Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan

dan ditemukan solusinya. Diantaranya berbagai masalah yang ada masalah kualitas

pendidikan atau hasil belajar siswa merupakan topik yang sangat menarik, dan tidak

akan habis dibicarakan dalam dunia pendidikan, karena kemampuan belajar adalah

indikator untuk menilai kualitas sistem pendidikan yang diterapkan pada umumnya.

Matematika bukan sekedar pengetahuan tanpa terapan. Dalam matematika

dipelajari banyak hal tentang kehidupan, sebagaimana dinyatakan Suherman,

(2003:65): “tujuan pembelajaran matematika adalah membentuk kemampuan bernalar

pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis,

dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan

baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari”.

Ini berarti bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan

sehari-hari untuk membantu memecahkan permasalahan. Kompetensi (kemampuan)

yang diharapkan siswa SD dalam belajar matematika adalah:

1. Memahami konsep matematika.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat.

3. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

1
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru matematika

kelas IV di SD Swasta Al-Fithriah Gedung Johor Medan yaitu ibu Nurainun (senin, 3

Februari 2014), bahwa KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum ) yang diterapkan

sekolah adalah 65. Dan ternyata guru memaparkan bahwa ulangan harian pada tahun

yang lalu, yang dilakukan setelah selesai materi pecahan masih dibawah KKM yaitu

kurang dari 65.

Capaian siswa ini menunjukkan bahwa belum adanya memahami konsep pada

materi pecahan dan penalaran pada pola dan sifatnya serta mengkomunikasikan

gagasan symbol, tabel atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

untuk meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membuat penyelesaian

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain pembelajaran belum

efektif. Hal ini tidak bisa dibiarkan karena pecahan itu sangat berguna bagi kehidupan

sehari-hari, karena kemampuan siswa dalam mengoperasikan pecahan merupakan

salah satu indikator untuk memecahkan masalah pada materi yang akan datang.

Banyak yang menyebabkan kegagalan pembelajaran matematika di sekolah

adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan atau guru tidak

menggunakan alat peraga hanya menggunakan pembelajaran yang real dan keinginan

guru agar siswa cepat menguasai materi, dalam arti tercapainya tujuan pembelajaran

dan siswa mampu menjawab soal-soal yang ditawarkan baik dalam ujian sekolah

maupun ujian nasional. Guru bahkan tidak berfikir jauh kedepan, apakah siswa

mengingat materi yang disajikan atau akan melupakannya. Akhirnya muncullah

pembelajaran mekanistik. Siswa diberi contoh soal, kemudian latihan tanpa lebih dulu

2
menanamkan konsep yang benar dalam benak siswa, bahkan siswa tidak mampu

menjelaskan apa yang diperolehnya setelah mengerjakan soal matematika, karena dia

hanya mengulangi pekerjaan yang dicontohkan gurunya.

Salah satu materi yang sulit dikuasai oleh siswa adalah dari klasifikasi

bilangan yaitu bilangan pecahan. Bilangan ini sudah diajarkan sejak SD. Namun

siswa kesulitan dalam memahami konsep pada pecahan, hal ini didukung hasil

penelitian The Nasional Assosment Of Education Proggress (Post dalam Hadi,

2009:2) yang menunjukkan siswa mengalami kesukaran pada konsep bilangan

irasional.

Kemampuan siswa dalam mengoperasikan pecahan merupakan salah satu

indikator untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam memecahkan

persoalan matematika, baik dalam penyelesaian soal-soal matematika di sekolah

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bila siswa tidak mengetahui konsep dasar

pecahan maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.

Mengoperasikan pecahan bukan hanya diperlukan dalam mempelajari matematika

saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Apa bila siswa telah mampu

mengoperasikan pecahan, maka siswa akan memiliki salah satu dasar yang kuat untuk

mempelajari cabang matematika lainnya, sehingga program kurikulum pengajaran

matematika dapat dicapai seperti yang diharapkan.

PAIKEM adalah suatu pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan

minat siswa untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk mengikuti

proses belajar mengajar yang selama ini dilaksanakan. PAIKEM adalah singkatan

3
dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Fokus PAIKEM

pada kegiatan siswa seperti bentuk grup, individu, kelas, penelitian, penyelidikan,

penemuan dan beberapa macam strategi yang hanya dibatasi dari imajinasi guru.

Jika dilihat penerapannya, PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam pembelajaran matematika, karena dalam pembelajaran ini siswa selalu

didukung untuk aktif dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan.

Namun kenyataan banyak terlihat dikalangan siswa yang kurang menyenangi

matematika dibandingkan pelajaran lain.

Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta

didik dan berbagai kemungkinan agar mampu membantu mereka dalam menghadapi

kesulitan belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas teridentifikasi beberapa masalah,

antara lain:

1. Rendahnya hasil ulangan harian matematika siswa SD Swasta Al-Fithriah

Gedung Johor Medan di kelas IV.

2. Keinginan guru agar siswa cepat menguasai materi.

3. Guru hanya menjelaskan materi tanpa alat peraga, sehingga siswa sulit untuk

memahami.

4. Guru tidak memberi makna terhadap materi pelajaran sebelumnya untuk

materi lanjutan.

4
C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, maka dari berbagai

masalah yang sudah teridentifikasi di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Topik yang diteliti adalah Pengertian Pecahan, Pecahan senilai, perbandingan

pecahan, dan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan pada kelas IV

SD Swasta Al-Fithriah Gedung Johor Medan

2. Aktifitas belajar siswa melalui penerapan pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan pada materi pecahan.

D. Rumusan Masalah

Apakah dengan penerapan PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan dan

aktivitas belajar matematika siswa pada materi pecahan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam pecahan

pada materi pecahan senilai, membandingkan pecahan, penjumlahan dan

pengurangan pecahan melalui PAIKEM pada siswa kelas IV SD Swasta Al-Fithriah

Gedung Johor Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Guru, untuk memperoleh gambaran dan menjadikan suatu alternatif sebagai

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pecahan dengan

PAIKEM.

5
2. Siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai peningkatan

kemampuan siswa.

3. Sekolah, hasil penelitian ini sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan matematika

4. Bagi peneliti, memberikan sumbangan pengalaman tentang penelitian

tindakan kelas.

G. Anggapan Dasar

PAIKEM memudahkan siswa menguasai konsep dan memahami operasi

sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajar.

H. Hipotesis Tindakan

Jawaban sementara dari rumusan masalah dinyatakan sebagai hipotesis

tindakan yaitu: dengan menggunakan PAIKEM, maka penguasaan siswa pada materi

pecahan akan meningkat.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Aktivitas Belajar

Menurut Huda (2010:75) menyatakan bahwa “Aktivitas belajar adalah

segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang

yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau

kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan”.

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi

belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada

pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa

modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang

menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang

dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan

yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada

prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.

Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Dari uraian di atas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna

menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari

kegiatan tersebut.

7
Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar adalah sebagai berikut:

a. Visual activities, misalnya, membaca, memperhatikan gambar, dan

melakukan percobaan.

b. Oral activities, misalnya: bertanya, menjawab, berpendapat, dan diskusi.

c. Listening activities, misalnya: mendengarkan penjelasan atau ceramah.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, angket,

menyalin, mengerjakan tes.

e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model, bermain.

g. Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan berbagai pengertian jenis aktivitas di atas, peneliti berpendapat

bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak

melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.

Tujuan pembelajaran PAIKEM tidak mungkin tercapai tanpa adanya aktivitas siswa.

Jadi yang termasuk aktivitas belajar siswa di dalam kelas adalah:

a. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar

melalui berbuat.

8
b. Penerapan guru dalam mengelola kelas dan bahan belajar yang lebih

menarik.

c. Kemampuan guru dalam mendorong siswa untuk menemukan caranya

sendiri dalam memecahkan suatu masalah untuk mengungkapkan

gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan

sekolahnya.

d. Penguasaan seorang guru terhadap karakteristik peserta didik dari aspek

pisik, moral, emosional dan intelektual.

e. Penguasaan guru terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik.

f. Kemampuan seorang guru untuk mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan materi.

