Anda di halaman 1dari 16

PERAWATAN LUKA OPERASI, PRINSIP PERAWATAN LUKA

OPERASI, HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


PERAWATAN LUKA OPERASI, BAHAN-BAHAN YANG DI
GUNAKAN DALAM PERAWATAN LUKA OPERASI

Dosen Pengampuh: Zulaeha Baluntu,S.Tr,Keb

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
NOVHIRA C TEROK SRI LISAWATI VINKA ANANDA
MAJAANI ABDULLAH
NURUL A
PAPUTUNGAN SRI WULAN PANGKO VINNY QOMALA SARI
MANDAR
RIFKA A POTABUGA SUTRIANA LIANTI
MAMONTO VIRZINIA FITRAH A
RIFKA MAMONTO
PAPUTUNGAN
TARISKA RADINI
RISTI EKA PUTRI
RAUF YOLANDA FIRADILA
DATUNDUGON
SUOTH
VIA FITRAH ANSARI
SITI NAMIRA
MEPPI YULIANTI POTABUGA
MOKODOMPIT

TINGKAT I
YAYASAN PENDIDIKAN 23 MARET KOTAMOBAGU
AKADEMI KEBIDANAN BUNDA KOTAMOBAGU
T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa kerena telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul PERAWATAN LUKA OPERASI, PRINSIP

PERAWATAN LUKA OPERASI, HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM

PERAWATAN LUKA OPERASI, BAHAN-BAHAN YANG DI GUNAKAN DALAM

PERAWATAN LUKA OPERASI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu dosen. Selain itu,

penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang

perawatan luka operasi, prinsip perawatan luka operasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

perawatan luka operasi, bahan-bahan yang di gunakan dalam perawatan luka operasi

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima

demi kesempurnaan makalah ini.

Kotamobagu, 28 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Tujuan.................................................................................................................................................4
C. Metode penulisan................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
A. Pengertian luka..............................................................................................................................5
B. Jenis-jenis luka..................................................................................................................................5
C. Pengertian perawatan luka operasi.................................................................................................7
D. Proses penyembuhan luka................................................................................................................7
E. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka............................................................................7
F. Perawatan luka operasi....................................................................................................................8
G. Prinsip – prinsip dalam perawatan luka.......................................................................................10
H. Hal – hal yang harus diperhatikan................................................................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka yang sering di temukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi,misal luka insisi

yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, misal cecio caesaria dibawah sekmen

bawah. Oleh karena itu bidan harus pula mengetahui dan terampil dalam melakukan perawatan

luka pasca operasi. Dalam pengkajian luka harus memperhatikan kondisi klinis ibu, waktu dan

tempat operasi serta tampilan perawatan luka. Keputusan untuk membalut luka kembali juga

harus mencakup keputusan apakah kebersihan luka merupakan tindakan yang di identifikasi. Bila

luka perlu di bersihkan dan dibalut ulang perawatan hrus dilakukan dengan teknik bersih dengan

air atau normal salin. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakuakan rujukan.

B. Tujuan

Perawatan luka operasi bertujuan untuk meningkatakan proses penyembuhan jaringan

dan mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka oleh karena itu bidan harus

terampil dan melakukan perawatan luka pasca operasi.

C. Metode penulisan

1. Penulis menggunakan metode kepustakaan.

2. Cara-cara yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah studi pustaka.

3. Dalam metode ini penulis membaca buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian luka

Luka adalah gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Luka adalah

kerusakan kontinuitas kulit, mukosa, membran dan tulang atau anggota tubuh lain (Kozier,

1995)

Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

2. Respon stress simpatis

3. Perdarahan dan pembekuan darah

4. Kontaminasi bakteri

5. Kematian sel

B. Jenis-jenis luka

Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan

menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997)

1. Berdasarkan tingkat kontaminasi

a. Cleanwounds (luka bersih), yaitu luka bedah terinfeksi yang mana tidak terjadi

proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernapasan, pencernaan,

genital dan urinari tidak terjadi

b. Clean-contamined wounds (luka bersih terkontaminasi), merupakan luka

pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam

kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi.


c. Contamined wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat

kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau

kontaminasi dari saluran cerna

d. Dirty or infected wounds (luka kotor atau infeksi), yaitu terdpat mikroorganisme

pada luka

2. Berdasarkan kedalaman dan luas luka

a. Stadium I: luka superfisial “non-blanching erithema, yaitu luka yang terjadi pada

lapisan epidermis kulit

b. Stadium II: luka “partiall thickness”, yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan

epidermis dan bagian atas dari dermis

c. Stadum III: luka “full thickness” yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi

kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi

tidak melewati jaringan yang mendasarinya.

d. Stadium IV: luka “full thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan

tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas

3. Berdasarkan waktu penyembuhan luka

a. Luka akut: yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep

penyembuhan yang telah disepakati

b. Luka kronis: yaitu, luka yang mengalami kegagalan dalam proses peyembuhannya,

dapat karena faktor eksogen dan endogen


4. Berdasarkan penyebabnya

a. Luka mekanik: luka yang disebabkan oleh benda tajam dan benda tumpul

b. Luka nonmekanik: terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau serangan

listrik

5. Berdasarkan sifat kejadian

a. Luka disengaja :luka terkena radiasi atau bedah

b. Luka tidak disengaja (truma): dibagi menjadi luka terbuka (terjadi robekan) dan luka

tertutup (tidak terjadi robekan)

C. Pengertian perawatan luka operasi

Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan dengan tujuan

mencegah infeksi silang (masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka.

D. Proses penyembuhan luka

1. Tahap respon inflantasi akut terhadap cidera. Tahap ini dimulai saat terjadinya luka.

2. Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pemberian jaringan yang mati oleh leukosit polimer

fenuklear dan makrofag.

3. Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan

mengifultasi luka

4. Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitalasi, konstraksi luka, dan organisasi jaringan

ikat

E. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

1. Vaskularisasi, memengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah

yang baik untuk pertu,buhan atau perbaikan sel.


2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan

kadar protein yang cukup

3. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan

usia seseorang

4. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel terutama karena kadungan

zat gizi yang terdapat didalamnya.

5. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, mempengaruhi proses penyembuhan luka.

F. Perawatan luka operasi

Suatu penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup dan membalut luka

sehingga dpt membantu proses penyembuhan luka dengan tujuan perawatan luka adalah

diantaranya:

1. menjaga luka dari trauma

2. imobilisasi luka

3. mencegah pendarahan

4. mencegah kontaminasi oleh mikrooorganisme pathogen

5. mengabsorbsi drainase serta meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

Berikut ini sejumlah cara perawatan luka besar dan luka pasca operasi yang tepat:

1. Menjaga luka tetap kering

Dalam waktu 24 jam setelah operasi, jangan biarkan luka Anda terkena cairan. Untuk

menjaga luka supaya tetap kering, Anda sebaiknya tidak mandi pada hari pertama setelah

menjalani operasi bedah. Konsultasikan dengan dokter apabila Anda ingin mandi pasca

operasi. Setelah 24 jam, hindari mandi dengan cara berendam. Mandi dengan cara berendam
dapat membuat luka menjadi lembek dan terbuka kembali. Selain itu, jaga supaya luka Anda

tidak terkena produk mandi seperti sabun atau shampo.

2. Membatasi aktivitas pada tempat luka

Agar luka tidak terbuka kembali, batasi aktivitas pada bagian tubuh Anda yang

mengalami luka. Sebagai contoh, jika luka ada pada tangan, hindari beraktivitas

menggunakan tangan yang terdapat luka bekas operasi. Untuk mempercepat proses

penyembuhan, dokter biasanya akan meminta untuk menghindari aktivitas-aktivitas seperti

mengangkat benda maupun melakukan olahraga berat selama satu bulan pasca operasi.

Apabila luka terbuka kembali, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan

penanganan.

3. Menjaga luka tetap bersih

Sebagai upaya mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi, selalu jaga

area sekitar luka tetap bersih. Untuk membersihkan luka, Anda bisa menggunakan kasa atau

kain yang telah direndam dalam air sabun. Hindari membersihkan luka dengan pembersih

kulit, sabun antibakteri, obat antiseptik, losion, krim, dan produk herbal. Penggunaan benda-

benda tersebut dapat berpotensi merusak kulit yang mengalami luka serta memperlama proses

penyembuhan.

4. Memilih plester yang sesuai untuk luka besar

Menggunakan plester dapat membantu menjaga luka tetap bersih dan steril. Plester

mencegah kotoran-kotoran yang berpotensi menempel pada luka. Selain itu, plester juga

dapat membantu melindungi luka dari cairan, terutama ketika mandi. Cairan meningkatkan

risiko luka Anda terbuka kembali. Oleh sebab itu, pastikan Anda memilih plester dengan
ukuran yang sesuai untuk luka besar Anda dan terbuat dari bahan yang kedap air. Pastikan

juga plester tidak menyakitkan saat dilepas.

5. Menerapkan pola hidup sehat

Penerapan pola hidup sehat bisa membantu mempercepat proses penyembuhan luka

pasca operasi. Tidak hanya mempercepat proses penyembuhan luka, cara ini baik untuk

menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan.

G. Prinsip – prinsip dalam perawatan luka

1. Pembersihan & pencucian luka

a. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan tekhnik swabbing yaitu

ditekan & digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kasa bersih yang

dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9%.

b. Luka basah (mudah berdarah) dibersihkan dengan tekhnik irrigasi yaitu di semprot

lembut dengan air steril atau NaCl 0,9%. Kalau memungkinkan bisa direndam selama

10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gr bubuk PK dilarutkan

dalam 10 liter air) atau dikompres larutan PK 1:10.000 atau rivanol 1:1000

menggunakan kain kasa. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika

terdapat infeksi (penggunaan antiseptic yang tidak sesuai dengan indikasi dapat

merusak fibroblast, menimbulkan alergi,bahkan menimbulkan luka dikulit

sekitarnya).

2. Memilih pembalut Pembalut luka merupakan sarana yang sangat penting untuk mengatur

kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebih, mencegah infeksi & membuang
jaringan mati. Pembalut yang dipakai disesuaikan dengan kondisi/keadaan luka. Contoh

pembalut diantaranya:

a. Pembalut yang mengandung calsium alginate: berbahan rumput laut, menjadi gel jika

bercampur cairan luka, menyerap cairan luka, merangsang proses pembekuan darah,

mencegah kontaminasi bakteri pseudomonas.Hydarioactive geldapat membantu

proses pelepasan jaringan mati.

b. Hydariocoloid: mempertahankan kelembaban luka, menyerap cairan, menghindari

infeksi. Jenis pembalut ini biasanya dipakai pada luka yang berwarna merah, bengkak

atau mengalami infeksi.

c. Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole & tepung maizena: mengurangi

iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan & mengurangi bau tidak

sedap.

3. Hindari hal-hal yang memperburuk luka.Diusahakan tidak membuat sebuah luka menjadi

luka baru (berdarah lagi). Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan

sabun sebelum & sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka, menjaga agar

pembalut/penutup luka selalu bersih & kering. Hindari tindakan menggaruk luka atau

kulit disekitar luka.

4. Luka baru

a. Luka baru yang kotor dapat dibersihkan dengan air, sabun & dikeringkan dengan kain

bersih atau kasa steril.

b. Bila luka dangkal &terdapat dibagian yang tidak bergerak dibiarkan terbuka agar

proses penyembuhan cepat.


c. Bila luka bersih tidak usah pakai anti septik atau salep antibiotik. Bila luka kotor

sebaiknya ditutup dengan kasa steril

d. Luka operasi harus dijaga agar tidak terkena air guna mempercepat penyembuhan

dijaga

5. Luka Basah

a. Menghilangkan pus Pus adalah produk dari invasi bakteri pyogenik. Pus harus

dikeluarkan dari luka dengan cara pembedahan (incisi), membuka serta mengalirkan

nanah dapat dilakukan dengan teknik pemasangan tampon dengan cairan fisiologis.

b. Menjaga kelembaban luka Setelah jaringan mati dibersihkan dan pus dikeluarkan

maka akan keluar cairan bening (tahap penyembuahan luka dimulai). Apabila cairan

inikeluar secara berlebih maka harus dilakukan penutupan luka dengan kasa steril.

H. Hal – hal yang harus diperhatikan

1. Pertahankan teknik aseptik

2. Jangan terlalu menekan saat melakukan pembersihan luka (karena dengan merusak

pertumbuhan jaringan granulasi dan sel epitel baru)

3. Bersihkan jaringan mati/nekrosis

4. Cegah jangan sampai ujung serat khasa melekat pada luka

5. Jangan menyinggung perasaan pasien (bila luka bau/kotor)

6. Hindarkan hal-hal yang membuat pasien merasa malu

7. Bekerja secara rapi, cepat dan teratur

8. Catat hal-hal yang ditemukan ( keadaan luka ; warna, bau, pus, infeksi dll)
9. Perhatikan keadan umum pasien

I. Bahan – bahan yang digunakan dalam perawatan luka operasi


1. Sodium Klorida 0,9 % Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh

karena alas an ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline

aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida atau

natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak

mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia dalam

beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini adalah

konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini sodium klorida disebut juga

normal saline (Lilley & Aucker, 1999). Merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh,

tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembaban

sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan

harga relatif lebih murah.

2. Larutan povodine-iodine. Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk

garam yang dikombinasi dengan bahan lain Walaupun iodine bahan non metalik iodine

berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut

sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan larutan sodium

iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif melawan spora tergantung

konsentrasi dan waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999). Larutan ini akan

melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir sehingga

cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif, spora, jamur, dan

protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta meninggalkan residu. Penggunaan
bahan ini harus dipertimbangkan secara matang dan sesuai indikasi adanya resiko atau

aktual infeksi pada luka.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Perawatan luka operasi merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan

pembalutan dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi silang (masuk melalui luka) dan

mempercepat proses penyembuhan luka


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=94393447&escape=false&metadata=%7B
%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

https://www.sehatq.com/artikel/cara-merawat-luka-besar-pasca-operasi-dengan-benar-hati-hati-
infeksi

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/perawatan-luka-43232662

Anda mungkin juga menyukai