Anda di halaman 1dari 41

NEURO 2

1 ANAMNESIS

1. Menanyakan keluhan utama

● Selamat pagi bu, perkenalkan saya dokter X yang bekerja pada pagi hari ini.
● Namanya siapa ya bu? Sesuai nama pasien
● Alamat? Jl. Mawar No 1 RT 2 RW 3
● Umur? 36 tahun
● Pekerjaan? Swasta
● Maaf bu apakah sudah menikah? Sudah
Baik ibu kesini apa yang bisa saya bantu? Wajah saya perot sebelah kiri dan tidak bisa
digerakkan sebelah

2. Menanyakan lokasi

*yang tidak bisa digerakkan yang mana? Kiri atau kanan?* Sisi kanan

3. Menanyakan onset dan kronologi

*sudah dari kapan bu?* sejak saya bangun tidur

“Awal mulanya bagaimana bu?” Saya habis berpergian jauh menggunakan sepeda motor pada
malam hari, sehingga terpapar angin terus menerus.

4. Menanyakan kualitas keluhan

*Apakah mengganggu aktivitas?* tidak tahu

5. Menanyakan kuantitas keluhan

Perotnya terus-terusan atau hilang timbul bu? tidak tahu

6. Menanyakan faktor-faktor pemberat

*lebih parah kalo dibawa ngapain bu?* tidak tahu dok

7. Menanyakan faktor-faktor peringan

*enakan kalo dibawa ngapain bu?* tidak ada

8. Menanyakan gejala penyerta


*apa ada keluhan lain bu?* saya sulit menutup mata kanan, tidak bisa merasakan makanan
dengan baik dan susah berbicara (bicara pelo)

Apakah ada kelemahan atau kesemutan separuh badan? tidak

Apakah ada nyeri kepala? tidak

Apakah ada rasa mual dan ingin muntah? Tidak

Apakah ada gangguan pendengaran? tidak

9. Menanyakan riwayat pengobatan dan penyakit dahulu

*sebelumnya apa bu minum obat tertentu?* belum minum obat, langsung dibawa ke poliklinik
neurologi rumah sakit

*pernah sakit seperti ini bu?* tidak

“Apakah ada riwayat darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, dan trauma kepala seperti
pernah terbentur atau kecelakaan?” tidak ada dok

10. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga

*di keluarga apa ada yang sakit kaya gini juga?* tidak ada dok

11. Menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan pribadi

*mohon maaf apa ibu merokok?* saya tidak merokok

“Apakah ibu rajin berolahraga?” Tidak

*makannya bagaimana ya bu apakah teratur bu?* Teratur

*mohon maaf ibu kesini pakai asuransi atau biaya mandiri?* BPJS

“Baik ibu, disini saya akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menilai fungsi neurologis
ibu, mungkin nanti akan terasa sedikit tidak nyaman, apakah ibu bersedia?” Ya

2. PEMERIKSAAN NEUROLOGI AFASIA (DUDUK)

1) Memberikan penjelasan tentang tujuan dan kepentingan pemeriksaan

Saya akan melakukan pemeriksaan afasia untuk menilai kemampuan berbahasa ibu. Fungsinya
untuk melihat apakah ada gangguan dalam berbahasa”
2) Memberikan instruksi prosedur pemeriksaan dengan jelas

Saya akan meminta kepada Ibu untuk mengikuti sesuai instruksi saya nggih, nanti saya akan
meminta ibu untuk menyebutkan nama - nama barang, mengikuti perintah singkat saya,
menyebutkan yang saya ucapkan ulang, menamai benda, membaca, dan menulis. Apakah
sekiranya ibu bersedia?

CUCI TANGAN

3) Kelancaran bicara :

Bicara spontan, lancar tidak tertegun untuk mencari kata yang diinginkan. Minta

pasien menyebutkan nama hewan sebanyak-banyaknya selama 1 menit.

“Bapak bisa sebutkan nama hewan sebanyak2nya selama 1 menit ya pak” gajah kucing anjing
ikan burung kuda kambing sapi singa katak semut lebah koala buaya ular rusa ayam

Diasumsikan sudah 1 menit.

Pasien dapat menyebutkan 16-20 nama2 hewan selama 1 menit dengan baik.

4) Pemahaman bahasa lisan :

Ajak pasien bercakap-cakap dan nilai pemahamannya terhadap kalimat. Minta

pasien melakukan apa yang kita perintahkan mulai dari yang sederhana sampai

yang sulit.

“Ibu angkat tangan kanan”

“Lipat kertas jadi dua, dilipat lagi, dan letakkan di lantai”

5) Repetisi :

Mintalah pasien untuk mengulangi apa yang kita ucapkan mulai dari kata hingga

Kalimat.

“Ibu bisa mengulangi ucapan saya ya bu.

“Apel, Meja, Koin”

“Ayah mencuci mobil di garasi”


6) Menamai :

Mintalah pasien untuk menyebutkan dengan cepat dan tepat nama objek yang kita

Tunjukkan.

Pensil, Kacamata, Jam tangan, Penghapus, Spidol, Buku (3 benda aja)

7) Membaca “Ibu menanam bunga di taman” → tulis di kertas

8) Menulis “Ibu tolong menulis sebuah kalimat lengkap”

9) Menyimpulkan dan melaporkan hasil pemeriksaan dengan benar

“Kemampuan Afasia pasien normal. Saat diperiksa pasien dapat memahami pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dengan baik dan lancar. Pasien juga dapat melakukan apa yang diperintah
oleh pemeriksa seperti mengulang kata-kata, menyebutkan nama benda, membaca maupun
menulis kalimat dengan benar.”

3. PEMERIKSAAN REFLEKS BRUDZINSKI II (BARING)

1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan

“Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan brudzinski 2 untuk menilai adanya infeksi pada
lapisan otak atau tanda meningeal”

2. Mempersiapkan pasien pada posisi berbaring terlentang di atas tempat tidur

3. Melakukan fleksi secara pasif pada salah satu tungkai bawah pasien pada sendi paha dan
ekstensi pada sendi lutut

“Saya izin untuk mengangkat kaki ibu ya” → kanan kiri

4. Memperhatikan dan melaporkan ada tidaknya fleksi pada sendi lutut kaki kontralateral

Pasien tidak melakukan gerakan fleksi tungkai kontralateral (tungkai tidak digerakkan)

5. Mencatat dan membuat kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan Brudzinski II

Interpretasi: Tanda Brudzinski II negatif (normal) tidak ada fleksi sendi lutut pada tungkai
kontralateral. Pemeriksaan tanda rangsang meningeal negatif.
4. PEMERIKSAAN Patrick-Kontra Patrick (BARING)

● Tes Patrick

Tindakan pemeriksaan ini dilakukan untuk membangkitkan nyeri di sendi panggul yang terkena
penyakit.

Prosedur pemeriksaan :

a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan

“Selanjutnya saya akan melakukan tes patrick dan kontra patrick untuk membangkitkan nyeri di
sendi panggul yang terkena penyakit.”

b. Pasien diminta berbaring di atas tempat tidur.

c. Pemeriksa menempatkan tumit (maleolus eksterna) tungkai yang sakit pada lutut tungkai yang
lain.

d. Pemeriksa melakukan penekanan pada lutut tungkai yang difleksikan tadi.

e. Memperhatikan dan menanyakan apakah pasien merasa nyeri atau tidak “Apakah ada rasa
nyeri?” Tidak

f. Mencatat, melaporkan, dan membuat kesimpulan hasil yang didapat

“Tes patrick didapatkan negatif karena pasien tidak melawan/menahan gerakan tersebut dan tidak
mengeluhkan nyeri.”

Tes Patrick positif apabila pasien merasakan nyeri di sendi panggul yang terkena penyakit. Hal
tersebut berarti pasien mengalami gangguan pada sendi panggul. Pada ischialgia diskogenik, tes
Patrick ini biasanya negatif.
● Tes Kontra-Patrick

Prosedur pemeriksaan :
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan
“Ibu saya akan melakukan pemeriksaan tes kontra patrick, tes ini digunakan untuk menentukan
lokasi patologi yang tepat, caranya nanti saya akan mengarahkan lutut ibu ke sisi dalam untuk
membangkitkan nyeri pada sendi sakroiliaka atau daerah selangkangan ibu, Apakah ibu
bersedia?”
b. Mempersiapkan pasien pada posisi siap dilakukan pemeriksaan
“Silakan ibu untuk tidur terlentang di tempat pemeriksaan yaa”
c. Melakukan fleksi tungkai yang sakit ke sisi luar, kemudian dilakukan endorotasi serta
aduksi.
“saya akan melakukan fleksi ke sisi luar, lalu endorotasi dan aduksi”
d. Melakukan penekanan sejenak pada lutut tungkai tersebut.
“lalu saya akan melakukan penekanan sejenak pada lutut tungkai tsb”
e. Memperhatikan dan menanyakan lokasi nyeri yang dirasakan pasien pada penekanan
tersebut
“apakah ada nyeri bu?” Tidak dok
f. Mencatat, melaporkan, dan membuat kesimpulan hasil yang didapat
“Karena pada pemeriksaan ibu tidak merasakan nyeri dan tidak melawan/menahan gerakan maka
tes patrick-kontra patrick adalah negatif”

Pemeriksaan ini dilakukan untuk membangkitkan nyeri di sendi sakroiliaka. Tes kontra-Patrick
biasanya dilakukan untuk menentukan lokasi patologik yang tepat apabila terdapat keluhan nyeri
di daerah bokong, baik yang menjalar sepanjang tungkai maupun yang terbatas pada daerah
gluteal dan sakral saja.
Saat dilakukan pemeriksaan Patrick-Kontra Patrick, pasien berperan normal. Saat diperiksa
Patrick-Kontra Patrick, dilakukan gerakan fleksi sendi panggul dan sendi lutut serta
eksorotasi-endorotasi, pasien tidak melawan/menahan gerakan tersebut dan tidak mengeluhkan
nyeri. (berarti negatif)

5. PEMERIKSAAN REFLEKS KORNEA (DUDUK, PEMERIKSA DARI SAMPING)

Melakukan pemeriksaan refleks kornea

1. Menyentuh kornea dengan ujung kapas (normal penderita akan menutup mata / berkedip)

“Baik pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan refleks kornea, nanti bagian mata ibu
akan saya sentuh menggunakan kapas lalu saya akan melihat respon refleks mata ibu.”

Minta pasien hadap kiri (cek mata kanan) lalu hadap kanan (cek mata kiri)

2. Menanyakan apakah penderita dapat merasakan sentuhan tersebut.

“apakah ibu merasakan sentuhan di mata ibu?” iya dok


“Dari hasil pemeriksaan, refleks kornea pasien normal, yaitu mata pasien menutup/berkedip
spontan ketika ujung kapas mengenai korneanya”
Saat dilakukan pemeriksaan Refleks Kornea, pasien berperan normal. Saat diperiksa refleks
kornea, dilakukan goresan ujung kapas pada limbus kornea pasien, pasien berkedip/menutup
kedua kelopak mata.

6. PEMERIKSAAN MOTORIK OTOT WAJAH (DUDUK)

Pemeriksaan motorik

“Saya akan melakukan pemeriksaan motorik otot wajah untuk memeriksa apakah ada kelainan
pada saraf VII yang mempersarafi otot wajah”
1. Meminta penderita untuk duduk dengan posisi istirahat (rileks)

“ibu duduk dengan rileks ya bu, tidak usah tegang”

2. Pemeriksa mengamati muka penderita bagian kiri dan kanan apakah simetris atau tidak.

​“Muka pasien kanan dan kiri tidak simetris, ada perot wajah sebelah kiri”

3. Pemeriksa mengamati lipatan dahi, tinggi alis, lebar celah mata, lipatan kulit nasolabial
dan sudut mulut.
“Lipatan dahi tidak terlihat di muka kanan dan kiri. Tinggi alis sama. Lebar celah mata kanan
lebih kecil. Lipatan kulit nasolabial dan sudut mulut muka kanan lebih turun”

4. Meminta penderita menggerakkan mukanya dengan cara sbb:

a. Mengerutkan dahi (lipatan tidak dalam)

b. Mengangkat alis (angkat kiri aja)

c. Menutup mata dengan rapat, lalu pemeriksa mencoba membuka dengan tangan. (hanya
bisa tutup mata kiri)

d. Memoncongkan bibir atau nyengir (gak usah moncong, pake meringis aja. Pas
meringis pasien hanya bisa menggerakkan otot wajah sebelah kiri saja)

e. Meminta penderita menggembungkan pipinya, lalu pemeriksa menekan pipi kiri dan
kanan untuk mengamati apakah kekuatannya sama. Bila ada kelumpuhan maka angin
akan dari bagian yang lumpuh. (tapi gaada di skenario) (angin keluar dari sisi kanan)

“Saat pemeriksaan MOTORIK otot wajah, lipatan dahi ibu tidak dalam, ibu hanya bisa
mengangkat alis kiri, menutup mata sebelah kiri dan menggerakan otot wajah kiri saja.”
Saat dilakukan pemeriksaan motorik otot wajah:
a. Saat diminta mengangkat alis, pasien hanya bisa mengangkat alis kiri saja.
b. Saat diminta menutup mata, pasien hanya bisa menutup mata sebelah kiri saja.
c. Saat diminta tersenyum/meringis/menyeringai, pasien hanya bisa menggerakkan
otot wajah sebelah kiri saja.

7. PENGECAPAN LIDAH (DUDUK SAMBIL TUTUP MATA)


Kanan → kiri → catat → minum
“Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan pengecapan lidah untuk menilai apakah ada
kelainan pada nervus facialis”
1. Meminta pemeriksa menjulurkan lidah
“Ibu bisa tolong menjulurkan lidah”
2. Meletakkan gula, asam garam, atau sesuatu yang asam pada sebelah kiri dan kanan dari
2/3 bagian depan lidah
Gula, garam, asam (jeruk/lemon/jeruk nipis/minuman asam), siapin air putih.
3. Meminta penderita untuk menuliskan apa yang dirasakannya pada secarik kertas
“Ibu bisa tolong untuk menuliskan rasanya pada kertas”
“Dari hasil pemeriksaan, pasien tidak dapat merasakan rasa pada lidah sebelah kanan sedangkan
yang kiri bisa”

no kanan kiri

1 - manis

2 - asin

3 - asam

8. ASPEK PROFESIONAL

*pmx neurologis telah selesai silakan ibu kembali ke meja

pemeriksaan, saya ijin mencuci tangan kembali*

*dari pmx yg dilakukan yaitu pemeriksaan afasia, pemeriksaan brudzinski II, pemeriksaan
patrick-kontra patrick, dan refleks kornea menunjukkan hasil negatif atau normal. Sedangkan
pemeriksaan motorik otot wajah dan pemeriksaan pengecapan lidah menunjukkan hasil positif
karena pasien tidak dapat menggerakan otot wajah kanan dan tidak dapat merasakan rasa pada
lidah kanan. Ada yg bisa saya bantu lagi bu?”
NEURO 1

1 ANAMNESIS

1. Menanyakan keluhan utama

● Selamat pagi pak, perkenalkan saya dokter X yang bekerja pada pagi hari ini.
● Namanya siapa ya pak? Sesuai nama pasien
● Alamat? Jl. Mawar No 1 RT 2 RW 3
● Umur? 50 tahun
● Pekerjaan? Swasta
● Maaf pak apakah sudah menikah? Sudah
Baik bapak kesini apa yang bisa saya bantu? Tangan dan kaki saya lemah dok

2. Menanyakan lokasi

*sebelah kiri atau kanan?* Sisi kanan

3. Menanyakan onset dan kronologi

*sudah dari kapan pak?* 1 hari yang lalu

“Awal mulanya bagaimana pak?” Saya merasakan kelemahan anggota gerak kanan sejak bangun
tidur 1 hari lalu jam 05.00

4. Menanyakan kualitas keluhan

Apakah sampai mengganggu aktivitas? tidak tahu

5. Menanyakan kuantitas keluhan

Kelemahannya terus-terusan atau hilang timbul pak? tidak tahu

6. Menanyakan faktor-faktor pemberat

*lebih parah kalo dibawa ngapain pak?* tidak tahu dok

7. Menanyakan faktor-faktor peringan

*enakan kalo dibawa ngapain pak?* tidak ada

8. Menanyakan gejala penyerta

*apa ada keluhan lain pak?* saya sulit berbicara (bicara pelo) dan terasa kebas pada anggota
gerak kanan
Apakah ada nyeri kepala? tidak

Apakah ada rasa mual dan ingin muntah? tidak

9. Menanyakan riwayat pengobatan dan penyakit dahulu

*sebelumnya apa bapak minum obat tertentu?* belum minum obat, langsung dibawa ke IGD
rumah sakit

*pernah sakit seperti ini pak?* tidak

“Apakah ada riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, dan trauma kepala seperti pernah
terbentur atau kecelakaan?” Ada, hipertensi dan DM namun tidak kontrol rutin

10. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga

*di keluarga apa ada yang sakit kaya gini juga?* tidak ada dok

11. Menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan pribadi

*mohon maaf apa bapak merokok? * saya tidak merokok

“Apakah ibu rajin berolahraga?” Tidak

Makannya teratur 3x sehari pak? Iya teratur dok

Kalau boleh tahu berobat pakai bpjs atau biaya pribadi? Bpjs dok

2. Pemeriksaan Motorik pada pasien (kekuatan ) laporkan hasilnya!

1. Memberikan penjelasan tentang tujuan & prosedur pemeriksaan

“Saya akan meminta bapak untuk melakukan beberapa gerakan tangan dan kaki, lalu saya
akan menahan gerakan bapak, mungkin bapak akan sedikit tidak nyaman namun
pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan tangan dan kaki bapak, apakah
bapak bersedia?” bersedia dok

2. Mempersiapkan pasien pada posisi siap dilakukan pemeriksaan

“Silakan duduk di bed pemeriksaan terlebih dahulu sementara saya akan mencuci tangan”

CUCI TANGAN

3. Meminta pasien untuk mengangkat tangan, kemudian tangan pemeriksa menahannya


4. Meminta pasien untuk melakukan abduksi, kemudian tangan pemeriksa menahannya
5. Meminta pasien untuk menekuk lengan (fleksi pada sendi siku), kemudian tangan
pemeriksa menahannya
6. Meminta pasien untuk meluruskan lengan (ekstensi pada sendi siku), kemudian tangan
pemeriksa menahannya
7. Meminta pasien untuk menekuk jari-jari tangan (fleksi pada sendi interphalang),
kemudian tangan pemeriksa menahannya
8. Meminta pasien untuk meluruskan jari-jari tangan, kemudian tangan pemeriksa
menahannya
9. Meminta pasien untuk mengepalkan dan mengembangkan jari tangan

“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan kekuatan otot bahu, lengan atas, lengan bawah,
dan tangan bapak, ikuti gerakan saya” → barengan kanan dan kiri
- Otot bahu : elevasi, abduksi (ditahan)
- Otot lengan : fleksi siku, ekstensi siku (ditahan)
- Otot tangan : menekuk (fleksi) jari, meluruskan jari (ditahan) , lalu meminta pasien untuk
mengepalkan tangan dan mengembangkan jari-jari tangan (ditahan)

JANGAN LUPA SURUH PASIEN LAWAN TAHANAN

10. Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi panggul, kemudian tangan pemeriksa
menahannya
11. Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi panggul tersebut.
12. Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi lutut, kemudian tangan pemeriksa
menahannya
13. Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi lutut tersebut
14. Meminta pasien untuk melakukan dorsofleksi pada kaki , kemudian
tangan pemeriksa menahannya.
15. Meminta pasien untuk melakukan plantar fleksi pada kaki ,
kemudian tangan pemeriksa menahannya.

“Bapak silakan berbaring, saya akan melakukan pemeriksaan kekuatan otot panggul, otot paha,
dan otot kaki bapak, ikuti gerakan saya”
- Otot panggul : fleksi, meluruskan sendi panggul (ditahan)
- Otot paha : fleksi dan ekstensi lutut (ditahan)
- Otot kaki : dorsofleksi dan plantarfleksi (ditahan)

16. Membandingkan kekuatan otot antara ekstremitas kanan dan kiri

Tangan dan kaki kanan langsung terjatuh saat diberi penahanan sedangkan tangan dan
kaki kiri dapat menahan tahanan dengan kuat
17. Menjelaskan hasil pemeriksaan kekuatan otot kedua ekstremitas
dengan benar

Tangan kanan dan kaki kanan sulit digerakkan → derajat kekuatan 3 (dapat melawan gravitasi
tanpa penahanan)

Tangan dan kaki kiri normal → derajat kekuatan 5 (dapat melawan gravitasi dengan tahanan
penuh)

3. pemeriksaan reflek fisiologis biseps, laporkan hasilnya!


● Meminta pasien untuk duduk dan relaks
● Meletakkan lengan pasien pada lengan/tangan pemeriksa
● Memposisikan lengan bagian bawah pasien antara posisi fleksi dan ekstensi, dan
sedikit pronasi
● Meletakkan siku pasien di atas tangan pemeriksa
● Meletakkan ibu jari pemeriksa di atas tendon biceps pasien
● Memukul ibu jari pemeriksa dengan palu refleks untuk memunculkan refleks biceps
● memunculkan refleks biceps
Mengamati dan melaporkan respons refleks yang terjadi
● Reaksi: fleksi pada siku dan gerakan supinasi
“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan refleks fisiologis biseps terlebih dahulu dengan
memukul pada tendon biceps, normalnya refleks ini akan muncul pada orang normal. Tetapi
dapat menurun atau meningkat jika ada kelainan di sistem saraf pusat”
“Saya ketuk sampai atas untuk melihat apakah ada perluasan refleks”

Refleks biseps

Mukul sampe atas untuk melihat ada perluasan refleks/tidak


Interpretasi : “Saat dilakukan pemeriksaan refleks biseps , pasien menggerakkan tangannya
ekstensi ringan saat diketuk pada tendon biseps dan tidak bergerak saat diketuk di luar tendon
biseps (refleks (+2)”
4. pemeriksaan reflek fisiologis patella, laporkan hasilnya!

