OLEH:
MUHAMMAD REGI DILAPANGA
711345118045
Segala puji bagi Allah sebesar pujian yang dapat memenuhi kesyukuran
atas nikmat-Nya kepada kita semua sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan. Rahmat yang paling utama dan salam yang paling sempurna semoga
terlimpah kepada penutup para nabi dan rasul, Muhammad Saw. pembawa agama
yang sangat bijaksana dan terpelihara dari segala macam perubahan dan
memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yang
memberikan dorongan, bantuan, serta do’anya sehingga makalah ini dapat selesai
Diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
1. Apakah pengertian dari manusia ?..............................................................................1
2. Apakah pengertian dari Penderitaan itu ?...................................................................1
3. Apakah sebab-sebab timbulnya penderitaan ?............................................................1
4. Bagaimanakah pengaruh penderitaan terhadap manusia............................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Pengertian Manusia.............................................................................................2
B. Pengertian Penderitaan......................................................................................27
C. Hubungan Manusia dan penderitaan...............................................................40
D. Cara Manusia Menghadapi Penderitaan..........................................................45
BAB III PENUTUP.......................................................................................................45
A. Kesimpulan.........................................................................................................45
B. Saran...................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................47
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki
selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan, jam
dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih jelas
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
2
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
(orang) tua.
berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
namun pengertiannya definisi manusia itu sendiri bisa pahami secara bahasa
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
3
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
pertolongan.
dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
4
dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi.
otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi
jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut
berbagai kemungkinan.
dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses
5
3. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari
dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
4. Upanisads
unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja.
6. Abineno J. I
/ berjiwa” dan bukan “jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di
7. Sokrates
6
Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang
memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran
lebar.
8. I Wayan Watra
9. Erbe Sentanu
10. Agung. P. P.
Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan
7
Filsafat manusia atau antropologi filsafat merupakan bagian integral dari
sistem Filsafat yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia.
yang kurang lebih setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya seperti; etika,
gejala dan kejadian manusia secara sintesis dan reflektif, serta memiliki ciri-
ciri ekstensif, intensif dan kritis. Kalau demikian, maka dengan mempelajari
sangat luas, dalam dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia. Panorama
pengetahuan seperti itu, paling tidak memiliki manfaat ganda yakni manfaat
1. Tahap Estetis
mengambil sosok Don Juan sebagai model manusia estetis. Don Juan hidup
8
sebagai hedonis yang tidak mempunyai komitmen dan keterlibatan apapun
menindaklanjuti suatu persoalan. Tidak ada cinta dan tidak ada ketertarikan
petualangan dan untuk kebebasan dan oleh sebab itu bisa dianggap
Manusia estetis pun adalah manusia yang hidup tanpa jiwa. Ia tidak
dalam masyarakat menjadi petunjuk hidupnya dan oleh sebab itu ia ikuti
secara seksama. Namun kesemuanya itu tidak dilandasi oleh passion apapun,
dunia luar. Panduan hidup dan moralitasnya ada pada masyarakat dan
kecenderungan zamannya.
Manusia estetis bisa mewujud pada siapa saja, termasuk pada para filusuf,
9
komitmen dan keterlibatan tertentu dalam hidupnya. Jiwa estetis mereka
amati dan
10
alami dalam kehidupan tanpa berusaha untuk melibatkan diri ke dalamnya.
Manusia estetis tidak tahu lagi apa yang sebetulnya diinginkannya, karena
hidupnya tergantung pada mood dan trend dalam masyarakat dan zamannya.
