Anda di halaman 1dari 3

BAB III

Kasus

Tn. S 45 tahun, dengan BB 55kg TB 160 cm keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit dan
panas, setelah dilakukan pemeriksaan kemudian pasien disarankan untuk opname di ruang bedah RS.
H Kemudian pasien opname di Ruang Dahlia RS. H lalu dilakukan tindakan oprasi pada hari itu juga.
Setelah dilakukan operasi Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan (abdomen), terutama jika
digunakan untuk aktifitas.

P: nyeri pada luka jahitan, jika digunakan untuk bergerak,

nyeri berkurang pada waktu istirahat.

Q: terasa panas seperti ditusuk-tusuk

R: daerah abdomen

S: skala nyeri 4

T: nyeri hilang timbul

Sehingga pasien untuk saat ini setelah melakukan operasi pasien harus memakan makanan yang cair,
sampai dokter dapat mendengan bunyi usus dengan stetoskop, setelah itu pasien boleh makan
makanan seperti biasa.

Pembahasan

Langkah awal :

 Skrinning gizi
 Pengkajian data

Intervensi diet :

 Pemberian diet post operasi usus buntu


 Intervensi tahap kedua dilakukan pada saat pemuliahan.

Implementasi diet :

 Mengatur menu makan pasien.


IMPLEMENTASI

AMB = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

= 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 160) – (4,7 x 45)

= 655 + 528 + 288 – 211,5

= 1259,5 kkal

Waktu makan Jenis makanan Berat Energi (kkal)


Makan pagi (07.00) Bubur kacang hijau 250 gram 342,5 kkal
Teh 100 gram 1 kkal
Selingan (10.00) Sari kedelai 200 gram 108 kkal
Makan siang (12.00) Kentang pure 250 gram 221 kkal
Jus sayuran 200 gram 58,4 kkal
Selingan (15.00) Jus buah 200 gram 109 kkal
Makan malam (18.00) Pudding maizena 250 gram 327,5 kkal
Makan malam (21.00) Susu 250 g 105,75 kkal

Anda mungkin juga menyukai