· Meminta pasien untuk duduk/berbaring dengan tungkai menggantung dan tidak


melihat ke arah tungkai

· Menekan area disekitar (sisi kanan dan kiri) tendon patella

· Satu tangan memegang distal otot paha sedangkan tangan yang lain memukul tendon
patella dengan palu refleks

· Mengamati dan melaporkan respons refleks yang terjadi

“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan refleks fisiologis patella dengan memukul
tendon patella antara tulang paha dan tulang kering, normalnya refleks ini akan muncul pada
orang normal. Tetapi dapat menurun atau meningkat jika ada kelainan di sistem saraf pusat.”
“Saya ketuk sampai atas untuk melihat apakah ada perluasan refleks”

Mukul sampai atas untuk melihat perluasan refleks/tidak


Interpretasi : “Saat dilakukan pemeriksaan refleks patella , pasien menggerakkan tungkainya
ekstensi ringan saat diketuk pada tendon patella dan tidak bergerak saat diketuk di luar tendon
patella (refleks (+2)”
5. pemeriksaan refleks patologis Babinsky, laporkan hasilnya!

(Refleks Babinski positif jika ada respon dorsofleksi ibu jari yang disertai pemekaran jari-jari
yang lain)

· Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan

“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan reflex babinsky pada telapak kaki dengan ujung
hammer reflex dari tumit ke lateral telapak kaki, refleks ini tidak muncul pada orang normal,
tetapi akan muncul jika ada kelainan di sistem saraf pusat”

· Mempersiapkan pasien pada posisi siap dilakukan pemeriksaan

· Menggoreskan ujung palu refleks pada telapak kaki pasien dengan benar

· Mengamati dan melaporkan respons refleks yang terjadi

· Membuat kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan Babinski

Interpretasi : Saat dilakukan pemeriksaan babinsky, pasien menggerakkan ibu jari kaki kanan
ekstensi dan ke empat jari kaki kanan meregang, sedangkan pada kaki kiri kelima jari merapat
(babinsky (+) di KANAN).

6. pemeriksaan refleks patologis hoffman trommer, laporkan hasilnya!


Dilakukan dengan ekstensi jari tengah pasien. Refleks Hoffmann diperiksa dengan cara
melakukan petikan pada kuku jari tengah. Refleks Tromner diperiksa dengan cara mencolek
ujung jari tengah. Refleks Hoffmann-Tromner positif jika timbul gerakan fleksi pada ibu jari, jari
telunjuk, dan jari-jari lainnya

· Mempersiapkan pasien pada posisi siap dilakukan pemeriksaan

· Melakukan ekstensi jari tengah pasien yang akan diperiksa

· Melakukan petikan pada kuku jari tengah pasien (hoffman) dan colekan pada ujung
jari tengah (tromner)

· Mengamati dan melaporkan respons refleks yang terjadi

· Membuat kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan Hoffman-Tromner

“saya akan melakukan pemeriksaan refleks patologis Hoffman tromner untuk mengetahui adakah
kelainan di sistem saraf pusat, normalnya refleks ini tidak muncul pada orang normal”

“pertama saya akan melakukan pemeriksaan reflex Hoffman pada jari tengah dengan dipetik
(atas ke bawah)”

“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan reflex Tromner pada jari tengah dicolek (bawah
ke atas)”

Interpretasi : “Saat dilakukan pemeriksaan hoffman trommer pasien mengikuti perintah


pemeriksa, jari-jari tangan tidak fleksi saat dilakukan pemeriksaan”

7. Pemeriksaan sensorik raba halus, laporkan hasilnya!

1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan


“Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan sensorik raba halus dengan menggoreskan kapas
ke beberapa lokasi di tangan dan tungkai bapak untuk mengetahui apakah ada kelainan saraf
sensoris”

2. Memilih alat yang tepat untuk pemeriksaan sensasi sentuhan

“Saya menggunakan kapas”

3. Memberikan instruksi pemeriksaan kepada pasien dengan jelas

“selama pemeriksaan diharapkan bapak tutup mata ya, nanti setelah saya sentuh menggunakan
kapas, saya akan tanyakan apakah terasa atau tidak serta lokasinya, untuk sentuhannya seperti ini
ya pak *sambil menyentuh tangan/kaki pasien dengan kapas*”

4. Memberikan stimulasi ringan pada kulit dengan benar, tanpa menyebabkan tekanan pada
jaringan subkutan.

5. Meminta pasien untuk menunjukkan lokasi tiap rangsangan yang diberikan.

“Ini terasa tidak pak?”

“lokasinya di mana pak?”

6. Meminta pasien untuk menyebutkan perbedaan dari lokasi rangsangan antara dua tempat.

Sekalian sama yg no 5

7. Menyimpulkan dan melaporkan hasil pemeriksaan

Interpretasi : “Saat dilakukan pemeriksaan sensorik pasien mengeluh tangan dan kaki sebelah
kanan terasa kebas, dan lebih terasa yang sebelah kiri saat disentuh pemeriksa”

8. ASPEK PROFESIONAL

*pmx neurologis telah selesai silakan bapak kembali ke meja

pemeriksaan, saya ijin mencuci tangan kembali*

*dari pmx yg dilakukan yaitu pemeriksaan motorik, reflex biceps, patella, refleks patologis
babinsky, hoffman trommer dan sensorik raba halus didapatkan hasil adanya kelainan pada
pemeriksaan motorik dan sensorik kanan, serta reflex babinsky. Ada yg bisa saya bantu lagi
pak?”
RESPIRASI

SOAL OSCE SMT 5


SL503 Pemeriksaan Respirasi Lanjut

Alokasi waktu : 10 menit


Perhitungan boleh dilakukan sebelum pembuatan video
Probandus laki-laki karena perlu mengekspos bagian punggung

SKENARIO OSCE SEMESTER 5


SL503 ADVANCED REPIRATORY EXAMINATION

Skenario mahasiswa :
Seorang laki-laki, usia 48 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari
yang lalu. Sesak napas disertai batuk berdahak warna kuning dan demam.
Keadaan umum sesak napas. Pemeriksaan fisik TD: 140/90 mmHg, Frekuensi
Napas: 32X/menit, Nadi: 120X/menit, Suhu: 38,2°C. Pemeriksaan dada inspeksi
dalam batas normal, palpasi taktil fremitus dada kanan meningkat, perkusi dada
kanan bawah redup, auskultasi suara dasar bronkovesikuler pada dada kanan
dan kiri bawah.
Terapi awal sudah diberikan terapi oksigen kanul hidung 6 lpm, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan penunjang analisis gas darah (AGD) arteri sebagai
berikut:
pH : 7,42
PaCO2 : 26,4
PaO2 : 42,2
HCO3 : 22,4
BE : +1
SaO2 : 84%
Bila target Oksigen darah arteri (PaO2): 90
Tugas :
1. Lakukan pemeriksaan respirasi (dada posterior) terhadap pasien ini!
2. Hitunglah Kebutuhan Oksigen pada kasus ini (FiO2)! Tulislah perhitungan
Anda pada kertas kemudian diupload di folder terapi oksigen (perhitungan
dilakukan di luar waktu pembuatan video)
3. Jelaskan kepada pasien tujuan terapi oksigen yang akan dilakukan beserta alat
dan dosisnya berdasarkan perhitungan FiO2!
(Gunakan rumus dan tabel FiO2 pada berbagai alat terapi oksigen di manual SL
untuk membantu perhitungan anda)

Skenario untuk pasien simulasi

SKENARIO PASIEN SIMULASI OSCE SEMESTER 5


SL503 ADVANCED REPIRATORY EXAMINATION

Data Pasien :
Nama : Tn. Amin
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 48 tahun
Alamat : Jl Antariksa no 234, Jebres, Surakarta
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status perkawinan : menikah
Keluhan utama : sesak nafas sejak 3 hari yang lalu

Peran yang harus dilakukan :


- Memperagakan sebagai pasien dengan kondisi sesak nafas
- Pasien standar mengikuti instruksi dari peserta ujian pada saat melakukan
pemeriksaan dada belakang.
1 ANAMNESIS

1. Menanyakan keluhan utama

● Selamat pagi pak, perkenalkan saya dokter X yang bekerja pada pagi hari ini.
● “Duduknya sudah nyaman pak?” sudah dok
● Namanya siapa ya pak? Amin
● Alamat? Jl Antariksa no 234, Jebres, Surakarta
● Umur? 48 tahun
● Pekerjaan? Karyawan swasta
● Maaf pak apakah sudah menikah? Sudah
● “Setelah ini saya akan menanyakan terkait keluhan bapak, apapun yang sampaikan akan
saya jaga kerahasiaannya”
ada yang bisa saya bantu pak? Saya sesak nafas dok

2. Menanyakan onset dan kronologi

*sudah dari kapan pak?* sejak 3 hari yang lalu

“Awal mulanya bagaimana pak?” tiba-tiba sesak napas aja dok

3. Menanyakan kualitas keluhan

*sesaknya seperti diikat atau ditekan pak?* seperti diikat tali kencang

4. Menanyakan kuantitas keluhan

Sesak napasnya makin lama makin berat atau sama saja atau makin mereda? semakin lama
semakin memberat

5. Menanyakan faktor-faktor pemberat

*lebih parah kalo dibawa ngapain pak?* saat beraktivitas

6. Menanyakan faktor-faktor peringan

*enakan kalo dibawa ngapain pak?* tidur dan istirahat

7. Menanyakan gejala penyerta

*apa ada keluhan lain pak?* demam, batuk berdahak warna kuning

8. Menanyakan riwayat pengobatan dan penyakit dahulu

*sebelumnya apa bapak minum obat tertentu?* belum minum obat, langsung dibawa ke sini
*pernah sakit seperti ini pak?* tidak

“Apakah ada riwayat darah tinggi, asma, alergi, dan sakit jantung” Tidak

9. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga

*di keluarga apa ada yang sakit kaya gini juga?* tidak ada dok

10. Menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan pribadi

*mohon maaf apa bapak merokok dan minum alkohol? * tidak keduanya dok

“Apakah bapak rajin berolahraga?” Tidak

Makannya teratur 3x sehari pak? Iya teratur dok

Kalau boleh tahu berobat pakai bpjs atau biaya pribadi? Bpjs dok

PF
Hasil pemeriksaan fisik vital sign :
TD: 140/90 mmHg,
Frekuensi napas: 32X/menit,
Nadi: 120X/menit,
Suhu: 38,2°C.

CEKLIS PENILAIAN
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM RESPIRASI
PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR

*merah: dialog
*coklat: interpretasi
*biru: keterangan tindakan

No Aspek Keterampilan yang Dinilai Nilai

0 1 2
1 Melakukan sambung rasa

2 Melakukan wawancara terstruktur

3 Melakukan Anamnesis Sistem Respirasi (7 butir mutiara anamnesis,


4 pilar)

4 Menjelaskan pada pasien pemeriksaan yang akan dilakukan


“Saya akan melakukan pemeriksaan dada bagian belakang yang
terdiri dari inspeksi/melihat, palpasi/meraba, perkusi/mengetuk, dan
auskultasi/mendengarkan menggunakan stetoskop. Dalam
pemeriksaan ini, apakah bapak bersedia membuka baju?”

5 Meminta pasien untuk melepaskan baju atas

CUCI TANGAN

6 Melakukan pemeriksaan dada posterior dengan pasien dalam


keadaan duduk, dokter duduk di belakang pasien

INSPEKSI
Inspeksi dada dalam keadaan statis
“pertama inspeksi dada dalam keadaan statis”

7 Menilai bentuk dada


Bentuk dada normal, simetris, tidak terlihat adanya skoliosis dan
gibbus

8 Melaporkan adanya kelainan pada dinding dada (lesi, massa,


deformitas)
Tidak terlihat adanya lesi, massa, deformitas, dan perubahan warna

Inspeksi dada dalam keadaan dinamis


“selanjutnya inspeksi dada dalam keadaan dinamis, bapak bisa tolong tarik napas?
Hembuskan.”
9 Memeriksa dan melaporkan adanya keterlambatan gerak, retraksi
Menyuruh pasien untuk tarik nafas dan hembuskan
Gerakan dinding dada simetris, pengembangan sama besar dan
dalam waktu yang bersamaan, tidak ada keterlambatan gerak, tidak
terlihat adanya retraksi dinding dada

PALPASI
Mengidentifikasi daerah/ lokasi yang abnormal
“selanjutnya saya akan melakukan palpasi atau perabaan (sambil menggosok
tangan), kalau ada nyeri bilang ya pak”

10 Memeriksa adanya nyeri tekan, massa (disertai deskripsi massa),


patah tulang
Tidak ada kelainan/lesi pada kulit, tidak teraba adanya massa, tidak
ada nyeri tekan, dan tidak ditemukan adanya fraktur

Memeriksa pengembangan dinding dada

11 Meletakkan kedua telapak tangan pada posisi yang benar


Letakkan ibu jari setinggi kosta X, jari-jari yang lain berada di
sebelah lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah
medial untuk mengangkat lipatan kulit yang longgar di antara kedua
ibu jari.
12 Meminta pasien untuk bernapas dalam.
“bapak tolong tarik napas dalam, hembuskan”
Amati, sejauh mana ibu jari anda menyimpang mengikuti ekspansi
toraks, rasakan pergerakan dan kesimetrisan dari pergerakan dinding
dada selama respirasi.

13 Melaporkan hasil pemeriksaan pengembangan dinding dada


Pengembangan dinding dada simetris, tidak ada keterlambatan salah
satu sisi dinding dada

Memeriksa fremitus taktil dada kanan meningkat (biasanya pada konsolidasi


paru misal pneumonia)

14 Meletakkan kedua telapak tangan pada posisi yang benar


“selanjutnya saya akan memeriksa fremitus taktil”
Untuk membandingkan fremitus kedua sisi dada, pergunakan
telapak tangan di bagian basal jari-jari atau permukaan ulnar dari
telapak tangan.
15 Menggunakan bagian tangan untuk memeriksa fremitus dengan
benar
“menggunakan telapak tangan di bagian basal jari-jari”

16 Meminta pasien mengulang-ulang kata : ”sembilan sembilan” atau


”satu-satu-satu”.
“tolong ucapkan sembilan puluh sembilan pak”
Jika belum jelas, mintalah pasien untuk bersuara lebih keras atau
lebih dalam.

17 Membandingkan fremitus taktil di lapangan paru kanan dan kiri


pada beberapa lokasi secara urut.
18 Melaporkan hasil pemeriksaan fremitus dan mengidentifikasi lokasi
di mana fremitus meningkat, menurun atau menghilang.
Didapatkan fremitus taktil meningkat pada dada kanan

PERKUSI dada kanan bawah redup (biasanya pada paru paru yang berisi
cairan, pneumonia lobaris)
Melakukan perkusi dengan benar
“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan perkusi dengan cara mengetuk”
(tiap lokasi 4 ketuk)

19 Meletakkan posisi kedua tangan dengan benar

20 Melakukan teknik perkusi dengan benar

21 Melakukan perkusi secara berurutan, membandingkan antara kanan


dan kiri.
1-3 sonor
4-7 kiri sonor
4-7 kanan redup

22 Mengidentifikasi dan melaporkan hasil pemeriksaan perkusi.


Perkusi dada kanan bawah redup
Memeriksa peranjakan diafragma
“selanjutnya saya akan memeriksa peranjakan diafragma. Saya izin memberi tanda
di punggung bapak menggunakan pulpen ya pak. Bapak bernapas seperti biasa saja”

23 Menentukan batas keredupan diafragma selama respirasi biasa.


Perkusi dari atas ke bawah (sisi kanan) dah nemu dari sonor ke
pekak → tandai

(tempat dikira2 harusnya SIC X, boleh diafragma kanan atau kiri)

Perkusi ke bawah jika sudah menemukan suara pekak (beri tanda),


pasien disuruh tarik napas lalu langsung perkusi, lalu kita ukur
panjang pertambahannya berapa, normal = 5-6 cm

24 Menentukan tingkat keredupan pada ekspirasi dan inspirasi penuh.


“bapak bisa tolong tarik napas dalam-dalam, tahan dulu, hembuskan”
Ketuk lagi dari sonor ke pekak → tandai → ukur

25 Melaporkan hasil pemeriksaan peranjakan diafragma


Dapatkan batas diafragma menjadi turun pada inspirasi dalam,
dengan peranjakan yaitu 5 cm
normalnya sekitar 5 atau 6 cm
AUSKULTASI suara dasar bronkovesikuler pada dada kanan dan kiri bawah
Suara bronkovesikuler mungkin dapat terdengar di atas saluran napas besar
khususnya pada sisi kanan. Bila suara bronkial atau bronkovesikuler terdengar di
lokasi yang jauh dari lokasi normalnya, kemungkinan terjadi penggantian jaringan
paru yang berisi udara dengan cairan atau jaringan padat.
Melakukan teknik pemeriksaan auskultasi dengan benar
“selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan
stetoskop bagian diafragmanya, bapak bisa tarik napas, hembuskan” (tiap pindah
bilang tarik napas hembuskan

26 Meminta pasien untuk bernapas dalam.

27 Mendengarkan menggunakan bagian diafragma stetoskop.

28 Membandingkan auskultasi beberapa area lapang paru secara


simetris dan berurutan.
pola seperti perkusi
29 Mendengarkan minimal satu siklus inspirasi dan ekspirasi di satu
titik auskultasi.
tiap lokasi bilang “tarik napas pak, hembuskan”

Mengidentifikasi dan melaporkan suara napas dasar

30 Mengidentifikasi suara napas normal.


Suara bronkovesikuler mungkin dapat terdengar di atas saluran napas
besar khususnya pada sisi kanan.
“didapatkan suara napas dasar bronkovesikuler pada dada kanan dan
kiri bawah” (lokasi tidak normal karena normalnya di atas)

31 Melaporkan intensitas, nada dan durasi suara napas normal selama


inspirasi dan ekspirasi.
“dengan intensitas dan nada intermediate, durasi pada inspirasi dan
ekspirasi sama”

Mengidentifikasi dan melaporkan suara napas tambahan

32 Mengidentifikasi suara napas tambahan


“tidak didapatkan suara napas tambahan”
33 Melaporkan intensitas, nada, durasi, lokasi suara tambahan,
bagaimana hubungannya dengan siklus napas, hilang dengan batuk/
perubahan posisi
TIDAK ADA SUARA NAPAS TAMBAHAN

Mengidentifikasi dan melaporkan suara transmisi


“selanjutnya saya akan memeriksa suara transmisi”

34 Melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi adanya bronkofoni


Pasien diminta untuk mengatakan ”sembilan puluh sembilan”
berulang-ulang. Secara normal, bunyi yang ditransmisikan melalui
dinding dada tidak jelas terdengar. Bila suara yang ditransmisikan
terdangar lebih jelas dan lebih keras, hal itu disebut bronkofoni.
“yang pertama identifikasi bronkofoni, bapak tolong katakan
sembilan puluh sembilan” (kanan dan kiri di titik 7)
“suara yang ditransmisikan terdengar tidak jelas artinya tidak
terdapat bronkofoni”

35 Melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi adanya egofoni


Pasien diminta untuk mengatakan ”ee”. Kita akan mendengar bunyi
E panjang. Apabila ”ee” terdengar sebagai ’ay”, terdapat perubahan
bunyi E menjadi A, disebut egofoni. Keadaan ini umumnya dijumpai
pada pneumonia. Kualitas bunyinya seperti berasal dari suara
hidung.
“selanjutnya identifikasi egofoni, bapak tolong katakan iii” (kanan
dan kiri di titik 7)
“tidak terdapat perubahan bunyi dari i menjadi ei artinya tidak ada
egofoni”
36 Melakukan pemeriksaan dan mengidentifikasi adanya whispered
pectoriloquy
Pasien diminta untuk membisikkan ”sembilan puluh sembilan” atau
”satu dua tiga” berulang-ulang. Secara normal, suara yang
ditransmisikan melalui dinding dada tidak jelas terdengar, bahkan
tidak terdengar sama sekali. Bila suara bisikan yang ditransmisikan
terdangar lebih jelas dan lebih keras, hal itu disebut whispered
pectoriloquy.
“selanjutnya identifikasi whispered pectoriloquy, bapak tolong
bisikkan sembilan puluh sembilan” (kanan dan kiri di titik 7)
“suara yang ditransmisikan tidak terdengar, berarti tidak terdapat
whispered pectoriloquy”

JUMLAH SKOR

“pemeriksaan dada bagian belakang sudah selesai ya pak, silakan untuk memakai baju kembali
dan berbaring di bed pemeriksaan. Saya akan mencuci tangan terlebih dahulu sambil
mempersiapkan alat dan bahan untuk terapi oksigen.”

CUCI TANGAN

MENGHITUNG KEBUTUHAN TERAPI OKSIGEN

“berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, bapak membutuhkan terapi oksigen”


“saya izin menghitung kebutuhan oksigen (FiO2) dengan menggunakan hasil Analisis Gas
Darah. Perhitungan ini untuk menentukan jenis terapi oksigen yang akan dilakukan”

Pura-pura nulis (perhitungan ditulis di kertas, di upload di folder terapi oksigen (perhitungan
dilkakukan di luar waktu pembuatan video)

“Dari hasil perhitungan, didapatkan PAO2 ambil 280,72; PAO2 baru 598,69; FiO2 baru 0,88”

Langkah 1:
PAO2 ambil = (713 x FiO2 ambil) – (1,25 x PaCO2 astrup)
= (713 x 0,44) – (1,25 x 26,4)
= 313,72-33
= 280,72

Langkah 2:
PAO2 baru = (PaO2 target x PAO2 ambil)/(PaO2 astrup)
= (90 x 280,72)/42,2
= 598,69
Langkah 3:
FiO2 baru = (PAO2 baru+(1,25 x PaCO2))/713
= (598,69+(1,25 x 26,4))/713
= 0,88 (setara dengan sungkup dengan reservoir/rebreathing 9 lpm)

MENJELASKAN TUJUAN. ALAT, DAN DOSIS TERAPI OKSIGEN


TUJUAN
“terapi oksigen adalah tindakan untuk menyalurkan oksigen ke dalam tubuh dengan
menggunakan alat bantu. Terapi oksigen dilakukan pada pasien yang hipoksia atau kekurangan
oksigen berdasarkan Riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Tujuannya adalah untuk membantu
mencukupi kadar oksigen agar fungsi organ-organ tubuh tetap berjalan dengan baik”

ALAT DAN DOSIS


“alat yang digunakan yaitu sungkup dengan reservoir/rebreathing”
“berdasarkan perhitungan kebutuhan oksigen (FiO2) tadi sebesar 0,88, terapi oksigen dengan
menggunakan sungkup dengan reservoir/rebreathing dengan system arus rendah, dosis dan
kecepatan 9 liter/menit.”
“baik pak untuk pemeriksaan dan terapinya sudah selesai, ada yang bisa dibantu lagi?
CEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN SL504 PEMERIKSAAN

PSIKIATRI NAMA :............................................

