Anda di halaman 1dari 20

SISTEM DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Dosen pengampu : Drs.Suluri M.Pd

Disusun oleh :
Azis Briyan Bitano (213111001)
Khusnul Fatimah (213111025)
Muhammad Yasfiin Saleh (213111026)
2A
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan
rahmat, hidayah daninayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan tugas
yang diberikan oleh guru kepada penulis untuk menghadirkan sebuah makalah
dengan judul “SISTEM DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM”.

Penyusunan makalah ini dilakukan dengan semaksimal mungkin dan didukung

dari berbagai referensi buku sekaligus jurnal sehingga dapat memperlancar

penyusunannya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas bimbingan dari Bapak

Drs. Suluri M.Pd selaku dosen mata kuliah Imu pendidikan islam.

Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau
sampai akhir zaman .Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis
hadirkan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis
menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan penyampaian materi di dalam
makalah penulis. Karenanya penulis menerima kritik dan sarandari berbagai pihak
demi kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran dikemudian
hari.

Surakarta, 21 Februari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................

DAFTAR ISI.............................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................

A. Latar Belakang.....................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................

A. Sistem Dan Lembaga Pendidikan Islam...............................


B. Lembaga Pendidikan Formal...............................................
C. Lembaga Pendidikan Non Formal.........................................
D. Kelebihan Dan KekuranganLembaga Pendidikan Islam.......

BAB III KESIMPULAN..............................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia telah berlangsung jauh-jauh hari sebelum


terbentuknya Republik Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak
zaman kuno, oleh sebab itu sejarah pendidikan diIndonesia bisa dibilang
cukup panjang. Pada awalnya pendidikan di Indonesia muncul sejak
zaman kuno, kemudian mulai berkembang saat agama hindu-budha masuk
keIndonesia. Masuknya agama hindhu keIndonesi amemberi dampak yang
cuckup signifikan terhadap system pendidikan diIndonesia. Sistem
pendidikan Hindu-Buddha dikenal dengan istilah karsyan. Karsyan adalah
tempat yang diperuntukan bagi betapa dan untuk orang-orang yang
mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri
dengan dewa tertinggi. Karsyan dibagi menjadi dua bentuk yaitu patapan
dan mandala. Pendidikan terus berkembang terutama di daerah-daerah
yang menjadi pusat kerajaan, seperti di Sriwijaya yang berdiri sebuah
universitas.
Pendidikan islam pada umumnya muncul dan berkembang karena
pengaruh seorang tokoh agama, yang sering di sebut kiayi. Khusus di
pulau jawa, tokoh agama itu disebut wali. Pada umumnya para wali
mendirikan sebuah pesantren untuk mengajarkan agama islam.Pendidikan
Islam semakin berkembang sejalan dengan adanya ide-ide cemerlang dari
para tokoh Islam itu sendiri dalam mengembangkan pendidikan Islam.
Pada pembahasan kali ini, pemakalah akan mencoba mengkupas seputar
sistem dan lembaga pendidikan islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem dan lembaga pendidinkan ?
2. Apa saja lembaga pendidikan islam ?
3. Kekurangan dan kelebihan lembaga pendidikan islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu sistem dan lembaga pendidikan di indonesia.
2. Untuk mengetahui Apa saja lembaga pendidikan islam di indonesia.
3. Untuk mengetahui Kekurangan dan kelebihan lembaga pendidikan
islam di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem dan Lembaga Pendidikan Islam


