Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

PADA KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :

Jery pranaya

18100008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. DEFICIT PERAWATAN DIRI
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Nugroho, 2011).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2015).
MenurPersonal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
( Tarwoto dan Wartonah 2013 )
2. Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi
Menurut (Nurjanah, 2015), penyebab kurang perawatan diri antara lain :
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluargaterlalumelindungidanmemanjakankliensehinggaperkembanganinisiatifter
ganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut (Nurjanah, 2015) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
B. Tanda dan Gejala
Menurut (Nurjanah, 2015) Tandadangejalakliendengandefisitperawatandiriadalah:
a. Data Objektif :
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Penampilan tidak rapi.
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik diri, isolasi diri
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma
- Cara makan tidak teratur
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma
- BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
b. DataSubjektif
- Mengungapkanbahwadirinyamerasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
- Mengungkapkandirinyamalasuntukberkomunikasidengan orang lain
- Mengungkapkanbahwadirinyamalasuntukmelakukanperawatandiri
C. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan perawatan


seimbang kadang tidak saat stress

D. Pohon Masalah

Effect                            Isolasi Sosial: menarik diri

Core Problem           Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Causa                                Harga Diri Rendah Kronis

E. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah
F. Data yang Perlu Dikaji
1. Data Subyektif:
Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, tak
mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi / kebersihan
diri.
2. Data Obyektif:
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor,
mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi.
G. Diagnosis Keperawatan Jiwa
Defisit perawatan diri
H. Rencana Tindakan Keperawatan
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
1. Untuk Klien
TujuanUmun: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Kriteria evaluasi: Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada
perawat:
1) Wajahcerah, tersenyum
2) Mau berkenalan
3) Ada kontak mata
4) Menerima kehadiran perawat
5) Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi
1) Berikan salam setiap berinteraksi.
2) Perkenalkan nama, namapanggilan perawatdan tujuanperawat berkenalan.
3) Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
4) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
5) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
6) Buat kontrak interaksi yang jelas.
7) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
8) Penuhi kebutuhan dasar klien.
3. Untuk Keluarga
a. Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien dan memotivasi klien untuk
kebersihan diri melalui pertemuan keluarga
b. Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga

Defisit Perawatan Diri
1. Untuk Klien
Tujuan: Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi, berpakaian, makan, dan BAB/BAK
Intervensi:
a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Memberikan cara melakukan mandi/membersihkan diri, berhias, makan/minum,
BAB/BAK secara mandiri
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengawali masalah kurang
perawatan diri
2. Untuk Keluarga
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan memantau klien dalam
merawat klien
c. Anjurkan klien untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam merawat
dirI
I. Strategi Pelaksanaan Tindakan
SP PadaPasien SP PadaKeluarga
SP 1 SP I k
1.      Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2.      Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien
3.      Melatih pasien cara menjaga kebersihan 2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala deficit
diri perawatan diri, danjenis deficit perawatan diri
4.      Membimbing pasien memasukkan dalam yang dialami pasien beserta proses terjadinya
jadwal kegiatan harian. 3.      Menjelaskan cara-cara merawat pasien deficit
perawatan diri
SP 2 p SP 2 k
1.        Memvalidasimasalahdanlatihansebelumny1.      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
a. pasien dengan deficit perawatan diri
2.        Menjelaskancaramakan yang baik 2.      Melatih keluarga melakukan cara merawat
3.        Melatihpasiencaramakan yang baik langsung kepada pasien deficit perawatan diri
4.        Membimbingpasienmemasukkandalamjad
walkegiatanharian.

SP 3 p SP 3 k
1.      Memvalidasi masalah dan latihan 1.      Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di
sebelumnya. rumah termasuk minum obat  (discharge
2.      Menjelaskan cara eliminasi yang baik planning)
3.      Melatih cara eliminasi yang baik. 2.      Menjelaskan  follow up pasien setelah pulang
4.      Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
Daftar Pustaka
Nurjanah. 2015. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedi
Tarwanto & Wartono.2013 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Nugroho. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai