Anda di halaman 1dari 7

Makalah diskusi

BAB I

 PENDAHULUAN
 MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN BERDISKUSI

 A. Latar Belakang

Diskusi berarti bertukar pikiran. Diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang terataur
dan terarah. Baik kelompok kecil maupun besar. Dalam diskusi yang baik, setiap peserta
diskusi hendaknya bersikap aktif selama diskusi berlangsung. Dengan kata lain, peserta diskusi
harus aktif mengemukakan pendapat secara objektif dan mengandung kebenaran. Diskusi ada
bermacam-macam antara lain; diskusi kelompok, diskusi panel, dan seminar.

Biasanya komunikasi antar mereka atau kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau
pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan
benar. Diskusi bisa berupa apa aja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi
berkembang dan di perbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
pemahaman dari topik tersebut.
Dalam masyarakat demokrasi diskusi sering diwarnai dengan adu pendapat. Adu pendapat
merupakan cara utama mendapatkan solusi suatu masalah. Perbedaan berpikir dipupuk
untuk mendapatkan pemecahan bersama atas suatu masalah. Maka dari itu diskusi sering
digunakan sebagai sarana atau alat untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi
dalam kehidupan, apalagi dalam kehidupan demokratis saat ini, yang sering muncul
permasalah-permasalahan yang tak terduga.

Setiap orang boleh berpendapat. Bukan zamannya lagi semua orang tunduk pada keputusan
yang dibuat oleh satu orang, khususnya yang berkuasa. Jadi, munculnya perdebatan sengit
untuk mendapatkan pemecahan suatu persoalan merupakan hal biasa. Itulah esensi
kehidupan demokratis.

Maka dari latar belelakang tersebut, penulis membuat makalah ini untuk mengetahui
(mempelajari) cara menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan biak dan hal-hal apa
saja yang ada dalam berdiskusi.

 B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
 1. Untuk mengetahui definisi/pengertian diskusi.
 2. Untuk mengetahui masalah yang ada dalam diskusi.
 3. Manfaat diskusi.
 4. Para pelaksana diskusi.
 5. Penyampaian pertanyaan dalam diskusi.
 6. Membuat laporan diskusi.
 C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
 1. Apa yang dimaksud diskusi....?
 2. Masalah apa yang ada dalam diskusi....?
 3. Apa manfaat diskusi....?
 4. Siapa saja para pelaksana diskusi....?
 5. Bagaimana cara penyampaian pertanyaan dalam diskusi....?
 6. Bagaimana cara membuat laporan diskusi.....?

BAB II

 PEMBAHASAN

 A. Pengertian Diskusi
Diskusi berasal dari bahsa latin discutere, yang berarti ‘‘membeberkan masalah’’. Dalam
bahasa inggris, discussion berarti “perundingan” atau “pembicaraan”. Dalam bahasa
Indonesia istilah diskusi diartikan sebagai bentuk tukar pikiran untuk membicarakan suatu
masalah.
Inti dari sebuah diskusi adalah bertukar pikiran. Orang-orang yang terlibat diskusi akan
mengemukakan pendapatnya masing-masing. Berdiskusi akan diwarnai oleh adu
pendapat dan Tanya jawab antar peserta. Dalam diskusi setiap peserta memiliki
kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya, menambahkan bukti dan
alasan, menolak suatu gagasan, memberikan tanggapan dan saran, serta pastisipasi aktif
lainnya. Di akhir kegiatan, diharapkan dapat dihasilkan kesimpulan atau kesepakatan
bersama.

 B. MASALAH DALAM DISKUSI


Tujuan utama berdiskusi ialah memecahkan masalah. Diskusi perlu dilakukan karena
adanya suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Dengan banyaknya
masalah yang di hadapi, diperlukan identifikasi masalah. Hal ini Karena tidak setiap
masalah perlu didiskusikan.
Jalannya diskusi tidak akan menarik apabila tidak ada masalah yang dibicarakan. Dengan
demikian, kehadiran masalah merupakan sesuatu yang penting dalam diskusi, dengan kata
lain bila tidak ada masalah, maka diskusi iti tidak diperlukan.
Adapun yang dimaksud dengan masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau
dipecahkan. Masalah itu timbul biasanya Karena ada ketidak sesuaian antara kenyataan
dengan harapan.
Berikut contoh-contoh masalah:
 1. Rendahnya perhatian pimpinan perusahaan kepada bawahannya.
 2. Banyaknya pengutar liar dalam menjalankan suatu usaha.
 3. Gaji para karyawan yang di bawah UMR.
 Dalam perumusannya, suatu masalah lazimnya di nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Pertanyaan dalam diskusi haruslah sesuai dengan permasalahan yang sedang didiskusikan.
Selain itu, pertanyaan harus disam paikan dengan bijaksana. Artinya, kita bertanya
setelah dipersilahkan oleh moderator dan tudak bertujuan beradu kepintaran. Sampaikan
pertanyaan ini secara santun dan dengan kalimat yang aktif.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut:
 1. Apa penyebab rendahnya perhatian pimpinan perusahaan kepada bawahanya.?
 2. Bagaimna cara memberantas pengutang-pengutang liar dalam menjalankan suatu
usaha?
 3. Bagaimana meningkatkan gaji para karyawan agar tidak lagi dibawah UMR?

