Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TINDAKAN RELAKSASI DAN DISTRAKSI UNTUK MENGATASI NYERI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. ALMEIZA FANI DERLIYANTI (19056)


2. DINA PUSPITA (19067)
3. ELSA FATIMAH AZZAHRA (19068)
4. MAYLANI PUSPITASARI (19084)
5. SALBILAH AGIS ARAFAH (19099)
6. SUCI AMALIA PUTRI (19102)

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA


JL. Yos Sudarso, Komplek Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan
A. Teknik Relaksasi Napas Dalam Untuk Mengatasi Nyeri

1. Pengertian
Teknik relaksasi merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri. Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental maupun
fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik
relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi yang lambat dan berirama.
Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari pernapasan abdominal
(diafragma) dan pursed lip breathing.
Melakukan relaksasi napas dalam untuk mengendalikan nyeri, di dalam tubuh seseorang
tersebut secara stimulan dapat meningkatkan saraf parasimpatik maka hormon kortisol dan
adrenalin yang dapat menyebabkan stres akan menurun sehingga konsentrasi meningkat serta
merasa tenang untuk mengatur napas sampai pernapasan kurang dari 60-70 kali per menit.
Kemudian kadar PCO2 akan meningkat dan menurunkan pH sehingga akan meningkatkan kadar
oksigen dalam darah. Teori relaksasi napas dalam ini menjelaskan bahwa pada spinal cord, sel-
sel reseptor yang menerima stimulasi nyeri periferal dihambat oleh stimulasi dari serabut-serabut
saraf yang lain. Stimulasi yang 9 menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi
endorfin, maka nyeri yang dirasakan menjadi berkurang. Periode relaksasi napas dalam yang
teratur dapat membantu untuk melawan ketegangan otot dan keletihan yang terjadi akibat
meningkatkan nyeri. Banyak pasien SC yang mengeluh rasa nyeri pada bekas jaritan SC. Pasien
SC akan mengalami nyeri akut. Dimana nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga
bulan.

2. Tujuan Teknik Relaksasi Napas Dalam


Tujuan dari teknik relaksasi napas dalam yaitu untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
meningkatkan efisiensi batuk, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, dan
mengurangi tingkat stress baik itu stress fisik maupun emosional sehingga dapat menurunkan
intesitas nyeri yang dirasakan oleh individu.
Selain tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan dari teknik napas dalam, yaitu antara lain
untuk mengatur frekuensi pola napas, memperbaiki fungsi diafragma, menurunkan kecemasan,
meningkatkan relaksasi otot, mengurangi udara yang terperangkap, meningkatkan inflasi
alveolar, memperbaiki kekuatan otot-otot pernapasan, dan memperbaiki mobilitas dada dan
vertebra thorakalis.
3. Manfaat Teknik Relaksasi Napas Dalam
Teknik relaksasi napas dalam dapat memberikan berbagai manfaat, efek relaksasi napas
dalam antara lain terjadinya penurunan nadi, penurunan ketegangan otot, penurunan kecepatan
metabolisme, peningkatan kesadaran global, perasaan damai dan sejahtera dan periode
kewaspadaan yang santai.
Keuntungan teknik relaksasi napas dalam antara lain dapat dilakukan setiap saat, kapan saja
dan dimana saja, caranya sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien tanpa
suatu media serta merilekskan otot-otot yang tegang. Sedangkan kerugian relaksasi napas dalam
antara lain tidak dapat dilakukan pada pasien yang menderita penyakit jantung dan pernapasan
kerugian relaksasi napas dalam antara lain tidak dapat dilakukan pada pasien yang menderita
penyakit jantung dan pernapasan.

4. Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri


Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui tiga
mekanisme yaitu:
a) Dengan merelaksasikan otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan insisi
(trauma) jaringan saat pembedahan.
b) Relaksasi otot skelet akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami trauma
sehingga mempercepat proses penyembuhan dan menurunkan (menghilangkan) sensasi
nyeri.
c) Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan
opoid endogen yaitu endorfin dan enkefalin.

Pernyataan lain mengatakan bahwa penurunan nyeri oleh teknik relaksasi napas
dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi napas dalam untuk
mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan kompenen saraf
parasimpatik secara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya kadar hormon kortisol
dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat stres seseorang sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi dan membuat pasien merasa tenang untuk mengatur ritme
pernapasan menjadi teratur. Hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan kadar PCO2
dan akan menurunkan kadar pH sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen dalam darah.
5. Prosedur Teknik Relaksasi Napas
Langkah teknik relaksasi napas dalam yaitu:
a. Mengecek program terapi medik
b. Mengucapkan salam terapiutik
c. Melakukan evaluasi dan validasi
d. Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien
e. Mempersiapkan alat: satu bantal
f. Memasang sampiran
g. Mencuci tangan
h. Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk di tempat tidur
atau kursi atau dengan lying position (posisi berbaring) di tempat tidur atau dikursi
dengan satu bantal
i. Meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.
Hitung sampai tiga selama inspirasi
j. Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh
mungkin, tetap kondisi rileks dan cegah lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan
menaikan abdomen, tarik napas dengan cepat, lalu napas kuat dengan hidung
k. Meminta pasien untuk menghembuskan udara lewat bibir, seperti meniup dan
ekspirasikan secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk suara hembusan tanpa
mengembungkan dari pipi. Teknik pursed lip breathing ini menyebabkan resistensi pada
pengeluaran udara paru, meningkatkan tekanan di bronkus (jalan napas utama) dan
meminimalkan kolapsnya jalan napas yang sempit
l. Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan turunya abdomen dan kontraksi otot
abdomen ketika ekspirasi. Hitung sampai tujuh selama ekspirasi
m. Meminta pasien untuk menggunakan latihan ini dan tingkatkan secara bertahap selama
lima sampai 10 menit. Latihan ini dapat dilakukan dalam posisi berbaring, duduk tegap,
berdiri dan berjalan
n. Mencuci tangan
o. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien
6. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan
pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan
kriteria hasil, pasien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, pasien akan
masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara
umum, evaluasi ditujukan untuk:

a. Melihat dan menilai kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yaitu pain level, pain control,
comfort level dengan kriteria hasil sebagai berikut:

1) Mampu mengontrol nyeri (mengetahui penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik


nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

b. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum. Apabila tercapai maka
respon pasien sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditentukan, sedangkan apabila
belum tercapai maka respon pasien tidak sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan.

c. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai. Apabila terdapat tujuan
dan kriteria hasil yang belum tercapai maka akan dilakukan perencanaan ulang untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil yang belum teratasi. Lembar evaluasi keperawatan terlampir.
B. Teknik Distraksi Napas Dalam Untuk Mengatasi Nyeri

1. Pengertian

a) Nyeri
Nyeri yang terjadi pada pasien kanker diantaranya dapat ditanggulangi dengan
pengelolahan nyeri yang tepat dan sesuai dengan pedoman dari WHO seperti
penggunaan medikasi farmakologis yang tepat, pemberian terapi relaksasi
maupun distraksi, secara terapi musik klasik yang telah dilakukan penelitian oleh
beberapa ahli.
b) Distraksi (Terapi Mendengarkan Musik)
Distraksi (terapi musik) adalah teknik pengalihan dari fokus perhatian
terhadap nyeri ke stimulasi yang lain. Distraksi diduga dapat menurunkan derajat
nyeri, menurunkan persepsi nyeri dengan stimulasi sistem kontrol desendes, yang
mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak.
Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan klien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri.
Terapi musik adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas rohani dan
jasmani dengan menggunakan suara yang biasa terdiri dari melodi, irama, ritme
dan harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan.
2. Landasan Teori

1. Nyeri

a. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri
terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostic
atau pengobatan.

b. Teori Nyeri

Teori nyeri yang diterima pada saat ini salah satunya adalah teori Gate Control. Menurut teori
ini, sensasi nyeri dihantarkan sepanjang syaraf sensori menuju ke otak dan hanya sejumlah
sensasi atau pesan tertentu dapat dihantar melalui jalar syaraf ini pada saat bersamaan.

c. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain adalah:

1) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah
penyembuhan.

2) Nyeri kronik yaitu nyeri menetap dialami selama lebih 3 bulan atau lebih dari 6 bulan akibat
abnormal penyembuhan atau karena pengobatan yang tidak adekuat, contohnya kanker.

d. Penyebab Nyeri Nyeri yang dialami oleh klien dapat disebabkan hal-hal tertentu, oleh karena
itu berdasarkan penyebabnya nyeri dapat dibedakan atas 2 kategori, yaitu fisik dan psikososio.

e. Pengukuran Intensitas Nyeri Gambaran skala nyeri merupakan makna yang dapat diukur.
Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dalam
mengevaluasi perubahan kondisi pada pasien.
2. Terapi Musik

a. Pengertian

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisikdan mental dengan rangsangan suara yang
terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental yang dapat pula menurunkan
stress yang diderita oleh klien. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen
musik untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental fisik,
emosional, dan spiritual.

b. Jenis-jenis Terapi Musik

1) Terapi musik aktif, dalam terapi ini pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat
musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien
berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan
bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.

2) Terapi musik pasif, terapi ini adalah dimana pasien mendengarkan atau didengarkan musik
dengan alunan nada, ritme dan juga bertempo rendah yang memiliki ketukan 60x/menit.

3. Tujuan

Meningkatkan perasaan nyaman dan aman pada klien serta mencegah timbulnya gangguan
tidur, kecemasan akibat nyeri dan klien bisa berbagi beban emosi, pengalaman dan hubungan
orang lain disekitar.

Terapi musik berfungsi untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan
interpersonal, ekspresi, emosi dan meningkatkan kesadaran diri untuk menumbuhkan hubungan
saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental secara teratur serta terprogram. Terapi
musik juga merupkan aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup
seseorang dengan menghasilakn perubahan-perubahan positif dalam perilakunya.
4. Manfaat

Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin yang
disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi implus
nyeri disistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri dapat berkurang, musik juga bekerja pada
sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot
tubuh, sehingga kontraksi otot serta mengurangi ketegangan.

Terapi musik bisa difungsikan untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan
interpersonal, ekspresi, emosi, dan meningkatkan kesadaran diri untuk menumbuhkan hubungan
saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental secara teratur serta terprogram. Terapi
musik juga merupakan aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup
seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam perilakunya.

5. Prosedur

a. Persiapkan alat dan bahan: Hp (terisi musik klasik) dan Handsfree

b. Cara-cara terapi musik:

1) Cobalah untuk mendengarkan musik 20-30 menit setiap hari

2) Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan mata

3) Dalam mendengarkan musik aturlah nafas serileks mungkin

4) Gunakan headphone agar tidak terganggu suara lingkungan sekitar

c. Evaluasi

Pre: Sebelumnya klien belum pernah melakukan terapi distraksi (mendengarkan musik
klasik). Keluhan yang dirasakan kecemasan diakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri, susah
tidur.
6. Evaluasi

a. Evaluasi Hasil

Setelah diberikan PENKES klien mampu:

1. Menjelaskan apa itu terapi music

2. Menyebutkan apa saja manfaat terapi music

3. Memilih jenis musik yang tepat untuk penderita KNF

4. Mendemonstrasikan cara melakukan terapi musik

b. Evaluasi Struktur

1. Kelengkapan media alat : Tersedia dan siap digunakan

2. Pelaksana siap melakukan PENKES

c. Evaluasi Proses

1. Pelaksana dan sasaran (klien) mengikuti PENKES sesuai waktu atau sampai selesai

2. Klien aktif dalam PENKES

3. Klien mampu mendemonstrasikan cara terapi musik

4. Klien mampu menjawab pertanyaan

5. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap

Anda mungkin juga menyukai