1 PB
1 PB
Budi Mulyono
Universitas Negeri Yogyakrta
budi.mulyono@uny.ac.id
Abstract
This article discusses the urgency of civic disposition in citizenship education
curriculum in order to shape citizen character. Civic disposition is a the most
substantive and essential element of citizenship education. In this matter it is intended
that good citizen is the target. But, in the course of time, it is evidenced that citizenship
education curriculum is intervened by rezim. The feature of a good citizenship means
differently to different rezim. It is recommended that the reoriented of this curriculum
is intended to release the interest and power of rezim by placing Pancasila and 1945
Constitution.
Keywords: civic disposition, civic education, good citizen, student
218
Reorientasi civic disposition …. Budi Mulyono
219
Jurnal Civics Volume 14 Nomor 2, Oktober 2017
220
Reorientasi civic disposition …. Budi Mulyono
221
Jurnal Civics Volume 14 Nomor 2, Oktober 2017
222
Reorientasi civic disposition …. Budi Mulyono
negara yang diidealkan. Salah satu unsur dari seharusnya mengembangkan kemampuan
budaya kewarganegaraan adalah “civic siswa untuk mengevaluasi cara pandang
virtue” atau kebajikan kewarganegaraan yang alternatif terhadap kepentingan bersama dan
terpancar dari nilai-nilai Pancasila mencakup kepentingan pribadi dan untuk menentukan
keterlibatan aktif warga negara, hubungan kebijakan dan kandidat publik mana yang
kesejajaran/egaliter, saling percaya dan paling sesuai untuk melayani mereka. Siswa
toleran, kehidupan yang kooperatif, harus diajarkan untuk menilai secara kritis
solidaritas, dan semangat kemasyarakatan. (dan tidak menelan mentah-mentah) pesan-
Semua unsur karakter kewarganegaraan itu pesan politik yang mengklaim berbicara atas
diyakini akan saling memupuk dengan nama kepentingan mereka dan melayani
kehidupan “civic community” atau “civil kepentingan publik (Quigley & Bahmueller,
society” atau masyarakat madani untuk 2011, p. 128).
Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dengan mendasarkan pada Pancasila dan
Membentuk Kurikulum Pendidikan konstitusi negara, UUD 1945, akan
Kewarganegaraan yang Ideal menjauhkan Pendidikan Kewarganegaraan
Karakter kewarganegaraan atau civic dari kepentingan sesaat penguasa.
disposition telah menjadi bagian tidak Pengalaman bertahun-tahun di bawah
terpisahkan dalam pembelajaran pendidikan kepemimpinan rezim Orde Lama dan Orde
kewarganegaraan. Meskipun dalam rentetan Baru dengan alternatif tafsir Pancasila seperti
sejarahnya, karakter kewarganegaraan terjadi Manipol-USDEK dan P4 telah menjadikan
bias makna karena selalu mendapat intervensi Pendidikan Kewarganegaraan jauh dari
kekuasaan dalam penerapannya dalam kepentingan akademik, justru dekat dengan
kurikulum khususnya kurikulum pendidikan kepentingan penguasa untuk
kewarganegaraan. Untuk itu dibutuhkan mempertahankan kekuasaannya. Untuk itu,
pembentukan kurikulum Pendidikan ke depan perlu ditanamkan sikap kritis dan
Kewarganegaraan lebih independen dan bertanggungjawab agar karakter
tentunya konstruktif dalam membentuk kewarganegaraan yang terbentuk bukan
karakter warga negara yang ideal yaitu karakter yang tunduk dan bukan pula anarkis.
warganegara yang kritis, partisipatoris, dan Maksud semua hal tersebut adalah bagaimana
demokratis. Akan tetapi, karakter publik dan membentuk warga negara ideal sebagaimana
privat yang ditanamkan oleh kurikulum diinginkan yang dalam konteks Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan kepada siswa harus ditempatkan dalam konteks nilai-nilai
tersebut tidak bisa ditanamkan dengan cara Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu,
yang indoktrinatif dan penuh dengan pesan- Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
pesan penguasa yang akan mempertahankan program pembelajaran nilai dan moral
kekuasaannya. Kurikulum Pendidikan Pancasila dan UUD 1945 yang bermuara pada
Kewarganegaraan dalam membentuk karakter terbentuknya watak Pancasila dan UUD 1945
kewarganegaraan sebaiknya dikembangkan dalam diri peserta didik. Karakter/watak ini
dengan cara berpikir kritis sehingga peserta pembentukannya harus dirancang sedemikian
didik tidak menelan secara mentah-mentah rupa sehingga terjadi keterpaduan konsep
pesan-pesan yang ada di dalamnya. moral, sikap moral dan perilaku moral
Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila dan UUD 1945.
223
Jurnal Civics Volume 14 Nomor 2, Oktober 2017
224
Reorientasi civic disposition …. Budi Mulyono
225