Anda di halaman 1dari 4

TUGAS II

MANAJEMEN OPERASI JASA

NAMA : ERDIANA APRILIYANTI

NIM 041685169

JURUSAN : MANAJEMEN 2019.2 (BANDUNG)

1. Suatu perusahaan jasa pengiriman yang berada di Jakarta akan mendirikan cabang
baru agar dapat melayani konsumen lebih banyak. Saat ini pemilik perusahaan akan
membuka cabang pada tiga titik lokasi, yaitu Depok, Karawaci, dan Cikupa. Dalam
melakukan pemilihan lokasi, pihak manajemen telah menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh di setiap lokasi, bobot kepentingan setiap faktor, dan skor untuk masing-
masing lokasi sebagai berikut :
No. Faktor Bobot Skor
Depok Karawaci Cikupa
1. Keamanan 0,7 90 80 90
2. Topografi 0,6 80 70 70
3. Pesaing 0,3 40 40 30
4. Kedekatan dengan pasar 0,5 90 80 80
5. Transportasi 0,6 90 90 80
6. Insentif Pemerintah 0,5 80 80 70

Berdasarkan kasus tersebut, lokasi mana yang paling baik untuk dipilih dengan
menggunakan The Factor-Rating Method! Jelaskan alasan saudara!
Metode penilaian faktor (factor rating method) adalah salah satu dari beberapa
metode kualitatif dalam pemilihan lokasi. Metode tersebut digunakan untuk memilih
dan menentukan lokasi berdasarkan berbagai faktor yang menjadi pertimbangan.
Faktor- faktor tersebut diberi bobot kepentingan, sedangkan masing-masing lokasi
dinilai berdasarkan pengamatan tim peneliti. Hasil penilaian masing-masing lokasi
berserta bobot kepentingannya merupakan faktor yang mempengaruhi nilai masing-
masing lokasi. Lokasi yang dipilih tentu saja yang mempunyai nilai tertinggi. Adapun
langkah- langkah dalam metode pertimbangan atau penilaian faktor tersebut, yaitu :
- Mengembangkan faktor-faktor yang relevan.
- Memberikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif
sasaran perusahaan.
- Mengembangkan skala untuk setiap faktor (missal 1 sampai 5, atau 1 sampai 0,
atau 1 sampai 100, dan seterusnya).
- Memberikan skor untuk setiap faktor pada setiap lokasi.
- Mengalikan skor dan beban setiap faktor.

- Membuat rekomendasi berdasar skor maksimum, lalu dibandingkan dengan cara kualitatif.

Skor Total Skor


No. Faktor Bobot
Depok Karawaci Cikupa Depok Karawaci Cikupa

1. Keamanan 0,7 90 80 90 (0,7)(90)= 63 (0,7)(80)=56 (0,7)(90)=63

2. Topografi 0,6 80 70 70 (0,6)(80)=48 (0,6)(70)=42 (0,6)(70)=42

3. Pesaing 0,3 40 40 30 (0,3)(40)=12 (0,3)(40)=12 (0,3)(30)=9

Kedekatan
4. 0,5 90 80 80 (0,5)(90)=45 (0,5)(80)=40 (0,5)(80)=40
dengan pasar

5. Transportasi 0,6 90 90 80 (0,6)(90)=54 (0,6)(90)=54 (0,6)(80)=48

Insentif
6. 0,5 80 80 70 (0,5)(80)=40 (0,5)(80)=40 (0,5)(70)=35
Pemerintah

Total 262 244 237


Berdasarkan perhitungan pada table tersebut, perusahaan jasa tersebut sebaiknya
memilih lokasi di Depok, karena mempunyai total skor tertinggi.

EKMA4369, 5.19 – 5.20

2. Jelaskan cara mengelola antrean dengan model kuantitatif!


Garis tunggu merupakan satu atau lebih pelanggan yang menunggu untuk dilayani.
Pelanggan yang dimaksud bisa orang atau benda. Garis tunggu terjadi karena adanya
ketidakseimbangan sementara antara permintaan pelayanan dan kapasitas sistem yang
menyediakan pelayanan. Tingkat permintaan bervariasi dan pelanggan datang pada
waktu dan interval yang tidak dapat diprediksi. Tingkat pelayanan juga bervariasi
tergantung kebutuhan pelanggan. Garis tunggu dapat berkembang jika waktu
memproses pelanggan konstan.
Katz, Larson dan Larson dalam Chase et al., 2006 menyarankan beberapa cara dalam
mengelola antrean dalam model antrean kuantitatif, yaitu menentukan waktu antre
yang dapat diterima oleh pelanggan, mencoba mengalihkan perhatian pelanggan bila
harus antre, memberi informasi kepada pelanggan apa yang diharapkan, jauhkan
karyawan yang tidak melayani pelanggan, sehingga tidak terlihat oleh pelanggan,
menyusun segmentasi pelanggan, melatih karyawan menjadi ramah, mendorong
pelanggan untuk
datang selama periode longgar, dan menggunakan pandangan jangka panjang untuk
membuang jauh antrean.
EKMA4369, 7.4 – 7.5
3. Jelaskan yang saudara ketahui mengenai ERP serta faktor yang mempengaruhi
keberhasilan ERP!
ERP adalah perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning)
yang merupakan proses dalam perusahaan yang berada pada bidang fungsional, unit-
unit bisnis, wilayah geografis, dan lini produk. Sistem ERP adalah konfigurasi sistem
informasi yang mengintregasikan beberapa fungsi bisnis. Sistem ERP
mengkombinasikan data persediaan dengan data keuangan, penjualan, sumber daya
manusia yang memungkinkan organisasi menetapkan harga barang atau jasa,
menghasilkan laporan keuangan, dan mengelola karyawa, bahan, dan keuangan secara
efektif. Sistem ERP adalah luas, yang terintegrasi dengan sistem informasi yang ada
mendukung proses-proses dalam perusahaan dan kebutuhan data.

ERP dapat mengurangi biaya operasi, meningkatkan efisiensi proses, memperbaiki


tanggapan pelanggan, dan menyediakan informasi untuk mengambil keputusan secara
terintegrasi. ERP juga mampu menstandarisasi proses dan mempelajari praktek-
praktek terbaik yang melekat pada sistem ERP untuk menjamin kualitas dan dapat
digunakan untuk membuat prediksi dalam bisnis global dengan mengurangi siklus
waktu dari pemesanan hingga penyampaian. Keberhasilan ERP dipengaruhi oleh :
- Interaksi, asosiasi, dan mengarahkan pengguna dan tim proyek ERP.
- Komunikasi antara pengguna dan tim proyek ERP.
- Domain pengetahuan dan keahlian yang ditunjukkan oleh tim proyek ERP.
- Keinginan dan komitmen tim proyek ERP untuk membantu dan mendukung
mengadopsi sistem.

Dalam perencanaan sumber daya, perusahaan jasa harus berfokus pada


mempertahankan kapasitas untuk melayani pelanggan. Permintaan di perusahaan jasa
termasuk permintaan yang tergantung (dependent demand). Satu dari tantangan
terbesar manajer operasi jasa adalah kesesuaian permintaan jasa dengan kapasitas
(penawaran) jasa tersebut. Hal ini juga dialami oleh perusahaan manufaktur, sehingga
muncul konsep dan teknikteknik seperti persediaan, lembur, menambah shift, dan
mengadakan tunggakan pemesanan (back ordering) bahan. Kegiatan menyesuaikan
permintaan dan penawaran selama satu hingga tiga tahun tersebut disebut
perencanaan agregat (aggregate planning). Perencanaan agregat meliputi penentuan
kapasitas sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Peran
perencanaan agregat adalah mengonversi atau mengubah jenis perencanaan
pemasaran strategis atau peramalan permintaan yang berkaitan dengan perencanaan
jangka panjang ke dalam kebutuhan kapasitas secara keseluruhan. Kebutuhan
kapasitas agregat tersebut merupakan kerangka yang digunakan dalam perencanaan
jangka pendek hingga kemampuan pelayanan individual.

Manajemen jasa atau pelayanan dapat diterapkan bila permintaan lebih nyata sebelum
waktu penggunaan dan organisasi jasa dapat secara efektif menyatakan kepada
pelanggan untuk menunggu ketika permintaan belum terpenuhi. Pelayanan dinilai
oleh pelanggan. Nilai baik ditunjukkan dengan kemauan pelanggan menunggu
pelayanan. Oleh karena itu manajer pelayanan harus mempelajari dua hal, yaitu
standar kualitas pelayanan yang masih ditoleransi dengan cara yang terkendali dan
pengendalian standar pelayanan yang melindungi standar pelayanan untuk mencapai
inti pelayanan. Penggunaan sumber daya untuk mencapai kualitas pelayanan dipahami
sebagai teori antrian. Manajemen operasi jasa atau pelayanan juga harus memahami
penggunaan sumber daya untuk dapat mencapai kualitas pelayanan sesuai harapan
pelanggan. Organisasi jasa juga harus mampu menyampaikan pelayanan atau jasa
pada tingkat yang konsisten untuk mengadakan perbaikan dan mempunyai
penampilan yang berbeda dari pesaing. Bila organisasi jasa memperbaiki
penyampaian jasanya untuk melakukan perbaikan pelayanan dan menjamin
pelayanan, ada beberapa strategi kapasitas yang sederhana yang diusulkan bagi
manajer operasi jasa.

EKMA4369, 8.2 – 8.5

Anda mungkin juga menyukai