2. Hasil Belajar

Hasil Belajar menurut Sudjana (2000:7), merupakan suatu kompetensi atau

kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang

dirancang dan dilaksanakan oleh guru di sekolah dan di kelas tertentu. Menurut

Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009:24) membagi lima kategori hasil

belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif, sikap, dan motorik.

Hasil belajar adalah keberhasilan yang terjadi karena kesan-kesan siswa dalam

berpartisivasi aktif kreatif dan senang selama mengikuti kegiatatan belajar sehingga

mendapatkan keberhasilan dari aktivitas yang dilakukan.

9
Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar

mengajar berlangsung, sudjana (2005:22) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Menurut Dinyati dan Mudjiono (1999:250:251), hasil belajar adalah sebuah

kegiatan belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan pengajaran yang di

tandai dengan skala nilai dan perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik dari seseorang siswa bila dibandingkan pada saat sebelumnya belajar.

Dari uraian di atas dijelaskan bahwa suatu proses belajar mengajar pada

akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencangkup pengetahuan,

sikap, dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan

indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas

maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa

setelah ia menerima suatu pengetahuan melalui pengalaman belajarnya, yang

mengakibatkan perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut.

Hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan yang

diperoleh dari hasil tes atau hasil pengamatan dalam proses pembelajaran yang

berlangsung. Hasil belajar yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang

mereka peroleh dan ditandai dengan skala nilai yang baik dan keantusiasan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.

10
Ukuran keberhasilan pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan sebagai

berikut:

a. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh

siswa.

b. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai

76%-99%.

c. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.

d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%. (Djamarah,

2006:107)

Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pembelajaran dikatakan betul-betul baik

apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

i. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

ii. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik.

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk

mengukur perubahan  prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada

umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk yaitu peserta

didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas prilaku

yang diinginkan dan mereka mendapatkan bahwa prilaku yang diinginkan itu telah

meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara

penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan.

11
3. Pendekatan PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan.. Hamzah (2011:113) menyatakan bahwa: “Belajar merupakan

suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuan. Sehingga, jika

pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut berentangan dengan hakikat belajar”.

Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanan apabila

dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis

teknologi baru kedalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga terjadi proses

renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Membangun

sebuah pelajaran inovatif biasa dilakukan dengan cara-cara yang diantaranya

menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan setiap siswa.

Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan keterampilan

dengan menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran). Dalam

hal ini, penggunaan alat dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam

proses pembelajaran merupakan kebutuhan dalam membangun proses pembelajaran

inovatif.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi

yang kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang

lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam

sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

12
Menyenangkan adalah suatu belajar yang menyenangkan sehingga siswa

memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga memiliki perhatian

yang tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti

meningkatkan kemampuan belajar.

Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran

tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa. Setelah proses

pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan

pembelajaran yang harus dicapai jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan

tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tidak beda seperti permainan biasa.

Yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM:

a. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.

Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia,

atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki

kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi

berkembangnya sikap atau berpikir kritis dan kreatif.

b. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu

diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.

c. Memanfaatkan prilaku anak dalam pengorganisasian belajar

13
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau

membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok

d. Mengembangkan kemampuan berfikir, kritis, kreatif dan kemampuan

memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini

memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk

menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan

masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa

ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh

karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya.

e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan

dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk

memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang

dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan

menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang

sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai

media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).

14
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk

interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap

kekuatan daripada kelemahan siswa.

h. Membedakan antara aktif pisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa

kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur

berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut

bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan

daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain,

dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat

berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut

ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena

itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang

datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa

takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM’.

Gambaran PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan belajar mengajar

(PAIKEM) yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran

tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai untuk menciptakan keadaan

tersebut.

15
4. Karakteristik PAIKEM

Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada

siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan

dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,  komunikasi, interaksi dan

refleksi.

a. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:

- Melakukan pengamatan

-  Melakukan percobaan

- Melakukan penyelidikan

- Melakukan wawancara

-  Siswa belajar banyak melalui berbuat

-  Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.

b.  Komunikasi, bentuknya antara lain:

- Mengemukakan pendapat

- Presentasi laporan

- Memajangkan hasil kerja

- Ungkap gagasan

c. Interaksi, bentuknya antara lain:

- Diskusi

- Tanya jawab

- Lempar lagi pertanyaan

- Kesalahan makna berpeluang terkoreksi

16
- Makna yang terbangun semakin mantap

- Kualitas hasil belajar meningkat

d. Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan.

- Untuk perbaikan gagasan/makna

- Untuk tidak mengulangi kesalahan

- Peluang lahirkan gagasan baru

Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan

kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan.

Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung

jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian,

persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa

untuk belajar sepanjang hayat.

5. Penerapan PAIKEM

Menurut Ramadhan (2008), secara garis besar, penerapan PAIKEM di kelas

dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan

cocok bagi siswa.

17
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa

dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama kegiatan

belajar mengajar (KBM). Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan

kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan kaadaan tersebut. Maka,

dengan adanya penerapan seperti di atas Pendekatan PAIKEM dapat membawa

perubahan dalam pembelajaran, yaitu:

a. Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antara

keduanya.

b. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar dan pendidik, guru juga berperan

sebagai fasilitator.

c. Guru dan murid dapat mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran.

d. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam hal: teknik pengajaran,

penggunaan multimetode, pemakaian media, dan guru dapat berperan sebagai

mediator bagi murid-muridnya.

e. Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, tidak merasa tertekan

sehingga proses berpikir anak akan berjalan normal.

18
Mengenal Konsep Pecahan Melalui Lipatan Kertas

Kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti bila didahului dengan

soal cerita yang menggunakan obyek-obyek nyata misalnya buah: apel, sawo, tomat

atau kue: cake, pizza, dan lain-lain. Peraga selanjutnya dapat berupa daerah-daerah

bangun datar beraturan misalnya persegi, persegipanjang, atau lingkaran/penghapus

yang akan sangat membantu dalam memperagakan konsep pecahan.

1
Pecahan dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk penghapus
2

atau persegi, sehingga lipatan tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya bagian yang

dilipat dibuka dan diarsir atau diwarnai sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga

akan didapatkan gambar daerah yang diarsir atau diwarnai seperti di bawah ini.

Yang diarsir adalah ( 12 ) Yang diarsir adalah ( 12 ) Yang diarsir adalah ( 12 )


1
Pecahan dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. “1” disebut
2

pembilang (1 bagian pengambilan/1 bagian yang diperlihatkan dari keseluruhan

bagian yang sama). “2” disebut penyebut ( merupakan 2 bagian yang sama dari

keseluruhan ).

Contoh:

19
Yang diarsir adalah ( 14 ) Yang diarsir adalah ( 24 ) Yang diarsir adalah ( 38 )
(dibaca Satu per empat) (dibaca dua per empat) (dibaca tiga per delapan)
Sebagai Tugas Rumah siswa agar lebih mengingat kembali pelajaran yang diberikan

1. Salin dirumah melipat kertas yang di sediakan guru untuk memperoleh makna

arti pecahan

2. Mewarnai lipatan tersebut sehingga mendapatkan bagian pecahan

3. Siswa membentuk berbagai macam bentuk pecahan sesuai dengan pecahan

yang di inginkan.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas, maka

penelitian ini memiliki beberapa tahap yang merupakan suatu siklus. Siklus I

dilakukan sebagai perenungan untuk melihat apakah kegiatan yang telah dilakukan

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Selanjutnya siklus II dilakukan sesuai

dengan strategi yang akan digunakan dan diharapkan dapat mengatasi kesulitan

belajar siswa.

Agar lebih lengkap dan jelas beikut ini akan penulis kemukakan tindakan

dengan menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto 2006:20)

dikemukakan secara sistematis skema dibawah ini:


Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Tindakan

Observasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Tindakan

Observasi

? 21
Siklus I

1.1. Tahap Perencanaan

- Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu membuat skenario

pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam

pembelajaran dengan PAIKEM.

