Disusun Oleh :
Jery pranaya
18100008
Respons Adaptif
Rentang respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan kebudyaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain
individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah.
Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif.
1) Menyendiri : respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi dilingkungan sosialnya.
2) Otonomi : suatu kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
3) Bekerjasama : kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama
lain.
4) Interdependen : saling ketergantungan antara individu dan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons
maladaptif :
1) Menarik diri: seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
2) Ketergantungan: seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain.
3) Manipulasi: seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
4) Curiga: seseorang gagal mengembangkan percaya terhadap orang lain.
6. Pohon Masalah
7. Penatalaksanaan
A. Therapy Farmakologi
Electri Convulsive Therapi, (ECT) atau yang lebih dikenal dengan
elektroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock listrik
dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk terapi pasien
gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri pada dosis terapinya.
B. Therapy Kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa. Therapy ini
bertujuan memberi stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal.
C. Therapy Lingkungan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan
harus mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan
memelihara kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus
psikologi seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan, karena lingkungan
tersebut akan memberikan dampak baik pada kondisi fisik maupun kondisi
psikologis seseorang (Dermawan, Deden 2013)
8. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
I. Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS. Informan, tanggal pengkajian, No rumah pasien dan
alamat
II. Keluhan utama keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari
orang lain), komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, mrnolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehri-hari.
III. Faktor predisposisi kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua yang tidak
realisis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya,
perubahan struktur sosial, perceraian, putus sekolah, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi misalnya perkosaan, perlakuan orang lain yang tidak
mengahargai pasien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung
lama.
IV. Aspek fisik/biologis hasil pengukuran TTV, dan keluhan fisik yang dialami
oleh pasien
V. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
1) Citra tubuh menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang
berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau
yang akan terjadi. Menolak penjelasan perasaan tubuh, persepsi
negative tentang tubuh. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang,
mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.
2) Identitas diri ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan
keinginan, dan tidak mampu mengambil keputusan.
3) Peran berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan
penyakit, proses menua, putus sekolah, PHK.
4) Ideal diri mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya,
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
5) Harga diri perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan
martabat, mencederai diri, dan kurang percaya diri.
Pasien mempunyai gangguan/hambatan dalam melakukan
hubungan sosial dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat
Keyakinan pasien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah
(spiritual)
6) Status mental kontak mata pasien kurang/tidak dapat
mempertahankan kontak mata, kurang dapat memulai pembicaraan,
pasien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan orang
lain, adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
7) Kebutuhan persiapan pulang
Pasien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
Pasien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan
WC, membersihkan dan merapikan pakaian
Pada observasi mandi dan cara berpakaian pasien terlihat rapi
Pasien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas
didalam dan diluar rumah
Pasien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar
8) Mekanisme koping pasien apabila mendapat masalah takut atau
tidak mau menceritakannya pada orang lain (lebih sering menggunakan
koping menarik diri)
9) Aspek medic terapi yang diterima pasien bisa berupa terapi
farmakologi ECT, psikomotor, TAK, dan rehabilitas.
B. Diagnosa
1. Isolasi sosial : menarik diri
C. Intervensi
Isolasi sosial
1. Tujuan umum: klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2. Tujuan khusus
a. Tujuan khusus 1: klien dapat membina hubungan saling percaya dan dapat
menyebutkan penyebab isolasi sosial
1) Kriteria evaluasi
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak
mata, klien mauberjabat tangan, menyebutkan nama, menjawab salam,
dan menyebutkan penyebab isolasi sosial.
2) Intervensi
a) Sapa klien dengan ramah
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan dan menepati janji
e) Identifikasi penyebab isolasi sosial
b. Tujuan khusus 2: klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain serta kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
1) Kriteria evaluasi
Klien menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
sertakerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
2) Intervensi
a) Diskusikan bersama klien keuntungan berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
b) Ajarkan kepada klien cara berkenalan dengan satu orang
c) Anjurkan kepada klien untuk memasukan kegiatan berkenalan
dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah
c. Tujuan khusus 3: klien dapat berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang
lain secara bertahap
1) Kriteria evaluasi
Klien berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain secara
bertahap.
2) Intervensi
a) Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian klien
b) Beri kesempatan pada klien mempraktekkan cara berkenalan
dengan dua orang
c) Ajarkan klien berbincang-bincang dengan dua orang tentang topik
tertentu
d) Anjurkan kepada klien untuk memasukan kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah
d. Tujuan khusus 4: klien dapat terlibat dalam aktivitas sehari-hari
1) Kriteria evaluasi
Klien terlibat dalam aktivitas sehari-hari.
2) Intervensi
a) Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian klien
b) Jelaskan tentang obat yang diberikan, meliputi jenis, dosis, waktu,
manfaat dan efek samping obat
c) Anjurkan klien memasukan kegiatan bersosialisasi dalam jadwal
kegiatan harian dirumah
d) Anjurkan klien untuk bersosialisasi dengan orang lain
e) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
f) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
klien dan proses terjadinya
g) Jelaskan dan latih keluarga cara-cara merawat klien