Anda di halaman 1dari 22

Nursing staff by law

Komite keperwatan

NURSING STAFF BY LAW


RUMAH SAKIT UMUM DR.R.SOETIJONO BLORA

BAB I
VISI , MISI DAN TUJUAN
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono
Blora, komunitas Staf Keperawatan menyusun sebuah statuta yang mengatur
perilaku profesional seluruh Staf Keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Umum
DR.R. Soetijono Blora.
Adapun visi, misi komunitas Staf keperawatan Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora adalah sebagai berikut :
Visi :
Memberikan pelayanan keperawatan yang professional dan mandiri.
Misi :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM keperawatan yang terencana.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan keperawatan.
3. Meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat.
4. Menjadi tempat pendidikan dan penelitian keperawatan.
5. Mewujudkan sistem remunerasi berbasis kompetensi

FALSAFAH DAN TUJUAN :


1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan Bio – Psiko – Sosio - Kultural
dan Spiritual yang untuk kebutuhan ini harus selalu di pertimbangkan dalam setiap
pemberian Asuhan Keperawatan.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang
membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama, kepercayaan
dan statusnya di setiap pelayanan kesehatan.
3. Tujuan Askep dapat di capai melalui usaha bersama dari semua anggota tim
kesehatan dan pasien / keluarga.

RSU dr.R. Soetijono Blora 1


Nursing staff by law
Komite keperwatan

4. Dalam memberikan Askep, perawat menggunakan proses keperawatan yang


meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan dan evaluasi untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien / keluarga.
5. Perawat bertanggungjawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melakukan Asuhan Keperawatan secara utuh berdasarkan Standar Asuhan
Keperawatan.
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan bagi para perawat dilaksanakan secara
terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam Pelayanan
Asuhan keperawatan.
Sehubungan visi dan misi komunitas Staf keperawatan Rumah Sakit Umum
DR.R. Soetijono Blora tersebut diperlukan “Good Clinical Governance” yang menjamin
terpenuhinya harapan, pemberian layanan dan perlindungan serta keselamatan
perawatan kepada pasien.

BAB 2
NAMA, KETENTUAN UMUM, RUANG LINGKUP, TUJUAN
PASAL 1
NAMA
Nama dokumen ini adalah Nursing Staff By law Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora.

PASAL 2
KETENTUAN UMUM
Dalam Statuta Staf keperawatan ini yang dimaksud dengan :
1. Staf Keperawatan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) adalah Perawat dan bidan
yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan
berdasarkan surat keputusan penempatan dirumah sakit dari pejabat yang
berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan.
2. Staf Keperawatan Harian Lepas (Harlep), Kontrak / paruh waktu adalah
Perawat dan bidan yang telah terikat perjanjian dengan Rumah Sakit Umum
DR.R. Soetijono Blora dan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan
Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora.
RSU dr.R. Soetijono Blora 2
Nursing staff by law
Komite keperwatan

3. Staf Keperawatan Magang adalah Perawat dan bidan yang telah terikat
perjanjian dengan Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora dan hanya
memiliki kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
Umum DR.R. Soetijono Blora sesuai perjanjian.
4. Staf Keperawatan konsultan tamu adalah seorang perawat atau bidan yang
telah diketahui memilikiki reputasi tinggi dibidang keahliannya yang diminta
oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan Keperawatan tertentu untuk jangka
waktu tertentu.
5. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora .
6. Komite Keperawatan adalah wadah non struktrural dari Staf keperawatan di
Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora bertujuan untuk menghimpun,
merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan
sehingga memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan,
dan ide dari staf profesional keperawatan yang keanggotaanya berasal dari
kelompok Staf keperawatan dan bidan atau yang mewakili.
7. Sub Komite adalah kelompok kerja dibawah Komite Keperawatan yang
dibentuk untuk menanggulangi masalah keprofesian Keperawatan tertentu.
8. Kelompok Perawat Klinik (KSK) adalah kelompok perawat klinik yang
mempunyai area peminatan yang sama dan memiliki komitmen untuk
memajukan kelompoknya dengan meningkatkan pengetahuan,
mendesiminasikan kepada koleganya sehingga akhirnya dapat meningkatkan
pelayanan terhadap klien dengan membuat keputusan secara otonomi dan
penuh percaya diri serta mengadvokasi klienya bila dibutuhkan.

PASAL 3
RUANG LINGKUP STATUTA
1. Statuta dan tata tertib Staf keperawatan ini berlaku bagi seluruh Staf
keperawatan yang melakukan Asuhan Keperawatan baik di dalam maupun di
Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora dalam rangka menjalankan tugas
dari direktur.
2. Seluruh Staf keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora tergabung dalam suatu komunitas profesi Keperawatan Rumah
RSU dr.R. Soetijono Blora 3
Nursing staff by law
Komite keperwatan

Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora yang sehari - hari diatur oleh Komite
Keperawatan yang dibentuk berdasarkan statuta rumah sakit dan Direktur.

PASAL 4
TUJUAN
Tujuan statuta Staf keperawatan ini adalah :
1. Menentapkan bebagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas Pelayanan
Keperawatan terhadap pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin,
suku, kebangsaan, dan golongan.
2. Meningkatkan profesionalisme Staf keperawatan di Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora yang meliputi perilaku dan kompetensi seorang Perawat dan
Bidan.
3. Sarana bagi Komite Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan Asuhan
Keperawatan baik untuk staf Keperawatan maupun pasien.
4. Menyusun dan menetapkan Pelayanan Keperawatan untuk Staf keperawatan
untuk setiap jenis disiplin ilmu Keperawtan sesuai dengan kondisi dan situasi
rumah sakit.

PASAL 5
ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN
1. Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme Staf keperawatan
di lingkungan Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora dibentuk suatu
wadah non struktural yang disebut sebagai Komite Keperawatan Rumah Sakit
Umum DR.R. Soetijono Blora yang bertanggung jawab kepada seluruh
komunitas Staf keperawatan di Rumah Sakit.
2. Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora terdiri dari
ketua dan atau Staf keperawatan yang telah diberi kewenangan untuk
melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono
Blora.
3. Komite Keperawatan adalah satu-satunya organisasi formal yang
menghimpun, memformulasikan, dan mengkomunikasikan pendapat dan
RSU dr.R. Soetijono Blora 4
Nursing staff by law
Komite keperwatan

kehendak seluruh Staf keperawatan yang berkaitan dengan profesi


Keperawatan di rumah sakit.
4. Komite Keperawatan bertugas :
a. Menyediakan wadah agar anggota Staf keperawatan dapat berpartisipasi
dalam memberikan masukan dalam masalah profesi Keperawatan dan
teknis Keperawatan dan menghadiri rapat bersama Direktur dan Komite
lainnya di rumah sakit.
b. Melakukan kredensial tenaga Keperawatan yang akan bekerja di rumah
sakit dan memberikan rekomendasi kepada direktur.
c. Merencanakan dan mengatur pendidikan Keperawatan berkelanjutan dan
pendidikan spesialisasi yang disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit
Umum DR.R. Soetijono Blora bagi setiap anggotanya.
d. Menyelenggarakan audit Keperawatan secara berkesinambungan.
e. Memantau perilaku etik dan profesi anggota Staf keperawatan dan
menyelenggarakan proses pendisiplinan profesi Keperawatan serta
mengusulkan tindak lanjut hasil kajian Komite Keperawatan kepada direktur.
f. Memberikan masukan pada Direktur perihal :
1) Pelayanan Keperawatan yang adekuat bagi rumah sakit.
2) Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan Keperawatan
rumah sakit.
3) Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien Rumah sakit dan
pelayanan yang layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
g. Bekerjasama dengan direktur dan atau Bidang Keperawatan untuk
merencanakan suatu program untuk mengatur kewenangan melakukan
Asuhan Keperawatan sesuai master plan RS.
h. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Keperawatan secara berkala
kepada seluruh anggota staf Keperawatan sedikitnya setahun sekali.
5. Seluruh biaya penyelenggarakan Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini dibebankan sepenuhnya pada anggaran belanja Rumah Sakit
Umum DR.R. Soetijono Blora.

RSU dr.R. Soetijono Blora 5


Nursing staff by law
Komite keperwatan

PASAL 6
KEPENGURUSAN KOMITE KEPERAWATAN
1. Komite Keperawatan dipimpin seorang ketua yang dipilih setiap lima (5) tahun
dari anggota Komite Keperawatan yang diselenggarakan oleh suatu panitia
pemilihan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Komite
Keperawatan untuk diajukan dan disetujui oleh Direktur.
2. Pemilihan Ketua Komite Keperawatan dilakukan secara langsung melalui surat
suara dari anggota staf Keperawatan tersebut.
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka hasil pemungutan
suara ditentukan berdasarkan kesepakatan untuk seluruh anggota staf
Keperawatan.

PASAL 7
KETUA KOMITE KEPERAWATAN
1. Ketua Komite Keperawatan dipilih secara langsung dan periodik yang
diselenggarakan setiap 5 tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh
Direktur.
2. Ketua Komite Keperawatan adalah seorang Staf keperawatan tetap / Pegawai
Negeri Sipil ( PNS ).
3. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua sebelum masa jabatannya
berakhir, masa kekosongan tesebut di isi oleh sekretaris.
4. Tugas Ketua Komite Keperawatan adalah :
a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat
kebijakan, laporan, kebutuhan, dan kelurahan Staf keperawatan serta
bertanggung jawab kepada seluruh Staf keperawatan.
b. Menyelenggarkan rapat dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat
yang diselenggarakan ketua Komite Keperawatan.
c. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite
lainnya.
d. Menentukan agenda setiap rapat Komite Keperawatan.

RSU dr.R. Soetijono Blora 6


Nursing staff by law
Komite keperwatan

PASAL 8
SEKRETARIS KOMITE KEPERAWATAN
1. Sekretaris Komite Keperawatan ditetapkan oleh Ketua Komite Keperawatan.
2. Sekretaris Komite Keperawatan adalah seorang Staf Keperawatan tetap/
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).
3. Sekretaris Komite Keperawatan bertanggungjawab untuk mengkordinasikan
tugas - tugas kesekretariatan Komite Keperawatan.
4. Mewakili Komite Keperawatan dalam hal Ketua Komite Keperawatan
berhalangan.
5. Pada sekretaris Komite Keperawatan diperbantukan petugas sekretariat dan
segala prasarana lain yang di sediakan oleh rumah sakit.
6. Tugas Sekretaris Komite Keperawatan adalah :
a. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk
menghadiri rapat-rapat Komite Keperawatan.
b. Mempersiapkan dan Mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada
hadirin yang berhak menghadiri rapat.
c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Keperawatan.

PASAL 9
RAPAT KOMITE KEPERAWATAN
1. Rapat Komite Keperawatan terdiri atas rapat rutin, rapat khusus dan rapat
pleno.
2. Setiap rapat Komite Keperawatan dinyatakan sah hanya bila undangan telah
disampaikan secara pantas kecuali seluruh anggota Komite Keperawatan yang
berhak memberikan suara menolak undangan tersebut.

PASAL 10
RAPAT RUTIN KOMITE KEPERAWATAN
1. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada
waktu dan tempat yang ditempatkan oleh Komite Keperawatan.

RSU dr.R. Soetijono Blora 7


Nursing staff by law
Komite keperwatan

2. Ketua Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta


agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat tiga hari
kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
3. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Keperawatan.
4. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
5. Setiap undangan rapat disampaikan oleh sekretaris Komite Keperawatan
sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus disampaikan :
a. Satu salinan agenda rapat.
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.

PASAL 11
RAPAT KHUSUS KOMITE KEPERAWATAN
1. Rapat khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam hal :
a. Diperintahkan oleh ketua; atau
b. Permintaan yang diajukan oleh secara tertulis oleh paling sedikit tiga
pengurus Komite Keperawatan dalam waktu empat puluh delapan jam
sebelumnya; atau
c. Permintaan Ketua Komite Keperawatan untuk hal-hal yang memerlukan
penetapan kebijakan Komite Keperawatan dengan segera.
2. Ketua Komite Keperawatan menyelengggarakan rapat khusus dalam waktu
empat puluh delapan jam setelah diterimanya permintan tertulis rapat yang
ditandatangani oleh seperempat dari jumlah anggota Komite Keperawatan
yang berhak untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat tersebut.
3. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat khusus
beserta agenda rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat
dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut dilaksankan.
4. Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang
akan dibicarkan dalam rapat tersebut dan rapat hanya akan membicarakan
hal-hal yang tercantum dalam pemberitahuan tersebut.