Berdasarkan contoh di atas, satu pokok persoalan dapat dirumuskan menjadi beberapa
pertanyaan,. Dengan pertanyaan-pertanyaan itu, kita lebih memperoleh kejelasan tentang
apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan itu, yakni :
 1) Mencari penyebab terjadinya suatu masalah.
 2) Cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk diskusi adalah
sebagai berikut:
 1. Menarik para peserta
Suatu masalah akan menarik peserta apabila,
 A. Bermanfaat, baik bagi para peserta itu sendiri maupun bagi masyarakat,mengandung
banyak pendebatan,
 B. Aktual, sedang hangat dibicarakan masyaraka.
 2. Sesuai dengan kapasitas pengetahuan para peserta
Betapapun masalah itu menarik, tetapi tidak mungkin dicerna (dipahami) para peserta,
masalah itu bukannya terpecahkan, tetapi akan menjadi bahan pendebatan yang malah
menyesatkan.
 3. Memiliki kejelasan
Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya maupun ruang lingkupnya.
Masalah yang terlalu kompleks dan terlalu luas, dapat menyebabkan arena diskusi
menjadi tidak berujung pangkal (tidak selesai), mengambang, dan bertele-tele.
 4. Sesuai waktu dan situasi
Masalah untuk diskusi akan lain dengan masalah dalam perbicangan biasa. Lebih-lebih
dalam situasi formal, jalannya di batasi oleh waktu. Karena itu, untuk memperoleh
pemecahan masalah yang baik, tidak diganggu oleh ketergesa-gesaan, hendaknya
masalah diskusi disesuaikan dengan situasi dan waktu yang tersedia.

 C. Manfaat Diskusi
Ketika problema masyarakat semakin kompleks, pemecahan dan pemikiran bersama
semakin penting. Pemikiran bersama merupakan salah satu cara penyelesaian efektif
dalam masyarakat modern. Dalam diskusi setiap anggota akan tebiasa untuk secara aktif
dalam kegiatan mempengaruhi dan di pengaruhi (diskusi). Peserta diskusi dapat belajar
dari peserta lain mengenai pengalaman, cara berpikir, cara menentukan sikap, cara
mengambil kesimpulan, dan lain-lain. Setiap peserta dapat berbagi pengalaman dengan
saling mengamati, saling menilai, dan saling mengambil pelajaran. Masing-masing peserta
menyumbangkan pendapat dan menilai pendapat yang diajukan dalam diskusi itu.
Gagasan, pendapat, saran, dan sanggahan yang diajukan dalam diskusi itu, dinilai
bersama-sama secara kritis dalam rangka mencari pemecahannya.
Kehadiran seseorang dalam diskusi dapat berpengaruh sangat penting terhadap pemikiran
orang lainnya. Seseorang yang kurang berpengalaman dapat balajar secara langsung dan
dapat menanggapi gagasan-gagasan tersebut secara langsung pula. Semangat
keterbukaan seperti ini akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan konflik atupun
permasahlan lainnya dari pada dengan orang per orang. Bagaimana pun keputusan
bersama akan lebih berkualitas dibandingkan dengan pemikiran sendiri-sendiri.
Namun demikian, cara perumusan masalah secara berdiskusi memiliki beberapa
kekurangan. Merumuskan suatu keputusan secara berdiskusi membutuh kan waktu yang
relatif lebih lama. Di perlukan kesabaran dan kearifan suatu pihak dalam merumuskan
keputusan yang diinginkan.
Tidak tertutup kemungkinan munculnya dominasi oleh pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak
yang merasa statusnya lebih tinggi, seringkali berambisi untuk menguasai jalannya diskusi,
baik itu dalam gagasan maupun dalam kepemimpinan. Pihak lain yang statusnya lebih
rendah cenderung mengalah, menyatakan setuju dengan mudah. Bila hal itu yang terjadi
tentunya keputusan diskusi sifatnya semua tidak menggambarkan aspirasi diskusi yang
sesungguhnya.

 D. Para Pelaksana Diskusi


Diskusi merupakan bentuk pemecahan masalah yang melibatkan banyak orang. Untuk
melancarkan proses pemecahan masalah, orang-orang tersebut perlu diatur berdasarkan
peran yang saling menunjang dan menentukan. Secara umum peran-peran pelaksana
diskusi terdiri atas pimpinan diskusi, sekretaris atau notulis, dan peserta diskusi, sebagai
berikut:
 1. Pimpinan Diskusi (moderator)
Syarat-syarat menjadi seorang pemimpin diskusi, sebagai berikut:
 A) Tegas dan berwibawa.
 B) Berwawasan luas.
 C) Berfikir kreataif dan cepat.
 D) Demokratis dan objektif.
Seorang pemimpin diskusi memiliki tugas, sebagi berikut:
 A) Menyampaikan masalah-masalah yang akan didiskusikan.
 B) Menyampaikan tata tertib diskusi.
 C) Membuka dan menutup jalannya diskusi.
 D) Mengatur jalannya diskusi
 E) Menjaga agar diskusi berlangsung sesuai dengan peraturan dan jadwal yang
detentukan.
 F) Menyampaikan kesimpulan-kesimpulan diskusi.
 2. Sekretaris/Notulis
Tugas umum Sekretaris diskusi adalah mendampingi ketua terutama dalam urusan tulis-
menulis secara khusus, Sekretaris diskusi mempunyai tugas sebagi berikut:
 A) Mencatat nama pesrta tanggapan- tanggapan yang disampaikan.
 B) Mencatat hal-hal khusus yang terjadi selama diskusi.
 C) Membuat catan dan kesimpulan-kesimpulan sementara diskusi.
 D) Membuat laporan diskusi secara lengkap setelah diskusi itu berakhir.
 3. Peserta
Kehadiran serta peran para peserta merupakan hal yang sangat esesial
(penting/berpengaruh) bagi suatu diskusi. Diskusi yang tidak dihadiri para peserta sama
artinya dengan diskusi itu tidak ada. Dari para peserta diskusi itulah, pendapat-pendapat,
pemecah masalah, dan kesimpulan itu dapat dirumuskan. Untuk itu, tentunya para
peserta itu tidak sekedar hadir dan diperlukan peran aktif mereka selama proses diskusi
berlangsung.
 Peran aktif serta beragai sumbangan pemikiran dari para peserta itu akan sesuai dengan
harapan apabila mereka mempersiapkan diri dengan baik mempelajari, mengetahui dan
mempelajari betul-betul masalah yang akan didiskusikan. Sebelum diskusi berlangsung,
mereka mempersiapkan diri dengan membaca berbagai sumber pustaka, wawancara
dengan pihak-pihak lain, atau bahkan melakukan serangkai penelitian. Dari persiapan-
persiapan seperti itulah, pendapat, pemecahan masalah, serta kesimpulan yang berbobot
akan didapatkan. Apabila tidak, maka jalannya diskusi akan lebih banyak diisi dengan
perdebatan-perdebatan kosong yang kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Dalam diskusi setiap peserta memiliki kesempatan sama untuk menyampaikan pendapat,
menambahkan bukti dan alasan, menyanggah, member tanggapan dan saran, serta
partisipasi aktif lainnya. Pendapat-pendapat yang disampaikan harus ditunjang oleh
alasan, fakta, contoh, atau pendapat pakar.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pendapat adalah sebagai
berikut.
 A) Pendapat disampaikan dengan jelas, lancar, dan tidak bertele-tele.
 B) Pendapat disampaikan dengan jujur, sopan (tidak menyinggung), dan bijaksana.
 C) Pendapat disampaikan setelah dipesilahkan moderator.
 D) Menyampaikan tanggapan dalam berdiskusi.
Penyampaian tanggapan dalam berdiskusi harus disampaikan secara argumentatif.
Sertailah pada setiap tanggapan yang kita kemukakan ini alasan-alasan yang meyakinkan
dan data yang lengkap. Kalau kita sandingkan dengan kegiatan tulis-menulis, maka
tanggapan dalam berdiskusi sama dengan mengarang teks argumentasi. Sampaikanlah
tanggapan itu kepada para peserta diskusi agar mereka meyakini kebenarannya.
Setiap kali kita mengemukakan tanggapan sertakanlah bukti yang akurat, baik itu
berdasarkan pengalaman, penelitian, ataupun, hasil membaca dari berbagai sumber.
Selain itu, tanggapan harus disampaikan dengan cara berikut:
 A) Sederhan
Tanggapan yang berbelit-belit akan membingunkan pendengarnya. Oleh karena itu,
sampaikanlah tanggapan dengan sederahan dan langsung pada inti permasalahan (to the
point).
 B) Jelas
Tanggapan yang samar-samar akan menumbulkan tafsiran yang bermacam-macam bagi
para pendengarnya. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kita perlu memiliki kata
yang tepat dengan struktur kalimat yang tertata rapi.
 C) Lengkap
Kelengkapan tanggapan ditandai oleh alasan-alasan atau fakta-fakta sehingga tanggapan
itu menjadi mudah dipahami pendengarnya.
 E. Penyampaian Pertanyaan Dalam Diskusi
Hal lain yang perlu diperhatikan, terutama dalam penyampaian pertanyaan adalah sebagai
berikut:
 1. Penyampaianya harus memikirkan betul-betul pertanyaan yang akan dijukannya.
Seperti berikut:
 A) Apakah pertanyaan itu penting diajukan?
 B) Apakah pertanyaan itu relevan dengan masalah yang sedang dibicarakan?
Bila pertanyaan itu tidak begitu penting dan tidak relevan. Hendaknya tidak diajukan.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu justru akan mengganggu kelancaran jalnnya diskusi.
Ajukanlah pertanyaan yang menyangkut persoalan dan bermanfaat untuk semuanya.
 2. Tidak menguji peserta lain dengan pura-pura bertanya.
Forum diskusi bukan ajang untuk saling menguji, melainkan tempat untuk memecahkan
persoalan bersama. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang dilandasi tujuan untuk
mendapatkan informasi, meluruskan masalah, atau meninjau fakta yang telah
disampaikan.
 3. Hindari pertanyaan yang diliputi prasangka emosional dan menyinggung pribadi
seseorang. Ajukan pertanyaan secara wajar dan tidak menyinggung peserta lain.