1. Pengertian Sistem Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa sistem
berarti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori,
asas dan sebagainya. Sistem juga diartikan dengan metode. Kalau
dikaitkan dengan pengertian dan tujuan pendidikan islam, maka dapat
dipahami bahwa sistem pendidikan islam adalah seperangkat unsur
yang terdapat dalam pendidikan yang berorientasi pada ajaran islam
yang saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan dalam
mencapai satu tujuan.
Sistem adalah suatu cara dan langkah yang tersusun secara terpadu
untuk dapat digunakan dan dilaksanakan dalam suatu usaha dengan
baik dan teratur.
Sistem pendidikan Islam berarti cara dan langkah yang tersusun
berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan usaha
pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan
Islam.
2. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengubah tingkah laku individu kearah yang lebih baik melalui
interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan perubahan
yang dimaksud tentu dilandasi dengan nilai-nilai Islami.
B. Lembaga Pendidikan Formal
Lembaga Pendidikan Formal di Indonesia meliputi Madrasah yang
didalamnya ada Madrasah (Ibtidaiyah,Tsanawiyah,Aliyah),Perguruan
Tinggi,dan Pondok Pesantren.
1. Madrasah
Kata madrasah dalam bahasa Arab berarti tempat atau wahana
untuk mengenyam proses pembelajaran. (Abuddin Nata)
madrasah disebut dengan sekolah yang berarti bangunan atau
lembaga untuk belajar dan memberi pengajaran
(W.J.S. Poerwadarminta)
Dari pengertian di atas maka jelaslah bahwa madrasah adalah
wadah atau tempat belajar ilmu-imu keislaman dan ilmu
pengetahuan keahlian lainnya yang berkembang pada zamannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa istilah madrasah
bersumber dari Islam itu sendiri.

Ditinjau dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga,


yaitu :
a. Tingkat Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
b. Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
c. Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah Atas)

Tugas lembaga madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam


a. Bentuk dan realisasi itu ialah agar peserta didik beribadah,
mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah-Nya
serta syariat-Nya.
b. Memelihara fitrah anak didik sebagai insan mulia, agar tak
menyimpang tujuan Allah menciptakannya.
c. Membersihkan pikiran dan jiwa dari pengaruh subjektivitas
(emosi), karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah
pada penyimpangan fitrah manusiawi.
d. Memberikan wawasan nilai dan moral, serta peradaban
manusia yang membawa khazanah pemikiran anak didik
menjadi berkembang (Abdul Mujib)
a. Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah Ibtidaiyah atau MI adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada
jenjang pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri
Agama.
Kelebihan Madrasah Ibtidaiyah :
1. Punya Kurikulum Berbasis Agama
Sekolah dengan lingkup pendidikan agama Islam ini
mempunyai dua kurikulum yang berjalan beriringan,
yakni paduan IPTEK dengan basis agama itu sendiri. Jadi
jangan heran jika melihat anak MI pintar membaca Al-
Qur’an, belajar Fiqh, hingga Tajwid, namun juga sangat
pKamui mengerjakan Sains, Bahasa Inggris, dan lain
sebagainya.
2. Materi Pendidikan Agama Islam Lebih Panjang
Biasanya, Sekolah Dasar hanya memberikan jadwal
materi pembelajaran agama dalam satu kali setiap
minggunya. Itu pun rentang waktunya hanya sampai 1
jam mata pelajaran saja. Sementara jika anak sekolah di
MI, maka ia akan mendapat porsi lebih banyak tentang
pendidikan Agama
3. Terdapat Praktek Keagamaan
Jika diberi teori saja, maka anak-anak akan kesulitan
memahaminya. Maka dari itu, mata pelajaran yang baik
adalah materi dengan banyak praktek. Di MI, anak-anak
akan diajari berbagai praktek ibadah keagamaan dengan
jadwal yang padat. Jadi tidak hanya teori saja, anak-anak
didik MI juga lebih banyak praktek praktek dalam
kesehariannya.
Kekurangan Madrasah Ibtidaiyah :
1. Sekolah di Madrasah akan lebih menyita waktu
siswa - siswanya.
harus siap bahwa anak anada akan pergi pagi dan pulan
sore setiap harinya. Hal ini dikarenakan selain
mendapatkan pendidikan formal anak-anak anda juga akan
diberikan ekstrakurikuler tentang pendidikan agama.
2. Waktu bermain bagi siswa / anak-anak akan lebih
sedikit.
Benar memang, walaupun sebenarnya ini menguntungkan
bagi anda sebagai orang tua, karena anak anda akan lebih
memanfaatkan waktunya untuk belajar.
b. Madrasah Tsanawiyah
Madrasah Tsanawiyah (disingkat MTs) adalah jenjang
dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara
dengan sekolah menengah pertama.
Kelebihan Madrasah Tsanawiyah :
1. Biaya Sekolah Sebanding dengan Fasilitasnya
meski memang kebanyakan adalah milik yayasan alias
swasta. Ada di bawah naungan Kementerian Agama, MTs
dengan status negeri juga mendapat jumlah subsidi
pendidikan yang sama dari Pemerintah kita. masuk MTs
Negeri terkadang gratis dan tidak ada biaya tambahan
lainnya.
2. Sistem Pembelajaran Lebih Khusus
Tidak hanya dapat belajar dengan sistem pelajaran
nasional seperti SMP, anak-anak di MTs juga bisa belajar
dengan sistem yang lebih khusus. Salah satunya adalah
penggunaan hijab. Mewajibkan anak MTs untuk
mengenakannya, maka sekolah sudah turut andil dalam
menjaga siswinya.
3. Punya Banyak Kegiatan Keagamaan
Tidak kalah dari sekolah umum, anak-anak MTs juga
sering menjuarai berbagai lomba. Entah itu mata
pelajaran umum seperti sains, IPS, atau Bahasa. Selain
itu, anak MTs juga tidak kalah dalam menjuarai banyak
lomba keagamaan, seperti Tajwid dan Fiqh. Hal ini tidak
lepas dari peran kurikulum pendidikan di MTs yang
banyak diisi oleh praktek dan kegiatan keagamaan.

