Anda di halaman 1dari 2

xxxxxxxxxxxxPada hari Rabu, tanggal 19 Januari 2022, datang An. Titin diantar oleh diantar oleh Ny.

Fifi
Yunita (ibu korban) dan Ny. Dwi Hafsah selaku pendamping dari Unit Pelaksana Teknis Daerah
Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Lampung ke Instalasi Forensik dan Kamar
Jenazah RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis
anak.

Pasien merupakan korban langsung dari dugaan tindak asusila dibawah umur yang dilakukan oleh Ayah
tiri korban dan yang saat ini masih dalam proses persidangan. Pasien beralamat di Desa Samang Raya
Kecamatan Citangkil Kabupaten/Kota Cilegon dan sebenarnya kasus yang dialami pasien awalnya
ditangani oleh UPTD PPA Kota Cilegon. Tetapi kemudian dipindahkan kepada UPTD PPA Lampung karena
kejadian terjadi di Provinsi Lampung dan pelaku tinggal di Lampung, sehingga pendampingan dilakukan
oleh UPTD PPA Lampung. Pasien akan didampingi kembali oleh UPTD PPA Kota Cilegon apabila
persidangan di Lampung sudah selesai.

Sebelumnya an. Ajeng yang merupakan kakak korban merupakan korban tindakan asusila yang
dilakukan oleh Tn. Dadang selaku ayah tiri pasien. Tn Dadang dan Ny. Fifi tidak terikat hubungan suami
istri tetapi tinggal bersama dan melahirkan anak yaitu an Andi dan an Aisyah, serta satu anak yang
sedang dalam kandungan. An Ajeng sudah lebih dulu melaporkan apa yang dialami nya kepada
pamannya ketika sedang berada di Kota CIlegon sehingga pamannya melaporkan kejadian tersebut ke
dinas PPA Kota Cilegon. Sedangkan, anak-anak Ny Fifi lainnya tinggal di Provinsi Lampung dengan
pelaku. Untuk menanggapi hal tersebut, dinas PPA Kota Cilegon bekerja sama dengan dinas PPA Provinsi
Lampung untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap anak-anak lainnya berupa pemeriksaan
visum.

Kemudian dinas PPA Provinsi Lampung mengajukan pemeriksaan visum terhadap an Titin dan an Aisyah.
Pasien sudah menjalani visum di RS Bhayangkara pada 25 Oktober 2021, namun pada pasien ditemukan
gejala berupa demam dan diare. Berdasarkan hasil swab vagina di RS Bhayangkara, ditemukan adanya
diplococcus ec. Susp N. Gonorrhea sehingga pasien dirujuk ke RSUDAM untuk penatalaksaan medis lebih
lanjut.

Pada 22 November 2021, pasien dirujuk ke RSUDAM dan diperiksa oleh dokter spesialis anak. Pada hasil
pemeriksaan ditemukan keadaan klinis baik tidak ditemukan keluhan BAK sulit, keputihan, diare, atau
demam. Namun pasien belum mau untuk dilakukan pemeriksaan fisik. Tatalaksana yang diberikan
berupa Cefixime 2x5 cc selama 5 hari dan dianjurkan untuk swab ulang 1 minggu kemudian. Namun,
pasien tidak datang pada saat kontrol ulang

Pada tanggal 19 Januari 2022, pasien mengalami keputihan dan gatal sejak 15 hari yang lalu disertai
dengan BAB keras, sehingga pasien dikonsulkan ulang ke Dokter Spesialis Anak.

PF UMUM:

Keadaan umum: Tampak sakit ringan


BB: 13 kg

TB: 110 cm

Berdasarkan pemeriksaan fisik, ditemukan sfingter ani (+), vagina kemerahan (+), secret/duh tubuh (+),
labia mayora dan minora dalam batas normal, edema (-)

Diagnosis medis dari Dokter Spesialis Anak yaitu seksual abuse, infeksi saluran kemih, vaginitis, dan
konstipasi, sehingga pasien diberi tatalaksana berupa Microlax supp I, cefixime 2x 100 mg,
metronidazole syrup 3x5 cc, dan disarankan untuk konsultasi ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.

Anda mungkin juga menyukai