Anda di halaman 1dari 4

Vaksin Pfizer atau BNT162b2 adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus

SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Vaksin Pfizer merupakan hasil


kerja sama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dengan perusahaan
farmasi asal Amerika, Pfizer. Vaksin ini mulai dikembangkan sejak tahun 2020.
Vaksin Pfizer adalah vaksin mRNA (messenger RNA). Jenis vaksin ini akan memicu
sistem sistem kekebalan tubuh membentuk spike protein, yang nantinya akan
membantu tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus Corona.

Peringatan Sebelum Menerima Vaksin Pfizer


Berikut ini adalah hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menerima vaksin Pfizer:

 Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin Pfizer tidak
boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap kandungan dalam vaksin
ini.
 Vaksin Pfizer diperuntukkan bagi remaja dan orang dewasa sehat yang
berusia di atas 16 tahun. Belum diketahui efektivitas dan keamanan vaksin ini
untuk anak usia di bawah 16 tahun.
 Vaksin Pfizer direkomendasikan untuk anak usia di atas 12 tahun dan orang
dewasa.
 Beri tahu dokter jika Anda atau orang yang tinggal serumah sedang
mengalami demam di atas 37,5°C, sesak napas, batuk, atau gejala COVID-19
lainnya. Vaksin Pfizer tidak boleh digunakan oleh orang yang sedang
mengalami COVID-19.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita ISPA, kelemahan pada sistem
kekebalan tubuh, gangguan pembekuan darah, HIV/AIDS, diabetes,
hipertensi, penyakit autoimun, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit
jantung, kanker, atau kelainan darah.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat
pengencer darah, obat imunosupresan, suplemen, atau produk herbal
tertentu.
 Beri tahu dokter jika Anda sudah menerima vaksinasi COVID-19 dengan
merek yang lain.
 Vaksin Pfizer dapat diberikan kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Untuk ibu
hamil, pemberiannya dapat dimulai pada usia kehamilan di atas 12 minggu
dan paling lambat pada usia 33 minggu, di bawah pengawasan dokter.
 Segera temui ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah menerima
vaksin Pfizer.

Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Pfizer


Vaksin Pfizer disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) oleh dokter atau petugas medis
di bawah pengawasan dokter.
Suntikan vaksin Pfizer diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 21 hari. Dosis vaksin
Pfizer dalam sekali suntik adalah 0,3 ml.

Cara Pemberian Vaksin Pfizer


Vaksin Pfizer disuntikkan ke otot (intramuskular/IM). Penyuntikan vaksin ini
dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas
layanan vaksinasi.
Area kulit yang akan disuntikkan vaksin akan dibersihkan dengan
alkohol swab sebelum dan sesudah penyuntikan. Alat suntik sekali pakai yang
sudah digunakan akan dibuang ke dalam safety box tanpa menutup kembali
jarumnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) yang serius,
penerima vaksin Pfizer akan diminta untuk tetap tinggal di tempat layanan vaksinasi
selama 30 menit sesudah divaksin.
KIPI merupakan keluhan atau kondisi medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi,
termasuk efek samping dan reaksi alergi terhadap vaksin.
Vaksin Pfizer harus disimpan di dalam freezer dengan suhu sangat rendah
(ultra low temperature/ULT), yaitu -70° C, serta terh

Yang Perlu Orang Tua Ketahui Sebelum Anak Divaksin

Karena saat ini sudah ada dua jenis vaksin yang bisa dipakai oleh anak usia
remaja 12-17 tahun, Sinovac dan Pfizer, maka ada beberapa hal yang perlu
menjadi catatan orang tua sebelum anaknya divaksinasi :

1. Pastikan kondisi anak dalam keadaan fit. Anak mendapatkan istirahat yang
cukup dan mengonsumsi makanan yang bergizi sebelum vaksinasi.

2. Cek kondisi kesehatan anak. Pastikan anak dalam keadaan sehat, tidak
demam, tidak batuk, atau pilek.

3. Pelajari kondisi khusus yang membuat si kecil tidak dapat divaksin.


Misalkan, ada alergi dari vaksinasi sebelumnya atau si kecil memiliki riwayat
penyakit tertentu, seperti asma atau autoimun, penyakit kronis yang tidak
terkendali, atau sedang menjalani kemoterapi.

4. Pastikan anak tidak mendapat imunisasi apapun dalam 1 bulan terakhir dan
sudah sembuh dari Covid-19 selama 3 bulan.

Berikut syarat vaksinasi Pfizer untuk anak, dirangkum berbagai sumber.

1. Anak berusia 12-17 tahun harus didampingi oleh orang tua


2. Membawa Kartu Keluarga (KK) saat akan mendapat suntikan vaksin Covid-19
3. Anak dalam keadaan sehat, tidak demam, batuk, atau pilek selama seminggu terakhir
Lolos mekanisme screening dan observasi kesehatan meliputi suhu tubuh dan tekanan darah,
sama seperti vaksinasi pada usia 18 tahun ke atas
4. Anak tidak mendapat imunisasi apa pun dalam kurun 1 bulan terakhir
5. Anak sudah sembuh dari Covid-19 setidaknya selama 3 bulan
6. Tidak memiliki riwayat alergi.

2. Menurut ITAGI
Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sebagai lembaga independent yang
terdiri dari para ahli, menyampaikan beberapa efek samping Vaksin Pfizer yang dapat terjadi:

Reaksi lokal (di tempat suntikan)


Sakit atau nyeri
Bengkak
Kemerahan

Reaksi sistemik
Kelelahan/fatigue
Sakit kepala
Nyeri otot
Menggigil
Diare
Nyeri sendi
Demam
Muntah

3. Menurut BPOM
Dalam konferensi pers penerbitan emergency use of authorization (EUA) untuk vaksin Pfizer pada 15 Juli
2021, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyebut keamanan vaksin Prizer umumnya dapat
ditoleransi pada semua kelompok usia. Beberapa kemungkinan efek samping yang terungkap dalam uji
klinis:
Nyeri pada tempat suntikan
Kelelahan
Sakit kepala
Nyeri otot
Menggigil
Nyeri sendi
Demam

 Efikasi Vaksin Pfizer dan Moderna


Berdasarkan uji klinis, vaksin Moderna memiliki efikasi mencapai 94,1 persen pada
kelompok usia 18-16 tahun sedangkan untuk usia di atas 65 tahun, efikasi pada vaksin ini
mencapai 86,4 persen. Sementara itu vaksin Pfizer disebut memiliki efikasi hingga 100
persen pada usia 12-15 tahun. Namun bagi orang di usia 19 tahun ke atas akan mencapai
95 persen. Vaksin Pfizer dan Moderna merupakan vaksin yang berbasis messenger
RNA (mRNA). Lantas apa itu mRNA?
 Apa itu Vaksin mRNA
Vaksin yang berbasis mRNA adalah jenis vaksin baru yang memiliki kandungan berbeda
dengan jenis vaksin lainnya. Vaksin mRNA mengandung komponen materi genetik
rekayasa yang menyerupai virus tertentu. Metode vaksin mRNA adalah suatu teknik
genetika khusus yang dibuat dengan memberikan suatu potongan protein spike yang biasa
terletak di permukaan luar virus SARS-CoV-2. Setelah vaksin disuntikkan, sistem
kekebalan tubuh akan merespon dan menciptakan antibodi terhadap protein spike. Sistem
kekebalan tubuh akan merespon dan mengenalinya sebagai penghuni asing dan bersiap
menyerang agar tidak terjadi infeksi. Demikian, vaksin akan memicu reaksi kekebalan
tubuh layaknya virus yang dilemahkan pada vaksin.
 Cara Kerja Vaksin mRNA    
Vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA yang disuntikkan pada otot lengan atas akan
membuat mRNA berada dalam sel kekebalan tubuh. Setelah potongan protein dibuat, sel
memecah instruksi dan membuangnya. Kemudian sel menampilkan potongan protein di
permukaannya. Sistem kekebalan tubuh akan mengenali bahwa protein tidak seharusnya
ada di sana dan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi, seperti yang
terjadi pada infeksi alami terhadap Covid-19. Pada akhirnya tubuh akan menyesuaikan dan
belajar cara melindungi dari infeksi virus baru.

Cara Mengatasi Efek Samping Vaksin Pfizer

Pada sebagian orang, efek samping vaksin Pfizer ini akan terasa sangat tidak
nyaman dan mengganggu aktivitas. Namun, Moms tak perlu khawatir karena
ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

1. Obat Penurun Panas

2. Kompres Dingin

Lengan tangan yang telah mendapatkan suntikan vaksin


biasanya akan mengalami beberapa gejala tidak nyaman.
Oleh karena itu, Moms mungkin dapat
menggunakan kompres dingin  dari es batu  atau kain dingin
dan lembap untuk membantu mengurangi kemerahan, nyeri,
atau bengkak di tempat suntikan yang diberikan.

3. Pastikan Konsumsi Air yang Cukup

Dehidrasi dapat memperburuk efek samping yang mungkin


Moms alami. Jadi, pastikan untuk minum banyak cairan
sebelum dan sesudah vaksinasi COVID-19. Selain itu,
konsumsi juga makanan yang bergizi seimbang untuk
memulihkan tubuh yang mungkin terasa tidak enak saat
mengalami beberapa gejala usai vaksin.

3. Hindari Aktivitas Berat


Meski melatih menggerakan lengan tangan yang divaksinasi adalah hal
yang bagus, tetapi sebaiknya Moms tidak melakukannya terlalu sering.
Hindari juga untuk melakukan aktivitas berat usai vaksin.Pasalnya,
kedua hal tersebut bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh yang pada
akhirnya dapat memperburuk efek vaksin. Sebagai gantinya, Moms
mungkin bisa bersantai selama 1-2 hari setelah vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai