Anda di halaman 1dari 25

INSTALASI LISTRIK

TENAGA
Pengertian
 Instalasi Listrik Tenaga adalah pemasangan
komponen-komponen peralatan listrik
untuk melayani perubahan energi listrik
menjadi tenaga mekanis dan kimia.
Syarat-Syarat
Instalasi Listrik Tenaga
 Syarat Ekonomis
Instalasi listrik tenaga harus dibuat
sedemikian rupa sehingga harga dari
keseluruhan instalasi itu, ongkos pemasangan
maupun ongkos pemeliharaannya semurah
mungkin.

Rugi-rugi daya listrik yang hilang harus


sekecil mungkin, rugi tegangan maksimal
5 % dari tegangan sumber.
 Syarat Keamanan
Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian
rupa sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil.

Aman dalam hal ini berarti tidak


membahayakan keselamatan jiwa manusia,
terjaminnya peralatan dan benda-benda di
sekitarnya dari kerusakan akibat adanya
gangguan seperti :
• gangguan hubung singkat
• gangguan beban lebih
• gangguan tegangan lebih
• dan sebagainya.
 Syarat Keandalan
adalahbahwakelangsunganpemberian/pengali
ran arus listrikkepadabeban/konsumen
pemakai listrik harus terjamin secara baik.

Jadi instalasi listrik tenaga harus


direncanakan sedemikian rupa sehingga
kemungkinan/terhentinya aliran listrik adalah
sangat kecil.
Klasifikasi Keandalan
Beban
• Beban yang memerlukan keandalan sangat
tinggi, karena terhentinya aliran listrik mungkin
dapat menyebabkan kematian atau kecelakaan.
• Beban yang memerlukan keandalan tinggi,
dimana jika aliran listrik berhenti tidak
menyebabkan kematian manusia, tetapi
menyebabkan kerusakan pada beban atau
menyebabkan kerugian yang sangat besar.
• Beban dengan keandalan biasa, apabila aliran
listrik terhenti tidak begitu membahayakan dan
merugikan.

• Mutu terjamin, yang dalam hal ini berarti bahwa


konsumen mendapat aliran listrik sesuai dengan
ukuran normal dari beban.

• Mudah diperluas, bahwa instalasi listrik harus


direncanakan pula perluasan beban agar tidak
begitu sukar jika diperlukan.
DIAGRAM BLOK INSTALASI LISTRIK TENAGA
A. MENURUT PUIL 1987 Ps. 520

A1 PHS (Ps. 520 F)

A2 SC (Ps. 520 C2)


B
PHS SM(Ps. 520 E)

C SP (Ps. 520 H)

D KM (Ps. 520 G)

E PBL (Ps. 520 D)

F
M G GND (Ps. 520 L)
MOTOR (Ps. 520 A&B)
• MENURUT NEC (NATIONAL ELECTRICAL CODE)
A1 HP

A2 PH PENGISI

B HC
C
PHEC

D PEC

E PM

F MC

G
M H GND
MOTOR
IKSTISAR PUIL 1987 PASAL 520
A1. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Cabang (Ps.
520 F), berfungsi sebagai pengaman arus lebih
pada suatu sirkit cabang yang mensuplai dua
motor atau lebih.
A2. Sirkit Cabang (Ps. 520 C2), berfungsi sebagai
penghantar rangkaian akhir yang mensuplai
dua motor atau lebih.
B. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor (Ps.
520 E), berfungsi sebagai pengaman arus lebih
sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal dari
gangguan hubung singkat.
C. Sarana Pemutus (Ps. 520 H), berfungsi sebagai
sarana pemutus (pengisolir) motor dari jaringan
apabila akan dilakukan perbaikan pada motor.

D. Kendali Motor (Ps. 520 G), berfungsi sebagai alat


pengatur putaran motor, menjalankan motor,
membalik arah putaran motor, alat pengasutan
motor, memberhentikan motor, dan laian-lain.

E. Pengaman Beban Lebih (Ps. 520 D), berfungsi


sebagai pengaman/melindungi motor, peralatan
kontrol motor dan hantaran akhir terhadap
pemanasan berlebihan akitan beban lebih dan
atau motor tidak dapat diasut.
F. Motor Listrik (Ps. 520 A&B), berfungsi
sebagai alat yang merubah energi listrik
menjadi energi mekanis untuk
menggerakkan mesin-mesin pemakai
listrik.

G. Grounding System/Pembumian (Ps.520 L),


berfungsi mengamankan peralatan instalasi
dan motor listrik dari adanya kejut listrik
akibat kebocoran arus.
INSTALASI MOTOR
SISTEM NEC
A1. Hantaran Pengisi, suatu hantaran yang
digunakan untuk menyuplai tenaga listrik
pada suatu kumpulan motor.
A2. Pengaman Hantaran Pengisi, berfungsi
sebagai pengaman atau melindungi
hantaran pengisi dan alat-alat yang dilayani
terhadap arus hubung singkat.
B. Hantara Cabang, suatu hantaran yang
digunakan untuk menyuplai tenaga listrik
pada motor tunggal.
C. Pengaman Hantaran Edaran Cabang, jenis
pengaman ini biasanya berupa sekring (fuse) atau
jenis pemutus tenaga (CB), berguna untuk
mengamankan hantaran edaran cabang terhadap
arus hubung singkat.
D. Pemutus Edaran Cabang, yaitu piranti/alat untuk
memutuskan aliran listrik ke motor, jika motor
ada gangguan.
E. Pengaman Motor, berfungsi utnuk melindungi
motor yang sedang bekerja terhadap kerusakan
akiban arus lebih (over current) karena hubung
singkat di dalam motor dan melindungi tegangan
yang hilang. Biasanya pengaman motor yang
dipakai terdiri dari Heater coil/bimetal dan lilitan
elektromagnet.
* Heater coil/Bimetal, berfungsi untuk
melindungi motor terhadap beban lebih
(over load).
* Lilitan elektromagnet, berfungsi untuk
melindungi motor terhadap arus hubung
singkat (over current).
* Rating ukuran Heater coil/Bimetal dan
Lilitan elektromagnet besarnya 125 %
dari arus nominal beban penuh motor.
F. Motor Controller, digunakan antara lain
untuk :
* menjalankan/mengasut motor
* menghentikan motor
* membalik putaran motor
* mengatur jumlah putaran motor
Alat/piranti pengsutnya dapat berupa
saklar bintang/segitiga, tranformator asut,
dan lain-lain.
G. Motor Listrik, berfungsi sebagai alat yang
merubah energi listrik menjadi energi
mekanis untuk menggerakkan mesin-mesin
pemakai listrik.

H. Grounding System/Pembumian, berfungsi


mengamankan peralatan instalasi dan
motor listrik dari adanya kejut listrik
akbitat kebocoran arus.
MEMILIH MOTOR LISTRIK
Motor listrik agar dapat berjalan dengan baik dan
aman, memilki efisiensi dan kehandalan maka
motor-motor listrik itu harus dipilih sedemikian
rupa sehingga cocok dan sesuai dengan keadaan
bebannya atau mesinnya.

Sistem instalasi Motor Listrik terbagi :


• Instalasi Direct Current
• Instalasi Alternating Carruent
Instalasi Arus Searah
Untuk industri-industri tertentu masih digunakan
sistem instalasi DC.
Mudah diatur dan memiliki
 Kereta api listrik kopel besar
 Penerangan darurat
 Crane/derek
 Jembatan angkat
 Mesin-mesin perkakas
 dll
Mesin-Mesin Arus Searah

Self Excited Separately Excited

Hubungan kompon atau campuran pada motor-


motor DC :
 Shunt pendek, kumparan shunt dihubungkan
pararel dengan angker.
 Shunt panjang, kumparan shunt dihubungkan
pararel dengan jaringan.
Hubungan Seri

Angker dan Sikat (B – b)


Kump. Shunt (F – f)
Kump. Seri (S – s)
Kump. Kutub Bantu (C – c)
Hubungan Shunt

L : lengan kontak yg dihubungkan dg jaringan


M : awal tahanan yg dihubungkan dg medan magnet
R : ujung tahanan yg dihubungkan dg angker
Hubungan Pararel Generator
to be continue……
TUGAS 3

1. Jelaskan syarat kerja pararel ?


2. Sebutkan perbedaan kontruksi dan cara antar
mesin seri dan mesin shunt ?
3. Mengapa motor seri tidak boleh dijalankan tanpa
beban ?
4. Sesuaikan diagram rangkaian sesuai dengan PUIL
2000 ?

Anda mungkin juga menyukai