RSU dr.R. Soetijono Blora 8


Nursing staff by law
Komite keperwatan

PASAL 12
RAPAT PLENO KOMITE KEPERAWATAN
1. Rapat pleno Komite Keperawatan diselenggarakan satu kali setahun.
2. Rapat pleno dihadiri oleh Staf Keperawatan Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora .
3. Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah
dilaksanakan Komite Keperawatan dan agenda lainnya yang telah ditetapkan
Komite Keperawatan lainnya.
4. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan
secara tertulis beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir
paling lambat empat belas hari sebelum rapat tersebut dilaksanakannya.

PASAL 13
KUORUM
1. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah
pengurus Komite Keperawatan di tambah satu yang berhak untuk hadir dan
memberikan suara.
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.

PASAL14
PENGAMBILAN PUTUSAN RAPAT
Kecuali telah diatur dalam statuta ini, maka :
1. Pengambilan putusan Rapat diupayakan melalui musyawarah mufakat.
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan
suara berdasarkan suara terbanyak.
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang
membuat keputusan hasil rapat.

PASAL 15
TATA TERTIB RAPAT
1. Setiap rapat Komite Keperawatan berhak dihadiri oleh pengurus Komite
Keperawatan
RSU dr.R. Soetijono Blora 9
Nursing staff by law
Komite keperwatan

2. Rapat dipimpin oleh ketua Komite Keperawatan atau yang ditunjuk oleh ketua
Komite Keperawatan .
3. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan oleh ketua.
4. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
5. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan
rapat.
6. Setiap peserta wajib menjaga menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
7. Hal-hal lain yang menyangkut tehnis tatatertib rapat akan ditetapkan oleh ketua
sebelum rapat dimulai.

PASAL 16
NOTULEN RAPAT
1. Setiap rapat harus di buat notulenya.
2. Semua notulen rapat Komite Keperawatan dicatat oleh sekretaris atau
penggantinya yang ditunjuk.
3. Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat satu minggu setelah
rapat diselenggarakan untuk dapat tindak lanjut sebagaimana mestinya.
4. Notulen rapat tidak boleh di ubah kecuali untuk hal – hal yang berkaitan
dengan keakuratan notulen tersebut.
5. Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Keperawatan dan sekretaris
Komite Keperawatan pada rapat berikutnya dan notulen tersebut diberlakukan
dokumen yang sah.
6. Sekretaris memberikan salinan notulen kepada Direktur paling lambat satu
minggu setelah ditandatangani oleh ketua dan sekretaris Komite Keperawatan.

PASAL 17
SUB KOMITE KOMITE KEPERAWATAN
1. Komite Keperawatan memiliki beberapa sub komite, yang terdiri dari :
a. Sub Komite Kredensial
b. Sub Komite Mutu Profesi
c. Sub Komite Disiplin Profesi

RSU dr.R. Soetijono Blora 10


Nursing staff by law
Komite keperwatan

2. Tugas dan Fungsi Sub Komite Keperawatan ditetapkan oleh Komite


Keperawatan dan disahkan oleh Direktur.

BAB III
STAF KEPERAWATAN
PASAL 18
KATEGORI STAF KEPERAWATAN
1. Staf keperawatan Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora terdiri dari Staf
keperawatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Staf keperawatan Harian Lepas /
Kotrak dan Staf keperawatan sebagaimana diatur dalam pasal 2 dan telah
dinyatakan memenuhi sarat kredensial oleh Komite Keperawatan.
2. Setiap Staf keperawatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana diatur dalam
ayat (1) melakukan Asuhan Keperawatan dalam lingkup profesinya dan
berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum DR.R.
Soetijono Blora.
3. Setiap Staf keperawatan Kotrak sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
Asuhan Keperawatan dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan
sesuai perjanjian Rumah Sakit.
4. Setiap Staf keperawatan konsulan sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
Asuhan Keperawatan dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan
yang diberikan oleh Komite Keperawatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
untuk kasus atau peristiwa tertentu.

PASAL 19
SYARAT PENERIMAAN STAF KEPERAWATAN
1. Setiap Staf keperawatan yang akan bekerja dirumah RSU DR. R. Soetijono
harus telah memenuhi kualifikasi tertentu sebagaimana sebagaimana
dipersyaratkan dalam statuta ini.
2. Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di nilai oleh Komite
Keperawatan melalui Sub Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang
ditetapkan dalam statuta ini.

RSU dr.R. Soetijono Blora 11


Nursing staff by law
Komite keperwatan

3. Hanya Staf keperawatan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi
kewenangan menangani pasien di Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono Blora
sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite
Keperawatan.
4. Staf keperawatan yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) setuju untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan
dalam batas-batas standar profesi.
5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali oleh
Komite Keperawatan melalui Sub Komite kredensial dengan tata cara yang
telah ditentukan dalam statuta ini.
6. Bagi Staf keperawatan baru, evaluasi dilakukan dalam tiga (3) bulan pertama
dan bagi perawat lainnya dalam satu tahun.
7. Evaluasi terhadap Staf keperawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
dilakukan oleh panitia kredensial bersama Kelompok Perawat Klinik yang
terkait.
8. Pada akhir masa evaluasi calon Staf keperawatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (6) maka ketua Sub Komite kredensial memberikan laporan
perilaku Keperawatan professional yang berkaitan dengan Komite
Keperawatan.

PASAL 20
KUALIFIKASI DAN SYARAT UMUM
1. Setiap Staf Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 harus :
a. Lolos uji kompetensi oleh Komite Keperawatan.
b. Memiliki Surat Ijin Perawat ( SIP ) dan syarat lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Menunjukkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan Pelayanan
Keperawatan yang berkualitatas pada pasien.
d. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statute Rumah sakit dan statute
Staf keperawatan, kebijakan, prosedur dan peraturan/ ketentuan Rumah
sakit sesuai dengan jenis kategorinya.
RSU dr.R. Soetijono Blora 12
Nursing staff by law
Komite keperwatan

e. Mematuhi prinsip umum etika keperawatan.


f. Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya dalam
memberikan pelayanannya akibat adanya bahaya fisik, mental maupun
perilaku yang dapat berpengaruh pada keterampilan, sikap, atau
kemampuan pengambilan keputusan.
g. Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya, dokter,
Staf penunjang, dan karyawan rumah sakit lainnya.
h. Memntaati peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono
Blora.
2. Uji kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diatas didasarkan
pada pendidikan yang pernah dijalani dan pendidikan berkelanjutan, pelatihan,
pengalaman, kompetensi keperawatan, pengambilan keputusan keperawatan
dan pengamatan kinerja serta kinerja lainnya yang ditunjukkan dalam dokumen
yang dimiiki calon tenaga Keperawatan Rumah Sakit Umum DR.R. Soetijono
Blora.
3. Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum
dalam ayat (1) tidak dapat ditolak berdasarkan alasan agama, ras, jenis
kelamin, suku, dan golongan.

PASAL 21
KEBUTUHAN STAF KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
1. Setiap permohonan untuk menjadi Staf keperawatan rumah sakit akan
dievaluasi, dan dapat dikabulkan atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan
rumah sakit.
2. Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan master plan rumah
sakit yang susunannya melibatkan Komite Keperawatan.
3. Direktur rumah sakit akan menerbitkan perjanjian antara rumah sakit dengan
Staf keperawatan setelah dipenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam
dalam pasal 18 dan pasal 19 sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
4. Direktur menerbitkan surat keputusan pegangkatan dan penempatan Staf
keperawatan yang telah diterima.
RSU dr.R. Soetijono Blora 13
Nursing staff by law
Komite keperwatan

PASAL 22
KEWENANGAN MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Staf keperawatan hanya dapat melakukan Asuhan Keperawatan sesuai
dengan kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat,
dirumah sakit setelah mendapatkan penugasan keperawatan (nursing
privilege) dari direktur yag telah ditetapkan dengan surat keputusan.
2. Penugasan Keperawatan sebagaimana tercantum dalam ayat (1) terdiri dari:
a. Penugasan Keperawatan biasa sebagai Staf keperawatan rumah sakit.
b. Penugasan Keperawatan sementara sebagai konsultan tamu.
3. Penugasan Keperawatan sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya
diberikan kepada perawat yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit
yang telah ditetapkan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan
dalam statuta ini, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam Komite
Keperawatan dengan merujuk pada organisasi profesinya.
4. Penilaiaian persyaratan dan jenis Asuhan Keperawatan untuk setiap Staf
keperawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan oleh Komite
Keperawatan melalui Sub Komite Mutu Profesi.
5. Hasil penilaian oleh Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) diserahkan kepada Komite Keperawatan untuk memperoleh
pengesahannya.
6. Komite Keperawatan menyerahkan hasil pengesahan penilaian mutu Profesi
kepada Direktur.

PASAL 23
PEMBERIAN KEWENANGAN STAF KEPERAWATAN
1. Penentuan kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan didasarkan
pada pendidikan, pelatihan, pedidikan berkelanjutan, pengalaman untuk
kemampuan termasuk pengambilan keputusan, sebagaimana tercantum
dalam berkas kredensial, dan didasarkan pada pengamatan kinerja
Keperawatan serta dokumen hasil program peningkatan kerja yang
bersangkutan.
RSU dr.R. Soetijono Blora 14
Nursing staff by law
Komite keperwatan

2. Penggunaan kewenangan Keperawatan dalam sebuah Kelompok Perawat


Klinik (KPK) akan tergantung pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di
KPK masing-masing.

PASAL 24
BERAKHIRNYA KEWENANGAN
MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan seorang Staf
keperawatan dirumah sakit bila hubungan hukum antara Staf keperawatan
dengan Rumah Sakit berakhir atau penugasan Keperawatan (nursing privilege)
perawat yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan usulan Komite
Keperawatan.
2. Dalam hal hubungan hukum antara Staf keperawatan dengan rumah sakit
berakhir, maka Direktur memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu
kepada yang bersangkutan dengan tembusan Komite Keperawatan.
3. Dalam hal seorang Staf keperawatan dikenai sanksi disiplin maka setelah
melalui rapat khusus Komite Keperawatan, ketua Komite Keperawatan
memberikan surat pemberitahuan tentang hal tersebut kepada Direktur
dengan tembusan yang bersangkutan.

PASAL 25
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Untuk menjaga mutu Pelayanan Keperawatan dilakuakan audit Keperawatan
secara berkala dan pendidikan Keperawatan yang berkelanjutan dengan
tatacara yang lazim yang ditentukan Komite Keperawatan.
2. Topik, jangka waktu, dan tatacra audit Keperawatan ditetapkan oleh Sub
Komite mutu profesi .
3. Sub Komite mutu profesi melaporkan hasil udit Keperawatan dan analisisnya
secara berkala kepada Komite Keperawatan untuk ditindaklanjuti.
4. Komite Keperawatan wajib melakukan korektif yang dianggap perlu untuk
menindaklanjuti hasil audit Keperawatan sebagaimana diatur dalam ayat (3).
RSU dr.R. Soetijono Blora 15
Nursing staff by law
Komite keperwatan

5. Setiap anggota Staf keperawatan wajib menjalani pendidikan Keperawatan


berkelanjutan yang substansi dan tatacaranya diatur oleh sub komite Mutu
Profesi.
6. Sub Komite mutu profesi memberikan laporan kepada Komite Keperawatan
mengenai efektifitas, dan kewajaran Pelayanan Keperawatan yang diberikan
oleh seluruh Staf keperawatan yang bekerja di rumah sakit.

BAB IV
TINDAKAN DISIPLIN KEPERAWATAN DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN KEPERAWATAN

PASAL 26
DASAR ASUHAN DISIPLIN KEPERAWATAN
1. Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan
pelanggaran disiplin Keperawatan dan tata tertib oleh seorang Staf
keperawatan adalah hal-hal yang menyangkut :
a. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib Staf Keperawatan.
b. Dugaan pelanggaran tata tertib dan etika profesi.
c. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.
d. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit.
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan standar
profesi sesuai dengan ketetapan Komite Keperawatan.
f. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan Staf rumah sakit yang dapat
menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit.
g. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap
menyangkut disiplin Keperawatan.
2. Setiap Staf keperawatan rumah sakit yang terkait dengan Pelayanan
Keperawatan wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada ketua Komite Keperawatan
secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan tatacara
sebagai berikut :
RSU dr.R. Soetijono Blora 16
Nursing staff by law
Komite keperwatan

a. Staf keperawatan menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada


ketua Komite Keperawatan melalui kordinator Staf keperawatan
fungsional / Kelompok perawat klinik yang tekait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada
atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada ketua
komite Keperawatan melalui Direktur.
3. Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindaklanjuti dan memberikan
kesimpulan serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh Staf
keperawatan dan Staf rumah sakit yang terkait dengan Pelayanan
Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
4. Ketua Komite Keperawatan dapat menugaskan Sub Komite terkait dibawah
Komite Keperawatan untuk meneliti menindak lanjuti setiap laporan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3).
5. Ketua Komite Keperawatan memberikan kesimpulan dan putusan sebagimana
yang dimaksud dalam ayat (3) berdasrkan hasil penelitian dan rekomendasi
sub komite terkait yang dapat berbentuk :
a. Saran kepada Staf keperawatan terkait dan manajemen rumah sakit.
b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya
pelanggaran disiplin Keperawatan, tata tertib dan etik.
6. Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) didokumentasikan
secara lengkap oleh Sekretaris Komite Keperawatan dan diperlakukan secara
konfidensial.
7. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh direktur setelah memperoleh
persetujuan dari ketua Komite Keperawatan.

PASAL 27
PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN
PROFESI KEPERAWATAN DAN TATA TERTIB
1. Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Keperawatan, etika
Keperawatan, dan tata tertib dimulai berdasarkan putusan ketua Komite

RSU dr.R. Soetijono Blora 17


Nursing staff by law
Komite keperwatan

Keperawatan untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 26 ayat (5) dan dilaksanakan oleh Sub Komite Disiplin Profesi.
2. Sub Komite Disiplin Profesi melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara
yang telah ditetapkan dalam statuta ini.
3. Ketua Sub Komite Disiplin Profesi menyampaikan hasil penelitian dan
rekomendasi kepada ketua Komite Keperawatan untuk ditetapkan sebagai
putusan Komite Keperawatan yang memuat :
a. Ringkasan kasus atau kejadian.
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanyanya pelanggaran.
c. Rekomendasi Asuhan korektif.
4. Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan putusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dengan memperhatikan masukan dari sub Komite
lain dalam waktu paling lama 7 hari kerja setelah diterimanya putusan Sub
Komite Disiplin Profesi.
5. Putusan Komite Keperawatan sebagaimana dimasud dimaksud dalam ayat (4)
disampaikan kepada direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.

PASAL 28
TIM AD-HOC PENELITIAN DUGAAN
PELANGGARAN DISIPLIN DAN TATA TERTIB
1. Dalam hal ketua Komite Keperawatan menyampaikan putusan untuk
melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (5)
maka Sub Komite Disiplin Profesi atau yang mewakilinya mengusulkan dan
meminta persetujuan ketua Komite Keperawatan unuk menetapkan tim ad-hoc
dengan suatu surat keputusan.
2. Tim ad-hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ádalah Sub Komite Disiplin
Profesi yang selanjutnya melakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan
tata cara yang telah ditetapkan oleh Komite Keperawatan.
3. Tim Ad- hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
kerja setelah diterbitkan surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1).

RSU dr.R. Soetijono Blora 18


Nursing staff by law
Komite keperwatan

4. Ketua Komite Keperawatan atau Staf lain yang ditunjuk didampingi ketua Sub
Komite Disiplin Profesi atau Staf lain yang diunjuk untuk memimpin sidang
pertama tim Ad-hoc untuk menentukan ketua dan wakil ketua tim ad-hoc dan
menjelaskan tata cara persidangan kepada tim Ad-hoc.
5. Pada tim Ad-hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh Komite
Keperawatan untuk kelancaran persidangan.
6. Pada tim ad-hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus
yang diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara
yang telah ditetapkan dalam statuta ini.
7. Dalam rangka melakukan pengkajian, tim ad-hoc berwenang meminta
informasi kepada yang terkait dan semua pihak di rumah sakit, termasuk
meneliti rekam Keperawatan, dan bila diperlukan meminta bantuan pihak lain
di luar rumah sakit dengan persetujuan Komite Keperawatan.
8. Tim ad-hoc wajib melaksanakan rapat-rapat persidangan untuk
menyimpulkan / memutuskan suatu kasus yang diserahkan padanya dalam
suatu surat kesimpulan yang ditanda tangani oleh ketua bersama segenap tim
ad-hoc untuk diserahkan kepada ketua Sub Komite Disiplin profesi melalui
suatu keputusan yang memuat :
a. Ringkasan kasus atau kejadian.
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran.
c. Rekomendasi Asuhan korektif.
9. Ketua Komite Keperawatan menerbitkan surat keputusan pembubaran tim ad-
hoc setelah menerima surat kesimpulan keputusan dan semua berkas
persidangan secara lengkap sebagimana dimaksud dalam ayat (8).
10. Ketua Sub Komite Disiplin Profesi menyerahkan hasil rapat tim ad-hoc kepada
Komite Keperawatan untuk ditindaklanjuti.
11. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan tindak
lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (10).
12. Putusan Komite Keperawatan disapaikan kepada Direktur rumah sakit sebagai
usulan.

RSU dr.R. Soetijono Blora 19


Nursing staff by law
Komite keperwatan

PASAL 29
TATA CARA PERSIDANGAN TIM AD-HOC
1. Ketua tim ad-hoc membuka persidangan dan menyatakan sidang tersebut sah
setelah kuorum tercapai dan setiap yang hadir menandatangani daftar hadir.
2. Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercapai bila rapat dihadiri oleh
paling sedikit setengah ditambah satu dari jumlah tim ad-hoc dan seluruh
anggota berasal dari luar rumah sakit yang hadir.
3. Tim ad-hoc melaksanakan persidangan dengan melakukan pemeriksaan atas
kasus tersebut, meminta keterangan dari berbagi pihak yang diangap perlu.
4. Persidangan dilakukan secara tertutup.
5. Perekam semua informasi dalam persidangan hanya dilakukan oleh tenaga
yang ditunjuk oleh Komite Keperawatan.
6. Tenaga sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (5) adalah seorang Staf
keperawatan.
7. Pada setiap akhir persidangan tenaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
membacakan hasil rekaman sidang kepada seluruh anggota yang hadir untuk
selanjutnya dibuatkan risalah rapatnya.
8. Semua informasi, catatan dan dokumen dalam bentuk apapun diperlukan
secara konfidensial, dan tatacara pemusnahan dokumen tersebut akan
ditentukan oleh Komite Keperawatan.
9. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah memperoleh
persetujuan ketua Komite Keperawatan.

RSU dr.R. Soetijono Blora 20


Nursing staff by law
Komite keperwatan

BAB V
PEMAPARAN STATUTA, PERUBAHAN STATUTA,
DAN KETENTUAN PENUTUP
PASAL 30
PEMAPARAN STATUTA
Komite Keperawatan dapat memperlihatkan statuta ini kepada pihak
tertentu yang dinilai berkepentingan.

PASAL 31
PERUBAHAN STATUTA
1. Komite Keperawatan berhak merubah statuta dengan persetujuan Direktur
melalui rapat khusus yang diselenggarkan untuk itu.
2. Usulan untuk merubah statuta ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat pleno
khusus yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.

PASAL 32
KETENTUAN PENUTUP
1. Statuta ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
2. Semua peraturan tentang staf keperawatan yang ditetapkan sebelum
berlakunya statuta ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan statuta ini.

RSU dr.R. Soetijono Blora 21


Nursing staff by law
Komite keperwatan

Ditetapkan di : Blora
Pada tanggal :

Komite Keperawatan

Ketua Sekretaris

Nurkholis, S. Kep. Nanang Anacardia Subagyo, S. Kep.


NIP: 19680328 198803 1 004 NIP: 19800122 200212 1 003

Mengetahui,

Direktur RSU DR.R. SOETIJONO


BLORA

HENDRO TJAHJANTO, M.Kes


NIP. 19570413 198101 1 004

RSU dr.R. Soetijono Blora 22

Anda mungkin juga menyukai