Yang pada akhirnya model manusia setetis ini, hidupnya hampir tidak bisa
masyarakat dan zamannya. Jalan keluarnya hanya ada dua; bunuh diri (atau,
bisa juga lari dalam kegilaan) atau masuk dalam tingkatan hidup yang lebih
2. Tahap Etis
Memilih hidup dalam tahap etis berarti mengubah pola hidup yang semula
11
kemanusiaan. Hidup manusia etis tidak untuk kepentingannya sendiri,
melainkan demi nilai-nilai kemanusiaan yang jauh lebih tinggi. Jiwa individu
etis mulai terbentuk, sehingga hidupnya tidak lagi tergantung pada masyarakat
kehidupannya ada dalam dirinya sendiri dan pedoman hidupnya adalah nilai-
nilai kemanusiaan yang lebih tinggi. Maka, dengan berani dan percaya diri ia
akan mengatakan “tidak” pada setiap trend yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat dan zamannya, sejauh trend itu tidak sesuai dengan “suara
hati” dan kepribadiannya. Manusia etis pun akan sanggup menolak tirani atau
kuasa dari luar, baik yang bersifat represif maupun nonrepresif, sejauh tirani
3. Tahap Religius
Keotentikan hidup manusia sebagai subyek atau “aku” baru akan tercapai
kalau individu dengan “mata tertutup” lompat dan meleburkan diri dalam
12
ke tahap religius jauh lebih sulit dan sublim daripada lompatan dari tahap
estetis ke tahap etis, maka secara rasional kita bisa mempertimbangkan segala
konsekuensi yang mungkin akan kita hadapi, sedangkan lompatan dari tahap
rasionalisasi dan tanpa ikatan pada sesuatu yang bersifat duniawi atau
mundane. Individu yang hendak memilih jalan religius tidak bisa lain kecuali
mengikuti jalan Tuhan dan tidak lagi tertarik baik pada nilai-nilai
berupa sains dan teknologi. Manusia juga bagian dari realitas kosmos yang
13
(1973:21), manusia lebih tepat dijuluki “makhluk yang berbicara” dari pada
sebagai “malaikat yang turun ke bumi” atau “binatang yang berevolusi”, sebab
manusia lebih mulia ketimbang semua itu. Alasan ‘Aqqad ini tidaklah
mampu memikul beban dan tanggung jawab yang diamanatkan oleh Allah
kepadanya. Oleh sebab itu, tidak heran pula jika ada yang mengatakan, bahwa
manusia adalah “pencipta kedua” setelah Tuhan. Hal ini dapat kita pahami,
betapa manusia yang dianugerahi rasio oleh Tuhan itu mampu menciptakan
sujud kepadanya karena tak mampu bersaing secara intelektual (Dr. HM.
Zainuddin, 2013).
Manusia, pada hakikatnya sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT,
menurut kisah yang diterangkan dalam sumber utama ajaran Islam yaitu Al-
yang diembanya.
14
Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari
menjadi makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai
kemampuan.
cipta dan menundukkan alam beserta isinya bagi manusia agar manusia dapat
semesta ini.
Quran mengenai penciptaan Manusia terdapat pada beberapa surat surat Nuh:
17, surat Ash-Shaffat ayat 11, surat AlMukminuun 12-13, surat Ar-Rum ayat :
20, Ali Imran ayat: 59, surat As-Sajdah: 7-9, surat Al-Hijr ayat: 28, dan Al-
macam unsur kimiawi yang ada pada tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam
15
proses berikutnya tidak terdapat dalam Al-Quran secara rinci. Ayat-ayat
manusia diciptakan oleh Allah SWT berasal dari tanah, karena Allah maha
Disisi lain sebagian dari umat Islam memiliki asumsi bahwa Nabi Adam
AS. bukan manusia yang pertama diciptakan. Pendapat ini didasarkan pada
diciptakan berasal dari tanah bukan berarti bahwa seluruh unsur kimia yang
ada pada tanah turut mengalami reaksi kimia. Hal itu sebagaiman pernyataan
sebab semua unsur kimia yang ada pada tanah tidak semua ikut diserap oleh
16
“ (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang ada pada Lumpur hitam,
Konsep manusia dalam pandangan Islam adalah konsep sentral bagi setiap
formal dan materialnya. Agar konsep manusia yang kita bangun bukan
pada zat yang mencipta dan mengerti manusia, yaitu Allah SWT, melalui al-
Secara etimologi istilah manusia di dalam al-Qur’an ada empat kata yang
Para ahli kerohanian Islam atau lebih populer para ahli ilmu tasawuf,
memandang manusia bukan sekedar makhluk lahir yang berakal, akan tetapi
manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan psikis, dan
17
3. Manusia dalam perspektif agama kristen
budi. Alam merupakan lingkungan kehidupan atau segala sesuatu yang ada di
langit dan di bumi seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia dan alam
“Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam
menggunakan apa yang telah diciptakan oleh Allah. Manusia mencipta dan
ciptaan Allah.
