Anda di halaman 1dari 6

KESETIMBANGAN KIMIA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana
konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat
diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang
sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi
terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada
keadaan kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara
mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur).
Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat
yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada
dalam bentuk gas dan larutan. Di lingkungan sekitar kita sering terjadi
reaksi kimia, baik secara kita sadari atau tidak. Pada dasarnya semua
reaksi dapat kembali ke keadaan semula. Biasanya terjadi pada reaksi
bolak-balik atau yang sering kita sebut dengan keadaan setimbang.
Dalam beberapa percobaan beberapa reaksi dapat langsung direaksi
kan menjadi reaktan kembali. .Dalam praktikum ini kita akan
menetapkan hukum kesetimbangan kimia dan tetapan kesetimbangan
dengan bantan alat spektrofotometer. Dalam pertanian, penerapan
kesetimbangan berperan dalam pembuatan amoniak dengan proses
Haber Bosch dan pembuatan asam sulfat menurut proses kontak.
Amoniak sangat penting dalam bidang pertanian karena amoniak
merupakan sumber nitrogen bagi tanaman.
2. Tujuan Praktikum Praktikum acara IV Kesetimbangan Kimia ini
bertujuan untuk menentukan hukum kesetimbangan dan tetapan
kesetimbangan kimia.
3. Waktu dan Tempat Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 29 November 2012 pada pukul 07.00 – 10.00 WIB di
Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Kesetimbangan dalam larutan adalah keadaan ketika laju reaksi
pembentukan ion dari molekulnya sama dengan laju reaksi
pembentukan molekul dari ionnya. Pada saat reaktan berkurang laju
reaksi maju menurun, sedang pada saat hasil reaksi bertambah dan
laju reaksi balik naik. Pada saat reaksi maju sama dengan laju reaksi
balik maka kesetimbangan kimia terjadi (Anonim, 2001).
Hukum distribusi atau partisipasi dapat dirumuskan apabila suatu zat
terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur,
maka pada suatu temperatur konstan antara kedua pelarut itu, dan
angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain
apapun yang mungkin ada. Dalam kesetimbangan kimia, jika tekanan
diperbesar sama dengan volume diperkecil, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih kecil, dan
jika tekanan diperkecil sama dengan volume diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien-koefisien gas
yang lebih besar (Atkins, 1999).
Kecepatan reaksi kimia pada suatu konstan sebanding dengan hasil
kali konsentrasi zat yangbereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju
kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk,
tetapi keduannya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk
berubah. Kadang-kadang konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di
dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan reaksi
yang “sempurna”. GN Lewis memperkenalkan besaran
termodinamika baru yaitu keaktifan yang bias dipakai sebagai ganti
antara konsentrasi zat yang dimaksud dengan suatu koefisien
keaktifan (Syukri, 1999).
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi.
Hukum kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat
yang berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat
yang berada di ruas kiri, masingg-masing dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya (Takeuchi, 2008).
C. Alat. Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Beker glass 50 ml b. Pipet c. Gelas ukur d. Tabung reaksi e.
Spektrofotometer
2. Bahan
a. Aquades b. Fe(NO3)3 0,2 M c. KCNS 0,002 M
3. Cara Kerja
a. Menyediakan 5 tabung reaksi bersih (beri label no 1-5) b.
Memasukkan 5 ml larutan KCNS
0,002 M tiap tabung c. Memasukkan dalam tabung 1 larutan
Fe(NO3)3 0,2 M larutan dalam tabung 1 menjadi larutan standar d.
Memasukkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M 10 ml ke dalam baker glass 50
ml dan tambahkan aquades hingga volume larutan menjadi 25 ml
(larutan A) e. Mengambil 5 ml larutan A dan masukkan ke dalam
tabung 2. f. Memgambil 5 ml larutan A diatas dan masukkan ke
dalam baker glass 50 ml, tambahkan aquades hingga volume 25 ml
(larutan B) g. Mengambil 5 ml larutan perlakuan B, masukkan ke
dalam tabung 3 h. Mengulangilangi langkah-langkah tersebut hingga
tabung ke-5 berisi 5 ml larutan i. Menentukan konsentrasi larutan
setiap tabung dengan spektrofotometer j. Mencari hubungan yang
konstan, antara konsentrasi berbagai ion dalam keadaan setimbang
dari masing-masing tabung reaksi.
