Anda di halaman 1dari 8

Volume I No.

1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD


TERHADAP PENINGKATAN
KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
(PDAM) LAMONGAN)

Ahmad Faishol
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks seperti saat ini
dibutuhkan metode pengukuran baru . Dalam hal ini metode yang dapat digunakan
adalah Balanced Scorecard (BSC). Tujuan menggunakan Balanced Scorecard adalah
untuk mengukur kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu : Perspektif Keuangan,
Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif pembelajaran
dan perumbuhan. Penelitian dilakukan pada PDAM Kabupaten Lamongan yang
bergerak dibidang penyedia air bersih, model penggukuran kinerja dengan Balanced
Scorecard ini dipandang sesuai dengan pertimbangan bahwa konsep ini,
menyeimbangkan kinerja financial dan non finansial. Tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan BSC terhadap
peningkatan kinerja perusahaan. Dengan menggunakan teknik penelitian tersebut
ternyata penerapan balanced scorecard melalui empat perspektifnya dapat memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Kata kunci : Kinerja, Balanced Scorecard

1. PENDAHULUAN pengukuran kinerja perusahaan dengan


Kaplan dan Norton (1996) menggunakan kriteria-kriteria tertentu
menyatakan bahwa konsep balanced yang merupakan penjabaran dari apa
scorecard (BSC) dikembangkan untuk yang menjadi misi dan strategi
melengkapi pengukuran kinerja perusahaan jangka panjang. Kriteria
keuangan (atau dikenal dengan tersebut digolongkan menjadi empat
pengukuran tradisional) dan sebagai alat perspektif yaitu: (1) perspektif keuangan,
ukur yang cukup penting bagi organisasi (2) perspektif Pelanggan, (3) perspektif
perusahaan untuk merefleksikan pemi- proses bisnis internal, dan (4) perspektif
kiran baru dalam era competitiveness dan pembelajaran dan pertumbuhan.
efektivitas organisasi. Konsep ini Melalui pengukuran keempat
memperkenalkan suatu sistem perspektif , manajemen perusahaan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 49


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

lebih mudah untuk mengukur kinerja 2.2 Balanced Scorecard


dari unit bisnis saat ini dengan tetap Menurut (Hansen dan Mowen,
mempertimbangkan kepentingan masa 2011:366) Balanced Scorecard adalah
depan, mengukur apa yang telah sistem manajemen strategis yang
diinvestasikan dalam pengembangan mendefinisikan sisitem akuntansi
sumber daya manusia (Hansen dan pertanggungjawaban berdasarkan stra-
Mowen, 2011). Balanced Scorecard tegi. Balanced Scorecard menerjemah-
mempunyai keunggulan dalam sistem kan visi dan strategiorganisasi dalam
perencanaan strategik diantaranya tujuan operasional dan ukuran kinerja
komprehensif, koheren, terukur dan dalam empat perspektif, yaitu perspektif
seimbang (Mulyadi 2001 :18), keuangan, perspektif pelanggan,
Tujuan penelitian ini adalah untuk perspektif proses bisnis internal, serta
mengetahui apakah ada pengaruh dari perspektif pembelajaran dan
empat prespektif balanced scorecard perumbuhan. Perspektif keuangan
terhadap peningkatan kinerja perusahaan menjelaskan konsekuensi ekonomi
dan untuk mengetahui empat perspektif tindakan yang diambil dalam tiga
balanced scorecard manakah yang perspektif lain. Perspektif pelanggan
mempunyai pengaruh paling dominan mendefinisikan segmen pasar dan
terhadap peningkatan kinerja pelanggan dimana unit bisnis akan
perusahaan. bersaing. Perspektif proses bisnis
internal menjelaskan proses internal
2. TINJAUAN PUSTAKA yang diperlukan untuk memberikan nilai
2.1 Kinerja Perusahaan pelanggan dan pemilik. Akhirnya,
Kinerja perusahaan adalah suatu Perspektif pembelajaran dan partum-
tampilan keadaan secara utuh atas buhan mendefinisikan kemampuan yang
perusahaan selama periode waktu diperlukan organisasi untuk memperoleh
tertentu, merupakan hasil atau prestasi pertumbuhan jangka panjang dan
yang dipengaruhi oleh kegiatan perbaikan.
operasional perusahaan dalam Oleh karena itu sangatlah penting
memanfaatkan sumber daya-sumber untuk mengukur kinerja perusahaan
daya yang dimiliki (Helfert dalam berdasarkan ke-empat perspektif
Widodo, 2011 : 9). tersebut. Adapun penjelasan ke empat

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 50


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

perspektif tersebut adalah sebagi berikut Perusahaan akan menentukan tujuan dan
: ukuran-ukuran untuk perspektif ini
a. Perspektif keuangan (Financial setelah terlebih dahulu menentukan
Perspective) tujuan dan ukuran-ukuran pada
Menurut Gasperzs (2008:38), perspektif keuangan dan pelanggan.
Penilaian kinerja keuangan dapat pengukuran kinerja dalam perspektif
dijadikan indicator apakah strategi proses bisnis internal menjadi 3 bagian
perusahaan, implementasi dan kepuas- yaitu : (1) proses inovasi, (2) proses
anya sudah memberikan perbaikan yang operasi, (3) pelayanan purna jual.
pengukuran keseluruhanya melalui
prosentase rata-rata pertumbuhan d. Perspektif Pembelajaran dan Pertum-
pendapatan, dan rata-rata pertumbuhan buhan
penjualan dalam target market. Proses belajar dan bertumbuh suatu
Pengukuran kinerja keuangan dibagi organisasi bersumber dari tiga kategori
menjadi 3 bagian yang akan digunakan (Kaplan dan Norton dalam
yaitu : Growh (bertumbuh), (2) Sustain Widodo,2011:49). Yaitu: people, system,
(bertahan), (3) Harvest (menunai). dan organization procedure.

b. Perspektif Pelanggan 3. METODOLOGI PENELITIAN


Perspektif pelanggan adalah sumber Jenis penelitian yang digunakan
komponen pendapatan dari tujuan oleh penulis adalah metode kuantitatif,
keuangan, perspektif ini mendefinisikan yaitu untuk menggambarkan dan
dan memilih pelanggan dan segmen mengungkap suatu masalah, keadaan,
pasar dimana perusahaan memutuskan peristiwa sebagaimana adanya atau
untuk bersaing (Hansen dan Mowen menggungkap fakta secara lebih
2011 : 371). mendalam mengenai pengaruh penera-
pan balanced scorcecard erhadap
c. Perspektif Proses Bisnis Internal peningkatan kinerja perusahaan,
Dalam perspektif ini para manajer Teknik yang digunakan dalam
melakukan identifikasi berbagai proses pengambilan sampel adalah teknik
yang sangat penting untuk mecapai sampel probabilitas (probability sam-
tujuan pelanggan dan pemegang saham. pling) yaitu dengan memilih sampel acak

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 51


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

sederhana (simple random sampling). moment rhitung> 0,468 sehingga seluruh


Metode pengumpulan data yang indikator variabel dinyatakan valid
digunakan adalah wawancara, kuesioner sedangkan keseluruhan indikator dari
dokumentasi. Operasional variablel variabel kinerja perusahaan yang diteliti
meliputi variabel dependen: perspektif dinyatakan valid dengan nilai koefisien
keuangan, pelanggan, proses bisnis korelasi pearson product moment rhitung>
internal, serta pembelajaran dan 0,468. Hal ini menunjukkan bahwa
perumbuhan, variabel independen yaitu masing-masing butir pertanyaan pada
kinerja perusahaan. variabel prestasi kerja adalah valid.
Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa
4. HASIL PENELITIAN DAN keseluruhan variabel yang diteliti
PEMBAHASAN dinyatakan reliabel dengan nilai
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas koefisien korelasi alpha cronbach > 0,6
Instrumen Penelitian maka dapat disimpulkan seluruh variabel
Variabel balanced scorecard yang dinyatakan reliabel.
diteliti dinyatakan valid dengan nilai
koefisien korelasi pearson product

Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Alfa- Keterangan
Cronbach
Balanced Scorecard (X)
1. Perspektif Keuangan (X1) 0,968 Reliabel
2. Perspektif Pelanggan (X2) 0,966 Reliabel
3. Perspektif Proses Bisnis Internal (X3) 0,987 Reliabel
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4) 0,984 Reliabel
Kinerja Perusahaan (Y) 0,963 Reliabel

4.2 Uji Asumsi klasik keputusan untuk menerima hipotesis nol


4.2.1 Uji Normalitas (H0). Dengan demikian dapat
Dilihat dari hasil uji Kolmogorov disimpulkan bahwa residual berdistribusi
Smirnov pada Tabel 2 menunjukkan normal.
nilai p-value sebesar 0,858. Nilai p-value
> α (0,858 > 0,050), maka dapat diambil

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 52


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

Tabel 2. One-Sampel Kolmogrov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 18
Mean 0,0000000
Normal Parameters Sdt. 1.715506557
Deviation
Most Extreme Absolute 0,143
Differences Positif 0,143
Negative -0,119
Kolmogrov-Smirnov Z 0,605
Asymp . Sig. (2-tailed) 0,858

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada


Jika dilihat Gambar 1, dapat kita persamaan regresi tidak terjadi
ketahui bahwa scatterplot tidak heterokedastisitas.
membentuk pola yang teratur dan jelas.

Gambar 1. Scatterplot

4.2.3 Uji Multikolinieritas 4.3 Analisis Regresi Penerapan Ba-


Table 3 menunjukkan bahwa hasil lanced Scorecard terhadap
VIF lebih kecil dari angka 10 yang Kinerja Perusahaan
menunjukan tidak terjadi multiko. Berikut ini adalah persamaan regresi
linier berganda yang memodelkan
Tabel 3. Multikolinieritas hubungan antara Penerapan Balanced
Collinearrity Statistics
Tolerance VIF
Scorecard terhadap Kinerja Perusahaan
0.337 2.964 PDAM Lamongan.
0.420 2.382
0.485 2.964 Y = 0,838 +0,456X1 + 0,212 X2
0.363 2.752
+ 0,108 X3 +0,133X4

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 53


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

Variabel perspektif keuangan, Tabel 4 menunjukkan nilai


pelanggan. Proses bisnisi internal, serta signifikansi 0,000 yang menunjukan
proses pertumbuhan dan pembelajaran nilai lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat
berpengaruh positif terhadap kinerja disimpulkan variabel balanced scorecard
perusahaan. berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan kinerja perusahaan.