 F. Membuat Laporan Diskusi


Akhir dari kegiatan adalah penyusuna laporan oleh sekretaris dengan dibantu oleh
petugas-petugas lainnya. Terdapat model penyusunan laporan diskusi. Salah satu di
antaranya adalah sebagai berikut.
 1. Pendahuluan
 A) Latar belakang diskusi
 B) Tujuan diskusi
 C) Topik atau masalah diskusi
 D) Tempat, waktu, dan peserta diskusi
 2. Hasil diskusi
 A) Pokok-pokok materi sajian diskusi
 B) Pertanyaan-pertanyaan serta tanggapan yang disampaikan oleh peserta diskusi.

 3. Simpulan
Bagian simpulan ini dapat berisi hal-hal berikut.
 A) Simpulan hasil diskusi yang diolah dari pokok-pokok pikiran dalam diskusi, tanggapan-
tanggapan peserta diskusi.
 B) Masalah-masalah yang tersisa yang belum dibahas secara tuntas( bila ada)
 C) Saran-saran tidak lanjut berdasarkan hasil diskusi.
 4. Lampiran
Bagian lampiran ini berisi hal-hal yang dilampirkan untuk mendukung isi laporan. Lampiran
dapat berisi hal-hal berikut:
 A) Makalah-makalah
 B) Acara diskusi
 C) Daftar peserta

BAB III
 PENUTUP

 A. Simpulan
Berdasarkan pada bab-bab di atas maka penulis dapat mmenyimpulkan bahwa, inti dari
sebuah diskusi adalah bertukar pikiran. Dengan tujuan utama untuk memecahkan sebua
masalah, bukan untuk uji kemampuan diri. Diskusi merupakan salah satu cara
penyelesaian efektif dalam masyarakat modern. Diskusi juga, dapat dimanfaatkan para
peserta untuk berbagi pengalaman dengan peserta diskusi lain.
Keputusan yang dihasilkan dalam diskusi akan lebih berkualitas dibandingkan dengan
pemikiran sendiri-sendiri. Namun, membutuh kan waktu yang relatif lebih lama dan
memperlukan kesabaran dan kearifan suatu pihak dalam merumuskan keputusan yang
diinginkan.
Diskusi merupakan bentuk pemecahan masalah yang melibatkan banyak orang, untuk
melancarkan proses pemecahan masalah seperti; pemimpin diskusi(moderator),
sekertaris(notulis), dan peserta. Kehadiran serta peran aktif para peserta diskusi
sangatlah penting karena dari para peserta diskusi itulah, pendapat-pendapat, pemecah
masalah, dan kesimpulan itu dapat dirumuskan.

 B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
 - Jangan sampai diskusi dikuasai oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara.
 - Jangan sampai semua peserta diskusi berbicara secara serempak.
 - Memberikan kesempatan bagi peserta yang pemalu atau pendiam untuk
menyumbangkan ide-ide mereka.
 - Pastikan setiap pembicara dapat ditangkap (didengar) dengan jelas oleh perserta diskusi.
 - Pilihlah narasumber yang tepat (sesuai dengan masalah yang akan didiskusikan).

 DAFTAR PUSTAKA

 Wiyanto, asul. 2006. Mampu Berbahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo


 Pratiwi, yuni. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Erlangga
 Khandiq, Ahmad. 2012. Bahasa Indonesia. Gresik: Cipta Karya
 Devi, Aulia. 2006. Bahasa Indonesia. Bandung: Mitra Aksara

Anda mungkin juga menyukai