Anda di halaman 1dari 20

Budidaya dan Pengolahan Jamur Tiram

“Bak Mur” (Bakso Jamur)

Oleh :
Achmad Iskandar, S.Pd

SLBN Pembina Tingkat Nasional Bagian C


Malang

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga proposal ini

dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran

maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar proposal ini bisa pembaca

praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

proposal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 7 Juni 2021


Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus L.) merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang

cukup digemari masyarakat. Jamur tiram putih termasuk dalam kelompok Basidiomycetes, yakni

kelompok jamur busuk putih yang ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna putih

memucat pada sekujur media tanam. Jamur tiram putih merupakan jenis jamur kayu yang

memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur

tiram putih mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi

dibandingkan jenis jamur lain.

Secara alami jamur tiram putih banyak ditemukan tumbuh di batangbatang kayu lunak yang

telah lapuk seperti pohon karet, damar, kapuk atau sengon yang tergeletak di lokasi yang sangat

lembab dan terlindung dari cahaya matahari. Pada fase pembentukan miselium, jamur tiram putih

memerlukan suhu 22-28o C dan kelembapan 60-80%. Pada fase pembentukan tubuh buah

memerlukan suhu 16-22o C dan kelembapan 80-90% dengan kadar oksigen cukup dan cahaya

matahari sekitar 10%.

Jamur tiram dapat dibudidayakan dalam suatu media buatan yang istilahnya adalah LOG

yaitu media buatan yang berasal dari kayu atau bahan lignin yang telah lapuk dan tersimpan atau

terbungkus plastik dan telah disterilkan untuk tempat tumbuh jamur tersebut. Media yang dipakai

biasanya terdiri dari bahan lignin karena jamur tiram termasuk dari jenis jamur kayu. Media yang

digunakan terdiri dari bermacam-macam bahan selain mengandung lignin juga mengandung

nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur tiram. Kayu yang dipakai sebaiknya sudah

lapuk dan berbentuk serbuk, hal ini dimaksudkan agar senyawa-senyawa yang terkandung dalam

3
bahan kayu tersebut mudah dicerna oleh jamur sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur

akan lebih baik. Pada umumnya substrat yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah

serbuk gergaji. Sebagai konsekuensi yang akan timbul masalah apabila serbuk gergaji sulit

diperoleh atau tidak ada sama sekali di lokasi yang akan menjadi sasaran penyebaran budidaya

jamur tiram. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi perlu dicari substrat alternatif yang banyak

tersedia dan mudah diperoleh di daerah tersebut. Salah satu substrat yang dapat dijadikan

alternatif dalam budidaya jamur tiram adalah ampas teh.

Ampas teh merupakan limbah dari industri atau pabrik minuman ringan yang tersedia cukup

banyak yaitu mencapai 470 ton/tahun dan belum dimanfaatkan secara optimal. Jumlah

perusahaan minuman ringan di Indonesia, termasuk di dalamnya industri yang menjadikan teh

sebagai bahan bakunya, mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 1995-2000, yaitu hampir

5 kali lipat dalam jangka lima tahun. Limbah Industri teh dapat digunakan pada budi daya jamur

tiram putih karena limbah industri teh ini mengandung karbohidrat yang kemudian dapat

digunakan untuk sintesis protein. Selain itu limbah industri teh ini juga mengandung berbagai

macam mineral seperti karbon organik, tembaga (Cu) 20%, magnesium (Mg) 10% dan kalsium

13%, kandungan tersebut 4 dapat membantu pertumbuhan jamur.

Budidaya jamur tiram yang dilaksanakan di SLBN Pembina Tingkat Nasional Bagian C

Malang menghasilkan kira – kira 15 kg perhari. Selain dijual secara mentah, jamur tiram juga

diolah menjadi Bak Mur yaitu Bakso Jamur yang dipasarkan secara online dan offline. Kegiatan

ini dapat dijadikan pembelajaran kewirausahaan untuk peserta didik di sekolah serta menambah

wawasan kepada orang tua peserta didik untuk membuka peluang usaha putra-putrinya setelah

lulus sekolah.

4
Rumusan Masalah

1. Bagaimana Budidaya Jamur tiram pada SLBN Pembina Tingkat Nasional Bagian C

Malang ?

2. Bagaimana pengolahan Jamur Tiram menjadi Bak Mur (Bakso Jamur) ?

3. Bagaimana pemasaran yang dilakukan untuk menjual olahan jamur ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pembibitan jamur tiram.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat dan memelihara jamur tiram.

3. Untuk mengetahui cara memanen jamur tiram dengan benar.

4. Mengetahui peluang usaha dari jamur tiram.

5. Keuntungan dari budidaya jamur tiram.

Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN

Alat Pembuatan Bibit Jamur


1.1 Alat

 Autoklaf. Autoklaf merupakan alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan isolasi

dan media tanam.

 Alat-alat gelas.

 Laminar air flow (LAF)

5
 Pinset.

 Skalpel/pisau.

 Bunsen.

 Timbangan.

 Inkubator.

I. Proses Pembibitan Jamur

1. Persiapan Bahan Baku

Bibit F2 merupakan bibit yang digunakan oleh petani jamur dalam budidaya.

Pembuatan bibit F2 juga relatif sederhana dan dpat dilakukan pemula sebagaimana

dalam cara budidaya jamur truffle . Oleh sebab itu, tahapan pertama dalam pembuatan

bibit jamur tiram F2 adalah menyiapkan bahan baku. Beberapa bahan baku yang wajib

disiapkan antara lain adalah sebagai berikut :

 Serbuk gergaji sebanyak 2 kg, terlebih dahulu serbuk diayak untuk memisahkan

dari kotoran dan diambil bagian halusnya saja.

 Setelah itu kemudian rendam serbuk menggunakan air bersih atau juga air steril

selama 12-24 jam.

 Dedak halus 0,5 kg dengan kualitas yang baik.

 Biji-bijian dapat berasal dari jagung, sorgum atau juga biji padi sebanyak 0,5 kg.

 Caco3 atau kapur sebanyak 2 sendok makan.

 Air secukupnya.

 Kertas dan karet gelang.

 Bibit jamur F0 atau F1 berkualitas baik.

6
 Alkohol 70% dan alkohol 95% jika ada.

2. Persiapan Peralatan

Setelah bahan baku siap  maka tahapan selanjutnya dilanjutkan dengan

menyiapkan alat yang dibutuhkan seperti pada cara budidaya jamur enoki di

indonesia. Beberapa alat yang wajib anda siapkan adalah sebagai berikut :

 Botol kaca bening anda dapat menggunakan botol bekas saos, sirup atau botol

bekas minuman teh botol.

 Botol dibersihkan dan kemudoan disterilkan terlebih dahlu dengan merebus atau

mengukusnya selama 4-5 jam.

 Kompos gas.

 Alat sterilisasi atau autoklaf.

 Dandang atai wadah kukusan yang berukuran besar.

 Laminar Air Flow

3. Pembuatan Media Pembibitan

Tahapan selanjutnya dapat dilajutkan dengan tahapan pembuatan media

pembibitan seperti dalam cara budidaya jamur tiram florida. Langkah langkah yang dapat

anda ikuti adalag sebagai berikut :

 Terlebih dahulu rendam serbuk gergaji menggunakam air yang bersih dan steril

selama satu jam.

7
 Kemudian tiriskan, setelah itu campurkan serbuk gergaji, bekatul, biji jagung dan

juga kapur, kemudian aduk hingga merata.

 Tambahkan air secukupnya.

 Lakukan uji tes kandungan air dengan mengepalkan adonan.

 Jika air keluar dari adonan maka tandanya kadar air terlalu banyak, sebaiknya

tambahkan dedak.

 Jika dikepal adonan masih buyar maka tandanya kurang air sehingga tambahkan

air secukupnya.

 Jika dikepal adonan tidak buat dan tidak mengeluarkan air maka tandanya

kandungan air cukup.

 Setelah itu kemudian masukkan media kedalam botol kaca.

 Isikan hingga batas garis dibawah mulut botol.

 Tutup menggunakan kertas sebanyak dua lapis alalu kemudian ikat dengan karet.

 Selanjutnya dilanjutkan dengan langkah sterilisasi.

 Anda bisa menggunakan autokalf atau juga panci rebusan.

 Masukkan boto kaca berisi media kedalam alat sterilisasi, kemudian lakukan

sterilisasi dengan suhu 125 derajat pada autoklaf selama satu jam , jika

menggunakan panci pengukus waktu sterilisasi ditambah 1 jam dan menjadi 2

jam. 

4. Inokulasi Bibit Jamur

Tahap selanjutnya adalah inikulasi atau penanaman bibit kedalam media

seperti cara budidaya jamur merang media ampas aren . Penanaman dilakukam dalam

8
ruangan steril atau LAF (Laminar air flow). Jika tidak memilikinya anda bisa

menggunakan kotak kaca berukuran 1 x 1 meter kemudian diberi lubang untuk

memasukkan tangan dan media lalu juga diberi pendingin didalamnya. Semprot dan

bersihkan menggunakan alkohol 95/70%. Kemudian anda langsung bisa melakukan

langkah penanaman berikut.

 Masukkan beberapa buah media tanam dan bibit kedalam tempat tanam.

 Sebelum dimasulkan semprot terlebih dahulu memggunakam alkohol 70%.

 Sterilkan terlebih dahulu alat tanam yang akan digunakan seperti spatula dan

pinset.

 Baru kemudian masukkan kedalam ruang tanam.

 Nyalakan blower atau kipas dan diamkan selama satu jam.

 Gunakan pakaian bersih dan selalu semprot tangan saat anda keluar masuk ke

ruang tanam.

 Kemudian buka plastik pembungkus bibit, ambil media tanam dan buka karet

pengikat dan kertasnya.

 Setelah itu masukkan bibit ke permukaan media tanam secara merata.

 Setelah itu tutup kembali botol dengan menggunakan kerta yang baru dan talu

kembali menggunakan karet.

 Biasanya 1 botol bibit jamur tiram F0 jika ditunkan akan menghasilkan 35 botol

bibit jamur F1.

 Sedangkan 1 botol bibit F1 jika diturunkan akan menghasilkan 40 botol bibit

jamur F2.

9
 Setelah itu kemudian letakkan bibit jamur F2 hasil tanam kedalam ruang

inkubasi.

 Suhu ideal ruangan dijaga 26-29 derajat celcius.

 Umur 10 hari miselium akan tumbuh 10%.

 Umur 25-30 hati miselium sudah tumbuh sebanyak 100 persen.

 Umur 30-40 hati jamur akan tumbuh, buang jamurnya dan bibit masih bisa

digunakam namun mengalami oenirinan kualitas.

 Lewat 40 hari binit sudah kadaluwarsa dan jangan digunakan.

 Oleh karenanya tandai setiap botol dengan tanggal penanaman.

5. Tips Anti Gagal

Dalam sebuah budidaya resiko kegagalan tentu akan selalu muncul seperti juga

pada cara budidaya bibit jamur kuping secara tradisional . Peresntasenya tergantung dari

ketelitian dan juga ketelatenana pembudidaya. Jika anda merupakan pemula maka anda

bisa memperhatikan beberapa tips anti gagal dalam pembuatan bibit jamur tiram F2

berikut ini:

 Jangan gunakan air PDAM, dan hanya gunakan air bersih yanh sudah

disterilkan.

 Jangan gunakan air sungai, air kotor atau bahkan air comberan karena akan

meningkatkam resiko kontaminasi.

 Jangan gunakan kayu yang bergetah seperti kayu karet, kayu pinus atau kayu

camplung.

 Jangan menggunakan dedek yang telah mengalami perubahan warna

menghitam atau yang menggumpal.

10
 Gunakan serbuk gergaji yang sudah dikomposkan minimal selama seminggu,

jangan gunakan serbuk gergaji baru.

 Jangan gunakan biji jagung yang sudah rusak dimakan hewan.

 Hindari terbukannya tutup botol yang dapat menyebabkan gangguan semut dan

juga hama lain.

 Pisahkan botol yang sudah terkontaminasi dan buang jauh jauh.

 Khusus bagi pemula, buat dalam jumlah sedikit, jika mengalami kegagalan

teliti faktor kegagalannya.

 Suhu sterilisasi wajib berada pada kisaran angka 100-125 derajat celcius.

 Untuk membuat bibit awet maka anda dapat menyimpan bibit yang

miseliumnya sudah tumbuh 10 % Didala kulkas BUKAN FREZER.

II. Cara Pemeliharaan

1. Menyiapkan Rak Jamur Tiram


Kumbung adalah bangunan tempat menyimpan bag log sebagai media tumbuh

jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen. Di dalam kumbung

tersusun rak-rak tempat bag log jamur tiram. Ukuran kumbung bervariasi tergantung dari

luas lahan. Tujuan dari adanya kumbung adalah untuk menyimpan bag log sesuai dengan

persyaratan tumbuh. Rak di dalam kumbung disusun sedemikian rupa sehingga gampang

dalam proses pemeliharaan dan sirkulasi udara terjaga. Umumnya jarak antara rak kurang

lebih 75 cm. Jarak di dalam rak 60 cm (4 – 5 bag log), lebar rak 50 cm, tinggi maksimal 3

m, panjang disesuaikan dengan kondisi ruangan.

2. Menyiapkan Baglog Jamur Tiram

11
Selanjutnya yang diperlukan adalah bag log. Bag log adalah media tumbuh jamur.

Bag log biasanya dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi

lubang. Dari lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh ke luar.

Berikut bahan membuat jamur tiram, yang dibutuhkan untuk membuat 100 buah bag log:

 Tetes tebu dan serbuk gergaji 10,5 kg

 Beras jagung 0,6 kg

 Dedak halus 21 kg

 Pupuk TSP 1 kg

 Kapur 3 kg

 Air secukupnya

 Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan

Setelah menyiapkan bahan, selanjutnya adalah proses pembuatan bag log sebagai

berikut:

Campur semua bahan di atas hingga rata. Perhatikan jangan sampai ada gumpalan. Jangan

lupa campurkan dengan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan sebanyak 30 ml yang

sebelumnya sudah dilarutkan dengan 1 liter air.

Bahan yang sudah dicampurkan di atas lalu dimasukkan ke dalam plastik bening.

Bahan tersebut harus dipadatkan supaya log akan terbentuk dengan baik. Perlu

diperhatikan, pada ujung plastik di bagian bawah ditusuk dengan jari. Hal ini dilakukan

agar bahan yang telah dipadatkan tersebut bisa duduk tegak/ tidak miring. Pengisian lebih

baik jangan terlalu penuh, sisakan skitar 15 cm agar lebih mudah ketika diikat. Timbang

bag log agar beratnya 1,2 kg. Sisa pada ujung plastik ke dalam lingkaran cincin dilipat

12
keluar, kemudian diikat pada bagian mulut plastik menggunakan karet tahan panas. Tutup

mulut bag log tersebut menggunakan kapas lalu tutup kembali menggunakan bahan

kertas, kemudian diikat kembali dengan karet. Kukus log tersebut dengan waktu selama

12 jam pada suhu antara 90 – 110 °C jangka waktu pengukusan dihitung ketika air di

dalam drum mendidih. Jika pengukusan telah selesai, bag log kemudian diangkat dari

drum. Selanjutnya, diamkan jamur tiram selama 8 jam pada ruangan yang tertutup.

Kegunaan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan dalam persiapan media tanam

atau bag log untuk meningkatkan kualitas media tanam dan menunjang pertumbuhan

jamur tiram nantinya.Selain itu bakteri premium yang terkandung pada Pupuk Organik

Cair GDM Spesialis Pangan seperti Micrococcus roseus yang mampu memproses dan

menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman. Sebab Pupuk Organik Cair GDM Spesialis

Pangan terbuat dari limbah organik yang memiliki kandungan hara makro dan mikro

yang lengkap serta ramah lingkungan. Maka kombinasi Pupuk Organik Cair GDM

Spesialis Pangan saat persiapan bag log sangatlah tepat untuk memaksimalkan

produktivitas pertumbuhan jamur tiram nantinya.

3. Cara Menyusun Baglog

Berikut ini tahapan untuk memudahkan dulur bisa menyusun baglog:

Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyusun bag log. Bag log dapat disusun secara

vertical maupun horizontal. Kedua cara tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Bag

log yang disusun secara horizontal akan lebih aman terhadap siraman air. Jika melakukan

penyiraman secara berlebihan, maka air tidak akan masuk ke dalam bag log. Selain itu,

akan lebih mudah dalam proses pemanenan nantinya. Namun, saat penyusunan lebih

banyak menyita tempat.

13
4. Cara Menanam Bibit Jamur Tiram

Cara budidaya jamur tiram selanjutnya adalah proses penanaman bibit. Pada proses

penanaman bibit jamur tiram ini harus dilakukan dengan cepat. Namun juga harus tetap

teliti. Dan yang terpenting yaitu proses penanaman bibit jamur tiram harus dilakukan pada

tempat/ruangan yang tertutup.

Berikut adalah cara penanaman bibit jamur yang bisa dulur terapkan:

 Siapkan bag log yang sudah diberikan bibit.

 Tutup kembali bag log dengan menggunakan kapas.

 Berikan 3 sendok makan bibit ke dalam setiap satu log media. Perlu Anda ingat,

pada setiap gerakan sendok yang digunakan, panaskan terlebih dahulu sendok

tersebut dengan menggunakan api dari lampu spiritus untuk menghindari

kontaminasi.

