Oleh:
Semester/Kelas: III/A
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia yang telah diberikan, makalah yang berjudul “Fisika Nuklir
Eksperimental dan Terapan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung, baik berupa bimbingan, doa, dan maupun materiil yang diberikan
guna membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada rekan-rekan
semester kelas 3 A yang telah memberikan banyak dukungan kepada penulis.
Tidak lupa pula, ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan
doa dan restu serta dukungan materiil kepada penulis. Terima kasih pula kepada
para penulis yang tulisannya dikutip sebagai bahan rujukan dalam makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima dengan terbuka saran dan kritik konstruktif untuk
menjadikan makalah ini lebih baik di kemudian hari. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
(Colliding Beams).................................................................. 37
.
A) Ilustrasikan proses yang dijalani hingga menjadi inti stabil akhir
B) Tentukan energi yang dilepas.
Penyelesaian:
A. Proses awalnya
(0.42 MeV)
Begitu kita memiliki , reaksi berikut dapat terjadi:
(5.49 MeV)
diikuti oleh:
(12.86 MeV)
Perhatikan bahwa kedua reaksi pertama harus terjadi dua kali agar
dapat menghasilkan dua inti yang kita perlukan dalam reaksi ketiga.
Hasil akhir tahapan proses ini, yang disebut rantai proton-proton, adalah
empat buah proton yang bergabung membentuk sebuah inti
ditambah dengan dua positron, dua neutrino, dan dua sinar gamma. Kita
dapat menulis hasil akhir sebagai:
Gambar 4.
skema Reaktor nuklir
Keterangan :
1. Bahan bakar
2. Teras reaktor
3. Moderator
4. Batang kendali
5. Pompa pemindah
6. Generator uap
7. Shielding (perisai)
Gambar 8.
Kurva
karakteristik gas
B) Detektor Sintilasi
Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator
dan photomultiplier. Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair
maupun gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi
pengion. Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya
yang dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Mekanisme
pendeteksian radiasi pada detektor sintilasi dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu:
proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan
cahaya di dalam bahan sintilator; dan
proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam
tabung photomultiplier.
a. Bahan Sintilator
Proses sintilasi pada bahan ini dapat dijelaskan dengan Gambar 9.
Di dalam kristal bahan sintilator terdapat pita-pita atau daerah yang
dinamakan sebagai pita valensi dan pita konduksi yang dipisahkan
dengan tingkat energi tertentu. Pada keadaan dasar, ground state,
seluruh elektron berada di pita valensi sedangkan di pita konduksi
kosong. Ketika terdapat radiasi yang memasuki kristal, terdapat
kemungkinan bahwa energinya akan terserap oleh beberapa elektron di
pita valensi, sehingga dapat meloncat ke pita konduksi. Beberapa saat
kemudian elektron-elektron tersebut akan kembali ke pita valensi
melalui pita energi bahan aktivator sambil memancarkan percikan
cahaya.
C) Detektor Semikonduktor
Bahan semikonduktor, yang diketemukan relatif lebih baru
daripada dua jenis detektor di atas, terbuat dari unsur golongan IV pada
tabel periodik yaitu silikon atau germanium. Detektor ini mempunyai
beberapa keunggulan yaitu lebih efisien dibandingkan dengan detektor
isian gas, karena terbuat dari zat padat, serta mempunyai resolusi yang
lebih baik daripada detektor sintilasi.
Gambar 12. Perbandingan tingkat energi pita konduksi bahan isolator dan
semikonduktor
Dalam ruang percikan dan ruang streamer medan listrik yang tinggi
diatur dalam gas sehingga gas hampir siap untuk memecah dan
memproduksi. Partikel bermuatan melalui jalur menciptakan pasangan ion
dalam gas. Pasangan ion ini kemudian berterbangan, menciptakan percikan
sepanjang jalur partikel. Posisi bunga api dapat dideteksi fotografi atau
elektronik dan digunakan untuk mempelajari track.
Gambar 15. Streamer Chamber Photograh
Sebuah ruang hanyut, diwakili dalam gambar 6.7, berisi array berjarak dekat
(beberapa mm terpisah) kabel dan gas bertekanan rendah. Partikel
bermuatan gas dan ion akan melayang ke kabel dan menyimpan muatan
mereka. Daya gerak yang dikumpulkan dan waktu informasi dari masing-
masing kawat diproses pada komputer untuk merekonstruksi lintasan.
KE = qV
Gambar 19.
Siklitron
Keterangan:
f = frekuensi siklotron (Hz)
q = muatan proton (1.6 x 10-19 C)
m = massa proton (1.67 x 10-27 kg)
B = induksi magnetik yang dihasilkan pasangan magnet (Wb/m2 atau T)
dua partikel akan bergerak bersama pada kecepatan . Oleh karena itu,
energi kinetik diubah menjadi bentuk energi lainnya dalam tumbukan, lalu
hanya satu-setengah energi kinetik awal yang telah dikonversi ke beberapa
jenis energi lainnya, dimana:
Di sisi lain, jika dua partikel dengan momentum yang sama dan dating
dari arah yang berlawanan bertumbukan dan tetap bersama-sama, maka
mereka semua energi kinetik awal diubah menjadi jenis energi lainnya.
Jadi, jika ingin mengkonversi 1 MeV dari KE ke dalam beberapa bentuk
lain dari energi, bisa dilakukan dengan menabrakkan partikel istirahat
dengan 2MeV partikel yang sama massa-nya. Atau bisa melakukannya
dengan dua partikel MeV dengan massa sama dalam tabrakan. Alih-
balok bertabrakan hanya perlu seperempat dari energi kinetik dari partikel
membombardir target tetap dalam kasus klasik. Dalam kasus relativitas,
rasio ini menurun dengan cepat di bawah seperempat dengan
meningkatnya energi yang dibutuhkan akselerator. Oleh karena itu, ada
yang telah diubah dan yang baru dirancang dan dibangun, untuk
memberikan tumbukan dan energi yang lainnya, akan lebih bijaksana
memerlukan akselerator dengan energi yang jauh lebih tinggi untuk
tabrakan tetap sasaran.
Untuk memperlihatkan perbedaan ini, kita dapat penggunakan
persamaan sebagai berikut:
3.2. Saran
Untuk itu kita harus dapat terus mengembangkannya khususnya dalam
bidang fisika nuklir. Kita sebagai calon pendidik mempelajari eksperimental
dan terapan dari fisika nuklir sehingga dapat bermanfaat nanti dalam bidang
pendidikan atau pun lainnya.
DAFTAR PUSTAKA