Alkitab berbicara tentang ciptaan yang baru dan bumi yang baru (Wahyu.
21:1), di mana bumi yang baru tersebut adalah bebas dari polusi
18
bertanggung jawab atas seluruh ciptaan. Tanggung jawab terhadap alam
sebagai ciptaan Allah, juga telah dipertegar lewat kehadiran Kristus Yesus.
lingkungan hidup yang kian menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara
pandang dan sikap manusia yang telah salah terhadap alam. Karena memang
benar pemahaman dan cara pandang orang terkait lingkungan hidup akan
alam.
berpandangan bahwa alam dapat dilihat sebagai objek, alat, dan sarana untuk
akan memicu munculnya sikap yang tidak bersahabat dengan alam, dan tidak
19
Krisis lingkungan hidup yang dialami manusia pada masa sekarang
Dengan kata lain, krisis lingkungan hidup yang dialami manusia berakar pada
krisis etika (moral). Manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau
lebih peduli pada kepentingan diri sendiri. Kita melihat dan merasakan sendiri
kehidupan kita.
Secara teologis dapat dikatakan bahwa manusia dan alam adalah ciptaan,
properti dan bait Allah, semuanya itu berada dalam suatu hubungan perjanjian
(Kejadian 1). Oleh karena itu, etika lingkungan tidak berpusat pada manusia
20
Sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan
satu dengan yang lainnya. Sebab semua ciptaan berharga di mata Tuhan. Jadi,
alam semesta lingkungan hidup, maka setiap orang memiliki tanggung jawab
hidup.
Di akhir kata, menjadi Kristen, berarti menjadi bagian dari karya Allah
alam, bukan lagi harus dilakukan sebagai bentuk formalitas taat negara, atau
dan tanggung jawab umat Kristen sebagai umat ciptaan Allah. Yang bisa
dimulai dari menyadarkan diri sendiri, berlanjut ke lingkungan sekitar dan lalu
21
masyarakat luas. Semua itu tentu saja, diperbuat untuk memuliakan Allah
kata manusia berasal dari kata manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam
antara badan jasmani dan jiwa (atman) menjadikan ia secara psikopisik terus
manusia melakukan perbuatan baik dan perbuatan buruk yang disebut subha
22
dimiliki oleh makhluk lain selain manusia. Secara umum manusia senang pada
keindahan, baik itu keindahan alam maupun seni, dan yang merupakan musuh
besar manusia menurut agama Hindu yang disebut Sad Ripu. Sad Ripu ini
berada di dalam diri setiap manusia dimana sifat – sifat tersebut akan
perilaku manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sad Ripu tidak
bisa kita hilangkan karena begitu melekat dalam diri manusia. Satu – satunya
diri. Jika hati kita tenang, maka pikiran pun akan tenang untuk menghasilkan
pemikiran – pemikiran yang jernih. Dari pemikiran yang jernih kita senantiasa
Secara umum manusia senang pada keindahan, baik itu keindahan alam
maupun seni, dan yang merupakan musuh besar manusia menurut agama
Hindu yang disebut Sad Ripu. Sad Ripu ini berada di dalam diri setiap
manusia dimana sifat – sifat tersebut akan mempengaruhi watak dan perilaku
dengan yang lainnya. Sad Ripu tidak bisa kita hilangkan karena begitu
23
mengendalikannya. Untuk itu, kita harus bisa mengendalikan sifat tersebut
agar nantinya kita mendapat ketenangan di dalam diri. Jika hati kita tenang,
yang jernih. Dari pemikiran yang jernih kita senantiasa akan berkata dan
Manusia secara harpiah, berasal dari kata manu yang artinya mahluk yang
berpikir. Jadi manusia merupakan mahluk yang telah dibekali salah satu
Pramana, yang terdiri dari Bayu, Sabda , Idep. Tumbuhan hanya memiliki