- Membuat lembar pengamatan untuk melihat keaktifkan, keinovatifan,

kekreatifan, dan kesenangan siswa dalam belajar Matematika serta keaktifan

siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran sesuai dengan PAIKEM

yang diterapkan.

- Membuat test berupa essay, pada tahap ini diberikan kepada siswa. Tujuannya

adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa terhadap pelajaran

matematika dan berapa besar pengetahuan yang diperoleh siswa dalam belajar

matematika. Berdasarkan dari soal yang diberikan dapat diperoleh siswa

belajar matematika untuk selanjutnya melakukan tindakan pembelajaran.

1.2. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan pokok bahasan

pecahan senilai, membandingkan pecahan, penjumlahan dan pengurangan pecahan,

maka dilakukan tindakan yaitu:

- Guru memasuki kelas dan mengabsensi siswa.

22
- Lalu guru membentuk siswa tersebut menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5

siswa.

- Guru memberi soal atau masalah yang sama mengenai pokok bahasan

pecahan senilai, membandingkan pecahan, penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

- Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal atau masalah dan memberikan

sedikit petunjuk melalui pertanyaan-pertanyaan.

- Siswa bekerja secara individual menyelesaikan masalah dengan cara mereka

sendiri, guru bertanya kepada siswa tentang langkah-langkah penyelesaian

yang dianggap kurang dipahami siswa, kemudian akan menjelaskan kembali

secara ringkas.

- Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk

membandingkan jawaban soal secara kelompok.

- Setelah masalah tersebut selesai, selanjutnya guru meminta perwakilan dari

setiap kelompok untuk mempersentasekan jawaban masing-masing kelompok

kedepan.

- Guru dan siswa mendiskusikan tentang jawaban masing-masing kolompok,

lalu guru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban siswa.

1.3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Dalam pengamatan ini yang menjadi objek pengamatan adalah tindakan siswa

menggunakan kemampuan bertanya dan berfikir, siswa dapat melaksanakan riset

sederhana, keikutsertaan siswa dalam diskusi dengan kelompok, kemampuan siswa

23
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kemampuan siswa menguasai

kompetensi serta keterampilan yang diharapkan, kesenangan siswa untuk mengulangi

pelajaran dan keterlibatan siswa untuk ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran

siswa selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

1.4. Refleksi

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilakukan, maka penelitian mengambil

data dan subjek penelitian yang dianalisis. Hasil analisis untuk melanjutkan siklus

berikutnya.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

- Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu membuat skenario

pembelajaran (RPP) dengan PAIKEM.

- Membuat lembar pengamatan untuk melihat keaktifan, keinovatifan,

kekreatifan, dan kesenangan siswa dalam belajar matematika serta keaktifan

siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran sesuai dengan PAIKEM

yang diterapkan.

- Membuat test berupa essay, pada tahap ini diberikan kepada siswa. Tujuannya

adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa terhadap pelajaran

matematika dan berapa besar pengetahuan yang diperoleh siswa dalam belajar

matematika. Berdasarkan dari soal yang diberikan dapat diperoleh siswa

belajar matematika untuk selanjutnya melakukan tindakan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

24
- Guru mengawali pembelajaran dengan mengulang pelajaran yang telah lewat

dengan cara menanyakan kepada siswa namun tidak secara paksa, pertanyaan

yang guru sampaikan kepada siswa dengan tehnik yang lebih menyenangkan

misalnya saja guru akan memberi nilai tambahan pada siswa yang mampu

memberikan jawaban walaupun jawaban tersebut kurang tepat.

- Guru memasuki materi baru dengan menyediakan alat-alat peraga yang dapat

menimbulkan ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran serta pemahaman

siswa.

- Guru menyediakan waktu untuk siswa yang ingin bertanya akan materi yang

kurang dipahaminya sehingga siswa benar-benar mengetahuinya dengan baik.

- Guru akan membentuk 5 kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dalam 1

kelompok dimana tiap kelompok diacak secara tepat yaitu masing-masing

kelompok terdiri dari yang tuntas belajar matematika. Adapun tujuan dari

pembagian kelompok ini agar siswa dapat bekerjasama dalam menyeselaikan

tugas yang diberikan guru.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Dalam pengamatan ini yang menjadi objek pengamatan adalah tindakan siswa

menggunakan kemampuan bertanya dan berfikir, siswa dapat melakukan riset

sederhana, keikutsertaan siswa dalam diskusi dengan kelompok, kemampuan siswa

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kemampuan siswa menciptakan

kreatifitas dalam memecahkan masalah, kemampuan siswa menguasai kompetensi

25
serta keterampilan yang diharapkan, kesenangan siswa untuk mengulangi pelajaran

dan ketertarikan siswa untuk ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Diharapkan tidak ada lagi kemampuan belajar siswa yang rendah sehingga

semua masalah terselesaikan, maka siklus dihentikan sampai di siklus II.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Swasta

Al-Fithriah Gedung Johor Medan Tahun Ajaran 2013/2014 berjumlah 24 siswa.

Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa

pada materi pecahan dengan PAIKEM.

C. Variabel dan Indikator

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pecahan. Yang

menjadi indikator dalam penelitian ini adalah skor tes yang diperoleh siswa dari

setiap siklus yang dilakukan.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung, baik itu dalam hal partisipasi

dan tanggapan siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Tes

26
Tes yang diberikan berbentuk essay yang dilakukan 2 kali yaitu: pada siklus I

akan diberikan sebanyak 5 butir soal dan dilanjutkan pada pemberian tes kedua

pada tahap siklus II terdiri dari 10 butir soal dengan bobot setiap butir 10, dengan

kriteria pemberian nilai adalah:

a. Untuk siswa menjawab salah diberi skor 0

b. Siswa menjawab dengan langkah-langkah benar dan jawaban salah diberi skor

c. Siswa menjawab dengan langkah-langkah benar dan jawaban benar diberi

skor 10

E. Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi atau menilai tindakan guru,

terhadap langkah-langkah pembelajaran.

Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan dan

perubahan yang terjadi pada saat dilakukannya pemberian tindakan. Dalam hal ini

guru kelas bertindak sebagai pengamat (observasi) yang bertugas untuk

mengobservasi penelitian (yang bertindak sebagai guru) selama kegiatan

pembelajaran.

Tes

Tes yang diberikan berbentuk tes uraian. Pemberian tes dilakukan sebanyak dua

kali, yaitu tes diagnostik (sebelum pemberian tindakan), dan tes akhir (setelah

pemberian tindakan) masing-masing diberikan di kelas IV SD.

27
F. Teknik Analisis Data

Setelah tes dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dari soal yang

diberikan maka dapat diketahui persentase pencapaian hasil belajar tersebut. Dapat

digunakan:

Skor yang diperole h


PPH = x 100%
Skor Maksimal

PPH = Persentase hasil belajar

Dengan kriteria sebagai berikut:

0 ≤ PPH < 65 %, siswa tidak tuntas dalam belajar

65 ≤ PPH ≤ 100 %, siswa sudah tuntas dalam belajar

Untuk menganalisis data yang diperoleh maka dilakukan penganalisaan sesuai dengan

kriteria ketuntasan hasil belajar. Siswa dinyatakan tuntas belajar bila memiliki daya

serap paling sedikit 65 %, sedangkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal tercapai

bila paling sedikit 85 % dari siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar. Dari

ketuntasan belajar siswa di atas maka sesuai PTK dipandang tercapai apabila sedikit

65 % siswa telah tuntas belajar untuk semua butir soal yang berkaitan dengan PTK

tersebut. Sedangkan kriteria ketuntasan pencapaian PTK berdasarkan jumlah PTK

yang ada adalah paling sedikit 75 % dari seluruh PTK yang ditetapkan dapat

dirumuskan:

X
D= x 100 %
N

28
D = Persentase kelas yang mencapai daya serap lebih dari 65 %

X = Jumlah yang telah mencapai daya serap lebih dari 65 %

N = Jumlah siswa

Hasil observasi dianalisis dan proses pembelajaran dikatakan efektif jika pelaksanan

pembelajaran belajar dengan baik dan jika pembelajaran sudah efektif.