 Buka karet pada log, kertas penutup, dan juga kapas penutup Log.

 Agar lebih mudah dalam penanaman bibit, log yang akan diinokulasi diletakan di

depan dekat tangan kiri.

 Semprot isi ruangan secara merata menggunakan alcohol 95%. Jangan lupa untuk

menggunakan sarung tangan dalam penyemprotan ruangan

 Bag log yang sudah ditanami dengan bibit diletakan pada rak.

 Diamkan saja sampai seluruh bag log tersebut tumbuh dengan sendirinya.

 Jika seluruh media baglog ditumbuhi jamur, tutup kapas dan cincin di bagian atas

log tersebut dibuka.

14
Agar kelembaban terjaga, semprotkan air dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis

Pangan dengan menggunakan sprayer pada setiap bag log  dengan dosis 1 gelas/tangki .

Jika jamur tumbuh dengan mekar dan lebar, berarti jamur sudah siap untuk di panen

Maka dari itu, Penggunaan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan untuk menjaga

kelembapan sekaligus perawatan pada tanaman jamur tiram yang berproses tumbuh.

Sebab Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan terbuat dari 100% bahan organik yang

dapat memaksimalkan jamur tiram tumbuh bagus secara kuantitas dan kualitasnya juga.

Sehingga hasil panen dapat meningkat begitu juga dengan hasil panennya.

5. Mencegah Hama Pada Jamur Tiram Putih

Untuk mencegah munculnya hama dan penyakit pada budidaya jamur tiram putih,

maka perawatan baglog jamur tiram harus diperhatikan.

Hama dan penyakit bisa menyerang jamur tiram kapan saja sehingga pencegahan adalah

hal penting yang harus Anda dilakukan. Berikut Adalah Hama Yang Biasa Menyerang

Jamur Tiram:

A. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan tumbuhnya hama

dan penyakit. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan formalin di daerah sekitar

kumbung secara berkala.

B. Ulat

15
Salah satu hama yang menyerang jamur tiram adalah ulat. Hama ulat dapat

muncul karena tempat terlalu lembab, kotor dan kondisi kumbung yang kurang terawat.

Hama ulat ini bisa dicegah dengan selalu membersihkan kumbung dan rak jamur. Angkat

sisa bonggol jamur dan jamur yang tidak bisa dipanen. Bersihkan juga jamur-jamur kecil

yang disebut dengan jamur hama. Hama ulat sering muncul ketika memasuki musim hujan.

Saat itu kelembapan udara sangat tinggi sehingga tempat menjadi basah. Cara

mencegahnya yakni dengan membangun ventilasi udara di kumbung. Bukalah lubang

ventilasi udara saat musim hujan dan hentikan penyiraman.

C. Kepik

Hama lainnya yang biasa menyerang jamur tiram adalah kepik. Hama kepik ini

muncul karena adanya pangkal jamur yang masih tertanam di baglog.

Kepik merupakan cikal bakal datangnya hama ulat juga. Untuk mencegah hama kepik,

bersihkanlah kumbung dan semprot dengan formalin. Selain itu, jangan meletakkan

kumbung terlalu dekat dengan kandang ternak.

Serangan hama dan penyakit pada tanaman jamur tiram bisa diminimalisir sejak

awal oleh dulur salah satunya dengan menggunakkan Pupuk Organik Cair GDM

Spesialis Pangan saat persiapan media tanam bag log maupun saat penanaman sampai

perawatan bibit jamur tiram

Salah satu bakteri premium Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan yang

menunjang Micrococcus roseus yang dapat menunjang kekebalan terhadap penyakit pada

tanaman sekaligus itu kualitas organik lebih terjamin dulur.

16
Pastikan untuk hasil panen jamur tiram yang berkualitas dan hasilnya memuaskan, untuk

mengkombinasikan dengan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan

III. Pemanenan

Kegiatan memetik badan jamur yang telah cukup umur, yaitu tiga puluh hari sejak

inokulasi atau seminggu setelah baglog dibuka 2-3 hari setelah munculnya primordia (pin

head). Tujuan mendapatkan hasil jamur tiram yang sesuai dengan ketetuan.

Prosedur Kerja Pemanenan Jamur Tiram

 Sebelum melakukan pemetikan cicu tangan terlebih dahulu.

 Pemetikan dilakukan pada pagihari sebelum dilakukan penyiraman.

 Pemetikan diakukan dengan mencabut seluruh badan jamur sampai akar-akarnya.

Jangan menyisakan badan jamur saat dipanen karena akan memicu pembusukan

pada baglog.

 Usahakan tidak merusak jamur disekitarnya yang belum siap dipanen.

 Bila mungkin sebaiknya pada baglog yang telah dipanen diberi pelindung untuk

membantu mencegah dehidrasi terhadap miselia yang terluka saat dipanen.

IV. Peluang Usaha

Jamur tiram termasuk kedalam salah satu komoditi yang memiliki permintaan

pasar yang tinggi karena memiliki nilai gizi yang tinggi dan bisa diolah menjadi beragam

olahan yang lezat. Selain itu, membudidayakan jamur tiram juga tidaklah sulit hanya

perlu menyiapkan rumah pemeliharaan sederhana berisi rak-rak tempat pemeliharaan.

Tanaman ini dapat diolah menjadi kudapan yang gurih, misal jamur crispy, hingga

masakan misalnya tumis, sup dan sebagainya. dapat juga menjualnya langsung ke end-

17
user (pengguna akhir, termasuk ibu rumah tangga) atau membangun networking untuk

menjualnya dengan sistem partai besar kepada pengepul.

Kamu juga bisa menjadi supplier untuk suatu usaha kuliner, misalnya restoran,

catering, dan sebagainya. Apapun pilihan yang diambil, yang jelas bisnis ini akan

mendatangkan keuntungan jika dilakukan dengan cara yang benar.

V. Pemasaran

Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan

sebuah usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram.

Sebagus apapun kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi

pemasaran jamur yang tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui

keberadaan produk tersebut. Sehingga pemasaran produk jamur tersebut kurang berjalan

lancar, dan akhirnya mengalami kerugian hingga harus tumbang di tengah jalan. Oleh

karena itu, maka dapat digunakan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

 Tentukan target pasar yang dibidik. Hal ini penting sebelum

memasarkan jamur ke masyarakat luas.

 Pertahankan kualitas jamur yang ditawarkan.

 Awasi stok atau persediaan jamur.

 Tawarkan jamur segar dalam berbagai ukuran.

Sampai hari ini potensi pasar bisnis jamur masih terbuka lebar. Kondisi ini tentunya

mempermudah para pelaku bisnis budidaya jamur untuk memasarkan produk mereka kepada

khalayak ramai.

VI. Keuntungan

18
Jamur Tiram merupakan salah satu jamur edible atau dapat dimakan yang sudah

banyak dikonsumsi masyarakat. Jamur ini mempunyai rasa yang khas serta mempunyai

kandungan nutrisi yang tinggi. Jamur dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau dapat juga

digunakan sebagai bahan olahan. Seperti keripik jamur atau makanan ringan lainnya.

Jamur tiram mempunyai banyak nutrisi serta bisa juga digunakan sebagai obat. 

Jamur mempunyai kandungan protein sebesar 31 % dan mengandung asam amino

esensial yang mencakup kebutuhan manusia. Enzim pada jamur menghasilkan amino

esensial yang mampu menurunkan hipertensi, mengurangi kolesterol, dan memperbaiki

sirkulasi darah.

Budidaya jamur memiliki beberapa keuntungan. Di antaranya adalah yang

pertama, dalam budidayanya, jamur tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, sampah

dari budidaya jamur dapat diubah menjadi pupuk untuk tanaman lain serta mampu

menggemburkan tanah. Serta yang tidak kalah penting yang ketiga adalah jamur memiliki

kandungan protein dan mineral tinggi yang mampu menyehatkan tubuh kita.

Tubuh jamur terdiri atas akar, batang, cincin dan tudung. Tudung terdiri atas

bilah-bilah atau lamella yang pada permukaan bawahnya terdapat spora. Bagian tubuh

jamur yang dipanen adalah bagian tubuh buah jamur. Secara pemanen jamur tiram dapat

dilakukan lebih dari 9 kali dalam kurun waktu 1,5 bulan. Namun, hal ini tergantung

pemeliharaan dan kebersihan kumbung.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut kami usaha budidaya jamur tiram ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan.

Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang

yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan

langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan

usaha ini.

B. Saran

Demikian proposal budidaya jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis mengenai peluang

pemasaran, operasional, dan keuntungan, penulis optimis bahwa budidaya jamur tiram ini layak dan

berpotensi tinggi untuk dikembangkan.

20

Anda mungkin juga menyukai