bayu atau tenaga untuk tumbuh, sedangkan binatang memiliki bayu dan sabda
dimiliki oleh manusia yang telah dibekali sejak dilahirkan. Dengan memiliki
mana yang baik dan buruk. Pikiran dipakai berpikir terlebih dahulu sebelum
24
melakukan tindakan. Manusia juga dengan pikirannya diharapkan mengetahui
asal, tujuan dan tugas serta kewajibannya. Dengan mengetahui hal ini maka
mengilhami setiap tindakannya sehingga tetap berada pada jalur yang benar,
sesuai etika dan ajaran-ajaran dharma yang telah diungkapkan dalam ajaran
agama. Namun manusia juga termasuk makhluk yang lemah, karena tidak
seperti binatang yang lahir begitu saja langsung bisa berdiri, terbang, berjalan
tanpa memerlukan bantuan dari yang lain. Maka hendaknya ini dipahami
terlebih dahulu untuk mengetahui dan dapat memisahkan esensi dari raga ini
Hidup ini mudah bagi orang yang tidak tahu malu, yang suka menonjolkan
diri seperti seekor burung gagak, suka menfitnah, tidak tahu sopan santun,
pongah, dan menjalankan hidup kotor. Hidup ini sukar bagi orang yang tahu
25
Mungkin kita pernah merenungkan mengapa kita terlahir sebagai
manusia? Untuk apa kita terlahir sebagai manusia? Dari mana kita sebelumnya
dan hendak kemana setelahnya? Renungan ini sangat membantu kita dalam
dan merupakan kesempatan yang sangat berharga. Hal demikian ditulis dalam
Dhammapada Buddha Vagga syair 182 dan juga dalam Nakhasikha Sutta
kitab Samyutta Nikaya 13:1. Dikatakan sulit terlahir sebagai manusia karena
kualitas karma baik yang mendorong lahir ke alam manusia adalah sila
(moralitas) yang sangat baik. Dan dikatakan sangat berharga karena di alam
antara alam menderita (alam apaya) dan alam bahagia (suggati). Hal ini amat
sedikit menderita, ada pula yang sebaliknya sedikit bahagia banyak menderita.
26
penderitaan dan sebaliknya makhluk di alam surga lebih banyak merasakan
kebahagiaan.
Bagi mereka yang tidak menyadari, tidak mensyukuri arti kehidupan ini
caranya yang penting senang. Tetapi bagi mereka yang mengenal ajaran
kebenaran Dhamma, hidup bukan hanya soal mencari kesenangan saja. Hidup
Dengan pengertian ini kita akan menjalani hidup dengan hati-hati, jangan
sampai apa yang kita lakukan makin menambah penderitaan baik penderitaan
Hidup ini mudah saja bagi yang tidak punya kesadaran diri. Karena tidak
kesenangan, asal bisa makan, asal bisa hidup enak, asal tercapai apa yang
diinginkan. Tetapi bagi mereka yang punya kesadaran diri, mawas diri dan
kejernihan batin hidup adalah sulit. Tidak mudah. Tidak segampang yang
dipikirkan. Mereka mesti berpegang pada prinsip moral yang baik dalam
27
mencapai tujuan hidup. Mereka mesti berpikir bagaimana supaya hidup bukan
hanya untuk diri sendiri tetapi juga berarti dan bermakna bagi sesamanya.
Hidup itu mudah namun cara untuk memaknai dan mensyukuri hidup
B. Pengertian Penderitaan
kesenangan atau kebahagiaan.
dapat datang dalam berbagai tingkat intensitas, dari yang ringan sampai yang
28
senyawa yang intensitas. Sikap terhadap penderitaan dapat bervariasi secara
luas, pada penderita atau orang lain, menurut berapa banyak hal ini dianggap
sebagai dapat dihindari atau tidak dapat dihindari, berguna atau tidak berguna,
sering kali secara dramatis. Akibatnya, banyak bidang kegiatan manusia yang
meliputi sifat penderitaan, proses, asal-usul dan penyebab, arti dan makna,
berkaitan dengan pribadi, sosial, dan budaya perilaku, obat, manajemen, dan
menggunakan.
sakit fisik, tapi lebih sering hal ini mengacu pada rasa sakit mental, atau lebih
sering namun hal ini mengacu pada rasa sakit dalam arti luas, yaitu untuk
29
'bertentangan' satu sama lain, seperti dalam "rasa sakit fisik, penderitaan
mental", atau "rasa sakit tidak bisa dihindari, sedangkan penderitaan adalah
sebuah pilihan". Atau mereka dapat digunakan untuk menentukan satu sama
lain, seperti dalam "rasa sakit adalah penderitaan fisik", atau "penderitaan fisik
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis rasa sakit atau penderitaan.
macam kategori dari rasa sakit atau penderitaan. Pertama, perbedaan tersebut
mencakup tidak hanya yang 'khas pengalaman sensorik dari rasa sakit fisik'
penderitaan, sebagai soal fakta, yang terjadi melalui pikiran sadar dan
30
yang terjadi melalui fisik otak dan, menjadi emosi, melibatkan aspek penting
fisiologis.
untuk merujuk kepada dasar dimensi afektif dari nyeri (penderitaan aspek),
berhubungan erat dengan intensitas dan kualitas yang unik dari sensasi yang
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang
intensitas penderitaan.
31
Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan
kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
32
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan
Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit
berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur,
33
yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan
dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang
Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia
bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang
dialaminya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan
ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau
mengalami penderitaan.
ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan,
34
taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau
menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami
fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi
yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi
atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang
akan menangis dan meronta-ronta. Bersama keinginan itu pada dirinya juga
menginginkan tidak ada susu. Sebagai reaksinya, ia akan tenang kalau ada
35
susu masuk ke tenggorokannya, sebaliknya ia akan menangis jika tidak ada
yaitu adanya 'kesadaran akan realitas'. Realitas itu lah yang akan terus ia
menuju balita, dari balita menuju anak-anak, hingga remaja, tua, dan mati.
Apakah itu naluri, insting, fitrah, dan sebagainya yang jelas itu ada sebagai
makna hidup.
36
Makna hidup yang ingin dicapai oleh manusia adalah hidup yang
bahagia. Namun hidup bahagia itu tidak sepenuhnya dicapai oleh manusia
dan bahagia. Dalam pencarian akan makna hidup yakni untuk menemukan
ada dalam kehidupan manusia setiap harinya. Terdapat dua bentuk penderitaan
tanah longsor, gempa, bumi, banjir dan lain sebagainya. Sedangkan, secara
terealisasi dalam bentuk psikis dan mental. Misalnya, seorang yang berada di
37
dengan orang yang dicintai, kehilangan orang-orang yang dikasihi, bangkrut
dalam usaha.
siap untuk terus menjalani hidupnya, itu berarti ia siap untuk menderita pula.
Manusia bertumbuh dan berkembang, dan semua proses kehidupan itu tanpa
manusia sadari berasal dari satu hal yang tunggal yakni kehendaknya sendiri.
akan tetapi pemenuhan akan kehendak itu terbatas adanya. Manusia akan
mengalami kebosanan, jika sampai pada apa yang dikehendaki. Jika manusia
38
awang, di mana manusia tidak sampai menyentuh langit dan menginjak tanah.
Kehidupan seperti inilah yang banyak menjadi pilihan manusia zaman modern
ini.
adalah dua substansi yang berbeda, namun ada hubungannya. Intelek lebih
dipandang sebagai pembantu dari kehendak. Intelek bisa letih, kehendak selalu
terjaga. Intelek perlu tidur, kehendak bekerja dalam tidur. Di sini berarti
kehendak itu selalu ada dan sifatnya tanpa pamrih. Dengan sifat kehendak
menderita.
melampaui kemampuan manusia, badan merasa lelah, jiwa merasa lelah dan
akal budi merasa lelah namun kehendak manusia takkan perna lelah, kehendak
39
Schopenhauer melihat hidup sebagai penderitaan karena merupkan
pun beragam. Salah satu sikap yang menonjol adalah penolakan dan
Penelitian ini berbentuk kajian pustaka (library research). Judul dari penelitian
Husserl.
40
diperoleh kenyataan aku yang berkesadaran transenden. Penderitaan manusia
kehidupan manusia yang kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu
41
hidup, bahwa manusia ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita.
rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami
penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan
42
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia
tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan
Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa
sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya
penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul
pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak
pederitaan di akhirat.
43
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada
penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul
pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak
pederitaan di akhirat.
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau
menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan
44
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan
rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami
penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan
insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun
juga nurani.
tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan
Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa
45
sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya
penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul
pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak
pederitaan di akhirat.
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan Tidak
mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat. Karena penderitaan tidak
Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia
harus bisa menjaga sikap dan kelakuannya baik kepada sesama manusia, alam
sekitar ,maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yakin dan percaya bahwa
B. Saran
47
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca.
Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan
DAFTAR PUSTAKA
48
Alamsyah, D. (2020, Mei 5). Filsafat Penderitaan: Dari Kesengsaraan Menuju Harapan.
Retrieved from filsafat-penderitaan-dari-kesengsaraan-menuju-harapan:
https://www.kompasiana.com/dedealamsyah1335/5eafa762d541df08e4693f73
/filsafat-penderitaan-dari-kesengsaraan-menuju-harapan
Aryati, A. (2018, Juli 11). MEMAHAMI MANUSIA MELALUI DIMENSI FILSAFAT. Retrieved
from https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/download/
1602/1377:
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/download/
1602/1377
Dr. HM. Zainuddin, M. (2013, November 11). MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT.
Retrieved from manusia-dalam-perspektif-filsafat: https://www.uin-
malang.ac.id/r/131101/manusia-dalam-perspektif-filsafat.html
FAUSTA, H. (2020, 4 29). MANUSIA DAN ALAM SEMESTA DARI PANDANGAN AGAMA
KRISTEN. Retrieved from manusia-dan-alam-semesta-dari-pandangan-agama-
kristen: https://binus.ac.id/character-building/2020/04/manusia-dan-alam-
semesta-dari-pandangan-agama-kristen/#:~:text=MANUSIA%20DAN%20ALAM
%20SEMESTA%20DARI%20PANDANGAN%20AGAMA%20KRISTEN,-29%20Apr
%202020&text=Manusia%20merupakan%20satu%2Dsatunya%20makhluk
%20ciptaa
Mulyadi. (2017, Mei 10). HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM. Retrieved
from jurnal/index.php/attaujih/article/view/539:
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/539
Olson, V. (2016, Mei 18). MANUSIA PERSPEKTIF HINDU. Retrieved from manusia-
perspektif-hindu:
http://trisnadeviberbagiilmupengetahuan.blogspot.com/2016/05/manusia-
perspektif-hindu.html
Om.makplus. (2015, Desember 31). Pengertian Manusia Serta Definisi Manusia Menurut
Para Ahli. Retrieved from pengertian-manusia-definisi-menurut-ahli:
http://www.definisi-pengertian.com/2015/12/pengertian-manusia-definisi-
menurut-ahli.html
Pangestu, W. A. (2019, Juli 6). MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR“Manusia Dan
Penderitaan”. Retrieved from Manusia-Dan-Penderitaandocx:
https://www.coursehero.com/file/51348055/Manusia-Dan-Penderitaandocx/
49
RIZQI, A. F. (2016, April 10). MAKALAH MANUSIA DAN PENDERITAAN. Retrieved from
makalah-manusia-penderitaan:
http://myfatihurrizqi.blogspot.com/2016/04/makalah-manusia-
penderitaan.html
Sada, H. J. (2016, 5 7). MANUSIA DALAM PERSPSEKTIF AGAMA ISLAM. Retrieved from
media.neliti: https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-none.pdf
Wacana, T. B. (2021, Juli 7). Hidup Itu Mudah, yang Sulit Caranya. Retrieved from hidup-
itu-mudah-yang-sulit-caranya: https://kemenag.go.id/read/hidup-itu-mudah-
yang-sulit-caranya-n3br2
50