D. Hasil dan Analisis Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan
Standart X (konsentrasi) Y (absorbansi) 0 0,000 1,5 0,187 3 0,302 4,5
0,551 6 0,702 7,5 0,827 Sumber : Laporan Sementara Tabel 1.2 Hasil
Pengukuran absorbansi Larutan Sampel Tabung ke- Y (absorbansi) 5
0,044 4 0,053 3 0,187 2 0,719 Sumber : Laporan Sementara
2. Analisis Hasil Praktikum a. Persamaan Garis Regresi : a = 0,004 b
= 0,112 x = 5 Y = a + bx = 0,004 + 0,112(5) = 0,56 (5 ; 0,56) Y = a +
bx = 0,004 + 0,112(4) = 0,45 (4 ; 0,45) Y = a + bx = 0,004 + 0,112(3)
= 0,34 (3 ; 0,34) Y = a + bx = 0,004 + 0,112(2) = 0,23 (2 ; 0,23) b.
Persamaan Garis Absorbansi : a = 0,004 b = 0,112 Y = a + bx = 0,004
+ 0,112(0,044) = 0,0089 = 0,009 (0,044 ; 0,009) Y = a + bx = 0,004 +
0,112(0,053) = 0,0099 = 0,010 (0,053 ; 0,010) Y = a + bx = 0,004 +
0,112(0,187) = 0,0249 = 0,025 ( 0,187 ; 0,025 ) Y = a + bx = 0,04 +
0,112(0,719) = 0,845 = 0,85 (0,719 ; 0,85)
E. Pembahasan dan Kesimpulan
1. Pembahasan
Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai bila kecepatan reaksi
pembentuk zat-zat produk sama dengan kecepatan reaksi
pembentukan zat-zat reaktan dan konsentrasi zat-zat tidak mengalami
penambahan atau pengurangan. Dalam keadaan yang setimbang tidak
terjadi perubahan secara makroskopis (perubahan dapat diamati dan
diukur). Kesetimbangan kimia sifatnya dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah yang berlawanan dengan kecepatan yang
sama. Henry Louis Le Chateleir menyimpulkan pengaruh faktor luar
terhadap kesetimbangan yang di kenal dengan azas Le Chatelier “Jika
terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, maka
reaksi akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh reaksi tersebut.”
Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah pengaruh
konsentrasi, perubahan volume dan tekanan, perubahan suhu, dan
pengaruh katalisator. Pengaruh konsentrasi pada pergeseran
kesetimbangan apabila konsentrasi salah satu zat diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan dari zat
tersebut, sebaliknya jika konsentrasi salah satu zat diperkecil maka
akan bergeser kearah zat tersebut. Perubahan volume, pengaruh
tekanan terhadap kesetimbangan reaksi hanya berlaku untuk sistem
reaksi yang melibatkan gas. Jika tekanan diperbesar sama dengan
volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien reaksi kecil dan sebaliknya jika tekanan diperkecil sama
dengan volume diperbesar maka reaksi ekan bergeser ke arah
koefisien besar. Perubahan suhu jika suhu dinaikkan akan bergeser ke
arah yang membutuhkan kalor, sebaliknya jika suhu diturunkan maka
akan, sebaliknya jika suhu diturunkan maka akan bergeser ke arah
yang membebaskan kalor. Pengaruh katalisator, akan mempercepat
tercapainya keadaan yang setimbang tetapi, tidak ikut bereaksi. Pada
hasil pengamatan diperoleh nilai absorbansi larutan standart dari
konsentrasi 0 sampai 7,5 adalah 0,000; 0,187; 0,302; 0,551; 0,702;
0,827. Hal ini berarti sesuai dengan teori yaitu bila kosentrasi semakin
besar atau semakin pekat, maka nilai absorbansi semakin besar.
Begitu juga sebaliknya. Bila kosentrasi larutan semakin encer, maka
nilai absorbansinya semakin mengecil pula.
2. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kesetimbangan kimia ini dapat disimpulkan
bahwa : a. Dalam pengukuran absorbansi larutan standart jika
konsentrasi naik maka nilai absorbansi juga akan naik. b. Dalam
pengukuran larutan sampel pada tabung ke-5 nilai absorbansinya
0,044, tabung ke-4 nilai absorbansinya 0,053, tabung ke-3 nilai
absorbansinya 0,187, tabung ke-2 nilai absorbansinya 0,713. c.
Terdapat 4 faktor yang dapat mempengaruhi kesetimbangan yaitu :
perubahan kosentrasi, perubahan suhu, perubahan tekanan dan
volume, dan pengaruh katalisator.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2001. www.chm.davidson.edu/ChemistryApplets.
Atkins, P.W.1990. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat, Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Brady, James E. Chemistry Principles and Structure. John Willey &
Sons. New York.
Keenan. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Kleifelter. 2005. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Mossom, Louis T. 1997. Chemistry Made Easy. Dell. New York.
Petrucci. H. 1995. Kimia Dasar, Prinsip, dan Terapan Modern.
Erlangga. Jakarta.
tSukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai