeksi : Bentuk : Simetris
Mukosa Bibir : Kering
Warna Bibir : Pucat
Bau Mulut : Ada
Gigi : Agak Kotor
Gusi : Tidak Ada Pembengkakan
Fungsi Pengecapan : Normal (Bisa Membedakan Rasa
Makanan)
Paipasi : Nyeri Tekan Pada :
Palatum : Tidak
Lidah : Tidak
Dasar Mulut : Tidak
7. Leher
Inspeksi : Warna Kulit : Sawo Matang
Gerak Leher : Normal
Pembesaran Kelenjar: Tidak
JVN : Tidak Terkaji
Paipasi : Nyeri Tekan : Tidak
8. Dada
Payudara
Inspeksi : Bentuk : Simetris
Kontur : Elastis
Areola : Coklat
Puting : Coklat
Lesi : Tidak Ada
Pasipasi : Nyeri Tekan : Tidak
Benjolan : Tidak Ada
Paru-paru
Inspeksi : Frekuensi Nafas : 22x/Menit
Pola Nafas : Teratur
Bentuk Dada : Simetris
Paipasi : Nyeri Tekan Pada Dada : Tidak
Auskuitasi: Bunyi : Vesikuler
Jantung
Paipasi : Denyut Nadi : 84x/Menit
Auskuitasi : Suara Jantung : Normal (Lup Dup)
9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk Abdomen : Datar
Benjolan : Tidak Ada
Paipasi : Nyeri Tekan : Tidak
10. Genitalia : Tidak Terkaji
11. Kulit
Inspeksi : Warna : Sawo Matang
Lesi : Tidak Ada
Keadaan : Bersih
Paipasi : Temperatur : Hangat
Tekstur : Lembab
Elastis : <2 Detik Setelah Ditekan
12. Kuku
Inspeksi : Warna : Normal (Merah Muda)
Bentuk : Normal
Lesi : Tidak Ada
Paipasi : CRT :<2 Detik Setelah Ditekan
13. Ekstermitas
Inspeksi : Bentuk : Normal
Jumlah : Normal
Paipasi : Nyeri Tekan : Tidak
Benjolan : Tidak Ada
D. THERAPHY
1. Farmakologi
Jalur
Nama Obat Dosis Obat Pemberia Fungsi Waktu
n
Menghambat produksi
Om2 1x40 mg IV 09.00
asam lambung
Mencegah dan
09.00
Ondansetron 2x4 mg IV mengobati mual dan
21.00
muntah
Pemenuhan cairan
Infus RL 300 cc IV 24 jam
nutrisi dalam tubuh
Mengobati berbagai 07.00
Cifrofioxacin 2x500 mg Oral
jenis infeksi bakteri 18.00
Mengatasi gejala diare
50 mg Setiap
akibat keracunan
New diatab (2 Oral BAB
makanan serta infeksi
tab/BAB) mencret
bakteri dan virus
Mengobati sindrom 06.00
Melidox 2x5 mg Oral
iritasi usus 17.00
Penghambat kadar
Amiodipin 1x10 mg Oral 07.00
kalsium
Penghambat reseptor
Candesartan 1x8 mg Oral 18.00
angiotensin
2. Nonfarmakologi
a) Memperbanyak intake cairan seperti air mineral, sup atau jus buah
b) Menjaga pola hidup dan pola makan
c) Olahraga yang teratur
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Nilai
Hasil Satuan Ket
Rujukan
HEMATOLOGI
Darah rutin
Hemogiobin 16,2 12,1-17,6 G/DL
Leukosit 26,0 3,8-10,6 10^3/UL Dewasa
Eritrosit 6,2 4,5-6,5
Trombosit 203 150-450 10^3/UL Dewasa
Hematokrit 51 40-52 %
NLR
NLR 13,3
Limfosit absolut 1500
Neutrofit absolut 20500
KIMIA
Glukosa darah sewaktu 94* 100-150 MG/DL
Ureum 18 10-50 MG/DL
Kreatini 0,6* 0,7-1,2 MG/DL
N : 84x/menit ↓
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi, implamasi, iritasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
memasukan atau mencerna nutrisi
H. INTERVENSI DAN KRITERIA HASIL
I. IMPLEMENTASI
Hari
Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
l
Sabtu, Diare 1. Mengobservasi TTV S : klien
1 berhubungan TD : 140/80 mmHg mengatakan BAB
Januari dengan N : 88x/menit mencret >3x/hari
2022 proses R : 21x/menit O : klien tampak
infeksi, S : 36,2℃ lemas
implamasi 2. Menganjurkan klien mukosa bibir
dan iritasi untuk mengevaluasi kering dan pucat
jenis intake makanan BAB >3x/hari
hasil : TD : 140/80 mmHg
klien mengerti dan N : 88x/menit
melakukannya. pola R : 21x/menit
BAB klien normal S : 36,2℃
3. Mengintruksikan kepada
klien dan keluarga untuk A : masalah belum
mencatat warna, teratasi
frekuensi konsisten
feses P : lanjutkan
Hari Diagnosa
No Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
1 Minggu, Diare S : klien mengatakan BAB mencret
2 berhubungan berkurang
Januari dengan proses O : klien tampak lebih segar, mukosa
2022 infeksi, implamsi bibir lembab, BAB 1x/hari
dan iritasi TD : 144/85mmhg
N : 90x/menit
R : 24x/menit
S : 36,0℃
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
2 Minggu, Nyeri akut S : klien mengatakan nyeri perut
2 berhubungan berkurang, perut sudah tidak terasa
Januari dengan kerusakan mules
2022 jaringan O : klien sudah tidak memegang
daerah abdomen lagi, skala nyeri
berkurang 2(0-10)
TD : 144/85 mmhg
N : 90x/menit
R : 24x/menit
S : 36,0℃
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
3 Minggu, Nutrisi kurang S : klien mengatakan mual muntah
2 dari kebutuhan berkurang, nafsu makan bertambah
Januari berhubungan O : klien tampak lebih segar, porsi
2022 dengan makan dihabiskan, mukosa bibir
ketidakmampuan lembab
untuk memasukan
atau mencerna TD : 144/85 mmhg
nutrisi N : 90x/menit
R : 24x/menit
S : 36,0℃
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan