Oleh :
2141312056
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL
A. Definisi
Antenatal care atau ANC merupakan perawatan fisik dan mental pada masa
kehamilan atau sebleum terjadinya proses persalinan (Irfan Rahmatullah, 2016). ANC
merupakan perawatan preventif yang bertujuan untuk mencegah hal-hal yang kurang baik
pada ibu dan anak (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Antenatal care merupakan suatu
pelayanan yang diberikan perawat kepada ibu hamil seperti, pemantauan kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran (Wagiyo & Putrono, 2016). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ANC merupaka perawatan yang diberikan terhadap ibu hamil
baik berupa pemantuan kesehatan melalui pemeriksaan fisik, psikologis terhadap ibu
hamil, pemantuan tumbuh kembang janin serta persiapan proses kelahiran.
B. Proses Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologis normal yang terjadi pada setiap wanita
yang mana organ reproduksinya telah berfungsi secara matang sebagai proses tumbuh
dan berkembangnya hasil konsepsi yang dapat hodup pada tubuh seorang wanita (Sari,
2018). Kehamilan dapat terjadi akibat pembuahan ovum atau sel telur yang telah matang
oleh sperma yang telah matang melalui proses (spermatogenesis) didalam tubulus
seminiferous testis. Dimana setiap bulannya seorang wanita selalu menghasilkan1-2
ovum yang dilepaskan oleh indung telur melalui peristiwa ovulasi (Wagiyo & Putrono,
2016).
Sel telur memiliki lapisan pelindung berupa sel-sel granulose dan zona pellusida
yang harus ditembus oleh sperma agar terjadi kehamilan. Ovum yang sudah matang akan
dilepaskan masuk kedalam uterus (tuba fallopi) dibantu oleh rumbai-rumbai
(microfillamen fimbria) yang mendorong masuk hingga ke tuba. Ovum akan siap dibuahi
setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam (Sunarti, 2013). Apabila terjadi coitus dan
sperma masuk kedalam uterus, kemudian berenang, menuju tuba fallopi maka akan
terjadi proses pembuahan.
Setiap kali melakukan coitus, sebagian dari sperma yang masuk kedalam servix
dan berenang kedalam tuba fallopi akan mati dan sisanya dapat bertahan hidup antara 24
hingga 72 jam didalam uterus. Apabila terdapat satu sel sperma yang berhasil melakukan
penetrasi pada corona radiata dan kemudian menembus zona pelusida dari sel ovum maka
hal ini dikenal dengan proses pembuahan. Setelah spema berhasil menembus kedua
lapisan pelindung ovum tersebut, maka muatan DNA yang dibawa oleh sperma akan
membelah dan menggabungkan diri dengan DNA yang terdapat di dalam ovum yang
dikenal yang istilah fertilisasi . hasil dari proses fertilisasi yang akan berkembang
menjadi janin yang dikenal dikenal dengan istilah zygot (Sari, 2018).
Perkembangan janin selama kehamilan dihitung dalam jumlah minggu setelah
pembuahan yang terdapat tiga tahap perkembangan janin selama kehamilan yaitu tahap
praembrionik: pembuahan sampai minggu kedua, tahap embrio: akhir minggu kedua
sampai minggu kedelapan dan tahap janin: akhir minggu kedelapan sampai kelahiran
Sirkulasi janin merupakan aspek penting dari perkembangan janin yang mencakup ketiga
tahap. Dimana, durasi kehamilan adalah sekitar 40 minggu dari saat pembuahan. Ini
setara dengan 9 bulan kalender atau sekitar 266 hingga 280 hari kalender.
1) Tahap praembrionik
Ricci et al., (2013) tahapan ini dimulai pembuahan yang dikenal dengan konsepsi.
Sementara itu, fertilisasi merupakan penyatuan sel telur dan sperma yang membutuhkan
interaksi persiapan hormonal dalam jumlah besar yang merupakan titik awal kehamilan.
Fertilisasi biasanya terjadi sekitar 2 minggu setelah periode menstruasi normal terakhir
dalam siklus 28 hari.
Sebelum pembuahan, ovum dan spermatozoa mengalami proses meiosis. Oosit
primer melakukan pembelahan meiosis pertamanya sebelum terjadinya ovulasi.
Kemudian oosit sekunder memulai pembelahan meiosis kedua tepat sebelum ovulasi.
Sementara itu, spermatosit primer dan sekunder mengalami pembelahan meiosis saat
masih berada di dalam testis. Meskipun lebih dari 200 juta sperma/mL yang terdapat
didalam air mani yang yang dikeluarkan, hanya satu sel sperma yang mampu memasuki
sel telur untuk membuahinya. Sementara sel sperma yang lainnya terhalang oleh lapisan
protein bening yang disebut zona pelusida. Setelah sperma mencapai membran plasma,
ovum melanjutkan meiosis dan membentuk nukleus dengan setengah jumlah kromosom.
Kemudian nukleus dari ovum dan nukleus sperma melakukan kontak dan
menggabungkan kromosom ibu dan ayah. Karena setiap nukleus mengandung sejumlah
kromosom haploid (23), penyatuan ini mengembalikan kromosom menjadi diploid (46).
Pada saat inilah, zigot akan terbentuk dan memulai proses kehidupan baru. Informasi
genetik dari sel telur dan sperma membentuk karakteristik fisik yang unik dari
setiapindividu. Penentuan jenis kelamin juga ditentukan pada saat pembuahan dan
tergantung pada apakah sel telur dibuahi oleh sperma yang mengandung kromosom Y
atau sperma yang mengandung kromosom X. Zigot XX akan menjadi janin dengan jenis
kelamin wanita dan zigot XY akan menjadi janin dengan jenis kelamain laki-laki.
Sementara itu, fertilisasi terjadi di sepertiga bagian luar ampula tuba fallopi yang
mana ketika sel telur dibuahi oleh sperma (sekarang disebut zigot), banyak aktivitas
yang akan terjadi. Mitosis, atau pembelahan, terjadi saat zigot secara perlahan diangkat
ke dalam rongga rahim oleh gerakan otot tuba. Setelah serangkaian empat pembelahan,
maka terbentuklah 16 sel sebagai bola sel padat yang dikenal dengan morula. Morula
mencapai rongga rahim sekitar 72 jam setelah pembuahan dengan pembelahan sel
tambahan, morula membelah menjadi sel-sel khusus yang nantinya akan membentuk
struktur janin. Di dalam morula, muncul ruang kosong berisi cairan yang akan berubah
menjadi bola sel berongga yang disebut blastokista. Permukaan bagian dalam
blastokista akan membentuk embrio dan amnion. Lapisan luar sel yang mengelilingi
rongga blastokista disebut dengan trofoblas yang akan berkembang menjadi salah satu
membran embrio, korion, dan membantu membentuk plasenta.Pada saat ini, blastokista
yang sedang berkembang membutuhkan lebih banyak makanan dan oksigen untuk terus
tumbuh. Trofoblas yang menempel pada permukaan endometrium berfungsi untuk
memberi nutrisi lebih lanjut.
Proses implantasi terjadi di rahim bagian atas (fundus) di mana suplai darah yang
kaya tersedia. Daerah ini juga mengandung serat otot yang kuat, yang menekan
pembuluh darah setelah plasenta terlepas dari dinding Rahim bagian dalam. Bersamaan
dengan perkembangan trofoblas dan implantasi, diferensiasi lebih lanjut dari massa sel
dalam juga terjadi. Dimana, beberapa sel menjadi embrio itu sendiri dan yang lainnya
akan berubah menjadi membran yang mengelilingi dan melindunginya. Tiga lapisan sel
embrio yang terbentuk adalah:
Ektoderm guna membentuk sistem saraf pusat, indera khusus, kulit, dan
kelenjar
Mesoderm guna membentuk organ rangka, saluran kemih, peredaran
darah, dan reproduksi
Endoderm guna membentuk sistem pernapasan, hati, pankreas, dan sistem
pencernaan Ketiga lapisan ini terbentuk bersamaan dengan membran
embrionik, dan semua jaringan, organ, dan sistem organ berkembang dari
ketiga lapisan sel germinal primer ini.
2) Tahap Embrio
Cairan ketubandapat berasal dari dua sumber: cairan yang diangkut dari darah ibu
melintasi amnion dan urin janin. Dimana, volumenya berubah secara konstan saat
janin menelan dan berkemih. Jumlah cairan ketuban yang cukup membantu
mempertahankan suhu tubuh yang konstan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, melindungi janin dari trauma, dan mendorong gerakan janin
untuk meningkatkan perkembangan muskuloskeletal. Cairan ketuban terdiri dari 98%
air dan 2% bahan organic, albumin, urea, asam urat, kreatinin, bilirubin, lesitin,
sfingomielin, sel epitel, vernix, dan rambut halus yang disebut lanugo. Volume cairan
ketuban penting dalam keselamatan janin yang akan berubah sepanjang kehamilan.
Perubahan volume cairan ketuban dapat dikaitkan dengan masalah pada janin. Junlah
air ketuban yang terlalu sedikit disebut dengan Hidromnion yaitu sebanyak 2.000 mL
saat aterm. Hal ini dapat terjadi akibat penyakit diabetes pada ibu, kerusakan saraf,
gangguan kromosom dan malformasi sistem saraf pusat.
Saat plasenta berkembang (akhir minggu kedua), tali pusat juga terbentuk dari
amnion yang menghubungkan ibu dengan embrio yang sedang tumbuh dan terdapat
sebuah vena besar dan dua buah arteri kecil. Yang dikelilingi jeli Wharton (jaringan
ikat khusus) untuk mencegah tekanan yang akan memutus suplai darah dan nutrisi
janin. Pada saat aterm, tali pusat rata-rata memiliki panjang 22 inci dan lebar sekitar
satu inci
Selama kehamilan, darah ibu tidak pernah bercampur dengan darah janin karena
tidak ada kontak langsung antara darah mereka karena adanya lapisan jaringan janin
yang selalu memisahkan darah ibu dan darah janin. Pada tahap ini, arteri uterina ibu
memberikan nutrisi ke plasenta, yang akan memberikan nutrisi ke janin yang sedang
berkembang; vena rahim ibu membawa produk limbah janin pergi. Struktur plasenta
biasanya selesai pada minggu ke-12. Plasenta bukan hanya organ untuk menghantarkan
nutrsi dan doksigen tetapi juga menghasilkan beberapa hormon yang diperlukan untuk
kehamilan normal seperti hCG, human plasenta lactogen (Hpl), estrogen (estriol),
progesterone (progestin) serta hormone relaksin. Selain itu, pasenta juga bertindak
sebagai jalan masuk nutrisi antara ibu dan janin sehingga hampir semua yang ditelan
ibu (makanan, alkohol, obat-obatan) diteruskan ke konseptus yang sedang berkembang.
Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk menasihati ibu hamil agar tidak
mengonsumsi obat-obatan, alkohol, dan tembakau, karena dapat membahayakan
konsepsi. Selama tahap embrionik, konseptus tumbuh dengan cepat saat semua organ
dan struktur terbentuk. Selama periode kritis diferensiasi ini, embrio yang sedang
tumbuh paling rentan terhadap kerusakan dari sumber eksternal, termasuk teratogen (zat
yang menyebabkan cacat lahir, seperti alkohol dan obat-obatan), infeksi (seperti rubella
atau cytomegalovirus), radiasi, dan defisiensi nutrisi.
3) Tahap Janin
Tahap janin adalah waktu dari akhir minggu kedelapan sampai kelahiran. Tahap
ini merupakan periode terlama dari perkembangan prenatal. Selama tahap ini konseptus
yang cukup matang disebut dengan janin.
Misalnya:
Keterangan :
Proses persalinan yang sulit biasa disebut Distosia/ penyulit persalinan. Distosia/
penyulit persalinan merupakan persalinan yang abnormal dimana persalinan menjadi
lebih panjang, lebih nyeri/ sulit dan abnormal karena masalah persalinan berupa power,
passageway, passenger, position, atau psychologic.
Reeder, Martin & Griffin dalam dalam Sari, (2018) menyatakan bahwa penyebab distosia
adalah :
1) Power, kontraksi uteri kurang kuat atau kurang terkoordinasi untuk menimbulkan
pembukaan dan pendataran servix.
Masalah power pada persalinan adalah masalah pada kontraksi uterus dan
kekuatan meneran ibu. Kontraksi uterus/ his yang normal mempunyai sifat kontraksi
yang simetrik, dominasi pada fundus uteri, kontraksi semakin kuat dan sering diselingi
relaksasi yang baik. Pada kala satu, his terjadi tiap 3 – 5 menit, selama 35 detik,
sedangkan pada akhir kala I dan II tiap 2 – 3 menit selama 60 detik.