Untuk penilaian observasi dirumuskan sebagai berikut:

N
Pi =
B

Dimana:

Pi = Hasil pengamatan pada pertemuan ke –i

N = Jumlah seluruh aspek yang diminta

B = Banyak aspek yang diamati

Menurut E. Soegito (2003) perhitungan nilai akhir setiap observasi ditentukan

berdasarkan:

S
N=
B

Keterangan:

N = Nilai akhir

S = Skor yang didapat

B = Banyak item

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I

1. Pelaksanaan Tindakan

Materi yang disajikan: (a) arti pecahan dan urutannya, (b) pecahan senilai, dan

(c) pecahan sebagai operasi pembagi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu empat jam pelajaran (4 x 35

menit). Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai pelaksana tindakan

di kelas, diobservasi oleh Nurainun, guru bidang studi matematika di sekolah

tersebut.

Pada pertemuan pertama, disajikan arti pecahan dengan alat peraga yaitu

kertas origami yang dapat dilipat sesuai kebutuhan yang diinginkan. Setiap siswa

terlibat langsung dengan menyiapkan kertas yang diperlukan serta melipatnya

sehingga terbentuk berbagai macam pecahan sesuai dengan instruksi guru. Guru juga

mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kemudian

siswa menggambarkan bentuk pecahan dan mengarsirnya agar mendapatkan bagian

pecahan yang diinginkan. Setelah pengerjaan tugas-tugas, siswa diberi kesempatan

menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Akhirnya, guru dan siswa bersama-

30
sama mengkaji ulang proses/hasil penyelesaian masalah yang telah dilaksanakan serta

membuat kesimpulan.

Pada pertemuan kedua, akan disajikan materi pecahan senilai dan

mengurutkan pecahan, sebelumnya guru mengingatkan kembali materi yang lalu

yaitu tentang arti pecahan. Menjelaskan pecahan senilai dan mengurutkan pecahan

serta memberi contoh soal, sebelum guru membentuk kelompok memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang materi atau contoh soal bagi yang belum

mengerti. Membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 4 orang dan membagi lembar soal pada tiap kelompok, memberi motivasi

dan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa. Selama proses belajar kelompok

berlangsung guru mengawasi dan berkeliling untuk membantu siswa (kelompok)

yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Setelah tugas

kelompok selesai guru meminta salah satu anggota kelompok untuk

mempersentasekan hasil diskusi untuk disajikan didepan kelas. Akhirnya, guru dan

siswa bersama-sama mengkaji ulang proses/hasil penyelesaian masalah yang telah

dilaksanakan serta membuat kesimpulan.

31
Gambar 1. Aktivitas siswa mempersentase hasil kelompoknya

2. Hasil Observasi

Pencatatan hasil observasi pembelajaran matematika pada siklus I

dilaksanakan sebanyak satu kali, dari dua pertemuan yang dilakukan pada siklus I

diperoleh skor dan persentase masing-masing aspek pengamatan sebagaimana tersaji

pada tabel I.

TABEL I

OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Aspek Yang Diamati Skor Persentase (%) Kategori


Memperhatikan penjelasan guru 13 65 Baik
Siswa mampu menggunakan alat peraga 14 70 Baik
Siswa mampu menjawab pertanyaan guru 10 50 Cukup
Memahami soal 7 35 Kurang
Siswa mampu memecahkan masalah 8 40 Kurang
Rerata dari keselurahan aspek 52
Persentase pencapaian (%) 10,4

Dari tabel I diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam belajar dengan

menggunakan alat peraga pada siklus I yaitu: Memperhatikan penjelasan guru, dari

24 siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini skor 13 dengan persentase 65%

dikategori baik. Siswa mampu menggunakan alat peraga paca pecahan skor 14

dengan persentase 70% dikategorikan baik, Sedangkan siswa mampu menjawab

pertanyaan guru dalam penelitian ini skor yang diperoleh adalah 10 dengan

persenrase 50% dan dikategorikan cukup. Siswa mampu memahami soal guru skor

32
yang diperoleh adalah 7 dengan persentase 35% dikategorikan kurang, dan siswa

mampu memecahkan masalah dari 24 siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini skor

8 dengan persentase 40% dikategorikan kurang.

Berdasarkan pengamatan yang berlangsung saat kegiatan pembelajaran

individual dilakukan, maka diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam pengerjaan

tugas yang diberikan masih rendah.

3. Hasil tes

TABEL II

NILAI TES DAN PERSENTASE KEMAMPUAN BELAJAR I

No Nama Siswa Skor Nilai Persentase Keterangan


1. Achyar Irfan 8 40 40% Tidak Tuntas
2. Aditya Triandra 20 100 100% Tuntas
3. Alya Winanda 10 50 50% Tidak Tuntas
4. Annisa Fitra 16 80 80% Tuntas
5. Dimas Prayoga 14 70 70% Tuntas
6. Dhiya Faliha 12 60 60% Tidak Tuntas
7. Faradiba Azzahra 14 70 70% Tuntas
8. Gibril Arya 14 70 70% Tuntas
9. Huda Arya 15 75 75% Tuntas
10. Juwita Intan 18 90 90% Tuntas
11. Leo Nardo 14 70 70% Tuntas
12. Moammar Habibi 8 40 40% Tidak Tuntas
13. Miranda Salsabila 13 65 65% Tuntas
14. Mutiara Salsabila 8 40 40% Tidak Tuntas
15. M. Haekal 16 80 80% Tuntas
16. M. Haris Sabil 14 70 70% Tuntas
17. Mutira Hasibuan 16 80 80% Tuntas
18. M. Asyara 14 70 70% Tuntas
19. Putri Zahria 10 50 50% Tidak Tuntas
20. Rama Saivan 14 70 70% Tuntas
21. Rangga Rahsa 12 60 60% Tidak Tuntas
22. Shuhaila Tsabita 8 40 40% Tidak Tuntas
23. Said Gilang 15 75 75% Tuntas

33
24. Zulfikri Anwa 10 50 50% Tidak Tuntas
Jumlah 313 1565 1565
Rata-Rata 13,04 65,20 65,20%

Dari hasil tes kemampuan belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa dikatakan tuntas

belajar jika mencapai tingkat ketuntasan ≥ 65. Dari data di atas dapat diperoleh

ketuntasan klasikal dengan perhitungan:

X
D= x 100 %
N

15
= x 100 %
24

= 62,5 %

4. Refleksi I

Berdasarkan hasil observasi dan yang peneliti amati selama pembelajaran

maka diperoleh beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti sehingga

menjadi bahan perbaikan untuk siklus berikutnya, yaitu: (a) Peneliti belum mampu

memaksimalkan dalam pengelolaan waktu. Hal ini berdasarkan pada data hasil

observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran, (b) Pembentukan kelompok

berdasarkan penyebaran kemampuan kurang menguntungkan karena ada beberapa

siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam diskusi, (c) Guru masih kurang dalam

memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi kelompok, (d) Keaktifan siswa dalam

belajar materi pecahan masih kurang, (e) Ada beberapa kelompok yang belum dapat

menyelesaikan soal yang diberikan dengan benar sehingga masih terdapat kekeliruan

dalam menyimpulkan langkah-langkah penyelesaian soal, (f) Dalam menentukan

34
kelompok mana yang akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas masih

kurang efektif karena ada beberapa kelompok yang saling menunjuk satu sama lain,

(g) Penyaji sebagai wakil kelompok masih belum terampil dalam menyajikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas. Hal ini dapat dilihat dari penampilan mereka

pada saat menjelaskan hasil diskusi tampak ragu-ragu, dan suaranya kurang keras, (h)

Selama penyaji menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, sebagian

besar siswa tidak memperhatikan, dan (i) Nilai rata-rata yang diperoleh pada tes

kemampuan belajar sebelum siklus adalah 55 dan tes kemampuan belajar setelah

dilaksanakan siklus I adalah 65.

5. Keputusan

Secara teknis, bagaimana anda melaksanakan siklus II??????????

Dari tabel disatas dapat diliha bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal pecahan masih rendah belum seperti yang diharapkan. Dari 24 orang siswa

terdapat 15 orang (62,5%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan

9 orang (37,5%) Belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata

hasil belajar siswa adalah 65,20 maka proses pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

B. Hasil Penelitian Siklus II

1. Pelaksanaan Tindakan

Materi yang disajikan: (a) Penjumlahan dan pengurangan pecahan yang

berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama, (b) Memecahkan masalah sehari-hari

yang berkaitan dengan pecahan. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan

35
sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu empat jam pembelajaran (4 x 35

menit). Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai pelaksana tindakan

di kelas, diobservasi oleh Nurainun, guru bidang studi matematika di sekolah

tersebut.

Pada pertemuan ketiga, siswa akan lebih diarahkan untuk memahami materi

penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut

yang tidak sama, menjelaskan materi dan memperbanyak contoh soal serta

mengaitkan permasalahan dengan kehidupan sehari-hari, kemudian guru membentuk

kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang siswa untuk setiap kelompoknya. Memberi

motivasi kepada kelompok agar lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan dalam pembelajaran., lebih intensif membimbing kelompok yang

mengalami kesulitan. Guru memberi soal kepada setiap kelompok dan menjelaskan

hal-hal yang harus dilakukan siswa, kemudian mengawasi diskusi kelompok agar

berjalan dengan baik dan membantu siswa (kelompok) yang kesulitan dalam

mengerjalan soal yang diberikan. Menyuruh kelompok siswa untuk menunjukkan

hasil jawaban mereka, menyelesaikannya di depan kelas dan kelompok lain melihat

dan boleh menanggapinya. Guru membantu siswa membuat refleksi atas kegiatan

pembelajaran erta membuat ksimpulan.

Pertemuan keempat, siswa akan lebih diarahkan lagi untuk memahami materi

tentang memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitn dengan pecahan. Kegiatannya

adalah guru mengingatkan kembali pelajaran yang lalu mengenai penjumlahan dan

pengurangan pecahan, kemudian langsung kepokok pembahasan yaitu memecahkan

36
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan seperti soal cerita. Membuat

contoh soal dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang

belum dipahami. Guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang tiap

kelompok dengan menempatkan tutor pada masing-masing kelompok, memberi

motivasi kepada kelompok agar lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan dalam pembelajaran. Guru memberi soal kepada setiap kelompok dan

menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa, lebih intensif membimbing

kelompok yang mengalami kesulitan. Guru membantu tiap kelompok untuk membuat

kesimpulan dan menyuruh kelompok untuk menunjukkan hasil jawaban mereka

untuk menyelesaikan serta menuliskan hasil diskusi dipapan tulis, kelompok lain

memperhatikan dan menanggapinya. Guru juga memberikan kuis sebagai tambahan

nilai, sehingga siswa termotivasi untuk menjawab dan memberi tanggapan. Akhirnya,

guru dan siswa bersama-sama mengkaji ulang proses/hasil penyelesaian masalah

yang telah dilaksanakan serta membuat kesimpulan.

37
2. Hasil Observasi

Pencatatan hasil observasi pembelajaran matematika pada siklus II

dilaksanakan sebanyak satu kali, dari dua pertemuan yang dilakukan pada siklus II

diperoleh skor dan persentase masing-masing aspek pengamatan sebagaimana tersaji

pada tabel 1 berikut ini:

TABEL III

OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Aspek Yang Dihadapi Skor Persentase (%) Kategori


Memperhatikan penjelasan guru 16 80 Baik
Berdiskusi mengerjakan tugas yang
15 75 Baik
diberikan guru
Siswa mampu menjawab pertanyaan
17 85 Baik
guru
Memahami soal 16 80 Baik
Siswa mampu memecahkan masalah 18 90 Baik
Rerata dari keselurahan aspek 82
Persentase pencapaian (%) 16,4

Dari tabel observasi aktivitas siswa kelas IV SD Swasta Al-Fithriah Gedung

Johor Medan pada siklus II yaitu: Memperhatikan penjelasan guru, dari 24 siswa

yang dilibatkan dalam penelitian ini skor 18 dengan persentase 80% dikategori baik.

Berdiskusi mengerjakan tugas yang diberikan guru skor 15 dengan persentase 75%

38
dikategorikan baik, Sedangkan siswa mampu menjawab pertanyaan guru skor yang

diperoleh adalah 17 dengan persenrase 85% dan dikategorikan baik. Siswa mampu

memahami soal guru skor 16 dengan persentase 80% dikategorikan baik, dan siswa

mampu memecahkan masalah skor 18 dengan persentase 90% dikategorikan baik.

Berdasarkan pengamatan yang berlangsung saat kegiatan pembelajaran

individual dilakukan, maka diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam pengerjaan

tugas yang diberikan sangat baik.

3. Hasil Tes

TABEL IV

NILAI TES DAN PERSENTASE KEMAMPUAN BELAJAR I

No Nama Siswa Skor Nilai Persentase Keterangan


1. Achyar Irfan 12 60 60% Tidak Tuntas
2. Aditya Triandra 20 100 100% Tuntas
3. Alya Winanda 12 60 60% Tidak Tuntas
4. Annisa Fitra 16 80 80% Tuntas
5. Dimas Prayoga 19 95 95% Tuntas
6. Dhiya Faliha 15 75 75% Tuntas
7. Faradiba Azzahra 18 90 90% Tuntas
8. Gibril Arya 20 100 100% Tuntas
9. Huda Arya 20 100 100% Tuntas
10. Juwita Intan 20 100 100% Tuntas
11. Leo Nardo 14 70 70% Tuntas
12. Moammar Habibi 11 55 55% Tidak Tuntas
13. Miranda Salsabila 16 80 80% Tuntas
14. Mutiara Salsabila 16 80 80% Tuntas
15. M. Haekal 18 90 90% Tuntas
16. M. Haris Sabil 20 100 100% Tuntas
17. Mutira Hasibuan 16 80 80% Tuntas
18. M. Asyara 20 100 100% Tuntas
19. Putri Zahria 19 95 95% Tuntas
20. Rama Saivan 17 85 85% Tuntas
21. Rangga Rahsa 15 75 75% Tuntas
22. Shuhaila Tsabita 16 80 80% Tuntas

39
23. Said Gilang 17 85 85% Tuntas
24. Zulfikri Anwa 15 75 75% Tuntas

Jumalah 313 2010 2010


Nilai Rata-Rata 13,04 83,75 85,75%

Berdasarkan, tes kemampuan pecahan melalui PAIKEM dapat diperoleh

bahwa siswa yang tuntas meningkat menjadi 21 orang dengan rata-rata 83,75. Maka

dari hasil tes belajar di atas dapat disimpulkan siswa telah tuntas belajar dengan

mencapai tingkat ketuntasan ≥ 65. Dari data di atas dapat diperoleh ketuntasan

klasikal dengan perhitungan:

X
D= x 100 %
N

21
= x 100 %
24

= 87,5 %

4. Refleksi

Pada tes hasil belajar I terdapat 15 (62,5%) siswa yang mempunyai ketuntasan

belajar, kemudian pada tes kemampuan belajar II terdapat 21 (87,5%) siswa yang

mencapai ketuntasan belajar dan terjadi peningkatan sebanyak 25% dengan

peningkatan nilai rata-rata pada tes kemampuan belajar I adalah 65,20, kemudian

pada tes kemampuan belajar II adalah 83,75 terjadi juga peningkatan.

Dari tes analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan

kamampuan siswa. Peningkatan ini terjadi setalah diberikan pembelajaran melalui

PAIKEM yang dirancang pada siklus II yang beracuan pada pengalaman siklus I.

40
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes sebelumnya yaitu sebesar 83,75

dan peningkatan ketuntasan klasikalnya sebesar 25%

5. Keputusan

Dari tabel dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-

soal tes kemampuan belajar secara klasikal sudah maningkat, walaupun ada sebagian

siswa yang masih rendah.

Dari 24 orang siswa terdapat 21 orang (87,5%) yang telah mencapai

ketuntasan belajar,sedangkan 3 orang (12,5%) belum mencapai ketuntasan belajar.

Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 83,75 berarti meningkat dari hasil

sebelumnya. Adapun peningkatan kemampuan belajar dalam tiap siklus disajikan

pada tabel dibawah ini:

TABEL V

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PAIKEM

No Siklus PTK Siklus Rata-rata Indeks Ketuntasan (%)


1. Siklus I 65,20 62,5%
2. Siklus II 83,75 87,5%

Kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran siklus II ini sudah dapat

teratasi dengan melakukan tindakan sesuai dengan yang direncanakan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uraian, maka dapat diketahui pembelajaran melalui PAIKEM

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam materi pecahan. Berdasarkan

hasil penelitian sebelum diberikan tindakan 55 dengan tingkat ketuntasan klasikal

45,83%. Setelah diberi tindakan I melalui PAIKEM rata-rata nilai tes I meningkat

41
menjadi 65,20 dengan persentase ketuntasan 62,5%. Kemudian setelah diberi

tindakan II dengan menggunakan pembelajaran melalui PAIKEM diperoleh nilai rata-

rata tes II siswa adalah 83,75 dengan ketuntasan klasikal 87,5% yang berarti

mengalami peningkatan.

Penerapan pembelajaran melalui PAIKEM merupakan pembelajaran yang

berfokus pada siswa, makna, ativitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta

konteks kehidupan dan lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh beberapa hal yang

menjadi kendala dalam pembelajaran melalui PAIKEM siswa kurang cepat

menyelesaikan soal dan kendala dalam hal waktu. Dimana menurut guru,

pembelajaran melalui PAIKEM ini membutuhkan waktu yang banyak.

Dalam penelitian ini juga ditemukan kelemahan yang mempengaruhi

keberhasilan pengajaran antara lain siswa belum terbiasa menyelesaikan soal dan

kurang berani mengemukakan pendapatnya, faktor penyebabnya yaitu karena selama

ini siswa terbiasa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Meskipun pembelajaran melaui PAIKEM dapat mengatasi kesulitan belajar

siswa namun masih terdapat 3 orang siswa yang tidak tuntas. Selain dari siswa

ditemukan juga kendala yang dialami oleh guru dalam pembelajaran melalui

PAIKEM diantaranya dalam menyampaikan informasi yang mudah dimengerti siswa

dan juga kendala dalam hal waktu sebagaimana yang dikatakan oleh guru

pembelajaran melalui PAIKEM membutuhkan waktu yang banyak.

42
43
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan

penelitian sebagai berikut:

1. Dengan pelaksanaan pembelajaran melalui PAIKEM, diperoleh

peningkatan pada tes penguasaan pecahan. Hal ini dilihat dari nilai rata-

rata yang diperoleh siswa setelah pemberian pengajaran dengan

menggunakan alat peraga. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ada 15

(62,5%) dengan rata-rata 65,20 dan pada siklus II ada 21 siswa (87,5%)

dengan rata-rata 83,75. Dengan demikian persentase kemampuan belajar

siswa pada siklus kedua meningkat.

2. Pembelajaran matematika melalui PAIKEM juga mengalami peningkatan

dari siklus I ke siklus II berdasarkan analisis hasil observasi. Pada siklus I

siswa yang aktif 50%, inovatif 65%, kreatif 70%, efektif dan

menyenangkan 60%. Hal ini menunjukkan kemampuan pada siklus I

tergolong rendah, sedangkan pada siklus II siswa yang aktif 75%, inovatif

80%, kreatif 75%, efektif dan menyenangkan 90%. Hal ini menunjukkan

44
kemampuan pada siklus II tergolong baik. Maka dapat dilihat dari siklus

per siklus terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 18,55.

3. Berdasarkan tes siklus I dan II maka dapat diartikan kemampuan dalam

pecahan semakin meningkat ketika diberikan pembelajaran melalui

PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan dalam pecahan pada siswa

untuk menyelesaikan soal pada pecahan.

B. Saran

Sesuai dengan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, maka

peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketuntasan belajar matematika

siswa, guru dapat menggunakan PAIKEM

2. Dalam menanamkan konsep matematika, guru sebaiknya menggunakan

media dan alat peraga yang tepat untuk memudahkan penyerapan materi

3. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru maupun

siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara

berkesinambungan dalam pelajaran matematika maupun pelajaran lain

4. Bagi peneliti diharapkan dapat dijadikan penelitian lanjutan guna melihat

keefektifan melalui PAIKEM dalam belajar matematika maupun pelajaran

lain.

45
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2012 Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan


Remediasiasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suherman, Eman Ar, dkk. 2003. Common Text Book STRATEGI


PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEPORER. Bandung: JICA-
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Sudjana, N.1989. Cara Belajar Siswa aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah Bahari Syaiful. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya:


Usaha Nasional.

Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Dinyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

46
Lampiran A

Alokasi Waktu Pelaksanaan Penelitian

Siklus Materi Pertemuan ke Waktu


I Arti pecahan dan urutannya Pertemuan I Senin, 12 Mei 2014
- Arti Pecahan 08.15 – 09.25
- Pecahan sebagai operasi
pembagi

Arti pecahan dan urutannya Pertemuan II Rabu, 14 Mei 2014


- Pecahan senilai 08.40 – 09.50
- Pecahan sebagai operasi
pembagi

Jum’at, 16 Mei 2014


TesHasil Belajar I -
07.30 – 08.40
II Penjumlahan dan pengurangan Pertemuan III Senin, 26 Mei 2014
pecahan yang berpenyebut sama 08.15 – 09.25
dan berpenyebut tidak sama

Memecahkan masalah sehari- Pertemuan IV Rabu, 28 Mei 2014


hari yang berkaitan dengan 08.40 – 09.50
pecahan

Jum’at, 30 Mei 2014


Tes Hasil Belajar II -
07.30 – 08.40

Diketahui:
Guru Matematika SD Swasta Al-Fithriah Gd Johor Medan

( NURAINUN. S.Pd )

47
Lampiran B
SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SD Swasta Al-Fithriah Gedung Johor Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35

Standar Kompetensi:
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

Indikator
- Mengenal arti pecahan
- Membandingkan dan mengurutkan pecahan

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
- Mengenal arti pecahan
- Membandingkan dan mengurutkan pecahan

Materi Pembelajaran
Arti Pecahan dan Urutannya
- Arti Pecahan
- Pecahan sebagai operasi pembagi

Strategi Pembelajaran

48
- Model Pembelajaran: Pendekatan PAIKEM
- Metode: Demontrasi, Tanya Jawab dan diskusi

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Belajar Alokasi


No
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Apersepsi
Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam,
kemudian guru mengkondusifkan mendengarkan penjelasan
suasana kelas. guru, menjawab
Kemudian mengingatkan siswa pertanyaan yang diberikan
tentang pokok bahasan arti guru
pecahan yang dipelajari di kelas
IV, guru juga menegaskan bahwa
materi ini sangat penting diketahui
1. untuk membantu siswa dalam 15
menyelesaikan soal yang Menit
berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari.

Motivasi
Guru memberikan contoh bentuk-
bentuk pecahan dapat berupa
daerah-daerah bangun datar
beraturan seperti persegi,
persegipanjang
2. 45
Kegiatan Inti Menit
- Guru dan siswa bersama-sama Memperhatikan dan
menyebutkan macam-macam mendengarkan penjelasan.
bentuk pecahan melalui Mengerjakan
gambar yang dibuat dari bertanya
lipatan kertas
- Setelah siswa paham macam-
macam bentuk pecahan,
kemudian guru bersama siswa
menggambarkan bentuk
pecahan dan mengarsir agar
mendapatkan bagian pecahan
yang diinginkan

49
Yang diarsir adalah ( 12 )Yang
diarsir adalah ( 12 )
- Setelah bersama-sama
menggambar bentuk pecahan,
kemudian guru dan siswa
bersama-sama menunjukkan
bagian dari yang diarsir serta
menentukan mana yang
menjadi pembilang dan mana
yang menjadi penyebut dari
yang diarsir
- Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa siapa
yang ingin menggambarkan
sebuah bentuk pecahan
didepan kelas
- Guru menyuruh siswa untuk
menggambar kembali macam-
macam bentuk pecahan dibuku
masing-masing dan guru
berkeliling untuk melihat hasil
kerja yang dikerjakan

3. 10
Kegiatan Akhir Menit
- Guru membimbing siswa untuk Mendengarkan dan
merangkum dan mencatat
menyimpulkan arti dari
pecahan
- Guru menyuruh siswa
menggambarkan macam-
macam bentuk pecahan di
rumah dan gambarnya dibawa

50
pada pertemuan selanjutnya.

