Anda di halaman 1dari 2

Cipto Mangunkusumo

Cipto Mangunkusumo lahir di Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa


Tengah, pada 4 Maret 1886.Ia adalah putra tertua dari Mangunkusumo,
seorang priayi yang merakyat di tanah Jawa.

Cipto Mangunkusumo merupakan lulusan School tot Opleiding van


Inlandsche Artsen (Stovia) atau sekolah kedokteran di Batavia. Ia lulus
dan langsung menjalani masa dinas sebagai dokter pemerintah pada
1905.Ia ditugaskan untuk pergi ke Demak, Jawa Tengah. Cipto
Mangunkusumo sering memberikan pertolongan kepada rakyat miskin,
tanpa meminta imbalan. Ia pun mendapat julukan sebagai "dokter
rakyat".Pada 1912, Cipto Mangunkusumo mendapatkan bintang Orde van
Oranje-Nassau (Kepahlawanan Belanda) karena jasanya dalam memberantas penyakit pes
di Malang, Jawa Timur. Namun, ia menyerahkan kembali bintang jasa tersebut ke Belanda,
karena tidak diizinkan memberantas pes di Solo, Jawa Tengah.

Bukan hanya mati-matian bertanggung jawab dengan profesi dokternya, Cipto


Mangunkusumo juga melebarkan sayap ke pergerakan politik untuk memperjuangkan
kemerdekaan RI. Pada 1912, ia bersama E.F.E Douwes Dekker dan Soewandi Soerjaningrat
mendirikan Indische Partij. Mereka dikenal sebagai tiga serangkai..Indische Partij untuk
membangkitkan rasa kebangsaan serta rasa cinta tanah air. Partai pertama di Indonesia
tersebut memiliki satu misi luar biasa, yaitu menentang politik rasial dari pemerintah kolonial
Belanda.

Cipto Mangunkusumo bersma kawan-kawan revolusionernya pun kembali


meluncurkan gerakan. Gerakan tersebut bersinggungan dengan rencana perayaan
kemerdekaan ke-100 Belanda Namun menurut Tjipto, perayaan tersebut adalah sebuah
penghinaan terhadap rakyat Bumi Putera yang sedang dijajah.Lalu, dalam harian De Express,
Tjipto menulis sebuah artikel yang mendukung Suwardi untuk memboikot perayaan
kemerdekaan Belanda.Tulisannya ternyata membuat pemerintah Belanda tidak terima,
akhirnya Tjipto dan Suwardi dipenjarakan. Lalu pada 18 Agustus 1913, “Tiga Serangk ai”
tersebut dibuang ke Belanda.Pada tahun 1914, Tjipto diperbolehkan pulang ke Jawa karena
alasan kesehatan. Sepulangnya, ia bergabung dengan Organisasi Insulinde. merupakan
organisasi perkumpulan yang menggantikan Indische Partij pada saat itu Ia tinggal di Solo.
Namun, semangatnya tidak surut, di Solo ia terus mengecam praktik penindasan dari
pemerintah kolonial Belanda.Seiring berjalannya waktu, Cipto Mangunkusumo menjadi
anggota Volksraad yang dibangun Belanda pada 1918. Belanda menjadikan Cipto sebagai
anggota, agar ia bisa menampung berbagai aliran dan berharap kekritisannya surut.Namun
keliru, Belanda justru mendapat banyak kritikan. Sebab Cipto Mangunkusumo sudah sadar
bahwa lembaga tersebut hanya untuk mempertahankan kejayaan Belanda.Belanda kembali
mengasingkan Cipto Mangunkusumo ke Bandung pada 1920. Di sana, ia menjadi tahanan
kota. Di kota bunga tersebut ia membuka praktik dokter selama tiga tahun dan juga ia
bertemu dengan kaum nasionalis yang lainnya dan lebih muda, yaitu Soekarno.Pertemuan
mereka tersebut adalah alasan terbentuknya Algemeene Studieclub (klub kuliah umum) yang
didirikan pada tahun 1923. Saat pemberontakan tersebut, Cipto Mangunkusumo pernah
memberikan bantuan ke seorang pemuda. Ternyata pemuda tersebut ikut serta dalam
pemberontakan.Belanda pun tidak menyia-nyiakan momen tersebut, dan menuduh Cipto
Mangunkusumo ikut serta dalam pemberontakan. Ia pun kembali diasingkan pada 1927, kali
ini ke Banda Neira.Tiga belas tahun hidup di Banda Neira, Cipto Mangunkusumo dipindakan
ke Makassar, dan selanjutnya ke Sukabumi. Semakin hari kondisi fisiknya pun melemah
karena penyakit asmanya.Dokter Cipto Mangunkusumo pun wafat di Batavia (sekarang
Jakarta) pada 8 Maret 1943. Ia dimakamkan di Watu Ceper, Ambarawa, Semarang, Jawa
Tengah.

Anda mungkin juga menyukai