His terlalu kuat dapat menimbulkan partus presipitatus 2 (persalinan yang selesai
dalam waktu kurang dari 3 jam). Hal ini terjadi akibat his yang lebih kuat, lebih
lama, dan lebih sering dari umumnya (Wagiyo & Putrono, 2016). Sedangkan kekuatan
meneran ibu dapat dipengaruhi oleh anestesi atau obat penenang, kelelahan atau
rasa nyeri yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan ibu tidak kuat mendorong
bayi secara efektif.
2) Passageway, bentuk dan ukuran tulang panggul yang abnormal.
Masalah passageway pada persalinan dapat terjadi karena panggul sempit,
panggul patologik, atau tumor jalan lahir. Bentuk dan ukuran panggul sangat
menentukan kelancaran persalinan. Panggul normal wanita adalah berbentuk ginekoid
yang merupakan bentuk terbaik bagi jalan keluar janin. Panggul berbentuk ginekoid
dapat dikatakan bermasalah jika ukuran kepala janin tidak sesuai dengan ukuran
panggul ibu atau sering disebut sebagai cephalopelvic disproportion (CPD). Selain
distosia pada panggul, penyebab distosia pada passageway adalah leiomioma, tumor
ovarium, dan lain- lain.
3) Passenger, malpresentasi atau malposisi, ukuran yang tidak normal atau perkembangan
janin yang tidak normal, letak plasenta tidak normal.
Masalah passenger/kelainan janin disebabkan akibat kelainan letak,
presentasi atau posisi, kelainan bentuk janin, tali pusat menumbung atau tali pusat
terkemuka. Selain itu, pada pemeriksaan dalam pada kelainan presentasi ganda, teraba
tangan/ kaki disamping kepala atau tangan disamping bokong, dan mungkin teraba
pula tali pusat. Sedangkan kelainan bentuk janin dapat berupa hidrosefalus, janin
terlalu besar, tali pusat menumbung.
4) Position, Posisi ibu saat melahirkan dapat memberikan keuntungan terhadap
mekanisme persalinan dengan efek gravitasi untuk memudahkan dalam melahirkan.
Masalah position pada persalinan dapat terjadi karena posisi yang kurang tepat
pada ibu bersalin Posisi ibu saat melahirkan dapat memberikan keuntungan terhadap
mekanisme persalinan dengan efek gravitasi untuk memudahkan dalam melahirkan.
I II III IV
Triwulan
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
Penyakit Menular Seksual 4
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
I. WOC Kehamilan
J. Data Fokus dan Asuhan Keperawatan pada Masa Kehamilan Trimester 1/2/3
1. Pengkajian
a. Identitas klien
- Nama suami/ istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah
kekeliruan
- Umur : Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur wanita
usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telut pada wanita usia
reproduksi (20-35 tahun)
- Agama : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan saat
hamil dan bersalin
- Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling
sesuai pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam
kualitas perawatan bayinya
- Pekerjaan : Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada ibu
yang tidak bekerja
- Alamat : Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang
kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan
- Penghasilan : Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu-
waktu ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
psikologis ibu hamil
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien dalam beberapa hari sebelumnya dan saat
pengkajian. Keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil adalah sering buang air
kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III),
Sembelit (TM I dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III),
Nyeri ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual
muntah (TM I), sakit punggung (II dan III)
c. Riwayat haid
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi/ kandungan,
meliputi hal-hal seperti; umur menarche (pada wanita Indonesia umumnya sekitar
12-16 tahun), lamanya (frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid
(lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT
(membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran), keluhan saat haid (keluhan
yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala
sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak)
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya\
- Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan
bengkak-bengkak ditangan dan wajah
- Persalinan
Kaji cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan
dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan
secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin melahirkan
pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika
insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi
diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam
- Nifas
Kaji adakah panas, perdarahan, kejang-kejang, dan laktasi. Keshatan fisik
dan emosi ibu harus diperhatikan
e. Riwayat kehamilan sekarang
- Trimester I : Berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan,
ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapatkan
- Trimester II : Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau
belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan janin
(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu
dan pada multigravisa 16 minggu), serta imunisasi yang didapat
- Trimester III : Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat
f. Riwayat keluarga
Kaji apakah memiliki penyakit keturunan (hipertensi, DM), memiliki riwayat
anak kembar
g. Pemeriksaan head to toe
1) Keadaan umum : Baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum
pasien secara keseluruhan
2) Berat badan : Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5 kg/hari)
3) Tinggi badan : < dari 145 cm (resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul)
4) LILA : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang
5) TTV :
b) Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan
ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada
kondisi-kondisi :
Terapeutik
Sajikan makanan yang menarik
dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Berikan suplemen makan , jika
perlu
Edukasi
Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Ansietas berhubungan dengan 1. Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
kekhawatiran terhadap proses
persalinan Kriteria Hasil : Tindakan :
Verbalisasi khawatir akibat Onbservasi
kondisi yang dihadapi Identifikasi saat tingkat
Perilaku gelisah ansietas berubah
Keluhan pusing Identifikasi kemampuan
Konsentrasti mengambil keputusan
Pola tidur
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika
perlu
Pahami situasi yang membuat
pasien ansietas
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Diskusikan perencanaan
realitas tentang peristiwa yang
akan data
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang akan dialami
Ajarkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
Latih teknik relaksasi
3. Gangguan rasa nyaman 1. Status Kenyamanan Perawatan Kehamilan Trimester
berhubungan dengan kekhawatiran Kedua dan Ketiga
mengalami kegagalan Kriteria Hasil :
Kesejahteraan fisik Tindakan
Kesejahteraan psikologis Observasi
Terapeutik
Pertahankan postur tubuh yang
benar
Lakukan perawatan kebersihan
gigi dan mulut secara teratur
Jaga kuku tetap pendek dan
bersih
Jaga kebersihan vulva dan
vagina
Tinggikan kaki saat istirahat
Berikan kompres hangat dan
dingin pada punggung
Libatkan keluarga untuk
pemberian dukungan
Edukasi
Anjurkan menghindari
kelelahan
Anjurkan menggunakan
pakaian dalam berbahan katun
dan tidak ketat
Anjurkan menggunakan bra
yang menyokong
Anjurkan sepatu dan kaos kaki
yang nyaman
Anjurkan posisi duduk atau
berdiri terlalu lama dan
menyilangkan kaki pada lutut
Anjurkan latihan fisik secara
teratur
Anjurkan teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan USG
Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium (mis. Hb, protein,
glukosa)
Rujuk jika mengalami masalah
atau penyulit kehamilan
4. Defisit pengetahuan berhubungan 1. Tingkat Pengetahuan Edukasi Penggunaan Alat
dengan ketidaktahuan menemukan Kontrasepsi
sumber informasi Kriteria Hasil :
Perilaku sesuai anjuran Tindakan
Verbalisasi minat dalam Observasi
belajar Identifikasi pengetahuan,
Kemampuan menjelaskan keadaan umum, penggunaan
pengetahuan tentang suatu alat kontrasepsi sebelumnya,
topik riwayat obstetri dan ginekologi
Perilaku sesuai dengan ibu
pengetahuan
Pertanyaan tentang masalah Terapeutik
yang dihadapi menurun Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
Fasilitasi ibu memilih
kontrasepsi yang tepat
Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
Jelaskan kepada ibu dan
pasangan tentang tujuan,
manfaat, dan efek samping
penggunaan alat kontrasepsi
Jelaskan ibu dan pasangan
tentang jenis-jenis alat
kontrasepsi
Jelaskan ibu dan pasangan
tentang faktor risiko jika terlalu
sering atau terlalu dekat jarak
persalinan
Jelaskan ibu dan pasangan
tentang usia produktif dan
aman untuk melahirkan dan
jarak ideal melahirkan
Anjurkan ibu dan pasangan
memantau keluhan yang timbul
selama menggunakan alat
kontrasepsi
Anjurkan ibu mengidentifikasi
tanda-tanda masalah
ginekologi
Anjurkan ibu dan pasangan
untuk merencanakan jumlah
anak
Anjurkan ibu berkonsultasi
dengan dokter atau tenaga
medis lainnya sebagai
pertimbangan
Anjurkan ibu dan pasangan
menghitung masa subur dan
siklus menstruasi
3. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan
adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada
tahap pencanaan.
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi,
dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Irfan Rahmatullah. (2016). 9 bulan dibuat penuh cinta dibuahi penuh harap menjalani
kehamilan & persalinan sehat. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Purwaningsih, W., & Fatmawati. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ricci, S. S., Keyle, T., & Carman, S. (2013). Maternity and pediatric nursing (2nd ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Sari, Y. P. (2018). Asuhan keperawatan maternitas seri : Prenatal fisiologi. Padang: Andalah
University Press.
Wagiyo, & Putrono. (2016). Asuhan keperawayan antenatal, intranatal & bayi baru lahir.
Yogyakarta: ANDI.