Anda di halaman 1dari 7

Jurnal : Jurnal Kesehatan Prima

Volume : 8, No.1, Februari 2014, Halaman : 1239-1245


ISSN Print : 1978 – 1334, ISSN Online : 2460 – 8661

STUDI TOXOPLASMOSIS PADA PENDERITA SCHIZOPHRENIA


DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB

Ersandhi Resnhaleksmana, Nursardjan, I Gusti Ayu Nyoman Danuyanti

Abstract: Toxoplasmosis, a disease caused by Toxoplasma gondii, a parasite of humans and animals scattered
throughout the world. Infection T. gondii into the body of most real place in the reticuloendothelial tissues and
the brain with symptoms of central nervous system often leave residual symptoms, such as mental and motor
retardation. This phenomenon often occurs in people with schizophrenia.
This study aims to determine the toxoplasmosis in patients with schizophrenia in Rumah sakit jiwa Provinsi
NTB. The Methods of This study used an observational analytic design with cross-sectional design to determine
the percentage of toxoplasmosis, by examination of the ELISA for determination of IgG T. gondidi serum
samples of patients with schizophrenia at Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB. The research was conducted in July-
November 2011, with a total sample size is 42 people. The idependent variabel is Toxoplasmosis and the
dependent variabel is patient with schizophrenia.There is a percentage of toxoplasmosis in patients with
schizophrenia was 54.8% (23 people) with higher levels of IgG T. gondii highest was 300 UI / ml. From the
results of this study indicate the presence of infection T. gondii in patients with schizophrenia at Rumah Sakit
jiwa Provinsi NTB.

Kata Kunci: Toxoplasmosis, Schizophrenia.

LATAR BELAKANG sebagai negara tropik merupakan tempat yang sesuai


Toksoplasmosis, suatu penyakit yang untuk perkembangan parasit tersebut. Keadaan ini
disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan ditunjang oleh beberapa faktor seperti sanitasi
penyakit parasit pada manusia dan juga pada hewan lingkungan dan banyak sumber penularan terutama
yang menghasilkan daging bagi konsumsi manusia. kucing dan sebangsa Felidae (Sibley dkk, 2009). Di
Infeksi yang disebabkan oleh T. gondii tersebar di Indonesia, parasit T. gondii tersebarluas dengan
seluruh dunia, pada hewan berdarah panas dan angka prevalensi antibodi terhadap T. gondii
mamalia lainnya termasuk manusia sebagai hospes bervariasi. Pada manusia ditemukan sebesar 2-63 %,
perantara, kucing dan berbagai jenis Felidae lainnya kucing 35-73 %, anjing 75%, babi 11-36 %, kambing
sebagai hospes definitif (Jones dkk, 2007). 11-61 %, dan sapi/kerbau kurang dari 10%.
Infeksi Toxoplasma tersebar luas dan Sedangkan di daerah Nusa Tenggara Barat dari data
sebagian besar berlangsung asimtomatis. Meskipun survey tahun 2003 terdapat prevalensi infeksi T.
penyakit ini belum digolongkan sebagai penyakit gondii 28.95%.
parasite yang diutamakan pemberantasannya oleh Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii
pemerintah, tetapi beberapa penelitian telah dengan berbagai cara yaitu makan daging mentah
dilakukan di beberapa tempat untuk mengetahui atau kurang rnasak yang mengandung kista T. gondii,
derajat distribusi dan prevalensinya. Indonesia termakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja
___________________________________________________________________________
Ersandhi Resnhaleksmana, Nursadjan, IGAN Danuyanti: Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu Rangkasari
Dasan Cermen Sandubaya Mataram

1239
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2014

kucing, misalnya bersama buah-buahan dan sayur- yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengidap
sayuran yang terkontaminasi. Juga mungkin schizophrenia. Beberapa kasus toxoplasmosis akut
terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari pada orang dewasa dihubungkan dengan delusi dan
donor penderita toksoplasmosis laten kepada resipien halusinasi. Beberapa gejala yang dilaporkan pada
yang belum pernah terinfeksi T. gondii, kecelakaan beberapa pasien dengan delusi, gangguan
laboratorium seperti tertusuk melalui jarum suntik kepribadian paranoid dan berbicara dengan tidak
dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh teratur didiagnosis sebagai schizophrenia pada
T. gondii. Sedangkan terjadinya infeksi congenital awalnya, akan tetapi gejala neurologis berkembang
dapat terjadi secara intra uterin melalui plasenta dan mengarah pada diagnosis tepat dari Toxoplasma
(Jones, dkk 2007). encephalitis.
Setelah terjadi infeksi T. gondii ke dalam Penelitian-penelitian mengenai antibodi T.
tubuh akan terjadi proses yang terdiri dari tiga tahap gondii menunjukkan terjadi peningkatan secara
yaitu tahap pertama adalah parasitemia, di mana signifikan persentase antibodi T. gondii pada
parasit menyerang organ dan jaringan serta penderita dengan schizophrenia dan beberapa
memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel gangguan psikis yang serius lainnya (Yolken, et al
inang. Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada 2009). Suatu penelitian epidemiologi juga
jaringan retikuloendotelial dan otak, di mana parasit menunjukkan bahwa seseorang dengan hasil tes
mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan serologi positif terinfeksi Toxoplasma mengalami
antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya perubahan psikiatri tanpa harus memiliki gejala
infeksi. Tahap ketiga rnerupakan fase kronik, klinis dari infeksi T. gondii. Pada penelitian tersebut,
terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot pasien dengan serum antibodi T. gondii setelah
dan syaraf, yang sifatnya menetap tanpa diberikan questionnaire kepribadian dan
menimbulkan peradangan lokal. Gejala susunan menunjukkan hasil adanya hubungan antara
syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, keberadaan antibodi T. gondii dengan adanya
misalnya retardasi mental dan motorik. perubahan perilaku kemampuan psikomotor mereka
Berbagai penelitian epidemiologi (Havlicek J, et al 2001).
belakangan ini menunjukkan bahwa berbagai agen Menurut Elly Rossila, terjadi peningkatan
infeksi dapat menjadi faktor predisposisi dari penderita penyakit jiwa di Rumah Sakit (RS) Jiwa
schizophrenia, peyebabnya antara lain adalah infeksi Provinsi NTB sekitar 30% pada tahun 2010. Hasil
dari T. gondii dan CMV (Cytomegalo Virus). Pada diagnosa, pasien RS Jiwa Provinsi NTB terbanyak
hewan, infeksi oleh T. gondii dapat menyebabkan terindikasi mengalami gangguan 'skizophrenia'
perubahan perilaku dan fungsi neurotransmitter. Pada (masyarakat Lombok menyebutnya Jogang atau
manusia, infeksi Toxoplasma gondii akut dapat gila), gangguan depresi, kecemasan dan phobia, yang
menghasilkan gejala psikosis yang menyerupai gejala pada umumnya dilatari oleh persoalan ekonomi

1240
Ersandhi Resnhalekmana, Studi Toxoplasmosis Pada

(kemiskinan), status sosial, faktor keturunan dan Toxoplasma gondii dapat disembuhkan dengan
pengaruh lingkungan. Hasil Survei Kesehatan Mental pengobatan antimikroba dan anti-toxoplasma.
Rumah Tangga (SKMRT) di wilayah NTB tahun
METODE PENELITAN
2007, rumah tangga dewasa yang menunjukkan
adanya gejala gangguan kesehatan jiwa berat
Penelitian ini merupakan penelitian
mencapai 0,96 persen dari total penduduk NTB yang
observasional analitik dengan desain cross sectional,
mencapai 4,2 juta jiwa, Sementara gangguan
dalam penelitian ini digunakan 42 orang sampel
kesehatan jiwa ringan mencapai 12,8 persen,
penderita schizophrenia rawat jalan di Rumah sakit
sehingga menempatkan peringkat NTB diatas
Jiwa provinsi NTB pada bulan Juli - November
nasional yang mencapai 11,6 persen dan dari 33
2011. Kriteria inklusi adalah Semua penderita
provinsi NTB, dan berada pada peringkat 10 besar
Schizophrenia rawat jalan di RS Jiwa Prov. NTB,
nasional. Jika mengacu kepada data SKMRT itu
Schizophrenia ditegakkan berdasarkan hasil
maka ada sekitar 40 ribu penderita gangguan jiwa
pemeriksaan dan diagnosis dokter, serta pendamping
berat dan lebih dari 500 ribu orang warga NTB
bersedia mengisi format data pendukung penelitian.
menderita gangguan jiwa ringan. Sedangkan angka
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah usia,
pengidap schizophrenia akibat Toxoplasmosis di
jenis kelamin, lama mengidap Toxoplasmosis dan
Lombok belum ada secara pasti.
Antibodi IgG Toxoplasma Gondii penderita
Rendahnya pengetahuan penduduk NTB
Schizophrenia rawat jalan di RS Jiwa Prov. NTB.
mengenai gangguan kesehatan jiwa dan mental
Antibodi IgG Toxoplasma Gondii penderita
emosional yang masih mengandalkan pengobatan
Schizophrenia diuji dengan metode ELISA di Rumah
tradisional atau diabaikan sanak keluarganya. Ada
Sakit Umum Pusat Prov. NTB
juga yang sempat menjalani perawatan medis di RS
Jiwa Provinsi NTB namun ketika kembali ke sanak HASIL PENELITIAN
keluarganya dan gangguan kesehatan jiwa itu
kembali kambuh, sanak keluarganya lebih memilih Rerata usia penderita Schizophrenia adalah

dukun Sasak atau dipasung agar terhindar dari 35.76 tahun dengan usia minimum yang adalah 21

masalah, Penyembuhan penderita schizophrenia tahun dan maksimum 64 tahun. Penderita

harus melalui pemeriksaan yang spesifik dan intensif Schizophrenia laki-laki sebanyak 28(66.7%) orang

dikarenakan banyak faktor penyebabnya, jika tidak dan perempuan 14(33.3%) orang. Sedangkan kadar

terdeteksi dengan baik maka akan memperparah IgG Toxoplasma gondii pada penderita Schophrenia

penderitaan mereka. Sedangkan menurut Torry dan adalah terdapat 19 (45.2%) orang negatif dengan

Yolken, 2003 pada penelitian uji klinis bahwa kadar IgG < 8 UI/ml, dan 23 (54.8%) orang positif

penderita schizophrenia berlatar infeksi oleh dengan kadar ≥ 8 UI/ml. Hasil pemeriksaan Elisa
menunjukkan kadar terendah dari IgG Toxoplasma

1241
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2014

gondii adalah 0 UI/ml dengan kadar tertinggi adalah di Jakarta didapatkan hasil 22.5%, Gandahusada dan
> 300 UI/ml Endarjo, 1980 di Irianjaya didapatkan hasil 34.6%
dan di Sulawesi Utara di dapatkan hasil terinfeksi
PEMBAHASAN
60%, penelitian dilakukan oleh Kapojos, 1988.
Penelitian ini menunjukkan adanya Penelitian lain terhadap kasus keguguran spontan
persentase Toxoplasmosis yang cukup tinggi pada yang dilakukan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo
penderita Schizophrenia di Rumah Sakit Jiwa Jakarta dan RS Hasan Sadikin Bandung menemukan
Provinsi NTB, yaitu didapatkan 23 (54.8%) orang sekitar 80,2% (81 dari 101) sampel plasenta yang
pernah mengalami Toxoplasmosis, bahkan beberapa diinokulasi pada mencit menunjukkan hasil positif
diantaranya memiliki kadar IgG Toxoplasma gondii mengandung kista toxoplasma (Cossart dkk.,2000).
yang tinggi (>300 UI/ml). Orang terinfeksi oleh Ditahun yang sama (Konishi dkk, 2000) menemukan
Toxoplasma gondii dikarenakan beberapa antibody Toxoplasma gondii dengan prevalensi yang
kemungkinan, seperti didapat (Aquired tinggi (58 %) pada penduduk Surabaya. Di Jakarta,
toxoplasmosis) maupun diperoleh semenjak dalam tejadi 70% Toxoplasmosis pada penduduk yang
kandungan (Congenital toxoplasmosis). Diperkirakan memiliki kebiasaan yang mendukung terjadinya
sepertiga penduduk dunia mengalami infeksi Toxoplasmosis.
penyakit ini. Penularan parasit ini terjadi dengan Proses internalisasi Toxoplasma gondii ke
tertelannya ookista dan kista jaringan dalam daging dalam sel inang diawali oleh kontak antara ujung
mentah atau kurang matang serta transplasental pada apikal parasit dengan plasma membran sel inang.
waktu janin dalam kandungan. (Jones dkk, 2007). Diketahui bahwa matriks ekstraselular sel inang yang
Sebagai parasit, Toxoplasma gondii ditemukan dalam terlibat pada proses perlekatan (attachment) ini
segala macam sel jaringan tubuh kecuali sel darah adalah laminin (Brown dkk., 2005). Di dalam sel
merah. Tetapi pada umumnya parasit ini ditemukan inang yang telah terinfeksi, parasit membentuk
dalam sel retikulo endotelial dan sistem syaraf pusat vakuola parasitofor (Parasitophorous Vacuole),
(Lee dkk, 2009). Baik toksoplasmosis dapatan menghalangi proses asidifikasi kompartemen
maupun congenital sebagian besar asimtomatis atau lisosomal dan secara cepat melakukan pembelahan
tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan diri. Vakuola parasitofor dikelilingi oleh lapisan
kemudian menjadi kronik atau laten. Gejala yang reticulum endoplasma dan mitokondria sel inang
nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dengan penyakit lain. Toksoplasmosis dapatan metabolisme parasit. Oleh karena itulah, kemampuan
biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan fagositosis sel inang menjadi tidak berfungsi,
gejala. Beberapa penelitian menunjukkan banyaknya sehingga parasit dapat bertahan dan berkembang biak
penderita toxoplasmosis baik di Indonesia maupun di dalam sel inang (Brown dkk, 2005; Davis dkk.,
dunia, antara lain penelitian serologi yang dilakukan 1995).

1242
Ersandhi Resnhalekmana, Studi Toxoplasmosis Pada

Schizophrenia merupakan penyakit otak schizophrenia terdapat 33 (66%) terdeteksi IgG


yang timbul akibat ketidak seimbangan pada Toxoplasma gondii (Centinkaya dkk, 2007)
dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia Penelitian - penelitian neuropatologis
adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan menunjukan bahhwa Toxoplasma gondii dapat
ciri hilangnya perasaan afektif atau respons menginfeksi manusia bahkan dapat mencapai ke otak
emosional dan menarik diri dari hubungan dan menimbulkan schizophrenia. Hal tersebut
antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi diakibatkan karena Toxoplasma gondii dapat
(keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi mempengaruhi astrosit, (Carruthers dan Suzuki,
tanpa ada rangsang pancaindra). Penyebab terjadinya 2007; Halonen, 1996). Kelainan ganglia, bahkan
schizophrenia diakibatkan oleh stress, keturunan, dan sampai meningkatkan nilai dopamin, norepinefrin,
adanya infeksi, salah satunya yang diakibatkan oleh dan neurotransmitter yang merupakan penyebab
parasit Toxoplasma gondii. Dari penelitian yang telah terjadinya schizophrenia (Cotter dkk., 2001; Flegr
dilakukan pada penderita schizophrenia di Rumah dkk., 2003). Peningkatan Dopamin akibat infeksi
Sakit Jiwa Provinsi NTB didapatkan hasil yang IgG Toxoplasma gondii (pada hewan percobaan) tikus
Toxoplasma gondii sebesar 54.8%, menunjukkan menunjukkan kerusakan sel otak tikus yang berakibat
bahwa penderita schizophrenia tersebut pernah mengurangi kemampuan tikus untuk mengenali air
terinfeksi oleh Toxoplasma gondii. Adanya infeksi seni kucing, sehingga tikus tersebut sulit mengenali
Toxoplasma gondii bisa jadi sebagai pemicu atau keberadaan kucing, (Montoya dkk, 2004). Ada
memperberat terjadinya schizophrenia pada pasien banyak kesamaan susunan antara otak tikus dan
schizophrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB. manusia ini yang menunjukkan bahwa Infeksi
Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang telah Toxoplasma gondii dapat berakibat seseorang
dilakukan di beberapa negara antara lain, oleh menderita schizophrenia..
Torrey E.F. dan Yolken, menyatakan bahhwa
penelitian selama 5 dekade dari 17 negara KESIMPULAN

menunjukkan hasil yang signifikan antara kejadian Presentase Toxoplasmosis pada penderita
toxoplasmosis dan schizophrenia dengan nilai P < schizophrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB
.000001 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari adalah adalah sejumlah 23 orang (54.8%) dari 42
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sampel penelitian, terdapat tiga orang memiliki kadar
penderita toxoplamosis lebih mudah 2,73 kali untuk IgG Toxoplasma gondii tinggi (> 300 UI/ml) pada
menjadi schizophrenia. Hasil penelitian ini juga penderita schizophrenia di Rumah Sakit Jiwa
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan di Provinsi NTB.
Turki menunjukan hasil yang signifikan antara
Toxoplasmosis dengan schizophrenia, pada
penelitian ini dari 50 orang sampel penderita

1243
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2014

DAFTAR PUSTAKA Southeast Asian J. Trop. Med. Hlth. 1980


11(2); 276-279.
Brown A.S., SchaeferC.A., Quesenberry C.P., Liu L.,
Babulas V.B., Susser E.S.,.Maternal Gregory Tse Lee G.T, Antelo F, Anton A, Mlikotic,.
Exposure to Toxoplasmosis and Risk of Best Cases from the AFIP Cerebral
Schizophrenia in Adult Offspring. Am J
Toxoplasmosis.
Psychiatry 2005 162:4
radiographics.rsnajnls.org 2009.
Halonen SK, Lyman WD, Chiu FC,. Growth and
Carruthers V.B., dan Suzuki Y.,. Effects of
development of Toxoplasma gondii in
Toxoplasma gondii Infection on the Brain.
human neurons and astrocytes. J
Schizophrenia Bulletin 2007 vol. 33 no. 3
Neuropathol Exp Neurol 1996 ;55:1150–6.
pp. 745–751
Havlicek J, Gasova Z, Smith AP, Zvara K, Flegr J.,.
Cetinkaya Z, Yazar S., Gecici O., Namli M.N.,. Anti-
Decrease of psychomotor performance in
Toxoplasma gondii Antibodies in Patients
subjects with latent ‘asymptomatic’
With Schizophrenia—Preliminary Findings
toxoplasmosis. Parasitology 2001;122:515-
in a Turkish Sample. Schizophrenia Bulletin
20.
2007 vol. 33 no. 3 pp. 789–791
Jones J.L., Moran D.K, Lewis K.S., dan Wilson M.,.
Cossart, P., Boquet, P., Normark, S., and Rappuoli,
Toxoplasma gondii Infection in the United
R.. (Eds.) , CellularMicrobiology, ASM
States, 1999–2004, Decline from the Prior
Press, Washington D. C, 2000, 23-24, 139,
Decade. Am. J. Trop. Med. Hyg., 2007
145, 178.
77(3),pp. 405–410
Cotter DR., Pariante CM, Everall IP,. Glial cell
Kapojos. F.X. Frekuensi zat Anti Toxoplasma gondii
abnormalities in major psychiatric disorders:
di Manado 1988.. Seminar
the evidence and implications. Brain Res
Bull 2001;55:585–95.
Konishi, Houki Y, Harano K, Mibawani RS, Marsudi
Davis, P. J., Tornatore, and K. M., Brownie, A. C., D, Alibasah S, Dachlan YP.,. High
Adrenal cortex, in Smith, C. M. and prevalence of antibody to Toxoplasma
Reynard, A. M.. (Eds.), Essentials of gondii among humans in Surabaya,
Pharmaco-logy, 1st ed., WB Saunders Indonesia. Jpn J Infect Dis. Dec 2000
Company, Philadelphia, 1995 574-587 ;53(6):238-41.

Elly Rosila , 2011. Kompas .com. Levine. N.D. Buku Pelajaran Parasitoloqi veteriner.
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/1 Universitas Gajah Mada Press, 1990.
1/10103994/ Yogyakarta.

Flegr J., Preiss M., Klose J., Havlı´cˇek J., Montoya J, Liesenfeld O.,. Toxoplasmosis. The
Vita´kova´ M, Kodym P.,. Decreased level Lancet vol. 363, Issue 9425
of psychobiological factor novelty seeking Parasitologi Nasional v. ciawi, Bogor. 2004
and lower intelligence in men latently
infected with the protozoan parasite Remington, J.S and Desmonts, G.,. Toxoplasmosis.
Toxoplasma gondii Dopamine, a missing Remington, J.S; Klein,J.O. (eds): Infectious
link between schizophrenia and Diseases of the Fetus and Newborn Infant.,
toxoplasmosis. J. Flegr et al. / Biological W.B Saunders Co. Philadelphia. London.
Psychology 2003 63 253_/268 Toranto. 1983

Gandahusada. S dan S. Endardjo.. Toxoplasma Sasmita. R ; R. Ernawati ; S. Witjaksono.


antibodies in Obano, Irian Jaya,Indonesia. Perbandingan titer antibodi
terhadapToxoplasma gondii pada Kucing di

1244
Ersandhi Resnhalekmana, Studi Toxoplasmosis Pada

beberapa Rumah Sakit dan Pasar di Torrey E. F. dan Yolken R. H.. Synopsis,
Surabaya. Kumpulan Makalah Pertemuan Toxoplasma gondii and Schizophrenia.
Ilmiah Regional Parasitologi Kedokteran II. Emerg Infect Dis 2003
FK Univ. Udayana, Denpasar. 1988
Yolken R.H., Dickerson F.B., Torry E.F.,.
Sibley L.D., Khan A., Ajioka J.W., dan Rosenthal Toxoplasma gondii and schizophrenia.
B.M.,.Genetic diversity of Toxoplasma
gondii in animals and humans . Phil Trans R Emerg Infect Dis 2009 9:1375-1380.
Soc B 2009: 2749-2761

Terazawa A., Muljono R., Susanto L., Margono S.,


Konishi E.,.High Toxoplasma antibody
prevalence among inhabitants in Jakarta
Indonesia. Jpn.Infect.dis 2003. 56.107-109

1245

Anda mungkin juga menyukai