Anda di halaman 1dari 114

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang

penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dengan perilaku yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memilliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Keadaan masyarakat di masa depan atau visi pembangunan kesehatan ini

dirumuskan sebagai visi Indonesia Sehat 2015. Untuk dapat mewujudkan visi

tersebut, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu:

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,

2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,

3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata

dan terjangkau,

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya.

Sampai saat ini, bangsa Indonesia masih tetap berjuang memerangi berbagai

macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain,

yang menjadikan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia tidak kunjung

meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, semua pihak baik pemerintah,

swasta, lembaga pendidikan maupun masyarakat harus bekerja cerdik dan

1
2

memperkuat networking untuk menuntaskan masalah kesehatan diatas, agar

supaya visi indonesia Sehat 2015 dapat terwujud.

Sasaran dari program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan

dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat yang didukung dengan pemerataan pelayanan kesehatan. Dengan

penerapan indikator keluarga sehat yang sesuai strategi kesehatan dan penguatan

upaya promotif dan preventif serta pemberdayaan masyarakat. ( PMK RI No.39

Tentang PIS PK ).

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia yang

merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan mempunyai komitmen moral

untuk mendukung pencapaian Indonesia Sehat 2015 melalui proses pembelajaran

di masyarakat dengan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang akan

dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan cara pembelajaran yang

terorganisasi dengan baik melalui proses fasilitasi dan pendampingan kepada

masyarakat dalam rangka mengantar masyarakat untuk mampu mandiri dan

kemudian dilepas untuk mandiri, meskipun dari jauh tetap dipantau agar tidak

jatuh lagi, yang dilakukan melalui pemeliharaan semangat kondisi dan

kemampuan secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran.

Pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun

kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang

didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh

dan untuk anggota kelompok serta mengembangkan kesetiakawanan dan

solidaritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yang


3

utuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

Kegiatan pendampingan dan fasilitasi sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat diarahkan kepada : a) pengidentifikasian masalah dan sumber daya; b)

diagnosis dan perumusan pemecahan masalah; c) penetapan dan pelaksanaan

pemecahan; d) pemantauan dan evaluasi program.

Mahasiswa FKM Sari Mutiara Indonesia hadir di masyarakat sebagai change

agent di masyarakat yang akan melakukan pendampingan dengan memberikan

alternatif, saran dan bantuan konsultatif (peran konsultatif dan partisipatif)

terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat dengan melakukan

kemitraan dengan instansi setempat untuk mendukung proses pelaksanaan

pembelajaran di masyarakat. Sehingga dengan demikian jika di rinci peran

mahasiswa sebagai pendamping di masyarakat adalah :

a) Peran motivator yaitu menyadarkan dan mendorong kelompok untuk

mengenali potensinya untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh

masyarakat;

b) Peran fasilitator yakni bertanggung jawab untuk menciptakan,

mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi

terjadinya proses saling belajar dalam kelompok

c) Peran katalisator melakukan aktivitas sebagai penghubung antara kelompok

pendampingan dengan lembaga di luar kelompok maupun lembaga teknis

lainnya, dalam rangka pengembangan jaringan.


4

Peran - peran pendamping tersebut hanya akan dapat dilaksanakan secara

maksimal jika pendamping memahami kelompok yang didampinginya, karena itu

pendamping diupayakaan dapat hadir ditengah mereka, hidup bersama mereka,

belajar dari apa yang mereka miliki belajar dari apa yang yang mereka ketahui.

Untuk pertama kalinya FKM Sari Mutiara Indonesia melaksanakan PBL

dengan melakukan pendampingan masyarakat yang berbasis wilayah pedesaan,

dengan memilih suatu wilayah sebagai lab Site dari semua kegiatan FKM berbasis

masyarakat, yang menekankan kepada aspek kemandirian masyarakat. Sehingga

diharapkan dukungan semua pihak (pemerintah dan masyarakat) untuk

mewujudkan program pembelajaran FKM Sari Mutiara Indonesia di masyarakat

dalam rangka membangun kesehatan masyarakat yang syarat sebagai suatu

investasi yang sangat berharga untuk masa depan bangsa.

1.2. Tujuan Praktek Belajar Lapangan (PBL)

1.2.1. Tujuan Umum

Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa tentang ilmu

kesehatan masyarakat dan aplikasinya di tengah-tengah masyarakat.

1.2.2 Tujuan khusus :

Adapun Tujuan Khusus dari Kegiatan PBL ini, mahasiswa diharapkan

mampu :

1. Untuk mengetahui Profil Dusun III Desa Blok VI Baru

2. Untuk Mengetahui Identifikasi Masalah

3. Untuk mengetahui Prioritas masalah


5

4.   Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan intervensi bersama dengan

masyarakat.

5. Untuk mengetahui kearipan lokal terkait kesehatan masyarakat

6. untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat

1.3. Manfaat Praktek Belajar Lapangan

1. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi berbasis data tentang kondisi derajat kesehatan di Dusun

III Desa Bagan Serdang dengan harapan masyarakat meningkatkan derajat

kesehatan mereka.

2. Bagi Institusi Pemerintah Setempat

Sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk Pegawai Institusi

Pemerintah Setempat, khususnya Pegawai Desa Blok VI kecamatan Gunung

Meriah Kabupaten Aceh Singkil dalam menetapkan kebijakan atau

keputusan.

3. Bagi Mahasiswa/i

Sebagai sumber informasi dan bahan pembelajaran secara langsung yang

dapat berinteraksi antara Mahasiswa/i dengan masyarakat lokal untuk

mencapai status kesehatan masyarakat bagi Mahasiswa/i Universitas Sari

Mutiara Indonesia khususnya Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sarana Institusi Pendidikan khususnya Prodi Ilmu Kesehatan

Masyarakat dalam pengembangan kapasitas Mahasiswa/i dalam memahami


6

kondisi terkini terkait derajat kesehatan masyarakat, sehingga mampu

mengenali masalah kesehatan masyarakat yang ada untuk tujuan pemecahan

permasalahan kesehatan yang ada.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga merupakan salah

satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup

manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu

Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia

Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama

pembangunan kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan

melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Tujuan Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga adalah:

1. Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan

kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif

serta pelayanana kuratif dan rehabilitatif dasar.

2. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal Kabupaten/Kota melalui

peningkatan akses dan skrining kesehatan.

3. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan Nasional dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional


8

4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Rencana

Strategis Kementrian kesehatan tahun 2015-2019. (Permenkes RI No 39

Tahun 2016, Pasal1)

Dalam rangka penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan

Pendekatan Keluarga, ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama sebagai penanda

status kesehatan sebuah keluarga sebagai berikut:

1. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);

Target: Berkurangnya jumlah penduduk dan menurun nya angka kelahiran

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;

Target: Menurunnya angka kematian ibu dan bayi saat persalinan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;

Target: Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat penyakit menular

4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;

Target: Untuk memenuhi kecukupan gizi anak

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Target: Menurunkan angka Gizi buruk

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;

Target: Memutuskan rantai penularan penyakit menular

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;

Target: Menurunkan angka kematian dan kesakitan

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok;

Target: Mencapai derajat kesehatan


9

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

Target: Meningkatkan kebutuhan dasar kesehatan masyarakat

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih;

Target: Meningkatkan derajat kesehatan

12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat. (Permenkes

RI No 39 Tahun 2016, Pasal 4:1)

Terget: Mencapai perubahan prilaku dan hidup sehat.

2.2.1 Gambaran Umum Dan Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada

hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode

sebelumnya (Permenkes RI No 39 Tahun 2016).

Investasi kesehatan yaitu memberikan atau menanam untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan untuk meningkat kan derajat kesehatan

masyarakat agar memperoleh keuntungan dalam kehidupan termasuk mendapat

pelayanan kesehatan.( Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 )


10

Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di Indonesia dipaparkan

berdasarkan hasil pencapaian program kesehatan, kondisi lingkungan strategis,

kependudukan, pendidikan, kemiskinan, dan perkembangan baru lainnya

(Permenkes RI No 39 Tahun 2016).

2.2.2. Indikator Keluarga Sehat

Dalam Indikator Keluarga Sehat terdapat 12 point penting yang

merupakan inti dari indikator keluarga sehat , namun dalam hal ini penulis

mengembangkan pertanyaan dari 12 indikator tersebut menjadi 15 indikator ,

dimana indikator tersebut antara lain :

1. Keluarga Berencana

KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri

untuk mendapatkan objektif-objketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval

diantara kehamilan, mengontrol waktusaat kehamilan dalam hubungan dengan

umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2009)

Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN (2012) adalah :

1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta

keluarga dan bangsa pada umumnya.

2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka

kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk

meningkatkan reproduksi.
11

A. Jenis-jenis alat kontrasepsi

1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu

hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap resikonya

sangat kecil.

2. Suntikan (1 bulan dan 3 bulan ) sangat efektif (0,1- 0,4 kehamilan per 100

perempuan selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan

juga mempunyi keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat

suntik dan jangka pemakaiannya biasa dalam jangka panjang.

3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan

atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya

daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian

tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

4. AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim ) merupakan alat kontrasepsi yang

digunakan dalam rahim . efek sampingnya sangat kecil dan mempunyai

keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan

kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.

5. Kondom , merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet) ,vinil (plastik) atau bahan alami

yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.

6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong meningkat atau

memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi

(kesuburan) seseorang perempuan.


12

B. Sasaran KB

Sasaran program KB ada 2 yaitu :

1. Sasaran langsung : pasangan usia subur (PUS)

2. Sasaran tidak langsung : pelaksana dan pengelola KB

C. Peran dan Tanggng Jawab Lintas Sktor

Pendukung Keberhasilan:

1. Tersedianya pelayanan KB sampai ditingkat Desa/Kelurahan

2. Promosi KB di FASKES

3. Promosi KB oleh pemuka-pemuka agama

4. Pendidikan Kespro/KB di SLTA dan Perguruan Tinggi

5. PNS, Anggota POLRI dan anggota TNI sebagai panutan ber KB

6. Kampanye Nasional KB

7. Tersedianya pelayanan medis dan KB sampai di PUSKESMAS. ( Kemenkes

RI, 2016)

2. Persalinan (Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil)

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan.

Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa

Sesudah Melahirkan, serta Pelayanan Kesehatan Seksual diselenggarakan dengan

pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara

menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.

Pengaturan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,

Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, bertujuan untuk:


13

a. Menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat

dan berkualitas;

b. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir

c. Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi

d. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan

bayi baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Permenkes RI 97 tahun

2014).

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4

(empat) kali selama masa kehamilan yang dilakukan:

a. 1 (Satu) kali pada trimester pertama

b. 1 (Satu) kali pada trimester kedua

c. 2 (Dua) kali pada trimester ketiga

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil wajib dilakukan melalui pelayanan

antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan kesehatan

komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui:

a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan gizi

agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan cerdas;

b. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan;

c. Penyiapan persalinan yang bersih dan aman perencanaan antisipasi dan

persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi;

d. Pelaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan

melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan
14

gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi

penyulit/komplikasi.

Pelayanan kesehatan bagi ibu dilakukan dengan ketentuan waktu

pemeriksaan meliputi:

a. 1 (Satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari

pascapersalinan;

b. 1 (Satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) hari pascapersalinan

c. 1 (Satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan 42

(empat puluh dua) hari pascapersalinan. .(Permenkes RI 97 tahun 2014,

Pasal :15).

Pendukung keberhasilan dalam peran dan tanggung jawab lintas sektor ibu

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan:

1. Tersedianya pelayanan PUSKESMAS berkualitas

2. Tersedianya rumah tunggu kelahiran dan Ambulan/ alat transportasi untuk

bumil di tempat-tempat yang memerlukan

3. Tersedianya pelayanan ANC dan senam bumil di PUSKESMAS

4. Promosi oleh NAKES dan kader PKK tentang persalinan di fasilitas kesehatan

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar

setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis

kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.


15

Kebijakan Kementerian Kesehatan dengan mengembangkan program

Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu Kelahiran. Para dukun

diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban yang jelas.

Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan oleh

dukun, namun dirujuk ke bidan. Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya

tidak ada bidan atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari

taksiran persalinan diupayakan sudah berada di dekat fasilitas pelayanan

kesehatan, yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut

dapat berupa rumah tunggu khusus yang dikembangkan melalui pemberdayaan

masyarakat maupun di rumah sanak saudara yang letak rumahnya berdekatan

dengan fasilitas pelayanan kesehatan.(Riskesdas,2013).

3. Imunisai Dasar Lengkap

Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.(Permenkes

RI No.12 Tahun 2017).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan imunisasi

dasar Nasional yaitu Hep B-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio

(77%) dan DPT-HB (75,65%). Sedangkan kelengkapan imunisasi lengkap

(59,2%), imunisasi tidak lengkap (32,1%), dan tidak di imunisasi 8,7%. Semua

cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.

Keberhasilan pelaksanan imunisasi Dasar diukur dengan pencapaian

Universal Child Immunization (UCI) Desa/kelurahan. UCI adalah tercapainya


16

Imunisasi Dasar secara lengkap pada bayi (anak dibawah usia 1 tahun ). Pada

tahun 2010, pemerintah mencanangkan program Gerakan Akselerasi Imunisasi

Nasional Universal Child Imunization 2010-2014. Pada program ini pemerintah

menargetkan cakupan desa/kelurahan yang mencapau UCI adalah sebanyak 100%

pada tahun 2014. Namun, pada tahun 2014 target UCI hanya mencapai 81,82%

sehingga pemerintah membuat target baru yaitu cakupan desa/kelurahan UCI

sebanyak 84% pada tahun 2015 dan 92% tahun 2019.

A. IMUNISASI DASAR

Imunisasi dasar terdiri dari:

1. Hepatitis B;

Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan sebelum

waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan

hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran.

2. Polio

Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksin

ini bisa diberikan pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6

bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah lumpuh layu.

3. BCG

BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya sebelum

bayi berusia 3 bulan.Paling baik diberikan saat bayi berusia 2 bulan.Vaksin BCG

ini berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-

paru dan selaput otak, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian.

4. DPT
17

Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan agar anak terhindar dari

penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak 3

kali pada anak usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Metode yang dilakukan pada

pemberian vaksin ini dengan cara disuntikan pada anak. Pada imunisasi ini efek

samping yang akan dirasakan anak adalah demam, rasa nyeri pada bagian yang

disuntik, dan anak akan rewel selama kurang lebih 2 hari.

5. Campak

Imunisasi Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan

pada umur 5-7 tahun. Campak disebabkan oleh virus dan sangat mudah menyebar,

pada kebanyakan anak dapat menyebabkan kulit kemerahan, demam dan dapat

menyebabkan pneumonia (radang Paru). (Permenkes RI No.12 Tahun 2017)

B. Jadwal Imunisasi Bayi / Anak

Berikut ini adalah Jadwal Imunisasi Bayi dan Anak dari lahir sampai 18

tahun beserta penyakit yang dapat dicegah melalui Imunisasi ini.Jadwal ini

berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2011.