Tabel 4. Hasil Uji F


Model Sum Of Df Mean F Sig
Squares Square
Regression 1824.887 4 456.222 118.482 0.000
Residual 50.057 13 3.851
Total 1874.944 17

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai terhadap kinerja perusahaan. Sehingga


signifikansi perspektif keuangan (X1) dapat disimpulkan, bahwa perspektif
sebesar 0,000, pelanggan 0,004, prosen keuangan adalah variabel yang lebih
internal bisnis 0,042, pembelajaran 0,029 dominan pengaruhnya terhadap
maka semua variabel berpengaruh peningkatan kinerja perusahaan.

Tabel 5. Hasil Uji t


Model Unstandardized Standardized T Sig
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(constantant) 0,838 2.080 0,403 0,649
X1 0,456 0,067 0,530 6,791 ,000
X2 0,212 0,059 0,249 3,556 ,004
X3 0,108 0,048 0,147 2,253 ,042
X4 0,133 0,054 0,184 2,454 ,029

4.4 Koefisien Determinasi 0,973, yang berarti bahwa variabel bebas


Nilai R menunjukkan angka sebesar balanced scorecard berpengaruh
0,987 berarti berhubungan korelasi terhadap variabel peningkatan kinerja
secara bersama-sama antara variabel perusahaan sebesar 97,3%, sedangkan
independen dan variabel dependen sisanya yaitu sebesar 2,7% dipengaruhi
sangat kuat karena R lebih besar dari oleh faktor lain.
0,05 dan pengujian yang dilakukan
dengan melihat R Square diperoleh nilai

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 54


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien 5. PENUTUP


Determinasi
R R Square
5.1 Simpulan
0,987 0,973 Baik perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan
4.5 Analisis Pengaruh Penerapan
mempunyai pengaruh yang cukup
Balanced Scorecard terhadap
signifikan terhadap peningkatan kinerja
Kinerja Perusahaan PDAM
perusahaan, artinya dengan adanya
Lamongan
pengukuran strategis, tujuan serta
Berdasarkan hasil uji F variabel
program tindakan dari masing-masing
balanced scorecard berpengaruh
perspektif dapat memberikan pengaruh
terhadap peningkatan kinerja perusahaan
terhadap peningkatan kinerja perusahaan
dengan tingkat nilai signifikan sebasar
PDAM Kabupaten Lamongan..
0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa H1 diterima dan H0
5.2 Saran
ditolak, bahwa balanced scorecard
Diharapkan dengan terumuskanya
berpengaruh signifikan terhadap
strategi pengukuran dan program
peningkatan kinerja perusahaan.
tindakan bisa diimplementasikan PDAM
Dari hasil analisis menggunakan uji
Kabupaten Lamongan agar dapat
t, diketahui bahwa tingkat signifikansi
dipertahankan dan meningkatkan
variabel perspektif keuangan sebesar
usahanya dimasa mendatang. Perlu
0,000, pelanggan 0,004, proses internal
dilakukan pengkajian lebih dalam
bisnis 0,042, setra pembelajaran dan
kembali terhadap hasil-hasil yang telah
pertumbuhan 0,363 maka semua
dicapai serta upaya mengevaluasi
perspektif berpengaruh terhadap
kembali program tindakan yang telah
peningkatan kinerja perusahaan. Dari
dilakukan setelah periode implementasi
hasil tersebut menunjukan bahwa
dilaksanakan pada periode tertentu agar
variabel perspektif keauangan (X1) yang
tujuan dari masing-masing perspektif
lebih dominan pengaruhnya terhadap
dapat tercapai secara optimal
peningkatan kinerjaa perusahaan (Y).

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 55


Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN 2502 - 3764

DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent. 2008. Sistem
Manajemen Kinerja Terintegrasi
Balanced Scorecard dengan Six
Sigma untuk Organisasi Bisnis
dan Pemerintah. Jakarta :
Gramedia Pustaka Umum.

Kaplan, R. S dan David P. N. 1996.


Balanced Scorecard :
Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi. Jakarta : Erlangga.

Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard;


Alat Manajemen Kontemporer
Untuk Pelipatgandakan Kinerja
Laporan Keuangan Perusahaan,
Cetakan Kesatu. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.

Hansen, Mayane dan Mowen. 2011.


Akuntansi Manajerial, buku 2
edisi 8. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.

Widodo, Imam, 2011. Analisis Penilaian


Kinerja Perusahaan Dengan
Pendekatan Balanced Scorecard
Pada PT Jansen
Indonesia.Semarang : FE
Universitas Diponegoro.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi 56

Anda mungkin juga menyukai