PENGUJI:............................. NIM :............................................ TANDA

TANGAN:..................

NO ASPEK YANG DIPERIKSA (pasien mendatangi dokter dengan berjalan untuk menilai
cara berjalan pasien)
1. Membina rapport
Selamat pagi, Ibu. Perkenalkan saya dokter X yang sedang berjaga di puskesmas
pada siang hari ini.
Apakah duduknya sudah nyaman? Apakah ruangannya terlalu
dingin? Mohon maaf sebelumnya, yang ada keluhan yang mana ya
bu?
Mohon maaf bu, saya izin sambil mencatat nggih.

Dengan ibu siapa?


Usia berapa?
Alamat dimana?
Pekerjaannya apa klo boleh tau?
Sudah menikah?
Mohon maaf saya harus menanyakan ini sebelumnya, untuk agamanya apa
nggih? Suku? Jika tidak berkeberatan pendidikan terakhir?
- Nama : Ny. W
- Jenis kelamin : Perempuan
- Umur : 39 tahun
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Status perkawinan : Kawin
- Suku Bangsa : Jawa
- Agama : Islam
- Alamat : Klaten

--------ke pendamping pasien-----------


Ibu dengan ibu siapa?
Usia?
Sebagai keluarga/yang lain dari pasien? “adik”
Tinggal nya dimana ibu?

Setelah ini saya akan menanyakan beberapa hal, mohon kerjasamanya ya bu


untuk menjawab dengan sejujurnya sesuai dengan kondisi Ibu dan tolong jangan
ada yg ditutupi.
Ibu tenang saja karena segala informasi yang ibu berikan akan saya jaga
kerahasiaannya. apakah bisa dimengerti nggih?

2. Menanyakan keluhan utama

Ada yang bisa dibantu Bu? ”Iya dok, sakit kepala saya tdk sembuh2”
Ibu mungkin bisa diceritakan keluhannya, Bu? “sakit kepala di sebelah belakang
kanan atas sampai ke leher belakang”

Sudah berapa lama? “kurang lebih 2 tahun”


Sakitnya seperti apa? “spt ditusuk2”
Sakitnya hilang timbul atau terus menerus? “hilang timbul”
Sakit kepala sampai mengganggu aktivitas? “ya dok, kadang kadang memberat
sehingga saya harus mondok di RS beberapa kali”
Awal mulanya bisa sakit bagaimana? “tiba2 sakit kepala, kadang reda,
namun tdk sembuh2 walaupun sudah ke dokter”
Sakit kepalanya reda saat apa bu? “tiduran”
Makin kerasa sakitnya saat apa bu? “kecapean”
Apakah ada keluhan lain? “tidak dok, namun saya merasa sangat khawatir
kalau saya punya penyakit kanker otak atau stroke gara2 sakit kepala ini dok”

Apakah belakangan ini ada sesuatu/masalah yang mengganggu pikiran Ibu?


“tidak dok” Ibu apakah masih berinteraksi dengan baik thdp orang sekitar?
“masih dok”
Bisa diceritakan bagaimana kondisi rumah tangga ibu? “ masih baik baik saja dok,
tdk ada masalah”
3. Menanyakan riwayat gangguan sekarang (udah termasuk yang diatas)
4. Menanyakan riwayat gangguan sebelumnya

RPD
Apakah ada riwayat operasi/cedera kepala? “tidak”
Punya riwayat penyakit hipertensi, diabetes, alergi? “tidak”
Ada riwayat rawat inap sebelumnya? “pernah, 4 kali, karena sakit kepala saya
sampai saya drop sehingga harus mondok Dok”
Seingat ibu kapan saja rawat inapnya? “Selama 2011-2012. Awal tahun 2011 dirawat 5
hari, Agustus 2011 dirawat selama 6 hari, Desember 2011 dirawat selama 3 hari, April
2012 dirawat selama 5 hari. Dari hasil pemeriksaan normal semua, Dok, Tapi saya
khawatir kalo saya punya sakit kanker otak dan stroke Dok karena sakit kepala saya
yang parah dan tdk sembuh2”

Karena penyakit lain pernah rawat inap? “tidak”


Apakah sblmnya ibu pernah terdiagnosis/mengalami pengobatan psikiatri? “tidak”

RPSE
Minum alkohol/merokok? “tidak”
Apakah mengonsumsi obat2 tertentu bu? “tidak”
Apakah masih berkomunikasi dengan baik ke keluarga dan teman2? “masih”
Bisa diceritakan kondisi rumah tangga ibu saat ini? “baik2 saja tdk ada
masalah”

-----ke pendamping-----

- Untuk ibu, apakah yg diceritakan bu A sudah sesuai dengan yg terjadi? “sudah,


kakak saya ini sudah mondok 4x karena sakit kepalanya, namun saat ct scan
hasilnya normal2 saja, dan beliau suka khawatir kalau terkena penyakit serius”
- Apakah ada yg ingin ditambahkan? “setau saya, sudah 3 tahun kebelakng kakak
ipar saya dikeluarkan dari tempatnya bekerja dan mulai sering berjudi, dan
akhir akhir ini memperlakukan kakak saya dengan kasar. Sebenarnya saya juga
khawatir, namun kakak saya mengatakan bahwa ini merupakan hal dalam
rumah tangga yang biasa”

---- ke pasien ------

Mohon maaf, setelahnya ini saya akan menanyakan beberapa pertanyaan,


ibu bisa menjawabnya sesuai kondisi ibu, untuk menilai kondisi dan aspek2
psikologis ibu

5. Menilai kesan umum pasien


Kesan umum : pasien seorang wanita sesuai usia, terkesan rapi, menggunakan
pakaian kemeja warna (menyesuaikan) dan rok warna (menyesuaikan)
6. Memeriksa perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara pasien duduk tenang, menghadap pemeriksa, kontak mata
adekuat, cara berjalan normal tdk pincang (px datang berjalan ke meja pmrx), sesekali
tampak merenung saat menjawab pertanyaan kadang disertai adanya gerakan tangan
saat menunjukkan lokasi nyerinya yg berada di sebelah belakang kanan atas sampai
ke leher belakang
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif dengan jawaban yang rinci

7. Memeriksa mood dan afek

Akhir akhir ini, perasaannya bagaimana Bu? “cemas, karena saya ga kunjung sembuh
dan saya merasa khawatir kalau terkena kanker otak dan stroke”
Apakah ada hal lain yang membuat ibu cemas, seperti pasangan ibu mungkin? “tidak
dok”

Mood pasien disforik, afek terlihat cemas dan menyempit sehingga ada keserasian
antara mood dan afek

8. Memeriksa pembicaraan
Ibu bicara lancar dan spontan, intonasi bervariasi sesuai pembicaraan, volume
suara cukup, artikulasi jelas, koheren.
tidak ada handaya bahasa

9. Memeriksa gangguan persepsi


Apakah cemas nya diiringi dengan ibu mendengar atau melihat sesuatu yg tdk didengar
maupun dilihat orang lain? “tidak dok”
Apakah ibu pernah merasa dimata matai? “tidak dok”
Apakah ibu pernah merasa pikiran ibu tersiar kemana2 sehingga orang lain dapat
mengetahui? “tidak dok”

Tdk ada ganggu persepsi berupa halusinasi dan ilusi

10. Memeriksa bentuk pikiran


Realistik

11. Memeriksa isi pikiran


tdk ada gangguan waham, tp ada preokupasi terhadap stroke dan kanker otak.
Untuk Progresi pikiran pasien spontan, produktivitas cukup, koheren

12. Memeriksa tingkat kesadaran


Compos mentis/sadar penuh dengan gcs e4v5m6

13. Memeriksa orientasi

- Ibu apakah tau ini hari ini hari apa? Tanggal brp? Bulan? Tahun? (menurut
tanggal)
- Ibu tau diantar kesini dengan siapa? “adik perempuan saya”
- Sekarang ibu sedang berada dimana? “puskesmas”
- Ibu tadi saat datang ke puskesmas, suasananya ramai/sepi? “ramai mbak banyak
orang antre”

Orientasi waktu, tempat, orang, suasana Baik

14. Memeriksa daya ingat


- Sarapan tadi pagi apa? (terserah)
- Tanggal pernikahan? (terserah)
- Tanggal lahir ibu? (terserah tahun 1982)

Baik

15. Memeriksa konsentrasi dan perhatian


- Ibu bisa menyebutkan berurutan angka 1-6? Lalu diulangi dari 6 ke 1? ”135689,
986531”
- Ibu saya ada 3 kata, mohon diulangi ayam, pisau, jambu? “ayam, pisau, jambu” - 3
kata ini mohon diingat2 ya bu, karena 5 menit lagi akan saya tanyakan kembali “baik
dok”
- Ibu tolong sebutkan hasil dari 100-7=93-7=86-7=79-7=72-7= 65 - Saya ada 1 kata
mohon dieja dari huruf paling belakang IKAN ? “naki”
Cukup

15.5 Memeriksa kapasitas membaca dan menulis

- Ibu bisa tolong baca dan lakukan perintah pada tulisan ini? “angkat tangan kanan,
angkat tangan kiri”
- Ibu tolong tuliskan 1 kalimat yang tediri dari SPOK! (terserah)

intelegensia dan kemampuan informasi pasien baik

16. Memeriksa kemampuan visuospasial


- Ibu tolong gambarkan kembali segilima yang saya tunjukkan? “segilima” (dokter
menunjukkan gambar segilima ke pasien”
- ibu apakah masih mengingat 3 benda yang saya sebutkan tadi? “ayam,pisau,jambu”
Baik

17. Memeriksa pikiran abstrak


- Ibu apakah tau arti peribahasa tong kosong nyaring bunyinya? “banyak bicara
sedikit ilmu”
- Persamaan dan perbedaan pulpen dan pensil? “sama2 untuk menulis, pensil bisa
dihapus, pulpen gabisa dihapus”
baik

18. Intelegensia dan kemampuan informasi


- Ibu, misal ibu membeli apel 1 kilo dengan harga 37.000 dan ibu membayar dengan
uang 50.000, maka kembaliannya berapa bu? “13 ribu dok”

19. Memeriksa pengendalian impuls

- Saat ibu cemas, adakah hal yg ibu lakukan untuk menghilangkan cemas tsb? “saya
suka menjahit, jd saya melakukan ini saat sakit kepala dok”

Kemampuan menolong diri sendiri baik, pengendalian impuls baik, tdk ada agresif atau
gerakan involunter, bakat kreatif pasien senang menjahit pakaian wanita

19. H. Daya nilai dan tilikan


Memeriksa pertimbangan dan tilikan
- Ibu ini ada 1 kalimat, mohon dibaca nggih? “saya mengendarai mobil” - Misal ibu
ada di sebuah gedung, lalu tiba2 kebakaran apa yg ibu lakukan? “saya keluar dan
menyelamatkan diri dan teriak minta tolong”
- Apakah ibu sadar kenapa dibawa kesini? “ saya sadar ada sesuatu yang salah dalam
diri saya, penyakit saya tdk sembuh2, tapi saya tdk tahu penyebabnya apa”
- Apakah ibu tau kenapa ibu datang kemari? “ karena saya sakit dan saya rasa butuh
pengobatan lebih lanjut dari sisi managemen pikiran saya”
- Apakah ibu merasa datang kesini merupakan sebuah kesalahan? “tidak dok. Karena
saya datang kemari dengan keinginan saya sendiri”

Tilikan ada di derajat 4 karena pasien sadar akan penyakitnya tetapi tidak tahu apa
yang menyebabkan gangguan pada dirinya.

Daya nilai sosial dan nilai realitas cukup, nilai reliabilitas pasien cukup karena
pasien tampak jujur dalam melaporkan masalahnya meskipun masi terlihat
kebingungan mengenai diri pasien sbnrnya

Fungsi global berada ditahap 70-61 karena ada gejala ringan namun fungsi
hub interprersonal masi baik
REVIEW
Disini saya tidak melakukan pemeriksaan mmse karena kognisi pasien masih baik
tidak ada tanda2 demensia

Sebelum kita akhir, saya sampaikan reviewnya terlebuh dahulu Ibu A sudah nyeri kepala
selama 2 tahun dan tidak kunjung sembuh, punya riwayat mondok 4x selama 2011-2012
namun hasil pemeriksaan normal, tdk ada penggunaan napsa ataupun alkohol, ibu
sangat khawatir terkena stroke atau kanker otak. Mohon maaf 3 tahun kebelakang suami
dikeluarkan dari kerja dan suka berjudi serta memperlakukan ibu dengan kasar.

20. Menentukan diagnosis/diagnosis banding

Dapat disimpulkan ibu kemungkinan menderita gangguan hipokondrik, yaitu salah


satu jenis gangguan kecemasan di mana penderitanya percaya bahwa dirinya memiliki
penyakit serius atau mengancam nyawa. Padahal saat diperiksa secara medis, gejalanya
sangat ringan atau bahkan tidak ada.
Namun terdapat kemungkinan lain atau diagnosis banding yaitu gangguan somatisasi,
gangguan somatoform, gangguan kecemasan.

Baik ibu pemeriksaan sudah selesai, apakah ada yang ingin ditanyakan?

JUMLAH
ALAT DAN BAHAN
NEURO 1
1. Handsanitizer/handrub
2. Kertas buat anamnesis
3. Hammer reflex
4. Kapas buat raba halus
NEURO 2
1. Handsanitizer/handrub
2. Kertas buat anamnesis
3. Kertas kosong buat pasien lipet
4. Kertas kosong + pulpen buat pasien nulis
5. Opsi: Pensil, Kacamata, Jam tangan, Penghapus, Spidol, Buku (3 benda aja)
6. Kapas buat refleks kornea
7. Gula, garam, asam (jeruk/lemon/jeruk nipis/minuman asam)
8. Air putih buat diminum/kumur
9. Kertas kosong buat pasien nyatet rasa
Paru & Terapi O2
1. Handsanitizer/handrub
2. Kertas buat anamnesis
3. Stetoskop
4. Print gambar sungkup dengan reservoir/rebreathing
5. Kertas isi perhitungan FiO2
6. Pulpen/spidol buat nandain di tubuh pasien
Psikiatri
1. Handsanitizer/handrub
2. Kertas buat anamnesis
3. Kertas + pulpen pasien

Anda mungkin juga menyukai