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Bayi Dan Anak Dari Lahir Sampai 18 Tahun

Beserta Penyakit Yang Dapat Dicegah Melalui Imunisasi

Umur Jenis Vaksin Penyakit yang dicegah

Lahir Hepatitis B1 dan Polio 0 Hepatitis B dan Polio

1 bulan Hepatitis B2 Hepatitis B

2 bulan Polio 1 BCG,DPT1 Hib1, Polio, Tuberklosis (TBC), Difteri,

PCV 1 Rotavirus 1 Tetatus. Meningitis, Rotavirus


18

4 Bulan Polio 2, DTP 2, Hib 2, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis, Hib,

PCV 2, Rotavirus 2 Meningitis, Rotavirus

6 bulan Hepatitis B3, Polio 3, DTP Hepatitis B, Polio, Difteri, Tetanus,

3, Hib 3, PCV 3, Rotavirus Pertusis, Hib, Meningitis, Rotavirus,

3, influenza Influenza

9 bulan Campak 1 Campak

12 bulan PCV 4 dan Varisela Meningitis, Varisela/Cacar Air

15 bulan Hib 4 dan MMR 1 Hib, Mumps/Gondong, Rubella

18 bulan Polio 4 dan DTP 4 Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis

24 bulan Tifoid dan Hepatitis A Tifoid, Hepatitis A

5 tahun Polio 5, DTP 5, MMR 2 Polio, Difteri, Tetanus,Pertusis,

Mumps/Gondong, Rubella

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Bayi dan Anak dari lahir sampai 18 tahun beserta

penyakit yang dapat dicegah melalui Imunisasi

Jika anak tidak mendapatkan imunisasi sama sekali, anak akan berisiko

terkena penyakit-penyakit yang telah disebutkan di atas, parahnya lagi penyakit

tersebut bisa menyebabkan kematian pada anak. Sistem kekebalan tubuh pada

anak yang tidak mendapat imunisasi tidak sekuat anak yang diberi imunisasi,

tubuh tidak mengenali virus penyakit yang masuk ke tubuh sehingga tidak bisa

melawannya, ini membuat anak rentan terhadap penyakit. Jika anak yang tidak

diimunisasi ini menderita sakit, ia juga dapat menularkannya ke orang sekitarnya

sehingga juga membahayakan orang lain.


19

C. STRATEGI YANG DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN

IMUNISASI

Strategi yang dilakukan pemerintah dalam mningkatkan imunisasi yaitu:

1. Meningkatkan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata serta terjangkau

melalui Backlog Fighting (BLF) artinya upaya aktif melengkapi imunisasi

dasar pada anak yang berumur 1-3 tahun. Sasaran prioritas adalah

desa/kelurahan selama 2 tahun. Dan upaya Crash Program ditujukan untuk

wilayah yang memerlukan intervensi secara untuk mencegah terjadinya

KLB. Kriteria pemilihan lokasi adalah angka kematian bayi yang tinggi,

infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang) .

2. Meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi melalui petugas yang

kompeten dan peralatan yang memenuhi standar

3. Penggerakan masyarakat untuk mau dan mampu menjangkau pelayanan

imunisasi dan Pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi

Profesi & Lintas Sektor-Lintas Program

4. Pemberian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Air

Susu Ibu Eksklusif diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,

tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

(Permenkes RI No.15 Tahun 2013).

Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia

menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah
20

yang terbaik.Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu

cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

Pengaturan pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk :

1. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak

dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangannya;

2. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya dan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,

pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap ASI eksklusif. ASI mengandung

kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya

tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian

ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.

1. Masalah dalam pencapaian cakupan ASI Eksklusif

a. Praktik Pemberian Makanan Prelakteal

Pemberian makanan prelakteal pada usia 0-5 bulan merupakan salah

satu indikator kegagalan Asi Eksklusif. Persentase bayi usia 0-5 bulan

dari hasil Riskesdas 2013 yang diberi prelakteal sebesar 44,7%. Makanan

Prelakteal yaitu makanan atau minuman yang diberikan pada bayi

sebelum keluarnya ASI. ASI ibu biasanya keluar 1-2 hari , jenis makanan

atau minuman prelakteal yaitu sus formula, susu non formula, air putih,

madu, airgula, air kelapa, air tajin, teh manis, kopi, bubur, dan nasi yang

dihaluskan.

b. Ibu Bekerja
21

Dari hasil Riskesdas 2013 ibu yang bekerja 89,6% memberikan

prelakteal susu formula pada bayinya,. Faktor yang mempengaruhi

kegagalan ASI Eksklusif pada ibu bekerja adalah sikap, dukungan

pengasuh. Praktik Asi Eksklusif pada ibu pekerja, terutuama disektor

formal, karena keterbatasan waktu dan ketersedian fasilitas menyusui

ditempat kerja, sehingga banyak ibu yang bekerja beralih ke susu

formula dan menghentikan memberi ASI Eksklusif ( Kemenkes.2011)

c. Susu Formula

Paparan iklan susu formula berdampak 4% untuk menurunkan

praktik ASI Eksklusif . pemasaran susu formula membujuk tenaga

kesehatan dan ibu untuk memberikan susu formula pada bayinya.

Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi terbesar pemberian prelakteal

pada usia 0-5 bulan yaitu susu formula sebesar 82,6%.

2. Strategi Peningkatan Cakupan ASI Eksklusif Di Indonesia

a. Konselor ASI

Dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI

Eksklusif maka pemerintah mendukung program konselor Asi.

Disediakannya konselor ASI di fasilitas pelayanan kesehatan dapat

meningkatka keberhasilan pemberian ASI. Konselor ASI adalah

tenaga terlatih yang memiliki sertifikat pelatihan konseling menyusui.

Kementrian kesehatan mengupayakan agar setiap pelayanan kesehatan

terutama di Puskesmas dan RS tersedia konselor ASI sehingga dapat


22

membantu para ibu yang memiliki kendala memberikan ASI

(Kemenkes. 2011). Dengan adanya konselor ASI diharapkan

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif meningkat

dan penurunan prevalensi pemberian makanan prelakteal serta

peningkatan Inisiasi Menyusui Dini yang juga berpengaruh pada

peningkatan cakupan ASI Eksklusif di Indonesia.

b. Fasilitas Laktasi

Penyediaan fasilitas khusus laktasi di tempat kerja dan tempat

sarana umumdiatur dalam UU No.36/2009 tentang keshatan Pasal 128

ayat 2. Didukung oleh Undang-Undang no 13 tahun 2013 tentang

ketenagakerjaan pasal 83 menyebutkan bahwa pekerja perempuan

yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya

untuk menyusui anaknya hal itu harus dilaksanakan selama waktu

kerja.

Sarana fasilitas menyusui sangat penting untuk memudahkan

praktik ASI Eksklusif terutama pada ibu bekerja. Sesjen Kemenkes RI

menghimbau kepada para pengusaha, pengelola tempat kerja baik

milik pemerintah maupun swasta untuk dapat mendukung program

pemrintah mewujudkan pemberian ASI eksklusif melalui upaya-upaya

yaitu : memberikan kesempatan kepada pekerja perempuan yang

masih menyusui untuk memberikan ASI kepada bayi/anaknya selama

kerja yaitu menyediakan tempat untuk menyusui bayinya berupa

ruang ASI dan tempat penitipan anak apabila kondisi tempat kerja
23

memungkinkan untuk membawa bayinya; atau menyediakan ruang

dan sarana prasarana untuk memerah ASI dan menyimpan ASI

ditempat kerja, agar ibu selama bekerja tetap dapat memerah ASI

untuk selanjutnya dibawa pulang setelah selesai bekerja

(Kemenkes.2011).

5. Pemantauan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh

kembang anak merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan yang

dilakukan terhadap Bayi, Anak Balita, dan Anak Prasekolah. Pemantauan

pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan dilakukan untuk meningkatkan

kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan anak memasuki jenjang

pendidikan formaldan diarahkan untuk meni ngkatkan status kesehatan dan gizi,

kognitif, mental, dan psikososial anak (Permenkes RI No.66 Tahun 2014).

Pemantauan pertumbuhan dan Perkembangan anak dilakukan difasilitas

layanan kesehatan. Pemantauan Pertumbuhan dan perkembagana anak yang

dimaksud adalah:

1. Pemantauan pertumbuhan dilakukan pada anak usia 0 (nol) sampai 72 (tujuh

puluh dua) bulan melalui penimbangan berat badan setiap bulan dan

pengukuran tinggi badan setiap 3 (tiga) bulan serta pengukuran lingkar kepala

sesuai jadwal.

2. Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan pada anak usia 0

(nol) sampai 12 bulan dan setiap 6 (enam) bulan pada anak usia 12 (dua
24

belas) sampai 72 bulan, pemantauan ini dapat dilakukan di posyandu maupun

fasilitas layanan kesehatan lainnya.

3. Pemantauan gangguan tumbuh kembang anak dilakukan sesuai jadwal umur

skrining.

(Permenkes Republik Indonesia No.66 Tahun 2014 Pasal:5),

6. Penyakit Tuberculosis (TBC)

Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang

disebabkan olehMycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan

organ lainnya.).Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk

disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas,

badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat

malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari 1 bulan. (Permenkes RI No. 67

Tahun 2016).

A. Pathogenesis TB

Penyebab TB (Tuberkulosis) disebabkan oleh kuman Mycobacterium

tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:

M.tuberculosis,M.africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai

Bakteri Tahan Asam (BTA).Kelompok bakteri Mycobacterium selain

Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas

dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang

terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB.Sifat umum

dari kuman TB yaitu:


25

1. Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron.

2. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.

Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar kuman akan mati

dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan

mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.

3. Bersifat tahan asamdan berbentuk batang berwarna merah dalam

pemeriksaan dibawah mikroskop.

4. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.

Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar kuman akan mati

dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan

mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.

B. Gejala Utama

Gejala utama dari penyakit Tuberkulosis (TB) adalah

1. Batuk berdahak secara terus menerus selama tiga minggu atau lebih

2. Batuk darah

3. Sesak napas dan nyeri pada dada

4. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun dan rasa

kurang enak badan bekeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan

demam meriang lebih dari sebulan. (Depkkes tahun 2002)

C. Sumber Penularan TB

Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung

kuman TB dalam dahaknya.Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan

kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik).
26

Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang mengandung

percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000

percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500

M.tuberculosis.Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500 –

1.000.000 M.tuberculosis.

D. Perjalanan Alamiah TB Pada Manusia

Tahapan perjalanan alamiah penyakit.Tahapan tersebut meliputi tahap

paparan, infeksi, menderitasakit dan meninggal dunia, sebagai berikut:

1. Paparan

Peluang peningkatan paparan terkait dengan:

a. Jumlah kasus menular di masyarakat

b. Peluang kontak dengan kasus menular

c. Tingkat daya tular dahak sumber penularan

d. Kedekatan kontak dengan sumber penularan

e. Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan

2. Infeksi

Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6–14 minggu setelah infeksi.

Lesi umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup dalam

lesi tersebut (dormant) dan suatu saat dapat aktif kembali tergantung dari

daya tahun tubuh manusia. Penyebaran melalui aliran darah atau getah

bening dapat terjadi sebelum penyembuhan lesi.Faktor Risiko Faktor

risiko untuk menjadi sakit TB adalah tergantung dari:

a. Usia seseorangyang terinfeksi


27

b. Tingkat daya tahan tubuh seseorang. Seseorang dengan daya tahan

tubuh yang rendah diantaranya infeksi HIV AIDS dan malnutrisi (gizi

buruk) akan memudahkan berkembangnya TB Aktif (sakit TB).

c. Meninggal dunia (Permenkes RI No. 67 Tahun 2016).

Faktor risiko kematian karena TB yaitu:

a. Akibat dari keterlambatan diagnosis

b. Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau penyakit penyerta.

Pada pasien TB tanpa pengobatan, 50% diantaranya akan meninggal dan

risiko ini meningkat pada pasien dengan HIV positif. Begitu pula pada

ODHA, 25% kematian disebabkan oleh TB.(Permenkes RI No. 67 Tahun

2016)

7. Penyakit Hipertensi

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh

dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan

hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia

dan hampir 1,5juta orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan.Sekitar

sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita hipertensi (WHO,

2015).

Didefinisikan sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis menderita

hipertensi/penyakit tekanan darah tinggi oleh tenaga kesehatan

(dokter/perawat/bidan) atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi tetapi

saat diwawancara sedang minum obat medis untuk tekanan darah tinggi (minum

obat sendiri). Kaplan (1985) menyusun klasifikasi dengan membedakan usia dan
28

jenis kelamin. Klasifikasi tersebut adalah pria yang berusia <45 tahun dinyatakan

hipertensi jika tekanana darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,

sedangkan yang berusia >45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya

145/95 mmHgatau lebih. Sedangkan wanita yang mempunyai tekanan darah

160/95 mm Hg atau lebih dinyatakan hipertensi.

The sixth of the joint National Committe on Prevention, Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (1997), menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan hipertensi adalah apabila tekanan darah sistoliknya sama

atau diatas 140 mm Hg atau tekanan darah diastoliknya sama atau diatas 90 mm

Hg. Batasan Klasifikasinya sebagai berikut :

Tekanan Darah
Kategori
Sistolik ( mm Hg) Diastol (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 >180 >110

Tabel 2.2 Batasan Klasifikasi Hipertensi

a. Jenis –Jenis Penyakit hipertensi

Ada 2 jenis hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.


29

a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui

penyebabnya. Ada 10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.

b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya.

Hipertesnsi jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.

Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :

1. Penggunaan obat-obatan.

2. Merokok karena di dalam tembakau terdapat nikotin.

3. Minuman beralkohol.

4. Kelainan pada ginjal.

5. Kelainan intrakranial yang mengakibatkan meningkatnya tekanan

intrakranial atau karena lokasinya dekat pada pusat persyarafan yang

mempengaruhi tekanan darah.

6. Kelainan pembuluh darah besar (aorta) yaitu koartasio aorta dimana arkus

aorta bersambungan dengan aorta decendens.

Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :

a) Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak

diketahui dengan pasti. Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah

dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.

b) Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit

dari penyakit lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari

sistem hormon.

WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada

organ tubuh lain, yaitu :


30

a) Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain.

b) Hipertensi dengan pembesaran jantung.

c) Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu :

a) Hipertensi borderline (sedang): tekanan darah antara 140/90 mmHg dan

160/95 mmHg.

b) Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110

mmHg.

c) Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140

mmHg.(Riskesdas, 2013).

b. Faktor Resiko Penyakit Hipertensi

Faktor resiko dari penyakit hipertensi yaitu:

1. Umur

Prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur.

Hal ini disebabkan karena pada usia tua diperlukan keadaan darah yang

meningkat unuk memompakan darah ke otak dan alat vital lainnya.

Pada usia tua, pembuluh darah sudah mulai melemah (Kiangdo,1997).

2. Riwayat Keluarga

Menurut Susalit dkk (2001), menjelaskan bahwa terjadinya

hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi,

dimana faktor utama yang berperan dalam penyakit hipertensi adalah

riwayat keluarga misalnya jika salah satu atau kedua orang tua
31

memiliki penyakit hipertensi, maka kemungkinan anak juga beresiko

memiliki penyakit hipertensi.

3. Obesitas

Obesitas adalah keadaaan dimana terjadi penumpukan

lemak yang berlebihandi dalam tubuh. Lemak tubuh yang berlebihan

dapat ditentukan melalui ketebalan lipatan kulit, indeks masa tubuh

(IMT) dan Lingkar Pinggang (LP) merupakan penanda kelebihan

lemak tubuh. (Prof. Dr. Elin Yulinah Iskandar, 2011).

WHO telah merekomendasikan bahwa obesitas dapat

diukur dengan Body Mass Indeks (BMI) yang digunakan dalam

penentuan status gizi orang dewasa. Body Mass Indeks digunakan

dalam kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan sebagai

indikator untuk mengetahui berat badan normal < 25, kelebihan berat

badan > 25 dan obesitas > 30. BMI telah menggambarkan obesitas

atau general obesity, yang paling akurat dan dapat dihitung dengan

mudah, yaitu dengan rumus BMI=BB(kg)/TB2(m).

4. Merokok

Menurut WHO (1999), individu yang terus menerus menggunakan

tembakau cenderung meningkatkan risiko hipertensi hal ini

disebabkan karena adnaya penggunaan tembakau, orang yang

merokok mempunyai risiko untuk menderita hipertensi sebesar 2,39

kali dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Apapun yang

menimbulkan ketegangan pembuluh darah dapat menaikka tekanan


32

darah, termasuk nikotin yang ada dalam rokok. Nikotin merangsang

saraf simpatik, sehingga pada ujung saraf tersebut melepaskan hormon

stres norephineprine dan segera mengikat hormon receptor alpha.

Hormon ini mengalir dalam pembuluh darah keseluruh tubuh. Oleh

karena itu, jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah

akan mengerut. Selanjutnya akan menyebabkan penyempitan

pembuluh darah dan menghalangi peredaran darah secara normal.

5. Konsumsi Alkohol

Alkohol dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, karena

peminum alkohol akan cenderung hipertensi. Hal ini disebabkan

karena peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah

berperan dalam menaikkan tekana darah. Alkohol diduga mempunyai

efek langsung pada pembuluh darah, karena alkohol menghambat

natrium dan kalium, sehingga terjadi peningkatan natrium intrasel dan

menghambat pertukaran natrium dan kalsium seluler.

c. Mendiagnosis Tekanan darah Tinggi

Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer. Alat tradisional

dengan merkuri saat ini banyak digantikan oleh alat digital otomatis. Hasil

pengukuran tekanan darah dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu:

- Aktivitas yang dilakukan sebelum pengukuran

- Tekanan stress yang dialami

- Posisi saat pengukuran berdiri atau duduk.

- Waktu pengukuran
33

Oleh karena itu, perlu mengukur tekanan darah dalam keadaan

terkontrol dan pengukurannya dilakukan oleh tenaga kesehatan

profesional. Tes lain yang dilakukan oleh dokter serangkaian

pemeriksaan tambahan ountuk menyingkirksn penyakit lain seperti

gagal jantung, penyakit ginjal, dan masalah mata, pemeriksaan tersebut

antara lain tes darah, tes urin, pemeriksaan fisik.

d. Pencegahan Penyakit Hipertensi

Dengan menurunkan berat badan, berolahraga lebih banyak,

mengurangi minuman alkohol, dan menerapkan pola makan yang sehat

dapat membuat tekanan darah normal. Selain itu pencegahan yang

dilakukan yaitu:

- Mengurangi asupan garam

- Lakukan Olahraga selama beberapa hari dalam seminggu

Selain itu obat penurun tekanan darah , antara lain :

a.Chlortalidone berfungsi sebagai menurunkan tekanan darah

dengan bekerja dengan ginjal .

b. Doxazosin , berfungsi sebagai menurunkan tekanan darah

dengan memblokade reseptor pada otot yang melapisi pembuluh

darah

c.Atenolol , berfungsi sebagai menurunkan tekanan darah dengan

memperlambat denyut dan mengurangi kekuatan kontraksi

jantung
34

d. Amlodipine , berfungsi sebagai menurunkan tekanan darah

dengan memblokade masuknya kalisum kedalam sel

e.Captopril , berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dengan

memblokade produksi hormon angiotensin II yang

menyebabkan kontriksi pembuluh darah.

f. Losartan , berfungsi bekerja dengan cara yang sama seperti

inhibitor ACE yaitu dengan memblokade efek kontriksi dari

angiotensi II.

Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup .

Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (public health problem)

dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini.

Pengendalian hipertensi, bahkan di negara maju pun, belum memuaskan. (Depkes

RI, 2007).

Penanganan hipertensi akan lebih baik jika diintegrasikan dengan sistem

kesehatan karena menyangkut aspek ketenagaan, sarana dan obat-obatan. Obat

yang telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal

sehingga menjadi kendala penanganan hipertensi, terutama bagi yang memerlukan

pengobatan jangka panjang (Depkes RI, 2007).

Sesuai dengan rekomendasi (WHO-ISH) dan (JNC VI) dalam menangani

penderita hipertensi khususnya hipertensi ringan, melakukan kegiatan olahraga

yang terprogram sudah menjadi satu komponen dasar pengobatan hipertensi

sebelum pemberian obat-obatan (WHO, 2007).


35

8.Kesehatan Jiwa

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada

fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang

menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran

sosial.

A. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yang paling menonjol pada gangguan jiwa

terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin dibadan

(somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun psikis (psikogenik),

(Maramis, 2010). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa

penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau

kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan badan ataupun gangguan

jiwa.

Menurut Stuart & Sundeen (2008) penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas :

a. Faktor Biologis/Jasmaniah

1) Keturunan

Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam

mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut

sangat ditunjang dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.

2) Jasmaniah

Beberapa peneliti berpendapat bentuk tubuh seseorang berhubungan

dengan ganggua jiwa tertentu.Misalnya yang bertubuh gemuk/endoform


36

cenderung menderita psikosa manik depresif, sedang yang kurus/ectoform

cenderung menjadi skizofrenia.

3) Temperamen

Orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan

dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa.

4) Penyakit dan cedera tubuh

Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker, dan

sebagainya mungkin dapat menyebabkan merasa murung dan

sedih.Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa

rendah diri.

b. Ansietas dan Ketakutan

Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang tidak

menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa terancam, ketakutan

hingga terkadang mempersepsikan dirinya terancam.

c. Faktor Psikologis

Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami

akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya. Pemberian kasih sayang orang

tua yang dingin, acuh tak acuh, kaku dan keras akan menimbulkan rasa cemas

dan tekanan serta memiliki kepribadian yang bersifat menolak dan menentang

terhadap lingkungan.

d. Faktor Sosio-Kultural

Beberapa penyebab gangguan jiwa menurut Wahyu (2012) yaitu :

1) Penyebab primer (primary cause)


37

Kondisi yang secara langsung menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,

atau kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan jiwa tidak akan

muncul.

2) Penyebab yang menyiapkan (predisposing cause)

Menyebabkan seseorang rentan terhadap salah satu bentuk gangguan

jiwa.

3) Penyebab yang pencetus (precipatating cause)

Ketegangan-ketegangan atau kejadian-kejadian traumatik yang langsung

dapat menyebabkan gangguan jiwa atau mencetuskan gangguan jiwa.

4) Penyebab menguatkan (reinforcing cause)

Kondisi yang cenderung mempertahankan atau mempengaruhi tingkah

laku maladaptif yang terjadi.

5) Multiple cause

Serangkaian faktor penyebab yang kompleks serta saling

mempengaruhi.Dalam kenyataannya, suatu gangguan jiwa jarang

disebabkan oleh satu penyebab tunggal, bukan sebagai hubungan sebab

akibat, melainkan saling mempengaruhi antara satu faktor penyebab

dengan penyebab lainnya.

e. Faktor Presipitasi

Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan seseorang.Sebagai

faktor stimulus dimana setiap individu mempersepsikan dirinya melawan

tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping.Masalah khusus tentang

konsep diri disebabkan oleh setiap situasi dimana individu tidak mampu
38

menyesuaikan.Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan

komponennya. Lingkungan dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran

diri dan hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit,

perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur

tindakan serta pengobatan (Stuart&Sundeen, 2008).

B. Prevalensi Gangguan Mental

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental

emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas) sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke

atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita gangguan mental emosional

di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa berat seperti gangguan psikosis,

prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000 orang

menderita gangguan jiwa berat (psikosis). Angka pemasungan pada orang dengan

gangguan jiwa berat sebesar 14,3% atau sekitar 57.000 kasus.

C. Upaya Untuk Mengurangi Gangguan Jiwa

Keadaan stress sesungguhnya tidak dapat dihilangkan dari kehidupan

seseorang oleh karena itu, upaya yang dilakukan adalah untuk mengurangi efek

dari stress ini adalah menurut : Potter, et all (1989) antara lain:

1. Membangun Kebiasaan Baru

Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia/ individu mempunyai

kebiaasan yang unik dalam membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari

misalnya: seorang ibu yang memutuskan berhenti bekerja karena untuk mengasuh

dan merawat anaknyabesar dan sekolah ibu tersebut stress karena berkurang
39

kegiatan dan kesibukannya. Untuk itu ia perlu bantuan untuk menyelesaikan diri

dengan perubahan dan kebiasaan baru

2. Menghindari Perubahan

Upaya yang dilakukan untuk tidak melakukan perubahan yang tidak perlu

atau dapat ditunda. Misalnya seorang ibu rumah tangga yang ditinggal suaminya

meninggal dunia mempunyai 2 anak yang belum sekolah, teman lamanya

mengajaknya untuk pindah rumah dengan tujuan menghapus kenangan semasa

hidup yang pernah dialami. Sebaiknya pindah rumah ditunda sambil memperbaiki

situasi dan suasana keluarga.

3. Sistem pendukung

Sistem pendukung seperti keluarga, teman yang kan mendengar, memberi nasehat

dan dorongan emosi sangat berguna bagi seseorang yang dalam keadan stres.

4. Mengurangi respon fisiologis terhadap stress

Mengurangi respon fisiologis terhadap stress dapat dilakukan dengan latihan

teratur seperti olahraga untuk mengurangi kelebihan berat badan, hypertensi,

mengurangi ketegangan dan relaksasi. Selain itu pemenuhan nutrisi dan diet

memberikan makanan yang cukup dan seimbang memberi tenaga untuk

melakukan kegiatan sehari-hari. Dan istirahat yang cukup untuk menyegarkan

tubuh dan ketenangan mental.

9.Rokok

Menurut PP No. 81/1999 Pasal 1 ayat (1), rokok adalah hasil olahan

tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
40

tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau

sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-

daun tembakau yang telah dicacah.Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan

dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung

lainnya.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan

kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa

tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan

kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung.

Dalam perkembangannya, rokok dibagi menjadi beberapa jenis.Pembagian jenis

rokok pun berdasarkan bahan pembungkus dan berdasarkan penggunaan filternya.

A. Kandungan Zat Dalam Rokok

Farhan (2007) menyatakan bahwa racun utama pada rokok adalah tar,

nikotin, dan karbon monoksida, yang masing-masing mempunyai pengertian

sebagai berikut :

1. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang

merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada

paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan

suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan

paru-paru. Pengaruh bagi tubuh manusia :

a. Membunuh sel dalam saluran darah,


41

b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru,

c. Menyebabkan kanker paru-paru

2. Nikotin merupakan bagian dari zat kimia. Nikotin berupa cairan berminyak

tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat rasa lapar. Jadi menyebabkan

seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok. Nikotin bersifat racun

bagi saraf, dan dapat membuat seseorang menjadi rileks dan tenang, dapat

menyebabkan kegemukan sehingga dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah. Efeknya adalah ketagihan bagi perokok. Kadar nikotin 4-6

mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang

ketagihan. Di Indonesia rokok berkadar nikotin 17 mg per batang.

3. Gas karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna,

yang tidak berbau. Zat ini mampu mengikat hemoglobin dalam darah

sehingga membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Pengaruh bagi

tubuh manusia :

a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen,

b. Menghalangi transportasi dalam darah

Selain zat – zat beracun yang telah disebutkan diatas, sebenarnya rokok

masih memiliki banyak zat berbahaya bagi tubuh manusia. Racun – racun yang

ada dalam rokok dan berbahaya bagi tubuh manusia antara lain :

1. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

2. Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini

sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Artinya, akrolein ini adalah 8


42

alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu

kesehatan.

3. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan

hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya

racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam

peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

4. Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas

dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat

ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

5. Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau

dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah

terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak

saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun

yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam

tubuh dapat mengakibatkan kematian.

6. Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap

dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit.

Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan

sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter.

7. Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini

tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun

keras terhadap semua organisme hidup.


43

8. Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat

organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun

dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi

aktivitas enzim. Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak

berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.

9. Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar

dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang

berisi pigmen).

10. Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat

digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

11. Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen

dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic

yang beracun.

12. Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah

terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan

bahkan kematian.

B. Masalah yang bisa muncul jika merokok :

1. Mengganggu performa di dunia kerja

Seseorang yang merokok akan mengalami penurunan dalam nilai

olahraganya karena tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum

merokok.

2. Perkembangan paru-paru terganggu


44

Tubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok

pada periode ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya.Terlebih jika

remaja merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk

yang terus menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-

kali.

3. Lebih sulit sembuh saat sakit

Ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali

sehat seperti semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam

tubuh. Rokok ini juga memicu masalah jantung di usia muda serta

mengurangi kekuatan tulang.

4. Kecanduan

Remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi kecanduan

terhadap nikotin yang membuatnya lebih sulit untuk 21 berhenti. Saat ia

memutuskan untuk berhenti merokok, maka gejala penarikan seperti depresi,

insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak negatif pada

kinerja sekolah serta perilakunya.

5. Terlihat lebih tua dari usianya

Orang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan

lebih cepat, ia akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering

sehingga penampilannya akan lebih tua dibanding usianya. Selain itu rokok

juga membuat remaja memiliki jerawat atau masalah kulit lainnya, serta gigi

yang kuning.
45

C. Pencegahan

Permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan merancang kampanye

sosial pencegahan kebiasaan merokok pada remaja. Dengan kampanye sosial

diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa kepedulian dan kesadaran terhadap

masalah peningkatan perokok. pada saat remaja. Selain rasa kepedulian dan

kesadaran juga diharapkan dapat memberikan rasa takut dan jera kepada para

perokok yang sudah aktif melakukan aktifitas merokok.

10. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

A. Pengertian Asuransi Kesehatan Sosial (Jaminan Kesehatan Nasional-

JKN)

Sebelum membahas pengertian asuransi kesehatan sosial, beberapa

pengertian yang patut diketahui terkait dengan asuransi tersebut adalah:

a. Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat

wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas

risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya

(UU SJSN No.40 tahun 2004).

b. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program

Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

c. Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh

rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Dengan demikian, Jaminan KesehatanNasional (JKN) yang dikembangkan

di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui


46

mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory)

berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia

terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.

B. Prinsip-prinsip JKN

1. Prinsip kegotong-royongan

Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong royong dari peserta yang

mampu kepada peserta yang kurang mampu dalm bentuk kepesertaan

wajib bagi seluruh rakyat .peserta beresiko tinggi harus membantuk

peserta bersesiko rendah , melalui prinsip ini dapat menumbuhkan

keadilan sosial bagi keseluruhan rakyat indonesia.

2. Prinsip Nirlaba

Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba (nirlaba) bagi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial , akan tetapi tujuan utama

penyelenggara jaminan sosial adalah untuk memenuhi kepentingan

sebesar-besarnya peserta , atau untuk kepentingan peserta.

3. Prinsip Keterbukaan

Prinsip ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari

iuran peserta dan hasil pengembangannya.

4. Prinsip Portabilitas

Dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun

peserta berpndah-pindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.


47

5. Prinsip Kepesertaan bersifat wajib

Bertujuan agar peserta dapat terlindungi.

6. Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada badan

penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta .

7. Prinsip hasil pengelolaan dana jaminan sosial

Dipergunakan untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya

kepentingan peserta.

C. Jenis-jenis JKN

1. JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional )

2. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

3. KIS (Kartu Indonesia Sehat)

4. KJS (Kartu Jakarta Sehat)

5. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat )

6. Jamkesda ( Jaminan Kesehatan Daerah)

D. Peserta Penerima Iuran (PBI)

Dalam peraturan pemerintah Nomor 101 tahun 2012 tentang penerima

bantuan iuran jaminan kesehatan , diantaranya adalah :

1.Kriteria fakir miskin , orang tidak mampu ditetapkan oleh Menteri Sosial

setelah berkoordinasi dengan menteri dan/ atau pimpinan lembaga

tersebut.

2.Hasil pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu yang dilakukan

oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


48

statistik (BPS) diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri Sosial untuk

dijadikan data terpadu.

3.Data terpadu yang ditetapkan oleh menteri sosial dirinci menurut

provinsi dan kabupaten/Kota dan menjadi dasar bagi penentuan jumlah

nasional PBI Jaminan Kesehatan.

4.Menteri Kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI Jaminan

Kesehatan Sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan kepada BPJS

Kesehatan.

E. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)

1. Peserta penerima upah dan anggota keluarganya yaitu : setiap orang

bekerja dan pemberi kerja dan menerima gaji atau upah antara lain :

a. PNS

b. Pejabat Negara

c. Anggota TNI, polri

d. Pemerintah Negara Non PNS

e. Pegawai swasta,dll.

2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya yaitu , setiap

orang yang bekerja atau berusaha atas resikonya sendiri, antara lain

pekerja diluar hubungan kerja atau mandiri.

3. Bukan pekerja penerima dan anggota keluarganya, setiap orang yang

tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan, antara

lain :

a. Investor

b. Perintis Kemerdekaan
49

F. Cara Mendaftar Menjadi Peserta JKN.

1. Melalui kantor BPJS

2. Melalui Web

11. Sarana Air Bersih

1. Air  dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air

yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat

tersebut, khususnya air minum. (Warman,2008).

2. Persoalannya saat ini, kualitas air minum dikota-kota besar di Indonesia

masih memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan

tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh pada kualitas air.

Sebagai akibat penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, di

Indonesia setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 3,5 juta anak dibawah usia

tiga tahun terserang penyakit saluran pencernaan dan diare dengan jumlah

kematian 3% atau sekitar 105.000 jiwa. Survey demografi tahun 2003

menyebutkan 19% atau sekitar 100.000 anak balita meninggal karena diare.

Menurut World Health Organization (WHO), 94% kasus diare yang

diakibatkan oleh bakteri Escherichia coli (E.coli) dapat dicegah dengan

meningkatkan akses air bersih, perilaku higienis dan pengolahan air minum

skala rumah tangga.

3. WHO juga memperhitungkan bahwa di Negara-negara maju tiap-tiap orang

memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di Negara-negara

berkembang termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air 30-60 liter per

hari, sedangkan untuk kebutuhan air minum jumlah air yang dibutuhkan oleh

tubuh sangat bervariasi, tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi,

suhu dan kelembaban lingkungan, tingkat aktivitas tubuh, jenis kelamin, serta
50

usia dan kondisi tubuh. Kira-kira tubuh memerlukan sekitar 2 - 2,5 liter per

hari, jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan dari air minum dan

makanan

Peraturan Menteri  Kesehatan  tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

bahwa air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik,

mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif dengan parameter yang telah ditentukan

dan tidak mengganggu kesehatan. Dalam kaitannya dengan air minum kemasan

yang dewasa ini menjadi pilihan utama masyarakat di perkotaan maupun

pedesaan, Departemen Kesehatan juga telah mensyaratkan beberapa criteria antara

lain bahwa air minum kemasan tersebut secara fisik tidak berbau, tidak berasa,

tidak bewarna, dan tidak meninggalkan endapan kemudian air tersebut harus

bebas dari E.coli dan bakteri Coliform, memiliki kandungan Arsen (As) yang

tidak lebih dari 0,01 mg per liter, memiliki kandungan besi (Fe) yang tidak lebih

dari 0,3 mg per liter, memilki kadar keasaman (pH) antara 6,5 - 8,5 Gross Alpha

activity tidak lebih 0,1 Bq per liter, Gross Beta activity tidak lebih dari 1 Bq per

liter serta berbagai persyaratan lainnya. Dan menurut target SPM Depkes untuk

air bersih di seluruh wilayah adalah sebesar 80%. (Dinkes, 2010)

1. Sumber Air Bersih

Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih manusia biasanya memanfaatkan

sumber-sumber air yang berada di sekitar permukiman baik itu air alam,

maupun setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu.

Air Bersih Yang Sehat(Permenkes No. 416/Menkes/IX/1990).

a. Tidak terkontaminasi
51

b. Bebas dari bahan beracun

c. Bebas dari bahan organic dan mineral yang berlebihan

Sesuai dengan siklus air di bumi ada 4 sumber air dibumi ini yaitu air

angkasa, air permukaan , air tanah, dan mata air.

a. Air Angkasa

Air angkasa adalah sumber air yang tertentu akibat proses penguapan

air di permukaan bumi oleh panas matahari. Uap air ini naik ke atas

sampai pada ketinggian tertentu sampai tercapainya persamaan

temperatur dengan udara sekitarnya.

Beberapa sifat air angkasa :

a) Bersifat lunak, oleh sebab itu disebut air lunak

b) Air hujan yang asli belum tercemar bakteri maupun material lainnya,

oleh sebab itu air hujan disebut air murni

c) Tidak mengandung mineral karena proses penguapan tidak

membawa materi mineral adapun setelah turun ke bumi mengandung

mineral terjadi karena kontak dengan udara yang mengandung debu

mineral

d) Mengandung / membawa beberapa jenis gas yang terlarut di udara

antara lain CO2 agresif, NH3 dan bakteri tertentu.

e) Pada musim hujan debit airnya cukup besar dan melimpah ruah.

Sebaliknya pada musim kemarau tidak demikian, debitnya tidak

tetap/kontinu.
52

Kelima sifat diatas dapat dikatakan sebagai kelemahan dari air

hujan.Sehingga penggunaannya untuk air minum dianjurkan hanya

dalam keadaan terbatas dan merupakan alternatif terakhir apabila tidak

ada lagi sumber air lainya yang lebih baik.Selain itu air hujan sebagai

air lunak tidak nyaman untuk mandi karena tidak dapat melarutkan busa

sabun dalam jumlah air yang banyak, busa sabun masih ada di kulit

meskipun disiram banyak air.

b. Air Permukaan

Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan melalui dua proses

yaitu:

a) Mengalir dipermukaan tanah membentuk/mengisi genangan air yang

besar disebut danau, atau mengalir ke tempat yang lebih rendah

melalui saluran yang disebut sungai kemudian akan berakhir di laut.

Sumber air ini adalah danau, sungai, laut disebut sumber air

permukaan.

b) Meresap ke dalam tanah membentuk pusat resapan air tanah.

Kualitas air permukaan pada umumnya tidak baik, kotor, berbau dan

berasa karena banyak dicemari berbagai bahan pencemar baik

bakteriologis maupun kimiawi. Untuk dapat memanfaatkan air

permukaan ini biasa digunakan alat penjernih yang disebut saringan

pasir cepat dan lambat.Saringan pasir cepat biasa digunakan dalam

skala besar oleh PDAM, sedangkan saringan pasir lambat digunakan

dalam skala kecil oleh masyarakat atau rumah tangga.


53

c. Air Tanah

Air yang tersimpan di dalam tanah disebut air tanah.Air tanah ini

tersimpan diantara batu-batuan kedap air atau pada lapisan batuan tidak

kedap air atau tersimpan di dalam lapisan tanah.

d. Mata Air

Mata air sebenarnya adalah air tanah yang keluar ke permukaan bumi,

mata air tidak memancar ke atas seperti artesis.Ada 2 macam mata air

yaitu mata air gravitasi dan mata air artesis. Mata air gravitasi terjadi

akibat tekanan dari lapisan aquifer bebas, besar debit airnya tergantung

dari musim, bila musim hujan debitnya besar maka sebaliknya kalau

musim kemarau. Sedangkan Mata air artesis terjadi akibat tekanan dari

lapisan aquifer tertekan sehingga debit airnya tidak terpengaruh musim

(debitnya relatif tetap sepanjang tahun ). (Suyono, Budiman. 2011)

2. Persyaratan Air Bersih

Air bersih berbeda dengan air minum. Menurut Dirjen PPM PLP

Departemen Kesehatan RI, air bersih adalah air yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan

dan dapat diminum apabila dimasak. Sedangkan air minum adalah air

yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Persyaratan air bersih diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas

Air.Sedangkan untuk air minum diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan


54

RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat Pengawasan

Kualitas Air Minum.

Air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

a. Syarat fisik :

a) Tidak berbau

b) Tidak berwarna

c) Tidak berasa

d) Terasa segar

b. Syarat kimia :

a) Derajat keasaman (pH) antara 6,5-9,2

b) Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun) kalau pun ada harus

dalam jumlah yang sedikit/kecil

c) Unsur kimia yang di ijinkan tidak boleh melebihi standar yang telah

ditentukan

d) Unsur kimia yang di syaratkan mutlak harus ada dalam air

c. Syarat bakteriologis

a) Tidak ada bakteri/virus kuman berbahaya (patogen) dalam air

b) Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indikator pencemaran

tinja harus negatif.

d. Syarat radioaktivitas : tidak ada zat radiasi yang berbahaya dalam air.

3. Parameter Air Bersih

1. Parameter Air Bersih secara Fisika :

a. Kekeruhan

b. Warna
55

c. Rasa dan bau

d. Endapan

e. Temperatur

2. Parameter Air Bersih secara Kimia :

a. Organik , antara lain : Karbohidrat, minyak/lemak/gemuk, pestisida,

fenol, protein, deterjen, dll.

b. Anorganik , antara lain : kesadahan , klorida, logam berat, nitrogen, PH,

Fosfor, belerang, bahan-bahan beracun.

c. Gas-gas , antara lain : Hidrogen sulfida, Metana, Oksigen.

3. Parameter Air Bersih secara biologi

a. Bakteri

b. Binatang

c. Tumbuh-tumbuhan

d. Protista

e. Virus

4. Parameter Air Bersih secara Radiologi

a. Konduktivitas atau daya hantar

b.Pesistivitas

c.PPT atau TDS (kemampuan air bersih menghantarkan arus listrik)

4. Masalah yang Ditimbulkan Karena Air Tidak Bersih

1) Fisik

a) Bau. Air yang berbau dapat berasal dari hasil pembusukan benda

organik (sampah,sisa makanan,bangkai,tumbuhan), buangan

industri, limbah rumah tangga yang terlarut di dalam air

b) Warna. Warna air terbagi dalam 2 jenis :


56

1) Warna asli. Akibat pembusukan atau pelarutan bagian dari

tumbuhan yaitu batang, akar, daun. Selain itu sebagian hasil

kegiatan industri tekstil, penyemak kulit, sablon, pabrik cat dll.

Warna asli tidak dapat dihilangkan dengan penyaringan

sederhana harus ada intervensi bahan lain.

2) Warna tidak asli. Akibat dari partikel –partikel padat yang

sangat halus antara lain tanah, pasir, batuan. Warna tidak asli

dapat dihilangkan dengan penyaringan sederhana atau

pengendapan.

c) Rasa. Rasa air berasal dari kandungan zat kimia yang terlarut

dalam air (asam, asin, manis, pahit, payau). pH air yang terendah

dapat mengakibatkan rasa air menjadi asam/kesat. Air bersih harus

tidak berasa (netral). Air yang berasa sering menimbulkan masalah

baik dalam kesehatan maupun masalah yang lainya.

d) Kesegaran. Kesegaran air dapat tercapai apabila temperaturnya air

lebih rendah dari temperatur udara sekitarnya.

2) Kimiawi

a) Bahan kimia yang dilarang /tidak di ijinkan berada dalam air bersih

karena berbahaya di antaranya gas H2S, CO2 agresif, NO2, NH3.

Gas-gas ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan maupun

kerusakan material (terjadinya korosi). NO2 dalam air apabila

terminum bayi akan mengakibatkan penyakit blue baby disease.


57

b) Bahan kimia yang masih di ijinkan ada dalam air bersih dengan

jumlah yang dibatasi sesuai standar air minum. Bahan kimia ini

terutama logam berat antara lain Hg, Pb, Se, dll. Dalam jumlah

diatas standar akan mengakibatkan keracunan. Sebagai contoh

kejadian Minamata di Jepang dan Teluk Buyat di Sulawesi Utara

akibat mengkonsumsi air yang tercemar merkuri (Hg).

c) Bahan kimia yang disyaratkan harus ada dalam air karena sangat

doperlukan untuk metabolisme tubuh antara lain mineral F, Ca, Na,

Cu, dll.

3) Bakteriologis

Bakteri atau virus dalam air yang dapat menular ke manusia sebagian

besar berasal dari tinja dan urine. Untuk mengetahui pencemaran tinja

tersebut perlu dilakukan pemeriksaan di laboratorium, namun untuk

memeriksa adanya bakteri atau virus tidak mudah karena harus

menggunakan perlatan khusus dan memerlukan waktu, sedangkan bakteri

dalam tinja yang relatif lebih mudah ditemukan adalah bakteri jenis Coli

padahal bakteri ini umumnya tidak patogen karena berada dalam perut

manusia, kecuali ada beberapa bakteri seperti Escherichia coli jenis 0157

dan Enterohaemorrhagic E.coli (EHEC) yang patogen.

Untuk mengatasi masalah penegakan diagnosis pencemaran air oleh

bakteri atau virus dalam air maka ditetapkan bakteri Coli sebagai

indikatornya, artinya apabila ditemukan Coli di dalam air maka patut


58

diduga air tersebut tercemar tinja sehingga dugaan selanjutnya adalah

kemungkinan ada bakteri atau virus lain di dalam air tersebut.

4) Radioaktivitas

Zat radiasi berasal dari limbah khusus yang dihasilkan oleh industri,

reaktor nuklir, rumah sakit, pertambangan.Penanganannya harus khusus.

(Suyono, Budiman. 2011).

5. Penyakit Yang Ditimbuklkan Dari Air

Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air, yaitu :

2. Melalui mulut, penularan terjadi karena minum air yang tidak bersih antara

lain :

a) Kolera disebabkan oleh Vibrio cholera

b) Demam tifoid oleh Salmonella typhi

c) Disentri basiler oleh Shygella dysentriae, Shygella flexneri, Shygella

boydii, Shygella sonnei

d) Disentri amuba oleh protozoa Entamoeba hystolytica

e) Demam paratiroid oleh Salmonella paratyphi, Salmonella leri,

Salmonella hirschfeldi

f) Tularemia oleh Pasteurella tularensis

g) Poliomielitis akuta oleh virus polio

h) Hepatitis infeksiosa oleh virus hepatitis

i) Toksik sianobakteria, keracunan akibat toksin yang dihasilkan oleh

bakteri dalam air


59

3. Melalui kulit, penularan terjadi karena kontak langsung air dengan kulit

antara lain :

a) Skabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei

b) Penyakit mata oleh virus (Suyono, Budiman. 2011)

4. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut;

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut (Peraturan Pemerintah, 2001).

12. Jamban Sehat

Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat

membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus

atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan
60

tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan

pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur

dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama

dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia,

demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat

pembuangan air limbah (Depkes RI, 1985).

1. Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.

Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga

dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau

oleh penghuni rumah. Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri

dari :

a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban harus

berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan

lainnya.

b. Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban,

yaitu:

1) Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter

dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi

saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus

diberi tutup.

2) Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai

saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah

(SPAL)
61

c. Bangunan Bawah Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan

pengurai kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau

kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan

bawah jamban, yaitu:

1) Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai

penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari

kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian

cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui

bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka

dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.

2) Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbahpadat dan

cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan

limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah,

sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara

biologis.(Permenkes RI No.3 Tahun 2014)

2. Syarat jamban sehat menurut Depkes RI (1985), antara lain :

1) Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran

paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa

tangan, sumur gali, dan lain-lain). Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur

atau tanah liat yang retak-retak pada musim kemarau, demikian juga bila

letak jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang

miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter;


62

2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.

Untuk itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher

angsa atau penutup lubang yang rapat;

3) Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di

sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit

berukuran 1×1 meter, dan dibuat cukup landai/miring ke arah lubang

jongkok;

4) Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-

bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya

dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat;

5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna

terang;

6) Cukup penerangan;

7) Lantai kedap air;

8) Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;

9) Ventilasi cukup baik;

10) Tersedia air dan alat pembersih.

13. SPAL Dan Pembuangan Sampah

A. SPAL ( Saluran Pembungan Air Limbah)

Sanitasi dasar terdiri dari rumah sehat, air bersih, jamban, tempat

pengelolaan sampah, Saluran Pembuangan Limbah (SPAL) dan tempat-tempat

umum.SPAL adalah bangunan yang digunakan untuk mengumpulkan air buangan

sisa pemakaian dari kran/ hidran umum, sarana cuci tangan, kamar mandi, dapur,

dan lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau meresap kedalam
63

tanah dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta tidak mengotori

lingkungan disekitarnya.(Dinkes, 2006).

1. Jenis SPAL

a. SPAL terbuka, keluar airnya bisa dilihat .kelebihannya bisa cepat

dibersihkan ketika tersumbat. Tetapi apabila airnya tidak mengalir dengan

cepat atau karena penuh dengan air hujan maka aka terjadi pencemaran

lingkungan disertai bau.

b. SPAL tertutup, air dialirkan melalui pipa besi/PVC dan biasanya air yang

keluar tidak bisa dilihat .kekurangannya susah untuk dibersihkan apabila

terjadi penyumbatan. Kelebihannya bau dapat diminimalisir. Biasanya

SPAL ini dibuat pada bangunan bertingkat.

Pemanfaatan SPAL rumah tangga sebaiknya :

1. Memperhitungkan kualitas / jumlah air ayang dialirkan disesuaikan dengan

besar/lebar,kedalaman,kemiringan SPAL agar tidak ada air yang tergenang

yang bisa menjadi tempat bertelurnya nyamuk.

2. Air limbah dari dapur sebaiknya diolah terlebih dahulu pada bak penangkap

lemak (grease trap) sebelum dialirkan ke SPAL rumah tangga.

3. Air kotor dari wc/ kakus tidak boleh dialirkan melalui SPAL rumah tangga.

Cara pemeliharaan SPAL :

Pemeliharaan SPAL dilakukan agar sarana dapat digunakan dalam jangka

waktu yang lama, pemeliharaan dapat dilakukan oleh individu atau secara gotong

royong .

a. Perbaiki SPAL yang bocor/pecah. Jika sumur resapan tidak berfungsi

dengan baik segera perbaiki atau buat sumur resapan baru.


64

b. Untuk jenis SPAL terbuka sebaiknya jarak dari sumber air bersih berupa

sumur gali dengan jarak minimal 10 meter .

c. Perbaiki saluran yang tersumbat apabila lakukan penggelontoran dengan

air bertekanan tinggi untuk melepas sumbatan.

d. Buat saringan pada tiap lubang penggelontoran untuk menghindari

masuknya bahan yang bisa menyumbat SPAL (kertas,tissue,rambut

rontok,dll).

2. Masalah yang terjadi akibat pembuangan limbah cair dari sumbernya


kelingkungan.

1. Limbah rumah tangga

Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik

sehingga memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya limbah

industri lebih sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral,

logam berat, dan zat-zat organik lain yang bersifat toksik.

Limbah cair hasil aktivitas pencucian.Limbah hasil cucian berupa

kotoran lemak dan sabun/deterjen. Lemak dan kotoran dari sisa makanan

akan terurai dan menghasilkan limbah yang mengeluarkan bau busuk

akibat proses dekomposisi. Selain itu dapat menjadi media berkembang

biaknya bakteri tertentu. Hasil dekomposisi akan mengurangi jumlah

oksigen dalam air dan akan meningkatkan BOD yaitu kebutuhan oksigen

untuk menguraikan benda organik dalam air melalui proses biokimia

denga satuan mg/1. Bahan deterjen pootensial sekali menimbulkan

pencemaran air. (Budiman, 2011)


65

2. Limbah industry

Limbah yang di hasilkan dari pendingin mesin terbuang ke saluran

limbah maih dalam keadaan temperature tinggi sehingga mengakibatkan

terganggunya kehidupan akuatik dan menggagu proses BOD. Selain itu

air hangat akan mengakibatkan pertumbuhan tumbuhan air tertentu (alge)

yang mengganggu kualitas air dan meningkatkan BOD karena

memerlukan oksigen untuk keperluan hidupnya.

3. Limbah perkotaan

Untuk daerah yang sudah maju system pembuangan limbahnya dibuat

secara terpadu. Limbah dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran,

perhotelan, restoran, tempat-tempat umum lainya, tempat ibadah dll,

disalurkan melalui suatu saluran limbah kota yang bermuara pada suatu

system pengolahan limbah cair terpadu.

Berikut ini dapat diketahui tingkat yang mencemari tanah dan sumber air,

pencemaran bakteriologis maupun pencemaran kimiawi:

1. Pencemaran ari tanah oleh bakteri dari sumber pencemaran dapat

mencapai jarak 11 meter searah aliran tanah. Untuk hal tersebut maka

pembuatan sumur pompa atau sumur gali harus berjarak minimal 11

meter dari sumber pencemar biologis.

2. Pencemaran secara kimiawi dapat mencapai jarak 95 meter sesuai arah

aliran air. Oleh karena itu pembuatan sumur pompa atau sumur gali

harus berjarak minimal 95 meter dari sumber pencemar kimiawi.

3. Penanggulangan Masalah
66

a) Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang berbahaya adalah limbah kotoran manusia.

Tidak di sarankan sama sekali untuk membuang tinja ke badan air. Pembuangan

tinja yang sehat melalui sarana jamban sehat yang higienis.Dikatakan sehat karena

tidak mencemari lingkungan, dikatakan higienis karena factor kebersihan,

keamanan, estetika dan kenyamanan bagi penggunannya. Jamban sehat dianjurkan

menggunakan bowl type leher angsa dan ditampung dalam septic tank. Tipe leher

angsa ini dapat menghambat bau yang keluar dari saptic tank karena tertutup air

sebatas water level.

b) Proses Kimia

Pada proses ini terjadi penghancuran tinja dan mereduksi zat padat 60-70%

menjadi lumpur dan mengendap didasar tangki. Zat-zat yang tidak hancur

termasuk lemak dan busa akan terapung dan membentuk lapisan yang akan

menutupi lapisan air, lapisan ini disebut scum. Pada kondisi ini terjadi keadaan

anaerob. Hal ini akan meningkatkan aktivitas bakteri anaerob dan bakteri

fakultatif anaerob ( bakteri yang dapat hidup dengan baik dengan oksigen atau

tanpa oksigen) untuk melakukan proses dekomposisi lanjutan.

c) Proses biologis

Proses ini merupakan lanjutan proses kimiawi diatas dengan meningkatnya

bakteri anaerob untuk menghancurkan sludge dan scum dengan hasil

meningkatnya jumlah cairan dan gas serta pengurangan bahan padat. Akibat

positif yang terjadi adalah dengan tidak cepat penuhnya septic tank serta terjadi

penghancuran bakteri pathogen. Cairan yang keluar dari effluent kadar BODnya
67

rendan dan tidak mengandung bakteri pathogen, sebaliknya aliran effluent

dimasukkan kedalam sumur peresapan. (Suyono, Budiman. 2011)

6. Sampah

Sampah dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : (Depkes, 2007)

1. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah sisa buangan yang berasal dari makhluk

hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan dan sifatnya yang mudah

membusuk.

Jenis sampah organik berdasarkan bentuknya, antara lain :

a.Sampah Organik Padat

sampah jenis ini berbentuk padat dan dapat dipegang secara fisik ,

misalnya : bangkai hewan, tinja, sisa sayuran, kertas , dll.

b. Sampah organik Gair

sampah ini bersifat cair dan dapat mengalir kesuatu tempat , misalnya :

air kencing , minuman dari buah-buahan.

c. Sampah Organik Gas

sampah organik gas ini berupa gas metana yang dihasilkan oleh

manusia sendiri, misalnya : kentut.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang bukan berasal dari makhluk hidup

kecuali kegiatan manusia. Sampah anorganik sumbernya bisa bermacam-

macam , beberapa diantaranya adalah hasil dari industri , rumah tangga,

tambang gas dan minyak bumi.

Jenis sampah anorganik berdasarkan bentuknya , antara lain :


68

a. Sampah anorganik padat adalah sampah yang bisa dipegang langsung

oleh manusia , misalnya : baja, besi, aluminium, plastik, kaleng, botol,

dll.

b. Sampah anorganik cair

Samapah ini termasuk limbah yang sangat berbahaya bagi

lingkungan , misalnya : sabun deterjen.

c. Sampah anorganik gas

Beberapa buangan pabrik adalah asap yang keluar dari cerobongnya ,

efek dari cerobong asap tersebut bisa meningkatkan polusi, kadar

panas bumi dan rentannya terjadi hujan asam yang dapat merusak

hutan. Misalnya : aktifitas kendaraan juga menghasilkan gas

khususnya gas karbon monoksida.

Syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan yaitu :

1. Kontruksinya kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah

berserakannya sampah.

2. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tempat sampah ini dibuat

sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta mudah

untuk dibersihkan.

3. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh

satu orang.

4. Jarak rumah dengan tempat sampah harus 15 m.

5. Dan menurut target SPM Depkes untuk tempat sampah sehat di seluruh

wilayah adalah sebesar 80%.

Penanganan sampah tahap akhir ada beberapa cara, yaitu :


69

1. Dibuang begitu saja/duping.

Cara pengolahan sampah seperti ini biasanya sampah dibuang atau diletakkan

begitu saja ditanah, dalam hal ini tentu saja banyak lagi negatifnya terutama

jika sampah tersebut mudah membusuk.

2. Dibakar

Pengolahan sampah seperti ini biasanya dilakukan dengan cara perorangan

disetiap rumah tangga, proses pembakaran sampah ini haruslah dilakukan

dengan baik, karena jika tidak akan menimbulkan asap  yang mengotori udara

serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran dan mengganggu lingkungan

sekitar.

3. Ditanam/ditimbun

Pengolahan sampah seperti ini biasanya dilakukan dilakukan dengan cara

menimbun sampah kedalam tanah yang sudah digali terlebih dahulu, yang

dilakukan secara berlapis-lapis sehingga sampah tidak berada dialam terbuka

dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta menjadi tempat bagi

binatang/vector bersarang.

4. Diolah menjadi kompos

Pengolahan sampah seperti ini biasanya sampah tersebut diolah menjadi

pupuk, yakni dengan terbentuknya zat-zat organic yang bermanfaat untuk

menyuburkan tanah.Adapun usaha pengolahan sampah, baik skala besar

maupun skala kecil, harus mencapai tujuannya, yakni lingkungan dan

masyarakat yang sehat, maka factor yang paling utama yang harus

diperhatikan adalah peran serta masyarakat.Masyarakat harus mau


70

berpartisipasi bila perlu merubah sikap sehingga bersedia membantu mulai

dari pengurangan volume sampah, perbaikan kualitas sampah, membuang

sampah pada tempatnya, membersihkan tempat sampah dan pemusnahan

sampah. Tanpa partisipasi masyarakat tersebut diatas maka masalah yeng

ditimbulkan oleh sampah tidak akan tuntas permasalahannya.

Tempat sampah adalah tempat penyimpanan sementara yang berada

dilokasi-lokasi tertentu, dibuat untuk menampung sampah dalam jangka waktu

paling lama selama 12 jam sebelum diangkut ke tempat pengolahan akhir sampah.

Hal tersebut tercantum dalam (RUU pengolahan sampah No 14 tahun

2006).Sedangkan dalam SPM sendiri disebutkan bahwasanya standar yang harus

dicapai adalah sebesar 80%.

Menurut Gelbert dkk (1996 ; 46-48) potensi bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan adalah sebagai berikut :

7. Penyakit diare, kolera , tifus menyebar cepat karena virus berasal dari sampah

dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum.

Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang

pengelolaannya kurang memadai .

8. Penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit atau gatal-gatal)

9. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.

10. Sampah beracun ; telah dilaporkan bahwa dijepang kira-kira 40.000 orang

meninggal akibat mengonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa

(Hg).

Adapun dampak dari sampah terhadap lingkungan , antara lain :


71

1. Pencemaran air

2. Pencemaran udara

3. Pencemaran tanah

4. Gangguan estetika

5. Kemacetan lalu lintas

6. Dampak sosial

14. Rumah Sehat

1. Pengertian Rumah

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan,halaman dan area

sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga

(UU RI No. 4 Tahun 1992).

Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat

berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta

keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO

Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,2001).

Fungsi Rumah

1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah,

2. Tempat bergaul

3. Membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga,

4. Tempat berlindung dan menyimpan barang berharga,

5. Merupakan status lambang sosial

Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan

besar, namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan
72

layak  dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah

dan perumahan sehinga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh

derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan

perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh (Sari:2005), antara

lain:

1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulakan

pencemaran.

Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak

terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

Persyaratan Kesehatan rumah sehat adalah sebagai berikut

2. Persyaratan Kualitas Udara Dalam Rumah

Persyaratan kualitas udara dalam ruang rumah meliputi : (Permenkes RI

No.1077tahun 2011)

a. Kualitas fisik,terdiri dari parameter: partikulat (Particulate

Matter/PM2,5 dan PM10), suhu udara, pencahayaan, kelembaban, serta

pengaturan dan pertukaran udara (laju ventilasi)

b. Kualitas kimia, terdiri dari parameter: Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen

dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Timbal

(Plumbum=Pb), asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS), Asbes,

Formaldehid (HCHO), Volatile Organic Compound (VOC)


73

c. Kualitas biologi terdiri dari parameter: bakteri dan jamur

3. Sumber Pencemar Fisik

Upaya penyehatan terhadap sumber pencemar fisik yang terdiri dari suhu,

pencahayaan, kelembaban, laju ventilasi, PM2.5, PM10.Kualitas udara yang tidak

memenuhi persyaratan fisik akibat faktor risiko dapat menimbulkan dampak

kesehatandan perlu dilakukan upaya penyehatan.

a. Suhu

Suhu dalam ruang rumah yang terlalu rendah dapat menyebabkan

gangguan kesehatan hingga hypotermia, sedangkan suhu yang terlalu

tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan heat stroke.

1. Faktor risiko Perubahan suhu udara dalam rumah dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain: 1) Penggunaan bahan bakar biomassa 2)

Ventilasi yang tidak memenuhi syarat 3) Kepadatan hunian 4) Bahan

dan struktur bangunan 5) Kondisi Geografis 6) Kondisi Topografi

2. Upaya Penyehatan 1) Bila suhu udara di atas 30ºC diturunkan dengan

cara meningkatkan sirkulasi udara dengan menambahkan ventilasi

mekanik/buatan. Bila suhu kurang dari 18ºC, maka perlu menggunakan

pemanas ruangan dengan menggunakan sumber energi yang aman bagi

lingkngan dan kesehatan.

b. Pencahayaan

Nilai pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh terhadap

proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga akan berakibat


74

terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya yang terlalu tinggi akan

mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan.

1. Faktor Risiko Intensitas cahaya yang terlalu rendah, baik cahaya yang

bersumber dari alamiah maupun buatan.

2. Upaya Penyehatan Pencahayaan dalam ruang rumah diusahakan agar

sesuai dengan kebutuhan untuk melihat benda sekitar dan membaca

berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux.

c. Kelembapan

Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme. Apabila kelembapan tidak

memenuhi standart maka terjadi beberapa hal , antara lain :

1. Faktor risiko Konstruksi rumah yang tidak baik seperti atap yang bocor,

lantai, dan dinding rumah yang tidak kedap air, serta kurangnya

pencahayaan baik buatan maupun alami.

2. Upaya Penyehatan,

Bila kelembaban udara kurang dari 40%, maka dapat dilakukan upaya

penyehahatan antara lain :

a. Menggunakan alat untuk meningkatkan kelembaban seperti

humidifier (alat pengatur kelembaban udara)

b. Membuka jendela rumah

c. Menambah jumlah dan luas jendela rumah

d. Memodifikasi fisik bangunan (meningkatkan pencahayaan, sirkulasi

udara) .
75

Bila kelembaban udara lebih dari 60%, maka dapat dilakukan upaya

penyehatan antara lain :

a) Memasang genteng kaca

b) Menggunakan alat untuk menurunkan kelembaban sepertihumidifier

(alat pengatur kelembaban udara)

d. Laju Ventilasi

Pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan

suburnya pertumbuhan mikroorganisme, yang mengakibatkan gangguan

terhadap kesehatan manusia.

Ada 2 macam ventilasi, yakni: 

a) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut

terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-

lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini

tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk

dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha

lain untuk melindungi kita dari ganguan-ganguan tersebut.usaha

mendapatkan ventilasi alamiah bisa diperoleh. Oleh karena itu perlu

diketahui bahwa ventilasi mendasarkan diri pada dua prinsip, yaitu :

1) Ventilasi Horisontal

Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang

secara horizontal. Kondisi ini bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian

rumah) yang sengaja dibuat panas sementara di sisi lain kondisinya

lebih sejuk. Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian tersebut
76

kita tanami pohon yang cukup rindang atau bagian tersebut sering

terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara yang mengalir dari

daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan

rendah/panas). 

2) Ventilasi Vertikal

Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan

lapisan-lapisan udara, baik di dalam maupun di luar yang memiliki

perbedaan berat jenis. Ventilasi vertikal ini akan sangat bermanfaat

untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.

b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mengalirkan udara tersebut, misalnya mesin pengisap udara. Tetapi

jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu

diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga  agar

udara tidak berhenti atau membalik lagi, intinya harus mengalir.

Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya

udara.

1. Faktor Risiko Kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak

cukup, sesuai persyaratan kesehatan), tidak ada pemeliharaan AC secara

berkala.

2. Upaya Penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur pertukaran udara,

antara lain yaitu :

a. Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10% luas lantai

dengan sistem ventilasi silang


77

b. Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara

berkala sesuai dengan buku petunjuk, serta harus melakukan

pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari

secara rutin

c. Menggunakan exhaust fanfungsinya membuang udara kotor pada

ruangan)

d. Mengatur tata letak ruang

Syarat ventilasi menurut WHO , yakni :

a. luas jendela minimal 10% dari luas lantai

b. luas lobang hawa minimal 0,35% luas lantai

c. luas lantai hunian/orang 6 m2 (lebar 2 m x panjang 3 m x tinggi 2,4

m)

d. kecepatan aliran udara 5-10 cm/detik atau pertukaran 30 m 3 per

menit

e. kelembapan udara 40-50%

f. temperatur 20-250C

e. Partikel debu diameter 2,5µ (PM2,5) dan Partikel debu diameter 10µ

(PM10)

Dampak PM2,5dan PM10 dapat menyebabkan pneumonia, gangguan

sistem pernapasan, iritasi mata, alergi, bronchitis khronis. PM2,5dapat

masuk kedalam paru yang berakibat timbulnya emfisema paru, asma

bronchial, dan kanker paru-paru serta gangguan kardiovaskular atau

kardiovascular (KVS).
78

1. Faktor Risiko Secara umum PM2,5dan PM10 timbul dari pengaruh

udara luar (kegiatan manusia akibat pembakaran dan aktifitas industri).

Sumber dari dalam rumah antara lain dapat berasal dari perilaku

merokok, penggunaan energi masak dari bahan bakar biomasa, dan

penggunaan obat nyamuk bakar.

2. Upaya Penyehatan Upaya penyehatan yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan konsentrasi PM2,5 antara lain:

a. Rumah dibersihkan dari debu setiap hari dengan kain pel basah atau

alat penyedot debu.

b. Memasang penangkap debu (electro precipitator) pada ventilasi

rumah dan dibersihkan secara berkala.

c. Menanam tanaman di sekeliling rumah untuk mengurangi masuknya

debu ke dalam rumah.

d. Ventilasi dapur mempunyai bukaan sekurang-kurangnya 40% dari

luas lantai, dengan sistem silang sehingga terjadi aliran udara, atau

menggunakan teknologi tepat guna untuk menangkap asap dan zat

pencemar udara.

15. Penyakit DBD

1. Pengertian Demam Berdarah (Dengue)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah DBD dulu disebut

penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana

tulang terasa retak.


79

Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot

dan sendi. Demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue

hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan

darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.

2. Tanda Dan Gejala

Gejala demam berdarah klasik :

Gejala dari demam berdarah klasik biasanya diawali dengan demam selama 4

hingga 7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, serta:

a. Demam tinggi, hingga 40 derajat C

b. Sakit kepala parah

c. Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)

d. Nyeri otot dan sendi parah

e. Mual dan muntah

f. Ruam

Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai 4 hari setelah demam,

kemudian berkurang setelah 1 hingga 2 hari.Anda mungkin mengalami ruam

kedua beberapa hari kemudian.

Gejala dengue hemorrhagic fever

Gejala dari dengue hemorrhagic fever meliputi semua gejala dari demam

berdarah klasik, ditambah:

a. Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening

b. Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar

berwarna keunguan

Jenis penyakit dengue ini dapat menyebabkan kematian.


80

Gejala dengue shock syndrome

Gejala dari dengue shock syndrome, jenis penyakit dengue yang paling

parah, meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue hemorrhagic

fever, ditambah:

a. Kebocoran di luar pembuluh darah

b. Perdarahan parah

c. Shock (tekanan darah sangat rendah)

Jenis penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak (dan beberapa orang

dewasa) yang mengalami infeksi dengue kedua kalinya.Jenis penyakit ini sering

kali fatal, terutama pada anak-anak dan dewasa muda.

penyebab demam berdarah dengue

Demam berdarah DBD disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh gigitan

nyamuk. Terdapat 4 virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-

4. Nyamuk yang berasal dari famili tertentu yaitu Aedes aegypti atau Aedes

albopictus dapat membawa virus untuk menginfeksi darah manusia dengan

gigitan dan mentransfer darah yang terinfeksi ke orang lain. Begitu Anda pulih

dari demam berdarah, imunitas Anda akan terbentuk namun hanya sampai strain

tertentu.

Terdapat 4 strain virus tertentu, yang berarti Anda dapat terinfeksi lagi.

Penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda dan mendapatkan penanganan.

3. Faktor-Faktor Risiko

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena demam

berdarah DBD, yaitu:


81

1. Tinggal atau berpergian ke area tropis. Berada di daerah tropis dan

subtropis meningkatkan risiko terkenanya virus yang menyebabkan

demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah Asia Tenggara,

bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia.

2. Infeksi sebelumnya dengan virus demam dengue meningkatkan risiko

gejala yang serius jika Anda terinfeksi kembali.

Obat & Pengobatan

Mendiagnosis demam berdarah mungkin sulit dilakukan, karena tanda-

tanda dan gejalanya sulit dibedakan dengan penyakit lain seperti malaria,

leptospirosis, dan tifus.

Beberapa tes laboratorium dapat mendeteksi bukti virus dengue, namun

hasil tes biasanya keluar agak lama untuk segera memberi keputusan pengobatan.

Cara Mengobati Demam Berdarah Dengue

Tidak ada penanganan spesifik untuk demam berdarah DBD, kebanyakan

pasien pulih dalam 2 minggu. Penting untuk menangani gejala-gejala untuk

menghindari komplikasi. Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan

berikut:

1. Istirahat yang banyak di tempat tidur

2. Minum banyak cairan

3. Minum obat untuk menurunkan demam. Paracetamol (Tylenol®,

Panadol®) dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam.


82

4. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi

perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen (Advil®, Motrin®) dan naproxen

sodium (Aleve®).

Untuk kasus yang lebih serius, demam berdarah dapat menyebabkan shock

atau hemorrhagic fever yang memerlukan perhatian medis lebih. Mengatasi

demam berdarah dengue dapat dengan perawatan di rumah, memerlukan hidrasi

serta penanganan rasa sakit yang baik. Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan

rumahan yang dapat membantu yaitu:

1. Tinggallah di tempat yang ber-AC. Penting untuk menjaga rumah dari

nyamuk terutama pada malam hari.

2. Atur ulang kegiatan di luar ruangan. Hindari berada di luar ruangan pada

dini hari, senja, atau malam hari, di mana banyak nyamuk di luar.

3. Gunakan pakaian pelindung. Apabila Anda berada di daerah yang banyak

nyamuk, gunakan baju berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan

sepatu.

4. Gunakan penangkal nyamuk. Permethrin dapat dipakaikan ke pakaian,

sepatu, alat kemah Anda. Anda juga dapat membeli pakaian yang

mengandung permethin. Untuk kulit Anda, gunakan penangkal yang

mengandung paling sedikit 10% konsentrasi DEET.

5. Kurangi tempat tinggal nyamuk. Nyamuk yang membawa virus dengue

biasanya tinggal di dalam dan sekitar perumahan, berkembang biak di

genangan air, seperti ban mobil. Kurangi habitat perkembangbiakan

nyamuk
83

6. untuk mengurangi populasi nyamuk.

2.3 Kearifan Lokal

Menurut UU NO.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup , Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam

tata cara kehidupan masyarakat antara lain melindungi dan mengelola lingkungan

hidup secara lestari. Kearifan lokal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memiliki kemampuan mengendalikan

b. Merupakan benteng bentuk bertahan dari pengaruh budaya luar

c. Memiliki kemampuan memberi arah perkembangan budaya

d. Memiliki kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan

budaya asli.

2.4 Prioritas Masalah

Prioritas masalah adalah penentuan sejauh mana suatu masalah dianggap

penting dan dapat teratasi. Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan

Metode Matematik yaitu dengan cara pemberian skor bagi setiap kriteria yang

terdapat dalam metode tersebut terkait dengan masalah yang terdapat dari hasil

pendataan, serta mengikutsertakan masyarakat dalam menentukan prioritas yang

utama.

2.4.1 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga

desa untuk membahas hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan merencanakan

penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survey Mawas Diri

(Depkes RI,2007). Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut :


84

a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan yang ada diwilayahnya.

b. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan .

c. Masyarakat menyusun rencana-rencana kerja untuk menanggulangi

masalah kesehatan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksaan MMD adalah sebagai

berikut :

a. Musyawarah masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat

desa, petugas puskesmas dan sektor terkait di kecamatan (seksi

pemerintahan dan pembangunan, pertanian, BKKBN , agama dan lain-

lain.

b. Musyawarah masyarakat desa dilaksanakan di balai desa atau tempat

pertemuan lainnya yang ada didesa.


85

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi

3.1.1 Data Geografi Desa

Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah memiliki pembagian wilayah

secara administrative, yaitu : Dusun I, II dan III.

Wilayah PBL kelompok 6 berada di Dusun III Desa Blok VI yang

memiliki luas wilayah 100 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah timur berbatasan dengan Tulaan

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Rimo

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Suka Makmur

- Sebelah selatan berbatasan dengan desa Lae Butar

3.1.2 Data Demografi Desa

Bedasarkan statistik di Desa Blok VI pada tahun 2018 penduduk Desa

Blok VI ini berjumlah 1169 jiwa, dengan perincian 571 laki-laki dan 592 orang

perempuan. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 337 KK. Namun hasil

pendapatan di atas belum mencakup secara keseluruhan kami hadapi antara lain.

a. Adanya penduduk yang tidak tinggal menetap karena secara keseluruhan

ditempat berbeda. Misalnya pergi merantau di daerah lain.

b. Adanya penduduk yang sedang berada di tempat kerja pada waktu kami

mendata.
86

c. Masih ada masyarakat yang terdaftar di kantor desa tapi sudah tidak menetap

lagi di daerah tersebut.

3.1.3 Data Demografi Dusun

Seluruh warga Dusun III adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan

semua beragama Islam. Dusun III mempunyai jumlah penduduk   jiwa yang

terdiri dari laki-laki  216  jiwa dan perempuan   311 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga 196 KK.

Komposisi penduduk desa Blok VI dilihat dari aspek pendidikan, dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Aspek Pendidikan di Desa Blok VI
Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)


1 SD/Sederajat 227 25.90
2 SMP/Sederajat 301 31.45
3 SMA/Sederajat 151 20.26
4 Diploma 25 2.52
5 Sarjana 63 5.34
6 Tidak Sekolah 85 14.53
Jumlah 852 100

Dari tabel jelaslah bahwa tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong

rendah, dimana sebagian besar penduduk desa Blok VI masih berpendidikan

tingkat sekolah dasar, ini terlihat bahwa yang berpendidikan sekolah dasar

mencapai 25.90 %, selain itu yang pernah bersekolah lanjutan tingkat pertama

hanya 31.45% dan SLTA 20.26%, jumlah penduduk yang berpendidikan diploma

2.52% dan sarjana di perguruan tinggi hanya 5.34% ,sedangkan penduduk yang

tidak bersekolah 14.53% dari seluruh jumlah penduduk desa Blok VI.
87

3.1.5 Mata Pencaharian

Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 3.2
Distribusi Mata Pencaharian Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

No Pekerjan Jumlah Persen (%)


1 Petani 18 3.77
2 Pedagang 61 12.76
3 Peternak 7 1.46
4 Pertukangan 37 7.74
5 Sopir 23 4.81
6 Pekerjaan Bengkel 15 3.13
7 Pengrajin/Industri Rumah tangga 27 5.65
8 Wiraswasta 193 40.38
9 PNS/TNI/POLRI/ 97 20.30
Jumlah 478 100

Dari tabel diatas jelas bahwa masyarakat Desa Blok VI dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari sebagian besar adalah petani yaitu 3.77% pedagang

12.76% dan peternak 1,46% Pertukangan 7.74%, Sopir 4.81%, Pekerjaan

Bengkel 3.13%, Pengrajin/Industri Rumah Tangga 5.65%, Wiraswasta 40.38%

dan PNS/TNI/POLRI 20.30%. Dengan demikian jelaslah bahwa mata pencaharian

penduduk Desa Blok VI bermacam-macam dan bervariasi, sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan mereka.

3.1.6 Lokal Budaya

Semua penduduk Dusun III Desa Blok VI beragama Islam yang memiliki

kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap masuk waktu shalat mereka

melakukan shalat dimesjid. Ibu-ibu di Desa Blok VI memiliki organisasi berupa

organisasi perwiritan. Mereka melakukan pertemuan seminggu sekali dalam


88

rangka menambah wawasan tentang agama dan mengaji. aktifitas ini bisa

dijadikan saat yang tepat untuk melakukan penyuluhan atau pendidikan masalah

kesehatan.

