Dosen pengampu
Ahmad Dedi Marzuki,M.Pd
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat hidayah
dan inayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang berisi tentang “PENGEMBANGAN
INSTRUMEN EVALUASI PEMBELAJARAN IPA SD”. Semoga dengan adanya makalah
ini bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi yang membacanya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun baik dari dosen maupun mahasiswa agar
kedepannya lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A.Latar Belakang.................................................................................... 1
C.Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
BAB III
PENUTUP………………………
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
A. Latar Belakang
Penilaian dan pengukuran tidak dapat dilepaskan dari dunia kependidikan. Penilaian
dan pengukuran ini dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran tentang situasi sekolah.
Penilaian dan pengukuran ini dapat dilakukan oleh guru, kepala sekolah, pengawas sekolah
dan sebagainya. Untuk pembelajaran di kelas, evaluasi peserta didik sangat dibutuhkan untuk
memberikan gambaran tentang kondisi peserta didik. Gambaran yang diperoleh oleh pendidik
kemudian akan dipelajari oleh guru. Gambaran peserta didik yang diperoleh guru harus
memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Artinya data yang diperoleh guru tentang keadaan
peserta didik harus memiliki kesalahan yang kecil. Untuk memperoleh data tentang peserta
didik, diperlukan adanya instrumen penilaian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-
judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian
dan proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
1Fungsi Formatif
2Fungsi Sumatif
3.Fungsi Diagnostik
4.Fungsi Selektif
5.Fungsi Motivasi
Prinsip Penilaian
1. Menyeluruh
2. Berkelanjutan
C. MACAM-MACAM PENILAIAN
1)PENILAIAN AUTENTIK
. Penilaian Otentik atau Autentic Assessment adalah sebuah pengukuran yang mewakilkan
seluruh nilai yang benar melekat pada objek yang dinilai dalam hal kurikulum 2013 objek penilaian
tidak lain adalah peserta didik.
Pada kurikulum 2013 pendidik dalam hal ini guru diharapkan dapat melakukan sebuah
penilaian otentik dalam mengukur hasil belajar peserta didik dalam empat kompetensi inti yakni:
Spiritual,
Sosial,
Pengetahuan
Keterampilan.
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah
benar-benar dikuasai dan dicapai.
Prinsip penilaian yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 melalui Permendikmud No.66
tahun 2013 tentang standar penilaian adalah penilaian otentik.
1.Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013.
2.Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
3.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
4.Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran,
khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
5.Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes
berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu
saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim
digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
6.Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan
peserta didik.
7.Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik
dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
8.Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka
meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi.
9.Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
10.Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
11.Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi
pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi
untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
12.Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas
tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
13.Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik,
karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang
subjek.
14.Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa
yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
15.Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
1.Penilaian Kinerja
2.Penilaian Proyek
3.Penilaian Portofolio
4.Penilaian Tertulis
2) Instrumen Penilaian
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai
suatu variabel.
Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data
mengenai variabel – variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian,
Dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa,
faktor – faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar,
perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan
pencapaian suatu program tertentu.
Menurut Permendikbud No. 104 Tahun 2014, instrumen penilaian adalah alat yang
digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes, dan skala sikap
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data, dapat berupa tes atau
nontes.
Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta
memberikan penampilan maksimal.
Instrumen non-tes merupakan alat ukur yang mendorong peserta didik untuk memberikan
penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur
sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
b)Kelompok non-tes adalah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara,
angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya.
Instrumen yang berbentuk tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes
bersifat performansi tipikal.
Tes sebagai instrumen penilaian adalah pertanyaan – pertanyaan yang diberikan pada
peserta didik untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulis
(tes tulis), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidkan dan pengajaran.
dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif.
a.Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur.
b.Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda dengan
banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa sendiri.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: uraian bebas, uraian terbatas dan uraian
berstruktur.
• Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, pertanyaan uraian bebas sifatnya umum.
• Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan
tertentu.
Uraian Berstruktur
•Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soalessay.
•Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
memberikan jawaban.
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi(dichotomously scored item)karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara 1
•Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks
dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
•Pilihan jawaban(option) terdiri atas jawaban yang benar atau paling benar, selanjutnya disebut
kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh(distractor/decoy/fails).
Benar-Salah(True-False, or Yes-No)
•Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban,
yaitu benar atau salah
•Mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat.
•Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
Menjodohkan(Matching)
•Soal tes bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya
dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan,
dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban.
•Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi hubungan antara dua hal.
Melengkapi(Completion)
Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik.
Tes Perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis
dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja.
Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan
tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya.
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif,
dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan
tugas, dan lain-lain.
1)Observasi Lagsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi
dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
2)Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan dengan menggunakan alat seperti
mikroskop utuk mengamati bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit.
3)Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan dengan cara pengamat harus melibatkan
diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati,
sehingga pengamat bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri seperti inddividu yang
sedang diamatinya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis non-tes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ada dua jenis wawancara, yakni: wawancara terstruktur dan wawancara bebas.
3. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden).
Angket adalah instrumen penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis
untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga peserta didik,
kesehatan peserta didik, tanggapan peserta didik terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-
lain.
Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana responden yang dievaluasi tinggal
membubuhkan tanda centang (√) pada aspek yang diamati sesuai dengan hasil penilaiannya
5. Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang
mengalami kasus tertentu.
Penekanan yang utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melalukan apa yang
dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Datanya bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti; orang tua, teman dekatnya, guru,
bahkan juga dari dirinya.
6. Portofolio
Portofolio (portfolio) adalah kumpulan hasil tugas/tes atau hasil karya peserta ddik yang
dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah ditentukan.
Model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan(collection) hasil
karya peserta didik yang sistematis dalam satu periode.
Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data hasil
pekerjaan peserta didik, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis seluruhnya digunakan
untuk membuat inferensi kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik.
Informasi ini juga digunakan untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
Untuk menyusun instrumen penilaian tersebut, dapat dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1)Pemilihan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap
dan minat terhadap suatu materi pelajaran
2)Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan
minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran.
3)Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap
dan minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran, yaitu:
2.aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, misalnya apakah suka bertanya,
terlibat aktif dalam diskusi, aktif memperhatikan penjelasan guru, dsb.
3.penyelesaian tugas-tugas belajar yang diberikan, seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau
tugas lainnya,
4.kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebut.
Agar evaluasi sesuai dengan program pendidikan, maka seorang guru diharuskan menyusun
kisi-kisi soal.
Menurut para ahli pengertian kisi-kisi adalah suatu format yang dapat berupa matriks yang
memuat informasi dan dijadikan pedoman untuk menyusun soal menjadi tes.
Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan
soal.
Tanpa adanya indikator dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal.
KISI-KISI
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman
untuk menulis tes atau merakit tes
Tujuan
Tujuan penyusunan kisi-kisi tes adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes
dan bagian-bagiannya sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si
penyusun tes atau perakit soal.
PENGEMBANGAN KISI-KISI
Fungsi
Syarat kisi-kisi
Komponen Kisi2:
•Identitas
•Kompetensi
•Materi Pembel.
•Indikator Soal
•Bentuk Tes
•Nomor Soal
3.Soal-soalnya dapat dibuatkan sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Kurikulum : Penulis :
Bentuk Tes
Tingkat
Urut
Praktik) Soal
LATIHAN 2
LAMPIRAN
•CONTOH SOAL
C.DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Idrus. 2010. Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes Objektif Bentuk Pilihan Ganda
terhadap Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta. Vol. 3 No. 2.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kemenag. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrul., Ananda, Rusydi. etc. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media. Doni,
Sindu, etc., Evaluasi Pendidikan. Denpasar:
BETA. Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia learning center.