Anda di halaman 1dari 5

Laporan Triwulan II

Program Penanggulangan TB dengan Strategi DOTS


Tahun 2016

I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kumat TB menyerang
paru, tetapi dapat mengenai organ tubuh yang lainnya. Sumber penularan
utama Tuberkulosis adalah pasien TB BTA positif, yakni pasien yang pada
dahaknya banyak ditemukan kuman TB yang dikeluarkan dari parunya,
sedangkan kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Faktor yang
mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan
tubur yang rendah. Diantaranya karena gizi yang buruk,HIV/AIDS, atau
penyakit lain misalnya Diabetes Mellitus. Tanpa pengobatan, setelah 5 tahun,
50% dari pasien TB akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya
tahan tubuh yang tinggi, dan 25% sisanya sebagai kasus kronis yang tetap
menular.
Penanggulangan Tuberculosis merupakan program nasional yang
harus dilksanakan di seluruh Unit Pelayanan Kesehatan termasuk rumah
sakit. Pelayanan strategi DOTS (Directly Observe treatment Shortcourse) di
rumah sakit merupakan salah satu upaya penting dalam menanggulangi TB di
Indonesia, meningingat banyaknya permasalahan yang muncul terkait dengan
kasus TB. Permasalahan yang ada yaitu tingginya angka putus berobat(drop
out), angka keberhasilan pengobatan yang rendah, peningkatan kasus HIV di
rumah sakit, resistensi obat anti TB (OAT)/ Multi Drug Resistance (MDR)
TB akibatnya kurangnya pengawasan terhadap program pelayanan TB,
persediaan OAT yang tidak memadai, kualitas obat yang tidak memenuhi
standar, dan penatalaksaan pengobatan yang tidak adekuat. Dukungan yang
kuat dari jajaran direksi rumah sakit berupa komitmen dalam pengelolaan
sangat penting. Sukses dalam penanganan TB bukan saja akan meningkatkan
angka kesembuhan pasien, tapi juga mencegah terjadinya Multi Drug
Resistene (MDR) atau Extreme Drug Resistence (XDR).

II. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Meningkatkan mutu pelayanan medis TB di rumah sakit melalui
penerapan strategi DOTS secara optimal.

TUJUAN KHUSUS
1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB
2. Memutuskan rantai penularan TB
3. Mencegah terjadinya MDR dan XDR

III. LAPORAN KEGIATAN DAN EVALUASI


A. Rapat rutin tim TB DOTS
Rapat rutin tim TB DOTS sudah terlaksana pada tanggal 4 Juli 2016
membahas mengenai laporan triwulan II tahun 2016 dan pembuatan
panduan penanggulangan TB dengan strategi DOTS.

B. Pelatihan TB DOTS
Pelatihan TB DOTS yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan provinsi
Bali tanggal 4-8 april 2016 mengirimkan 2 peserta yaitu dr. I Wayan
Artha Pradana dan Eka Sri Diyanti.

C. Sosialisasi dan pelaksaan SPO


Penyegaran di rawat jalan dan rawat inap mengenai penjaringan suspek
pasien TB dan pengobatan pasien TB.
D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1. Kunjungan pasien triwulan II tahun 2016 (April-Juni 2016)


No. Tipe Pasien Jumlah
1. Paru BTA (+) 7
2. Paru BTA (-) 13
3. Ekstra Paru 7
4. Anak 8
TOTAL 35

2. Pencapaian indicator mutu triwulan II tahun 2016


No IMU Target Pencapaian
1. Angka Konversi (Conversion Rate) > 80% 6/8 (75%)

2. Angka Kesembuhan (Cure Rate) > 85% 4/4 (100%)

3. Angka Keberhasilan Rujukan (Refferal rate) > 80 % 0/0 (0%)

4. Angka Putus Berobat (Default rate) < 5% 2/10 (20%)

3. Laporan Rujukan
No. Jenis Rujukan Rujukan Rujukan Rujukan Jumlah
Masuk Keluar Balik
1. Pengobatan 0 1 0 1
2. Konseling VCT 0 25 2 25
3. Terduga MDR 0 0 0 0
IV. PEMBAHASAN

1. Angka Konversi (Conversion Rate)


Analisa data pencapaian IMU untuk angka konversi adalah dari 8
pasien paru BTA (+) yang diobati setelah fase awal TW I 2016
terdapat 6 orang yang konversi. Sedangkan 1 orang putus berobat dan
sudah dilaporkan dan dilacak oleh wasor tetapi alamat rumah yang
dituju kosong, 1 orang hamil sudah diberikan penjelasan untuk tetap
melanjutkan pengobatan tetapi pasien tetap menolak untuk
melanjutkan pengobatan.

2. Angka Kesembuhan (Cure Rate)


Angka kesembuhan didapat dari data TW II 2015 dimana dari 4 pasien
paru BTA (+) yang diobati, semua pasien tersebut dinyatakan sembuh.

3. Angka Keberhasilan Rujukan (Refferal Rate)


Angka Keberhasilan Rujukan didapat dari data TW II 2015 dimana
tidak ada pasien yang dirujuk untuk pengobatan.

4. Angka Putus Berobat (Default Rate)


Angka Putus Berobat didapat dari data TW II 2015 dimana dari total 10
pasien yang diobati terdapat 2 orang yang putus berobat. Semua sudah
dilaporkan ke wasor dimana 2 orang tersebut alergi obat sehingga
dikembalikan ke dokter spesialisnya.

5. Laporan Rujukan
Pada laporan triwulan II tahun 2016 ada 1 pasien yang dirujuk untuk
pengobatan karena kembali ke daerah asalnya yaitu Madura. Kemudian
tidak ada pasien yang dirujuk untuk terduga MDR (mono drug
resistance) Sedangkan untuk rujukan konseling VCT terdapat 25 pasien
yang dirujuk ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal pasien. Dari
25 pasien yang menerima rujukan untuk konseling VCT ada 2 pasien
yang menyerahkan kembali hasil pemeriksaannya.

V. PENUTUP
Kegiatan pelaksanaan program TB DOTS selama triwulan II tahun 2016
sudah terlaksana dengan baik dan tercatat sesuai program kerja tahunan.
Dari pencatatan yang diperoleh pada TW II di tahun 2016 hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti antara lain :
1. Peningkatan komunikasi dengan pasien dan keluarga tentang
pentingnya pengobatan TB dan dampak jika pengobatan tidak
dilakukan secara teratur
2. Peningkatan komunikasi dengan wasor dan petugas PPTI
(Perkumpulan Pemberantas Tuberkulosis Indonesia) untuk pelacakan
pasien TB yang mangkir
3. Peningkatan komunikasi dengan pasien tentang pentingnya konseling
VCT dengan pengobatan TB
4. Peningkatan pentingnya pemeriksaan kembali ke dokter
penanggungjawab bila terjadi alergi obat selama pengobatan TB.

Anda mungkin juga menyukai