3.2. Gambaran Derajat Kesehatan Masyarakat

Tabel 3.3.
Distribusi PUS Menurut Keluarga mengikuti KB di Dusun III
Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten
Aceh Singkil Tahun 2018.

Desa Blok VI
Indikator Dusun III
Frekuensi Persen (%)
Keluarga Yang Ikut KB
Ikut KB 41 80,4
Tidak KB 10 19,6
Total 51 100
Jenis KB yang digunakan
Suntik 29 70,7
PIL 8 19,5
IUD 4 9,
Kondom 0 0
Tubektomi 0 0
Total 41 100
Alasan Tidak Mengikuti KB
Program Hamil 10 100
Tidak Serasi 0 0
KB alami 0 0
Takut tidak haid 0 0
Total 10 100
Lama Ber KB
0-6 Bulan 7 17,1
6 – 1 Tahun 1 2,4
> 1 tahun 33 80,5
Total 41 100

Berdasarkan tabel 3.3 diatas dapat diketahui bahwa responden yang

mengikuti penggunaan KB yaitu 41 orang (80,4%) sedangkan yang tidak


89

mengikuti penggunaan KB sebanyak 10 orang (19,6%) dan jenis KB yang

digunakan terbesar yaitu Suntik sebanyak 29 orang (70,7%) dengan lama

penggunaan KB selama >1 Tahun ada 33 orang (80,5%).

Tabel 3.4.
Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di
Fasilitas Kesehatan Di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan
Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator
Frekuensi Persen (%)
Pemeriksaan Kehamilan
Ya 39 76,5
Tidak 12 23,5
Total 51 100
Tempat Pemeriksaan Kehamilan
Bidan 30 76,9
Puskesmas 5 13
Rumah sakit 3 7,5
Praktek Dokter 1 2,6
Total 39 100
Jumlah Kunjungan Kehamilan
4 kali 25 59,8
> 4 kali 10 26
< 4 kali 6 14,2
Total 39 100
Melahirkan di Faskes
Ya 29 75,4
Tidak 10 24,6
Total 39 100
Tempat Bersalin
Bidan 33 85,5
Puskesmas 5 11,9
Rumah sakit 1 92,6
Klinik 0 0
Total 39 100
90

Di lihat dari tabel pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan terbesar

yaitu sebanyak 39 orang (76,5%) dan tempat pemeriksaan kehamilan miayoritas

pada bidan ada 30 orang 76,9%), kemudian mayoritas ibu yang melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan 4 kali yaitu 25 orang (59,8%) dan ibu yang

melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 29 orang (75,4%) lalu

mayoritas tempat bersalin ibu di bidan sebanyak 33 orang (85,5%).

Tabel 3.5.
Distribusi Penduduk Menurut Balita Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap
Di Dusun III Desa Blok VI KecamatanGunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen (%)
Usia 0 – 12 Bulan Yang Mendapat Imunisasi
Ya 37 78,4
Tidak 10 21,6
Total 47 100
Balita Yang mendapatkan Imunisasi dasar Lengkap
Imunisasi Hepatitis B
Ya 21 56,7
Tidak 16 43,3
Total 37 100
Imunisasi BCG
- Ya 24 64,8
- Tidak 13 35,2
Total 37 100
Imunisasi DPT
- Ya 24 64,8
- Tidak 13 35,2
Total 37 100
Imunisasi Polio
- Ya 23 62,1
- Tidak 14 15,5
Total 37 100
Imunisasi Campak
- Ya 22 59,4
91

- Tidak 15 40,6
Total 37 100
Balita yang mendapat imunisasi sesuaii jadwal
Ya 33 89,1
Tidak 4 10,9
Total 37 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa bayi yang mendapatkan

imunisasi yaitu sebanyak 37 bayi (78,4%) dan bayi yang mendapatkan imunisasi

lengkap sebanyak 22 bayi (59,4%) serta bayi yang mendapatkan imunisasi sesuai

jadwal yaitu 33 bayi (89,1%).

Tabel 3.6.
Distribusi Penduduk Menurut Bayi Mendapat ASI (Air Susu Ibu)
Ekslusif di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Desa Blok VI Dusun III
Indikator Frekuensi Persen (%)
Balita yang Mendapatkan ASI
Ya 45 94,5
Tidak 2 5,5
Total 47 100
Lama Diberi ASI
6 Bulan 16 33,6
1 Tahun 9 18,9
2 Tahun 22 47,5
Total 47 100
Bayi yang di beri Asi eklusif atau tambahan lain
Hanya ASI saja 0-6 bulan 16 33,6
ASI dan Susu Formula 20 42
ASI, makanan lunak, madu , dll 11 24,4
Total 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa bayi yang mendapatkan


ASI (Air Susu Ibu) yaitu sebanyak 45 bayi (94,5%) dan bayi yang pemberian ASI
(Air Susu Ibu) paling lama 2 tahun sebanyak 22 bayi (47,5%) serta bayi yang
hanya diberikan Asi eklusif (Air Susu Ibu) yaitu 16 bayi (24,4%).
92

Tabel 3.7.
Distribusi Penduduk Menurut Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan di
Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen %
Balita yang Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan
Ya 35 73,5
Tidak 12 26,5
Total 47 100
Tempat Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan
Posyandu 37 77,7
Puskesmas 6 12,6
Praktek Dokter 4 9,7
Lain – lainya 0 0
Total 47 100
Ibu yang mendapat kartu KMS
YA 45 94,5
TIDAK 2 5,5
TOTAL 47 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa balita yang mendapatkan

pemantauan pertumbuhan yaitu seluruhnya yaitu 35 balita (73,5%) dan balita

yang mendapatkan pemeriksaan pertumbuhan di posyandu seluruhnya 37 balita

(77,7%) serta balita yang diberikan KMS (kartu menuju sehat) yaitu 45 balita

(94,5%).

Tabel 3.8.
Distribusi Penduduk Menurut Tuberculosis Paru Mendapatkan
Pengobatan di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
93

Kabupaten aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen %
Menderita TB
- Ya 0 0
- Tidak 100 100
Total 100 100
TB minum Obat
- Ya 0 0
- Tidak 0 0
Total 0 100
Batuk Lebih Dari 2 Minggu
- Ya 9 9
- Tidak 91 91
Total 100 100
Pengobatan di Faskes
- Ya 5 60
- Tidak 4 40
Total 9 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menderita

TB tidak ada 0(%), batuk lebih dari 2 minggu ada sebanyak 9 oranng (9% . dan

melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan ada 6 orang (60%).

Tabel 3.9.
Distribusi Penduduk Menurut Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara
Teratur di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen %
Keluarga yang menderita Hipertensi
Ya 9 9
Tidak 91 91
Total 100 100
Minum Obat Secara Teratur
Ya 8 11,8
Tidak 1 7,8
94

Total 9 100
Rutin melakukan pemeriksaan ulang
Ya 9 100
Tidak 0 0
Total 9 100
Penderita Mendapatkan Pengobatan di faskes
Ya 9 100
Tidak 0 0
Total 9 100
Tekanan Dara Terakhir
160- 170 6 75
180- 200 3 25
Total 8 100
Lama Mengalami Hipertensi
0-3 Bulan 1 11,1
3 – 6 Bulan 0 0
1 Tahun 3 33,3
>1 Tahun 6 55,6
Total 9 100
Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi
Ya 7 77,8
Tidak 2 22,2
Total 9 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menderita

Hipertensi ada sebanyak 9 orang (9%), yang mengkonsumsi obat sebanyak 8

orang (11,8%), yang rutin melakukan pengukuran Tekanan Darah ada sebanyak 9

orang (100%) dengan rata tekanan darah 160- 180 mmhg dan penderita hipertensi

paling lama > 1 adalah 10 orang (55,6%) serta riwayat keluarga yang menderita

hipertensi sebanyak 7 orang (77,8%).

Tabel 3.10
Distribusi Penduduk Menurut Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan
dan Tidak Ditelantarkan di Dusun III Desa
95

Blok VI Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil


Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator
Frekuensi Persen (%)
Gangguan Jiwa
- Ya 0 0
- Tidak 100 100
Total 100 100
Penderita Minum Obat Teratur
- Ya 0 0
- Tidak 100 100
Total 100 100
Penderita Dipasung
- Ya 0 0
- Tidak 0 0
Total 0 0
Riwayat Keluarga yang Terganggu
Pikirannya
- Ya 1 1
- Tidak 99 99
Total 100 100
Penderita Mendapat Pengobatan di
Faskes
- Ya 0 0
- Tidak 100 100
Total 100 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada masyarakat

yang terganggu fikirannya tidak ada penderita yang di pasung (0%).

Tabel 3.11
Distribusi Penduduk Menurut Anggota Keluarga Yang Merokok
di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
96

Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen %
Anggota keluarga yang merokok
Ya 66 66
Tidak 34 34
Total 100 100
Lama Merokok
0 – 6 bulan 0 0
1 tahun 10 15,2
>1 tahun 56 84,8
Total 66 100
Banyak Rokok Yang dikomsumsi
1 batang / hari 1 1,5
2 – 6 batang / hari 16 24,2
1 bungkus / hari 45 68,1
>1 bungkus / hari 4 6,1
Total 66 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa data yang terbesar dari

indikator anggota keluarga yang merokok di desa Blok VI yaitu responden yang

merokok sebanyak 66 orang atau (66%) dengan lama merokok >1 tahun sebanyak

56 orang (84,8%) dan dengan jumlah konsumsi 1 Bungkus/hari sebanyak 45

orang (68,1%).

Tabel 3.12
Distribusi Penduduk Menurut Keluarga Sudah Menjadi Anggota
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan
Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Desa Blok VI Dusun III
Indikator
Jumlah Persen (%)
Seluruh anggota keluarga terdaftar JKN    
- - Ya 100 100
- - Tidak 0 0
Total 100 100
Jenis JKN yang diketahui keluarga
BPJS 60 60
KIS 40 40
97

JKD 0 0
Total 100 100
Alasan Tidak Memiliki BPJS
tidak sempat mengurus 0 0
Tidak tahu dimana tempat mengurus 0 0
Tidak Tahu 0 0
Total 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa data yang terbasar dari

indikator keluarga sudah menjadi anggota jaminan kesehatan nasional (JKN) di

desa Blok VI Dusun III semua keluarga terdaftar sebagai anggota JKN adalah

sebanyak 100 orang (100%) dan yang memiliki JKN paling banyak menggunakan

BPJS sebanyak 60 orang (60%).

Tabel 3.13.
Distribusi Penduduk Menurut Keluarga Memiliki Akses Air Bersih
di Dusun III Desa Blok VI  Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten
Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen %
Keluarga yang memiliki sarana air bersih
Ya 100 100
Tidak 0 0
Total 100 100
Sumber air bersih
PDAM 0 0
Air Sumur 100 95
Air Hujan 0 0
Air Sungai 0 0
Total 100 100
Jarak Sumur dengan Septic Tank >10 Meter
Ada 84 84
Tidak 16 16
Total 100 100
Penggunaan sarana Air bersih
Untuk minum saja 0 0
Untuk mandi, cuci, kakus, dan
95 95
air minum
98

Untuk mandi, kakus,dan cuci 5 5


Total 100 100,0
Keluarga yang menderita gatal – gatal
Ada 31 31
Tidak 69 69
Total 100 100,0
Jenis penyakit kulit yang di derita
Panu 5 16
Kadas 5 16
Gatal – gatal 21 68
Total 31 100,0
Memperoleh Pengobatan
Ada 16 51,2
Tidak 15 48,8
Total 31 100,0
Tempat Pengobatan
Puskesmas 14 44,8
Rumah sakit 2 6,4
Lain- lainya (apotek) 15 48,8
Total 31 100
Sumber Air Minum
Air kemasan 3 3
Air minum isi ulang 22 22
Pdam dimasak 0 0
Lain- lain (Air Sumur dimasak) 75 75
Total 100 100,0
Anggota keluarga terkena Diare
Ada 8 8
Tidak 92 92
Total 100 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa data yang terbasar dari

indikator keluarga mempunyai akses sarana air bersih di desa Blok VI Dusun I

yaitu yang memiliki akses air bersih 100 keluarga (100%), dengan sumber air

bersih yaitu melalui air sumur gali sebanyak 95 keluarga (95%), jarak sumur

septic tank yang sesuai sebanyak 84 keluarga (84%), yang menggunakan sarana

air bersih untuk MCK dan Minum sebanyak 95 keluarga (95%), keluarga yang
99

tidak menderita penyakit kulit 31 keluarga (31%), dan menderita penyakit kulit

yang bpaling banyak yaitu gatal-gatal sebanyak 21 orang (21%), yang

memperoleh pengobatan sebanyak 16 orang (51,2%), tempat melakukan

pengobatan yaitu dengan berobat ke apotek sebanyak 15 orang (48,8%),

sedangkan untuk sumber air minum yaitu air minum yang dimasak sebanyak 75

keluarga (75%), dan keluarga yang tidak menderita didare 8 orang (8%)

Tabel 3.14
Distribusi Penduduk Menurut Keluarga Yang Mempunyai Jamban Sehat
Di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten
Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen (%)
Keluarga yang memiliki jamban
Ya 90 90
Tidak 10 10
Total 100 100
Jamban Menggunakan Closet Angsa
Ya 60 66
Tidak 30 34
Total 90 100
Jamban memmili septic tank
Ya 90 100
Tidak 0 0
Total 90 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa data yang terbasar dari

indikator keluarga mempunyai akses atau memggunakan jamban sehat di desa

Blok VI Dusun I yaitu memiliki jamban sebanyak 90 keluarga atau (90%).yang

menggunakan jamban leher angsa sebanyak 60 (66%) dan seluruh nya memiliki

septic tank.

Tabel 3.15
100

Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan Saluran Limbah


diDusun III Desa Blok VI  Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen (%)
Memiliki Pembuangan Air Limbah rumah tangga
Ya 85 85
Tidak 15 15
Total 100 100
Penyaluran air limbah
Sungai 0 0
Got /parit 70 82,4
Danau 0 0
Lain – lain 15 17,6
Total 85 100
Ketersediaan tempat sampah
Ada 100 100
Tidak 0 0
Total 100 100
Pemisahan sampah basah dan kering
Ya 0 0
Tidak 100 100
Total 100 100
Tempat pembuangan akhir sampah
TPA Sampah 0 0
Sungai 0 0
Parit 0 0
Lain- lain ( dibakar dibelakang
100 100
Rumah )
Total 100 100,0
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa terdapat 85 responden (85%) yang

memiliki pembuangan air limbah penyaluran air limbah mayoritas warga

mengalurkan ke got/ parit sebnyak 70 keluarga (82,4%), dilihat dari pemisahan

sampah tidak ada sampah yang dipisahkan antara sampah basah dan kering 100

orang (100%). Dan dapat di lihat bahwa terdapat 100 responden (100%) yang

memiliki tempat sampah di rumah, dan responden membakar sampah sebanyak


101

100 responden (100%). tempat akhir pembuangan mayoritas warga membuang

sapah di bakar sebanyak 100 oarang ( 100%) membuang sampah di belakang dan

dibakar di belakang rumah.

Tabel 3.16.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Ventilasi
Di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Desa Blok VI
Indikator Dusun III
Frekuensi Persen %
Memiliki ventilasi
Ya 98 98
Tidak 2 2
Total 100 100
Ventilasi yang sesuai standart
Sesuai 95 96,9
Tidak 3 3,1
Total 100 100
Ventilasi di buka setiap hari
Ya 98 100
Tidak 0 0
Total 100 100
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa terdapat 98 responden (98%)

memiliki ventilasi, dan ventilasi yang memenuhi syarat terdapat 95 responden

(96,9%). Tetapi yang membuka ventilasi setiap harinya sebanyak 98 responden

(100%).

Tabel 3.17.
Distribusi Penduduk BerdasarkanDemam Berdarah Dengue (DBD)
Di Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
102

Desa Blok VI Dusun III


Indikator Frekuensi Persen %
Menderita Demam Berdarah
Ya 0 0
Tidak 100 100
Total 100 100
Anggota keluarga yang meninggal akibat DBD
Ya 0 0
Tidak 100 100
Total 100 100

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa tidak terdapat keluarga yang

mendererita DBD dan 0 responden (0%) yang pernah menderita Demam

Berdarah Dengue (DBD).

3.3 Gambaran Kajian Masalah Kesehatan

3.3.1 Rokok

Menurut Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) 2013, sebesar 85% rumah

tangga di Indonesia terpapar dengan asap rokok,estimasinya adalah delapan

perokok meninggal karena perokok aktif,satu perokok pasif meninggal karena

terpapar asap rokok orang lain. Berdasarkan perhitungan rasio ini, maka

sedikitnya 25.000 kematia diIndonesia terjadi dikarenakan asap rokok orang lain

(Riskesdas 2013).

Merokok menimbulkan beban kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan

tidak saja bagi perokok tetapi bagi orang lain. Hal ini dapat digambarkan pada

masyarakat dusun III desa Blok VI. Tidak hanya para orang tua yang merokok,

juga banyak remaja yang menjadi perokok aktif. Hasil wawancara tim kelompok

kepada seluruh responden menunjukkan bahwa jumlah anggota rumah tangga


103

yang merokok dikatakan sangat banyak. Selain menjadi kebiasaan, merokok

merupakan hal yang dianggap biasa bagi mereka.

Alasan mengapa rokok menjadi salah satu prioritas masalah yang

kelompok tentukan karena jumlah perokok di dusun III ini sangat banyak dan bisa

berdampak besar bagi masyarakat yang merokok, keluarga dan bahkan dapat

menimbulkan dampak bagi orang lain.

3.3.2. SPAL

Intervensi yang ditentukan untuk menyelesaikan permasalahan sampah di

dusun III Desa Blok VI adalah Penyuluhan Tentang pengelolaan air limbah yang

benar melakukan dan mengajak masyarakat melakukan gotong royong untuk

membangun contoh SPAL yang sesuai stndart. Kegiatan ini dilakukan dengan

cara mengumpulkan Masyarakat yang ada di dusun III Desa Blok VI untuk

Membangun dan bergotong royong menyelesaikan pembangunan SPAL.

3.3.3. Pengelolaan Sampah basah dan kering

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam

yang berbentuk padat. Para ahli kesehatan masyarakat amerika, membuat batasan

sampah (waste) adalah suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,

atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan

sendirinya. Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu

yan tidak digunakan,tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang

yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. (Chandra,

2006).
104

Indikator masalah kesehatan lainnya yang terdapat dan menjadi prioritas

masalah di Dusun III desa Blok VI ini adalah sampah. Banyaknya masyarakat

yang tidak tahu bagaiman cara mengelola sampah basah dan kering kebnyakan

masyarakat mencampurnya pengelolaan sampah basah dan kering dapat menjadi

masalah besar bagi lingkungan sekitar khususnya Dusun III. Selain berdampak

bagi kesehatan, dampak lain yang ditimbulkan karena sampah ini adalah dapat

mengurangi estetika lingkungan dusun.

Sub indicator lainnya yang menjadi masalah pada indicator masalah

kesehatan lainnya ini adalah tidak adanya pemilahan sampah organik dan an-

organik. Penyebab tidak adanya tempat pemilahan sampah adalah kurangnya

fasilitas yang terdapat di dusun ini. Masyarakat dusun III Desa Blok VI di

belakang rumah ketika sampah sudah menumpuk, sampah tersebut dibakar agar

tidak menyebabkan vector pembawa penyakit berkembang biak.

Tindakan yang mereka lakukan sebenarnya adalah salah, karena selain

tidak boleh dibakar sampah juga tidak dipilah oleh masyarakat.

3.4 Prioritas Masalah

Menurut dari data kuisioner yang telah kami kumpulkan selama 7 hari,

kelompok 7 melakukan analisa kuisioner dengan melihat semua indicator yang

merupakan menjadi maslah di dusun IV ini. Identifikasi yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Luasnya masalah

2. Kerugian yang ditimbulkan dari masalah yang ada


105

3. Adanya tenaga sumber daya manusia

4. Dukungan dari tokoh masyarakat,politik, dan instansi terkait

5. Ketersediaan dana

Dari hasil Survey Indikator Keluarga Sehat terdapat 3 prioritas masalah

yang kelompok tentukan berdasarkan data, diantaranya:

Tabel 3.7
Prioritas Masalah Dusun III Desa Blok VI Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh singkil Tahun 2018

No Indikator Sub indicator


1 Rokok Masyarakat yang merokok
2 SPAL Tempat penyaluran air limbah
3 Sampah Pengelolaan sampah yang benar

3.5 Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa yang dilakukan di Kantor

desa Blok VI pada hari senin tanggal 14 Mei 2018 pukul 14.00 WIB, Dengan

susunan acara sebagai berikut :

No. Jam/ hari Susunan Acara Penanggung

Jawab

Acara di mulai dengan jumlah

mahasiswa yang hadir 12 orang, dan

para undangan 41 orang termasuk


1 Senin/ 14.00
kepala desa dan perangkatnya. Acara

berlangsung tenang dan para undangan

yang antusias.
106

Pembukaan oleh kepala desa dan Tuti Agustin


2. 14.00- 14.10
mahasiswa . /Moderator

Menyampai hasil Pratek lapanagan Rini syahputri


3 14.10 – 14.30
yang di lakukan /Penyaji

Tanya Jawab dan saran terkait masalah Mahasiswa


4 14.30 – 14.40
yang di paparkan. Kelompok 6

Menyimpulkan masalah hasil Rini Syahputri/

Musyawarah yaitu sebanyak 37 Orang Moderator

setuju mengangkat rokok sebagai

5 14.40 – 14.55 perioritas masalah, 28 setuju

mengangkat pengelolaan sampah dan

34 Orang yang Setuju Mengangkat

masalah Saluran pembuangan Limbah

6 14.55- 17.00 Penutup Moderator

Bedasarkan hasil musyawarah masyarakat desa tersebut, telah didapatkan

kesimpulan bahwa terdapat 3 prioritas masalah. Menurut masyarakat Dusun III

yang paling bermasalah di lingkungan tersebut yaitu:

1. Rokok

2. SPAL

3. Pengelolaan sampah basah dan kering

Luas Kerugian Dukungan Ketersedi


No Masalah SDM Skor
Masalah timbul Masyarakat aan biaya
1 Rokok 5 5 3 3 1 225
107

2 SPAL 5 4 3 3 1 144
4. sampah 4 4 2 1 1 32

3.5.1 Pembahasan

1. Rokok.

Penduduk dusun III Desa Blok VI mengangkat rokok menjadi masalah

karena banyaknya masyarakat yang merokok. Bahkan dalam suatu

keluarga suami istri merupakan pecandu rokok. Dan itu sudah lazim

ditemukan di dusun III desa Blok VI. Kebiasaan merokok sudah dianggap

hal yang biasa.

2. SPAL

Saluran pembuangan air limbah Penduduk dusun III di alirkan ke got, dan

mengalirkan di begitu saja tanpa tanganan yang sesuai karena tidak

adanya kesadaran masyarakat akan bahaya dari dampak tersebut, dabn

ketidak tahuan. Hal ini membuat masyarakat dusun I mengangkat sampah

menjadi masalah.

3. Pengelolaan Sampah basah dan kering

Masyarakat mengkat pengelolaan sampah sebagai masalah karena

penduduk Dusun III desa Blok VI banyak yang tidak mengetahui

pentingnya memisah kan sampah kering dan basah.

3.6 Alternatif Pemecahan Prioritas Masalah


108

Saat kami melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bersama

tokoh agama dan tokoh masyarakat kami memaparkan mengenai rencana

program intervensi yang akan kami  lakukan, kemudian beberapa program

tersebut  disepakati oleh tokoh-tokoh agama dan masyarakat.

3.6.1 Deskripsi Alternatif Pemecahan Masalah

Saat kami melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bersama

tokoh agama dan tokoh masyarakat kami memaparkan mengenai rencana

program intervensi yang akan kami  lakukan, kemudian beberapa program

tersebut  disepakati oleh tokoh-tokoh agama dan masyarakat.

Tabel 3.21.
Deskripsi Alternatif Pemecahan Prioritas Masalah

No Masalah Rencana Waktu Lokasi Pelaksana


Intervensi Pelaksana
an
1 Rokok Penyuluhan Sabtu Dusun Kepala Desa,
Tentang Rokok 15 Mei III Desa Mahasiswa
dan membuat 2018 Blok VI PBL
pojok rokok
2 SPAL Penyuluhan tentang Dimulai tgl Dusun Mahasiswa
SPAL yang sesuai 14 s/d selesai III Desa PBL
standar dan dampak membangun Blok VI
dari tidak memiliki contoh SPAL
SPAL.
3 Sampah Jum’at Bersih, Setiap hari Dusun Kepala Desa,
penyuluhan tentang jumat III Desa Mahasiswa
pengelolaan (seminggu Blok VI PBL dan
sampah yang benar. sekali) masyarakat.

3.6.2 Rokok
109

Intervensi yang ditentukan untuk menyelesaikan permasalah rokok

didusun III Desa Blok VI adalah melakukan Penyuluhan Bahaya Rokok.

Adapun Penyuluhan yang dilakukan dengan mengunakan media Infokus. Dan

membuat pojok rokok bagi perokok. Diharapkan di desa Blok 6 bebas dari asap

rokok.

3.6.3 Sampah

Intervensi yang ditentukan untuk menyelesaikan permasalahan sampah di

dusun III Desa Blok VI adalah Penyuluhan Tentang pengelolaan air limbah yang

benar melakukan dan mengajak masyarakat melakukan gotong royong untuk

membangun contoh SPAL yang sesuai stndart.

3.6.4 Sampah

Intervensi yang ditentukan untuk menyelesaikan permasalahan sampah di

dusun III Desa Blok VI adalah Penyuluhan Tentang pengelolaan sampah yang

benar melakukan dan mengajak masyarakat melakukan gotong royong pada hari

jum’at.. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan Masyarakat yang ada

di dusun III Desa Blok VI untuk untuk melakukan bersih-bersih pada hari jum’at

dan tidak ada lagi mencampur samapah antara sampah basah dan kering.

3.7 Pelaksanaan Kegiatan

3.7.1 Kegiatan Lapangan

Pengalaman belajar lapangan (PBL) dilaksanakan pada tanggal 05 Mei

2018 sampai tanggal 29 Mei 2018 oleh mahasiswa PBL Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan di Dusun III Desa Blok
110

VI Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil, dimana salah satu

tujuannya adalah melaksanakan salah satu dari program yang telah direncanakan

sebelumnya intervensi untuk menyelesaikan masalah kesehatan sebagai lanjutan

dari PBL.

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil PBL di Dusun III Desa Blok

VI dengan menggunakan metode koesioner dan wawancara terhadap responden

dapat dilihat dari lingkungan fisiknya rumah yang teratur, namun masyarakatnya

banyak yang merokok banyak nya tidak memiliki saluran pembuangan air limbah

serta banyaknya penderita hipertensi.

4.2 Pemecahan Masalah

4.2.1 Pembuatan Planing of Action ( POA )

Dalam PBL ini ada beberapa intervensi yang telah dilakukan sebagai tindak

lanjut dari PBL . Intervensi yang dilakukan adalah :

Penyuluhan Pembuatan SPAL sesuai standar dan pengelolaan sampah.

Hari/tanggal : Senin , 14 Mei 2018

Tempat : Kantor Desa Blok VI

Bentuk : Penyuluhan Bahaya rokok, Dampak buang sampah

sembarangan dan Spal.

Alat : Laptop dan LCD

Selaku peserta PBL, kami mengawali PBL ini dengan mengadakan rapat

bersama Kepala desa, Bidan desa, beserta kader-kader dan beberapa masyarakat

yang dilksanakan pada hari kamis 14 Mei 2018, pukul 14.00 sampai dengan

selesai, bertempat dikantor Desa Blok VI. Pertemuan ini dimaksudkan untuk
111

dengar pendapat tentang pemantapan rencana intervensi pemecahan masalah di

Dusun III Desa Blok VI.

Berdasarkan kesepakatan bersama pada pertemuan yang telah dilakukan,

maka program-program intervensi yang dilakukan memberikan Penyuluhan

Bahaya Rokok , Dampak dari sampah dan Spal.

4.3..Pembahasan

1. Penyuluhan Bahaya Rokok

Penyuluhan dilaksanakan pada hari senin, 14 Mei 2018 pada pukul 15.00-

selesai, hal ini dilakukan karena sebagian besar warga masyarakat Desa Blok VI

banyak yang pergi bekerja, sehingga kami melakukan kegiatan Penyuluhan

bersamaan dengan kegiatan posyandu.

Kemudian membangun pojok rokok di depan kantor desa. Dengan

bekerja sama anatara mahasiswa dan warga.

2. Tujuan umum

Untuk meningkatkan pengetahuan dan derajat masyarakat tentang bahaya

rokok 5dan sampah dan SPAL dapat menurunkan angka perokok di Dusun III

Desa Blok VI.

3. Tujuan Khusus

Diharapkan masyarakat dapat membuat SPAL sendiri di rumah, dan

diharapkan dapt menurunkan distribusi masyarakat yang membuang air limbah di

got yang tergenang.

4. Langkah- langkah yang di lakukan dalam pelaksanaan kegiatan adalah :

a. Persiapan
112

Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan materi penyuluhan baik materi

tentang rokok maupun SPAL dan bahaya buang sampah sembaranagan,

membeli bahan- bahan yang di perlukan untuk membangun percontohan

Spal.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa pemberian penyuluhan tentang rokok beserta

membangun pojok rokok bagi warga perokok.

c. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan saat posyandu. Dan besok nya langsung

membangun pojok rokok.


113

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa identifikasi

masalah yang akami lakukan dat di simpulkan

1. Masalah prilaku merokok dilakukan penyuluhan bahaya merokok, ini menjadi

prioritas masalah karna besar persentase 78%. Dengan dalam satu rumah

terdapat 1 – 2 orang yang merokok dalam keluarga. Sehingga mahasiswa

membangun pojok rokok untuk warga yang merokok di depan kantor desa.

2. Sedangkan masalah terbesar kedua SPAL Saluran pembuangan air limbah

karna masih bnyak nya warga yang tidak memiliki saluran pembuangan air

limbah yang sesuai standart dengan persentase (27%) maka untuk

mengatasinya kami membangun percontohan SPAL yang sesuai standart.

3. Masih banyak masyarakat yang belom mengerti bagaimana pengelolaan

sampah dengan benar, maka untuk itu mahasiswqa memberikan penyuluhan

tentang pengelolaan sampah dengan benar.

4.2 Saran

1. Diharapkan kepada kader dan petugas kesehatan setempat untuk lebih banyak

lagi mempromosikan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat karena masih

kurangnya kesadaran masyarakat tentang penerapan hal tersebut dalam


114

kehidupan sehari-hari.

2. Bagi warga atau keluarga yang belum memiliki SPAL diharapakan dapat

membuat SPAL sesuai yang kami contohkan.

3. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar bisa menyediakan tempat untuk

bapak- bapak atau ibu – ibu yang merokok agar tidak mencemari atau

menggangu masyarakat lain.

Anda mungkin juga menyukai