Kekurangan Madrasah Tsanawiyah :


1. Sekolah di Madrasah akan lebih menyita waktu
siswa - siswanya.
harus siap bahwa anak anada akan pergi pagi dan pulan
sore setiap harinya. Hal ini dikarenakan selain
mendapatkan pendidikan formal anak-anak anda juga akan
diberikan ekstrakurikuler tentang pendidikan agama.
2. Waktu bermain bagi siswa / anak-anak akan lebih
sedikit.
Benar memang, walaupun sebenarnya ini menguntungkan
bagi anda sebagai orang tua, karena anak anda akan lebih
memanfaatkan waktunya untuk belajar.
c. Madrasah Aliyah
Madrasah aliyah ( MA) adalah jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal di Indonesia yang setara dengan
sekolah menengah atas.
Pada tahun 1975, dikeluarkan Surat Keputusan Bersama
(SKB) 3 Menteri antara Menteri Dalam Negeri, Menteri
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tentang
peningkatan mutu pendidikan pada madrasah. Hal ini dilatar
belakangi bahwa siswa-siswa madrasah sebagaimana halnya
tiap-tiap warga negara Indonesia berhak memperoleh
kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan pengajaran
yang sama, sehingga lulusan madrasah, yang menghendaki
melanjutkan atau pindah ke sekolah-sekolah umum dari
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Hasil dari peningkatan civil efect ijazah madrasah sama


dengan ijazah sekolah umum, hakekat dari SKB tiga
mentri adalah:

1. Ijazah madrasah mempunyai nilai yang sama dengan


ijazah sekolah lebih umum setingkat.
2. Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum
setingkat atas.
3. Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang
Setingkat. (Haidar Putra Daulay)

Kelebihan Madrasah Aliyah :


1. Basis Agama Yang Kuat
Tidak hanya IPTEK yang diajarkan, namun juga agama.
Inilah mengapa para lulusan MA sering menjadi seorang
pribadi yang santun dan taat dalam beribadah. Bahkan
tidak hanya teori saja, anak-anak di MA juga dituntut
untuk bisa praktek ibadah dengan berbagai materi yang
mungkin tidak diajarkan di SMA.
hal ini tentu juga bagus untuk anak dalam menghabiskan
waktunya dengan hal bermanfaat.
2. Fasilitas Berbanding Lurus Dengan Biaya Sekolah
Umumnya, MA banyak dikelola oleh swasta. Sudah
tentu, swasta lebih mahal dibanding biaya sekolah negeri.
Namun jangan salah, mahalnya biaya disana juga
berbanding lurus dengan besarnya dan baiknya fasilitas
yang didapat anak kita. Tentu kita ingat kan semakin baik
fasilitasnya, maka pendidikan anak juga semakin bagus.
Namun hal ini bukan berarti MA besutan pemerintah
tidak baik. Sebaliknya, MA dengan status negeri banyak
yang gratis dan memberikan kualitas pengajaran yang
tidak kalah dibanding MA swasta.

Kekurangan Madrasah Aliyah :


1. Sekolah di Madrasah akan lebih menyita waktu
siswa - siswanya.
harus siap bahwa anak anada akan pergi pagi dan
pulan sore setiap harinya. Hal ini dikarenakan selain
mendapatkan pendidikan formal anak-anak anda juga
akan diberikan ekstrakurikuler tentang pendidikan
agama.
2. Waktu bermain bagi siswa / anak-anak akan lebih
sedikit.
Benar memang, walaupun sebenarnya ini
menguntungkan bagi anda sebagai orang tua, karena
anak anda akan lebih memanfaatkan waktunya untuk
belajar.
2. Perguruan Tiggi

Pembelajaran merupakan kegiatan inti dari keseluruhan proses


pendidikan di Perguruan Tinggi. Salah satu indikator mutu
pendidikan di Perguruan Tinggi dapat dilihat dari hasil belajar
mahasiswa clan kualitas hasil belajar akan dipengaruhi oleh
kualitas proses pembelajarannya. Dosen merupakan faktor
determinan dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran di Perguruan Tinggi keaktifan
berpusat pada mahasiswa dan kemandirian.
a. Belajar Mandiri
Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Pasal 1a
dinyatakan bahwa Pendidikan Tinggi diselenggarakan melalui
proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan belajar
mandiri.
Belajar mandiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk menentukan tujuan belajamya, merencanakan proses
belajamya, menggunakan sumber sumber belajar yang dipilihnya,
membuat
keputusan-keputusan akademis dan melakukan kegiatan-kegiatan
yang dipilhnya untuk mencapai tujuan belajamya. Mahasiswa
secara aktif berpartisipasi dalam menentukan APA yang akan
dipelajarinya dan BAGAIMANA cara belajarya. Belajar mandiri
bukan merupakan usaha mengisolasi mahasiswa dari bimbingan
dosen, karena dosen berfungsi sebagai sumber, pemandu dan
pemberi semangat.
Belajar mandiri menunjukkan bahwa mahasiswa tidak
tergantung kepada pengawasan dan pengarahan dosen yang terus
menerus, tetapi mahasiswa juga mempunyai kreativitas dan
inisiatif sendliri serta mampu untuk bekerja sencliri dengan
merujuk pada bimbingan yang diperolehnya.

b. Belajar Aktif
Belajar aktif ditandai bukan hanya melalui keaktifan mahasiswa
yang belajar secara fisik, namun juga keaktifan mental. Justru
keaktifan mental merupakan hal yang sangat penting clan utama
clalam belajar aktif dibandingkan keaktifan fisik. Belajar aktif atau
sering dikenal clengan Cara Belajar Mahasiswa Aktif merupakan
suatu penclekatan clalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui
cara-cara belajar aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan
belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Untuk
dapat mencapai hal tersebut, kegiatan perkuliahan dirancang
sedemikian rupa agar bermakna bagi mahasiswa. Belajar yang
bermakna terjadi bila mahasiswa berperan secara aktif dalam
proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan
dipelajari dan cara mempelajarinya. Dosen berperan sebagai
fasilitator yang membantu memudahkan mahasiswa belajar,
sebagai narasumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya
kreasi mahasiswa, sebagai pengelola yang mampu merancang dan
melaksanakan kegiatan belajar bermakna dan yang dapat
mengalola sumber belajar yang diperlukan.

2. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang
didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan
mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid yang
digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta
adanya pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para
santri.
Ciri-ciri khusus dalam pondok pesantren adalah isi kurikulum
yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu
sintaksis Arab, morfologi Arab, hukum Islam, Hadits, tafsir Al-
Qur’an, teologi Islam, tasawuf, tarikh. Literatur ilmu-ilmu tersebut
memakai kitab-kitab klasik yang disebut dengan istilah “kitab
kuning”.
Tujuan pendidikan dalam pesantren yaitu untuk mempersiapkan
pemimpin-pemimpin akhlak dan keagamaan.
(Muhammad Tholchah Hasan)

Pada umunya pesantren terdiri dari beberapa element atau


unsur,yaitu:
1. Pondok
2. Masjid
3. Santri
4. Kitab Kuning
Kitab Kuning, pada umumnya dipahami sebagai kitab- kitab
keagamaan berbahasa Arab, mengunakan aksara Arab, yang
dihasilkan oleh para ulama dan pemikir muslim lainnya di masa
lampau, hususnya yang berasal dari Timur Tengah. Kitab Kuning
mempunyai format sendiri yang khas dan warna kertas “kekuning-
kuningan”.pada umunya isinya menyinggung masalah syaria’at
atau fiqih dan masalah-masalah keimanan.
5. Kyai

Sistem pendidikan pesantren masih sama seperti system


pendidikan di surau atau langgar masjid, hanya saja lebih intensif
dan dalam waktu yang lebih lama. Pada awalnya tujuan pokok dari
pesantren adalah agar anak-anak dapat membaca Al-Qur’an dan
mengetahui pokok-pokok ajaran islam yang perlu dilaksanakan
sehari-hari, seperti shalat, puasa, dan zakat, maka sekarang
disamping memberi pokok ajaran itu juga diberikan ilmu dan alat
untuk mempelajari agama Islam dari sumber yang asli yaitu Al-
Qur’an dan Hadist.

Alat yang digunakan untuk mendalami itu adalah bahasa arab.


Dengan menguasai bahasa arab orang akan dapat menggali ajaran-
ajaran islam dari sumbernya, sehingga dapat mengembangkan
agama islam dengan lebih baik.

Ada dua metode yang sering digunakan dalam pendidikan


pesantren, yaitu:
 Metode Wetonan
Yaitu metode dimana Kiai membaca suatu kitab dalam waktu
tertentu, dan santri dengan membawa kitab yang sama
mendengarkan dan menyimak bacaan kiai tersebut. Dalam sistem
pengajaran yang semacam ini tidak mengenal absen. Santri boleh
datang dan tidak boleh datang, juga tidak ada ujian. Apakah santri
itu memahami apa yang dibaca Kiai atau tidak, hal itu tidak bisa
diketahui. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sistem pengajaran
di Pondok Pesantren itu adalah bebas, yaitu bebas mengikuti
kegiatan belajar dan bebas untuk tidak mengikuti kegiatan belajar.
 Metode Sorongan
Yaitu metode dimana santri (biasanya yang pandai)
menyedorkan sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca di hadapan
kiai itu. Dan kalau ada kesalahan langsung dibetulkan oleh kiai itu.
Di Pondok Pesantren yang besar, mungkin untuk dapat tampil di
depan kiainya dalam membawakan/ menyajikan materi yang ingin
disampaikan, dengan demikian santri akan dapat memahami
dengan cepat terhadap suatu topik yang telah ada pada kitab yang
dipegangnya.
Klasifikasi Pesantren

klasifikasi pesantren berdasarkan keputusan menteri agama No.3


tahun 1979 adalah :

1) Pesantren tipe A, yaitu dimana para santri belajar dan bertempat


tinggal diasrama lingkungan ponpes dengan pengajaran yang
berlangsung secara tradisional (dengan system weton atau
sorongan)
2) Pesantren tipe B, yaitu dengan menyelanggarakan pelajaran secara
klasikal dan pengajaran oleh kiayi bersifat aplikasi diberikan pada
waktu tertentu. Santri tinggal di asrama lingkungan ponpes.
3) Pesantren tipe C, yaitu pesantren yang merupakan asrama
sedangkan para santri belajar di luar, baik di madrasah maupun di
sekolah umum. Kiayi hanya mengawasi dan sebagai Pembina para
santri tersebut.
4) Pesantren tipe D, yaitu pesantren yang menyelenggarakan system
ponpes sekaligus system sekolah atau madrasah. Dalam
penyelenggaraannya pendidikan dan pengajaran bagi santrinya,
pesantren dibagi menjadi dua, yaitu:
* Tipe salafiyah, yaitu yang menyelanggarakan pendidikan dan
pengetahuan keislaman, Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama lain yang
metujuak pada kitab-kitab klasik (kitab kuning) dengan
menggunakan cara-cara sebagaimana awal pertumbuhannya.
* Tipe khalfiyah, yaitu pesantren disamping menyelanggarakan
kegiatan kepesantrenan pada umumnya juga menyelenggarakan
kegiatan pendidikan formal.
C. Lembaga Pendidikan Non Formal
Pendidikan Islam nonformal merupakan salah satu bentuk pendidikan
Islam yang mana terlaksana secara sengaja dan tertib di luar sistem
persekolahan, serta melalui berbagai model penyampaian, seperti
pembinaan keagamaan, majelis taklim, pengajian-pengajian.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 telah memberikan batasan
tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan nonformal tersebut, satuan
pendidikan non formal tersebut terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
majelis taklim serta satuan pendidikan sejenisnya.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Lembaga Pendidikan Islam
Kelebihan
1. Fasilitas lengkap
2. Membekali ilmu agama yang kuat
3. Memupuk karakter yang baik
4. Banyak kegiatan yang positif
5. Bisa FullDay

Kekurangan

1. Biaya Mahal
2. Jadwal sekolah yang padat dan Lama
3. Berkegiatan pada hari libur
4. Anak terlalu lelah
5. Pergaulan kurang luas
BAB III
KESIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah sebagai berikut:

1. Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan


berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
2. Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut
pandangan Islam adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi
dalam tiga macam tunttan hidup seorang muslim,yaitu: Pembebasan
manusia dari ancaman api neraka, pembinaan umat manusia menjadi
hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup
bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang
memancarkan sinar keimanan.
3. Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek,
yaitu dilihat dari ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek
penanggung jawab, dan dilihat dari aspek tempat dan waktu.
4. Di Indonesia dikenal juga Tri Pusat Pendidikan, yaitu lingkungan
keluarga,sekolah dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VII; Jakarta: Balai
Pustaka, 1984), hlm. 889.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001), hlm. 161.
Ibid., hlm. 68.
Haidar Putra Daulay, Op.Cit., hlm. 96.
Sekertariat Negara RI, UUD, Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila,
Garis-garis Besar Haluan Negara. hlm. 7
Hasbullah, op.cit., hlm. 175.
Ibid., hlm. 176
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya
Agung, 1996), hlm. 394.
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Proyek Pembinaan
Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1986), hlm. 78.
Mahmud Yunus, Op. Cit., hlm. 393.
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 104.
Ibid., hlm. 102.
Haidar Putera Daulay, Op.Cit., hlm. 115-118.
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:Hidayakarya,
1979), hlm. 121.
https://www.renesia.com/kelebihan-madrasah-tsanawiyah/

Anda mungkin juga menyukai