Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Candi Jabung

Candi jabung adalah salah satu candi hindu peninggalan kerajaan Majapahit.
Candi hindu ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini
mampu bertahan ratusan tahun. Menurut keagamaan, Agama Budha dalam kitab
Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura.
Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk
pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitab Pararaton disebut
Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.
Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada di Bahal,
Sumatra Utara. Pada tahun 1848 pernah di teliti oleh Regg dan disebut pula dalam "History of
Java", buku karya Th. Stamford Raffles (1917).
Dalam kitab Nagarakertagama, pada tahun 1359 masehi, Candi Jabung pernah dikunjungi
oleh Raja Hayam Wuruk ketika berkeliling Jawa Timur. Perjalanan Raja Hayam Wuruk
didampingi oleh seluruh keluarga raja (Bhatara sapta Prabhu), menteri-menteri, pemimpin
agama, wakil golongan masyarakat, dan Patih Gajah Mada yang memimpin tentara kerajaan
Bayangkari.
Tujuan perjalanan Raja Hayam Wuruk dan rombongan adalah pada dasarnya untuk
memantau keadaan masyarakat yang dipimpinnya. Selain itu, perjalanan ini juga merupakan
salah satu dharma yang harus dilakukan yaitu menyatukan wilayah Kerajaan Majapahit.
Kawasan yang dilewati Raja Hayam Wuruk dan rombongan diantaranya Lasem, Lodaya, Palah,
Lwang, Balitar, Jime, Simping, Kalayu, Kebonagung, Sajabung, dan Paiton. Ketika sampai di
Paiton, Raja Hayam Wuruk menemukan daerah yang dilihat dalam semedinya.
Kata Paiton sendiri adalah nama pemberian dari Raja Hayam Wuruk. Paiton adalah
gabungan dari dua kata yaitu Pait dan Ton. Pait merupakan bagian dari kata Majapahit,
sedangkan Ton berasal dari kata katon (bahasa Jawa) yang memiliki arti terlihat. Sehingga jika
digabung kata Paiton memiliki arti Majapahit terlihat.
Di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, budaya dan sastra berkembang cukup pesat.
Sejumlah candi dibangun untuk digunakan sebagai tempat pemujaan atau penyembahan,
termasuk Candi Jabung. Pada tahun 1353 masehi, Raja Hayam Wuruk melakukan pemugaran
Candi Jabung.
Candi ini berjarak hanya sekitar 5 km dari Kecamatan Kraksaan atau 500 meter sebelah
tenggara kolam renang Jabung Tirta yang berada di pinggir jalan raya Surabaya - Banyuwangi.
Situs ini, sebagaimana umumnya candi di Indonesia, diselaraskan dengan gunung. Jika dikaitkan
dengan mata air di sekitarnya, mungkin sekali sumber mata air di Desa Tamansari (Kraksaan)
atau di sekitar desa Taman-Petunjungan (Paiton) dahulu berperan dalam kegiatan ritual di Candi
Jabung. Di Desa Wangkal di Kecamatan Gading, ditemukan mata air dengan batu bertulis,
sehingga rupanya mata air ini juga merupakan petilasan penting. Hal ini menjadi petunjuk
adanya rangkaian ibadah antara Candi Kedaton di Kecamatan Tiris dengan candi ini.

Anda mungkin juga menyukai