Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Tema : Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Diabetes Militus

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Hari/tanggal : Minggu , 20 Febuari 2022

Waktu : ± 20 Menit

Tempat : RSI Masyitoh Bangil R.Marwah

A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan kronis yang ditandai
dengan kelainan dalam bahan metabolisme, termasuk glukosa, lipid, dan asam
amino (Mcdermott, 2005). Diabetes adalah penyakit kronis yang
mempengaruhi hamper setiap organ dalam sistem manusia (Raval et al., 2010).
Menurut Suyono (2007) diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah
satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa
datang. Diabetes sudah merupakan suatu ancaman utama bagi kesehatan
manusia pada abad 21. Dikutip dari data WHO 2016, 70% dari total kematian
di dunia dan lebih dari setengah beban penyakit. 90-95% dari kasus Diabetes
adalah Diabetes Tipe 2 yang sebagian besar dapat dicegah karena disebabkan
oleh gaya hidup yang tidak sehat.Indonesia juga menghadapi situasi ancaman
diabetes serupa dengan dunia. International Diabetes Federation (IDF) Atlas
2017 melaporkan bahwa epidemi Diabetes di Indonesia masih menunjukkan
kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia
setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah
penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Sejalan dengan
hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan
angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun
2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi jumlah penderita di
Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena
penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal
bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Indonesia menempati
urutan keempat terbesar penderita diabetes. Pada penyandang DM dapat terjadi
komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi
komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil
(mikrovaskular) berupa kelainan pada retina, glomerulus ginjal, saraf, dan pada
otot jantung (kardiomiopati). Pada pembuluh darah besar, manifestasi
komplikasi kronik DM dapat terjadi pada pembuluh darah serebral, jantung
(penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah perifer (tungkai bawah).
Komplikasi ulkus diabetes di Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%,
angka mortalitas 32% dan ulkus diabetes merupakan penyebab perawatan
rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% (Hastuti, 2010). Jika sudah sampai
tahapan terjadi infeksi ke tulang (osteomielitis) maka pasien berisiko dilakukan
amputasi kaki. Jika hal ini terjadi maka akan sangat mempengaruhi kualitas
hidup pasien, sehingga pengurangan gejala neuropati perifer sebagai
pencegahannya penting dilakukan (Smeltzer & Bare, 2002).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, keluarga dan pasien dapat
mengetahui tentang DM

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mampu :
1. Mengetahui definisi Diabetes Melitus
2. Mengetahui tanda dan gejala dari Diabetes Melitus
3. Mengetahui penyebab dari Diabetes Melitus
4. Mengetahui diet untuk Diabetes Melitus

D. PENGORGANISASIAN PENYULUHAN
1. Pemateri      : Amelia Danyswara
2. Fasilitator : Sumikatul Zanah
3. Notulen : Risky Rahma Sari Putri
4. Moderator : Farhah Nadiah Kamilah

E. Pokok Bahasan
Penatalaksanaan Diet pada Pasien Diabetes Militus

F. Metode
1. Ceramah
2. Demostrasi
3. Diskusi dan Tanya Jawab

G. POKOK MATERI
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Tanda dan Gejala dari Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Diet Untuk Diabetes Melitus

H. MEDIA
1. Leaflet

I. PENYULUH
1. Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

J. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Tanda dan Gejala dari Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Diet Untuk Diabetes Melitus
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Pengkondisian peserta penyuluhan
d. Kontrak waktu
e. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung peserta dapat memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
b. Selama penkes berlangsung peserta dapat aktif bertanya dan ikut
melakukan senam diabetes melitus
3. Evaluasi Hasil Akhir
a. Mampu Mengetahui definisi Diabetes Melitus
b. Mampu Mengetahui tanda dan gejala dari Diabetes Melitus
c. Mampu Mengetahui penyebab dari Diabetes Melitus
d. Mampu Mengetahui tujuan dari Senam Kaki Diabetes Melitus
e. Mampu Mengetahui langkah-langkah senam kaki Diabetes
MelituS

L. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Waktu Kegiatan Penanggung


Jawab
1. Pembukaan 5 menit  Salam Farhah
 Perkenalkan diri Nadiah
 Menjelaskan kontrak Kamilah
waktu dan tujuan
pertemuan
2. Pelaksanaan 30 menit Menjelaskan Tentang : Amelia
 Definisi Diabetes Daniswara
Melitus
 Tanda dan gejala dari Sumikatul
Diabetes Melitus Zanah

 Penyebab dari Diabetes


Melitus
 Diet Untuk Diabetes
Melitus
3. Penutup 10 menit  Memberikan Risky Rahma
kesempatan pada peserta Sari Putri
untuk mengajukan
pertanyaan
 Menjawab pertanyaan
 Mengevaluasi tentang
materi yang disampaikan
 Salam penutup
LAMPIRAN MATERI

SENAM KAKI DIABETES MELITUS

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2010). Menurut WHO,
Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan
oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008)
Terdapat beberapa kriteria diagnosis Diabetes Melitus berdasarkan
nilai kadar gula darah, berikut ini adalah kriteria diagnosis berdasarkan
American Diabetes Association tahun 2010. Kriteria Diagnostik Diabetes
melitus menurut American Diabetes Association 2010 :
1. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/
dl (11.1 mmol/L).
Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan
terakhir. Gejala klasik adalah: poliuria, polidipsia dan berat
badan turun tanpa sebab.
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dl (7.0 mmol/L).
Puasa adalah pasien tak mendapat kalori sedikitnya 8 jam.
3. Kadar glukosa darah 2 jam PP ≥ 200 mg/ dl (11,1 mmol/L).
B. Tanda dan Gejala
Beberapa pasien diabetes melitus mungkin mengalami gejala-gejala
berikut dalam tahap awal penyakit ini:
1. Sering merasa haus
2. Sering buang air kecil
3. Sering merasa lapar
4. Penurunan berat badan
5. Kelelahan
6. Penglihatan yang kabur
7. Tingkat penyembuhan luka yang lambat
8. Rasa gatal pada kulit, wanita mungkin merasa gatal di daerah
vitalnya
Beberapa pasien mungkin tidak mengalami gejala-gejala di atas
sama sekali, sehingga pemeriksaan kesehatan secara rutin dianjurkan
untuk menghindari penundaan tindakan medis yang diperlukan.

C. Penyebab
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu:
1. Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar
kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya
DM. Hal ini disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β
pankreas mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan.
2. Obesitas
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang
terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga
dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan
jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila
seseorang bertambah berat badannya, maka ukuran sel lemak
akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah
banyak.
3. Faktor genetic
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang
tua. Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai
anggota keluarga yang terkena jugad. Bahan-bahan kimia dan
obat-obatan Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas
yang menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada
pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara
optimal dalam mensekresikan hormone yang diperlukan untuk
metabolisme dalam tubuh, termasuk hormone insulin.
4. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat
menginfeksi pancreas sehingga menimbulkan radang pankreas.
Hal itu menyebabkan sel β pada pankreas tidak bekerja secara
optimal dalam mensekresi insulin.

D. Klasifikasi Diabetes Melitus


Organisasi profesi yang berhubungan dengan DM seperti
American
Diabetes Association (ADA) telah membagi jenis DM berdasarkan
penyebabnya. PERKENI dan IDAI sebagai organisasi yang sama di
Indonesia menggunakan klasifikasi dengan dasar yang sama seperti
klasifikasi yang dibuat oleh organisasi yang lainnya (Perkeni, 2015).
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015)
adalah sebagai berikut :
1. Diabetes melitus (DM) tipe 1
DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di
pankreas. Kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin
yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta
antara lain autoimun dan idiopatik
2. Diabetes melitus (DM) tipe 2
Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah
resistensi insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak
dapat bekerja secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula
darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi
secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk
menjadi defisiensi insulin absolut.
3. Diabetes melitus (DM ) tipe lain
Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat
disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati pankreas, obat,
zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain
yang berkaitan dengan DM.
4. Diabetes melitus Gestasional
Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai
derajat apapun intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan
pertama selama kehamilan. (WHO-World Health Organisation
2011)

E. CARA PEMBERIAN INSULIN MANDIRI


Alat :
a) Kapas Alkohol 70 %.
b) Jarum dan spuit insulin.
c) Obat insulin yang diresepkan.
Cara / prosedur :
1.      Cuci tangan
2.      Bersihkan tempat suntikan ( dengan kapas alkohol 70 % ).
3.      Usap bagian atas botol insulin dengan kapas alkohol 70 %.
4.      Guling – gulingkan botoll insulin dengan telapak tangan.
5.      Ambil insulin sesuai dosis.
6.      Amati spuit terhadap adanya gelembung udara, bila ada keluarkan
udara.
7.      Cubit dan tahan lipatan kulit dan suntikan pada sudut 90 o  / tegak
lurus (sebelumnya tarik spuit, apabila tidak ada gelembung udara
kemudian masukan insulin ).
F. Diet Untuk Diabetes Melitus

Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari


Semua sumber
karbohidrat dibatasi
seperti : nasi,
bubur, roti, mie,
Sumber
kentang, singkong,
Karbohidrat
ubi, sagu, gandum,
pasta, jagung, talas,
sereal, ketan, dan
macaroni
Daging ayam tanpa Lauk hewani tinggi Keju, abon, dendeng,
kulit, ikan, putih lemak jenuh: susu fullcream
Sumber Protein
telur, daging kornet, sosis,
Hewani
tidak berlemak sarden, otak,
jeroan, kuning telur
Tempe, tahu,
kacang hijau,
Sumber
kacang merah,
Protein Nabati
kacang tanah,
kacang kedelai
Sayur tinggi serat: Bayam, buncis,
kangkung, daun daun melinjo, labu
kacang, oyong, siam, daun
ketimun, tomat, singkong, daun
Sayuran labuair, kembang ketela, jagung
kol, lobak, sawi, manis, kapri,
selada, seledri, kacang panjang,
terong pare, wortel, daun
katuk
Jeruk, apel, Nanas, anggur, Buah-buahan yang
papaya, jambu air, manga, manis dan diawetkan:
belimbing sirsak, pisang, durian, nangka,
Buah-buahan
alpukat, sawo, alpukat, kurma,
semangka, nangka manisan buah
masak
Minuman Minuman yang
mengandung alkohol,
susu kental manis, soft
drink, eskrim,
yoghurt, susu
Makanan yang Gula pasir, gula
digoreng dan yang merah, gula batu,
menggunakan madu.
santan kental, Makanan/minuman
Lain-lain kecap, saus tiram manis: cake, kue
manis, dodol, selai
manis,selai
cokelat, permen, tape
dan mayonnaise
DAFTAR PUSTAKA

Kushariyadi & Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada


Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho.2009.Senam Lansia. Diakses pada hari Rabu, 30 Januari 2019.


Dapat di akses di http://tutorialkuliah.com/2009/05/tentang-
senam-lansia.html

Inarty, Mario, Lando (2017) Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap


Nilai Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Di Rumah Sakit Pacaran Kasih Gmim Manado. E-journal
keperawatan (e-Kp) volume 5 nomor 1. Dapat di akses di
https://media.neliti.com

Widyatuti (2008) Terapi Komplementer Pada Keperawatan. Jurnal


Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1. Dapat di akses di
jki.ui.ac.id

Putu, Ni (2012) Latihan Senam Kaki Untuk Penderita Diabetes Mellitus.


Rumah Sakit Cahya Kawaluyan. Dapat di akses di
http://rscahyakawaluyan.com

Anda mungkin juga menyukai