Sumber
- Buku paket matematika SD kelas IV
- Buku taktik dan strategi pembelajaran matematika referensi untuk guru

Alat/Media
- Kertas
- Buah-buahan

Penilaian
Teknik non test : dilihat dari cara belajar siswa tersebut
Bentuk instrument : uraian singkat

Soal

1. Buatlah lipatan kertas serta warnai sehingga mendapatkan bagian pecahan

Diketahui Oleh: Medan, Mei 2014


Kepala SD Swasta Al-Fithriah Gd. Johor Medan Peneliti

JUWADI, S.Pd NURLAILA

51
Lampiran C
SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SD Swasta Al-Fithriah Gedung Johor Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35

Standar Kompetensi:
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

Indikator
- Menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan
- Membandingkan dan mengurutkan pecahan

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
- Menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan
- Membandingkan dan mengurutkan pecahan

Materi Pembelajaran
Arti Pecahan dan Urutannya
- Pecahan senilai
- Pecahan sebagai operasi pembagi

Strategi Pembelajaran

52
- Model Pembelajaran: Pendekatan PAIKEM
- Metode: Demontrasi, Tanya Jawab dan diskusi

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Belajar Alokasi


No
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Apersepsi
Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam,
kemudian guru mengkondusifkan mendengarkan penjelasan
suasana kelas. guru, menjawab
Kemudian mengingatkan siswa pertanyaan yang diberikan
4. tentang pokok bahasan minggu guru 15
lalu. Menit

Motivasi
Melakukan game yang
berhubungan dengan pecahan dan
urutannya dari bilangan.
5. 45
Kegiatan Inti Menit
- Memberikan catatan deduktif- Memperhatikan dan
deskriptif tentang pecahan mendengarkan penjelasan.
senilai dan mengurutkan Mengerjakan
pecahan dari yang terkecil bertanya
hingga yang terbesar atau
sebaliknya
- Menjelaskan perbandingan
pecahan dan pecahan senilai
yang satu dengan yang lain
serta mengurutkan beberapa
pecahan mulai dari terkecil
sampai terbesar atau
sebaliknya
1 2 3 4 1 2
= = , > , <
2 4 6 3 3 5
4
5
- Guru dan siswa sama-sama
mengerjakan contoh soal yang
diberikan dan menunjuk salah

53
satu siswa untuk
mengerjakannya kedepan
- Setelah bersama-sama
mengerjakan soal Kemudian
guru memberi latihan soal
kepada siswa
- Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui
siswa
- Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman memberikan
penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Akhir
10
6. - Memberikan soal Pekerjaan Mendengarkan dan
mencatat Menit
Rumah
- Menutup pelajaran.

Alat /bahan/sumber
- Buku paket matematika SD kelas IV
- Buku taktik dan strategi pembelajaran matematika referensi untuk guru

Penilaian
Teknik non test : - dilihat dari cara belajar siswa tersebut
- Tugas Individu
Bentuk instrument : uraian singkat

Soal

- Urutkanlah pecahan berikut dari pecahan terkecil hingga yang terbesar


- Tentukan pecahan-pecahan yang senilai dari suatu pecahan

Diketahui Oleh: Medan, Mei 2014


Kepala SD Swasta Al-Fithriah Gd. Johor Medan Peneliti

54
JUWADI, S.Pd NURLAILA

Lampiran D
SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SD Swasta Al-Fithriah Gedung Johor Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35

Standar Kompetensi:
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar
Menjumlahkan pecahan

Indikator
- Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
berpenyebut sama
- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
- Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut
sama

55
- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pecahan

Materi Pembelajaran
- Penjumlahan dan Pengurangan pecahan

Strategi Pembelajaran
- Model Pembelajaran: Pembelajaran PAIKEM
- Setting Pembelajaran: Secara Berkelompok
- Metode: Demontrasi, Tanya Jawab dan diskusi kelompok dengan PAIKEM

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Belajar Alokasi


No
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Apersepsi
- Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam,
kemudian guru mendengarkan penjelasan
mengkondusifkan suasana guru, menjawab
kelas. pertanyaan yang diberikan
- Kemudian mengingatkan siswa guru
tentang materi yang lalu
7. - Guru menjelaskan secara 15
singkat materi yang akan Menit
dipelajari dengan kompetensi
dasarnya
- Guru menjelaskan secara
singkat langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilaksanakan

8. 45
Kegiatan Inti Menit
- Guru membagi kelompok Memperhatikan dan
terdiri dari 4 orang setiap mendengarkan penjelasan.
kelompoknya Mengerjakan
- Guru membagikan lembar
kerja dan menjelaskan hal-hal
yang harus dilakukan siswa Siswa mengerjakan tugas
- Guru membimbing diskusi secara berkelompok dan
kelompok dengan memberi menyelesaikan soal yaitu:
motivasi kepada setiap

56
kelompok dan membantu siswa 1 2
1. + =
dalam berbagai tugas serta 4 4
mengharapkan agar siswa yang 3 2
berkemampuan tinggi dapat 2. + =
2 4
membantu temannya dalam 7 4
menyelesaikan tugasnya 3. - =
8 8
- Setelah tugas kelompoknya 3 2
selesai guru meminta salah 4. - =
2 5
satu siswa mewakili
kelompoknya untuk
menjelaskan atau menuliskan
hasil dari tugasnya didepan
papan tulis
- Kelompok lainnya boleh
bertanya mengenai hasil dari
kelompok
- Guru memantau kegiatan
kelompok siswa sambil
berjalan mengelilingi kelas
- Guru membantu siswa dalam
menyimpulkan hasil dari
kelompok masing-masing
- Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui
siswa dari hasil kelompok yang
dipaparkan di papan tulis
- Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberi
penguatan dan penyimpulan

Kegiatan Akhir
- Memberi latihan soal Mendengarkan dan 10
9.
- Memberikan soal Pekerjaan mencatat Menit
Rumah
- Menutup pelajaran

Sumber
- Buku paket matematika SD kelas IV
- Buku taktik dan strategi pembelajaran matematika referensi untuk guru

57
Penilaian
Teknik non test : - dilihat dari cara belajar siswa tersebut
- Unjuk kerja
Bentuk instrument : uraian singkat

Soal

1 2
1. 4
+ 4=
3 2
2. 2
+ 4=
7 4
3. 8
- 8 =
3 2
4. 2
- 5 =

Diketahui Oleh: Medan, Mei 2014


Kepala SD Swasta Al-Fithriah Gd. Johor Medan Peneliti

JUWADI, S.Pd NURLAILA

58
Lampiran E

SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SD Swasta Al-Fithriah Gedung Johor Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35

Standar Kompetensi:
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan

Indikator
- Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama
- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
- Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut
sama dan berpenyebut tidak sama

59
- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pecahan

Materi Pembelajaran
- Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan

Strategi Pembelajaran
- Model Pembelajaran: Pembelajaran PAIKEM
- Setting Pembelajaran: Secara Berkelompok
- Metode: Demontrasi, Tanya Jawab dan diskusi kelompok dengan PAIKEM

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Belajar Alokasi


No
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Apersepsi
- Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam,
kemudian guru mendengarkan penjelasan
mengkondusifkan suasana guru, menjawab
kelas. pertanyaan yang diberikan
- Kemudian mengingatkan siswa guru
tentang materi yang lalu
1. - Guru menjelaskan secara 15
singkat materi yang akan Menit
dipelajari dengan kompetensi
dasarnya
- Guru menjelaskan secara
singkat langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilaksanakan

2. 45
Kegiatan Inti Menit
- Guru membagi kelompok Memperhatikan dan
terdiri dari 4 orang setiap mendengarkan penjelasan.
kelompoknya Mengerjakan
- Guru membagikan lembar
kerja dan menjelaskan hal-hal
yang harus dilakukan siswa Siswa mengerjakan tugas
- Guru membimbing diskusi secara berkelompok dan
kelompok dengan memberi menyelesaikan soal yaitu:
motivasi kepada setiap 1. abid mempunyai seutas

60
kelompok dan membantu siswa 2
tali yang panjangnya
dalam berbagai tugas serta 4
mengharapkan agar siswa yang meter. Doli juga
berkemampuan tinggi dapat mempunyai seutas tali
membantu temannya dalam 3
menyelesaikan tugasnya dengan panjang
4
- Setelah tugas kelompoknya meter. Jika kedua tali
selesai guru meminta salah tersebut disambung.
satu siswa mewakili Berapakah panjangnya?
kelompoknya untuk 2. Ani mempunyai pita
menjelaskan atau menuliskan 1
hasil dari tugasnya didepan yang panjangnya
2
papan tulis meter. Ayu mempunyai
- Kelompok lainnya boleh 2
bertanya mengenai hasil dari meter. Berapa meter
5
kelompok panjang pita mereka
- Guru memantau kegiatan apabila disambung?
kelompok siswa sambil 3. Ibu membeli minyak
berjalan mengelilingi kelas 6
- Guru membantu siswa dalam tanah liter. Telah
8
menyimpulkan hasil dari digunakan untuk
kelompok masing-masing 5
- Guru bertanya jawab tentang mengisi kompor
8
hal-hal yang belum diketahui liter. Berapa liter
siswa dari hasil kelompok yang minyak tanah yang
dipaparkan di papan tulis belum digunakan?
- Guru bersama siswa bertanya 4. Pak Herman
jawab meluruskan kesalahan mempunyai sawah 1
pemahaman, memberi 4
penguatan dan penyimpulan hektar. Disewakan
16
hektar. Sisanya digarap
sendiri. Berapa hektar
sawah yang digarap
sendiri?

Kegiatan Akhir
- Memberi latihan soal Mendengarkan dan 10
3.
- Memberikan soal Pekerjaan mencatat Menit
Rumah
- Menutup pelajaran

61
Sumber
- Buku paket matematika SD kelas IV
- Buku taktik dan strategi pembelajaran matematika referensi untuk guru

Penilaian
Teknik non test : - dilihat dari cara belajar siswa tersebut
- Unjuk kerja
Bentuk instrument : uraian singkat

Soal

1. Menjelaskan arti pecahan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan


dan Pengurangan Pecahan

Diketahui Oleh: Medan, Mei 2014


Kepala SD Swasta Al-Fithriah Gd. Johor Medan Peneliti

JUWADI, S.Pd NURLAILA

62
Lampiran F

TES KEMAMPUAN BELAJAR I

Waktu: 60 menit

Petunjuk

1. Tulis nama dan kelas dengan lengkap pada lembar jawaban


2. Baca soal dengan cermat dan teliti
3. Bekerja dengan teliti dan tenang

1. Tentukanlah nilai pecahan yang diarsir pada gambar lingkaran dibawah ini!

a. = …..

b. = …..

63
2. Isilah titik-titik berikut ini dengan tanda < atau > dibawah ini!
7 6
a.
4
…. 4
4 3
b.
2
…. 2
3. Isilah titik-titik berikur ini dengan tanda < atau > dibawah ini!
1 3
a.
2
…. 4
2 6
b.
5
…. 10
4. Urutkan pecahan berikut dari yang terkecil hingga yang terbesar!
4 8 6
a.
5
, 5
, 5
=
9 8 2 11
b.
12
, 12
, 12
, 12
=
5. Tentukan pecahan senilai dari pecahan-pecahan berikut!
1
a. =
4
3
b. =
7

64
Lampiran G

PENYELESAIAN TES KEMAMPUAN BELAJAR I

1.

5
a. =
10

3
b. =
4

2.
7 6
a.
4
> 4

65
4 3
b.
2
> 2
3.
1 3 1 3 1x 4 3 x2 4 6
a.
2
< 4 = 2 … 4 = 2x 4 … 2x 4 = 8 … 8
2 6 2 6 2 x 10 6x 5 20 30
b.
5
< 10
= 5
… 10
= 5 x 10
… 5 x 10
= 50
… 50
4.
4 8 6 4 6 8
a.
5
, 5
, 5
= 5
, 5
, 5
9 8 2 11 2 8 9 11
b.
12
, 12
, 12
, 12
= 12
, 12
, 12
, 12

5.
1 2 3 4 5
a.
4
= 8
= 12
= 16
= 20
3 6 9 12 15
b.
7
= 14
= 21
= 28
= 35

66
Lampiran H

TES KEMAMPUAN BELAJAR II

Waktu: 60 menit

Petunjuk

1. Tulis nama dan kelas dengan lengkap pada lembar jawaban


2. Baca soal dengan cermat dan teliti
3. Bekerja dengan teliti dan tenang

1. Tentukan hasil penjumlahan pecahan berikut ini!


3 2
5
+ 7
=
11 3
2.
16
+ 16
=
3. Ibu Ema membuat sebuah kue yang cukup besar. Kue tersebut dipotong-potong
menjadi 12 bagian yang sama besar. Pulang sekolah Ema memakan 3 potong
kue. Berapa bagian kue yang masih tersisa?

67
4. Tentukan hasil pengurangan pecahan berikut ini!
7 3
9
- 9
=
2 4
5.
3
- 9 =
3 3
6.
4
+ 8 =
8
7. Ayah Marbun mengecat kayu yang panjangnya meter dengan warna hijau
10
1
dan kuning. Sepanjang meter dicat berwarna hijau. Berapa meter panjang
2
kayu yang dicat kuning?
3
8. Ibu Indah membeli terigu kg. karena tidak cukup Ibu Indah membelinya lagi
4
2
kg. Berapa banyak tepung terigu yang telah dibeli Ibu Indah?
4
5 1
9.
6
- 4
=
1 2
10. Karet Nazwa panjangnya meter. Karet Syahdu panjangnya meter. Berapa
3 10
meterkah panjang karet mereka bila sisambung?
Lampiran I

PENYELESAIAN TES KEMAMPUAN BELAJAR II

1.
3 2 3x 7 2x 5 21 10 31
5
+ 7
=
5x 7
+ 7 x5
= 35
+ 35
= 35
2.
11 3 11+ 3 14
16
+ 16
= 16
= 16
3. Kue dibagi menjadi 12 potong.
3 3 1
Ema makan bagian kue. Berarti =
12 12 4
1 4 1 4−1 3
Maka sisa kue = 1 - = - = =
4 4 4 4 4
4.

68
7 3 7−3 4
9
- 9
= 9
= 9
5.
2 4 2x 9 4x3 18 12 6
3
- 9 = 3 x 9 - 9 x 3 = 27 - 27 = 27
6.
3 3 3 x8 3x 4 24 12 36
4
+ 8 = 4 x 8 + 8 x 4 = 32 + 32 = 32
8 1
7. Panjang kayu meter. Dicat hijau sepanjang meter.
10 2
Sisanya dicat kuning
8 1 8 1x 5 8 5 3
10
- 2
= 10
- 2x 5
= 10
- 10
= 10
8.
3 2 3+2 5
4
+ 4
= 4
= 4
9.
5 1 5x 4 1 x6 20 6 14
6
- 4
= 6 x4
- 4x6
= 24
- 24
= 24
10.
1
Karet Nazwa
3
2
Karet Nazwa
10
1 2 1 x 10 2x 3 10 6 16
Maka panjang karet + = + = + =
3 10 3 x 10 10 x 3 30 30 30

69

Anda mungkin juga menyukai