Anda di halaman 1dari 8

OPTIMALISASI POTENSI AGRARIS DESA MELALUI KELOMPOK USAHA

PENGOLAHAN SINGKONG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT
Pendahuluan

Kabupaten Blitar merupakan salah satu wilayah yang terletak dibagian selatan Jawa Timur,
berbatasan dengan Samudra Hindia, Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588.79 KM dengan
tata guna tanah terinci sebagai Sawah, Pekarangan, Perkebunan, Tambak, Tegal, Hutan, Kolam
Ikan dan lain-lain, Kabupaten Blitar juga di belah aliran sungai Brantas menjadi dua bagian yaitu
Blitar Utara dan Blitar Selatan yang sekaligus membedakan potensi kedua wilayah tersebut yang
mana Blitar Utara merupakan dataran rendah lahan sawah dan beriklim basah dan Blitar Selatan
merupakan lahan kering yang cukup kritis dan beriklim kering. Wilayah Blitar selatan terus
berusaha mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Daya tarik Potensi dan kekayaan yang
dimiliki Kabupaten Blitar bukan hanya pada sumber daya alam, produksi hasil bumi yang
melimpah, hasil – hasil peternakan, perikanan dan deposit hasil tambang yang tersebar di wilayah
Blitar Selatan, tetapi juga kekayaan budaya serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai
adiluhung menjadi kekayaan yang tidak ternilai. Namun lebih dari itu, berbagai kemudahan
perijinan dan iklim investasi (usaha) yang kondusif didukung oleh stabilitas sosial politik
merupakan modal utama yang dapat menjadi “point of essential” terutama jaminan bagi investor
dan seluruh masyarakat untuk melibatkan diri dalam pengembangan Kabupaten Blitar.

Secara administrasi Pemerintah Kabupaten Blitar terbagi menjadi 22 kecamatan, 220 desa,
28 kelurahan, 759 dusun/Rukun Warga (RW) dan sebanyak 6.978 Rukun Tetangga (RT). Salah
satu Kecamatan dengan jumlah penduduk cukup padat yaitu Kademangan. Kecamatan
Kademangan memiliki 14 Desa diantaranya Bendosari, Darungan, Dawuhan, Jimbe, Kebonsari,
Maron, Pakisaji, Panggungduwet, Plosorejo, Plumpungrejo, Rejowinangun, Sumberjati,
Sumberjo, Suruhwadang. Salah satu desa di Kecamatan Kademangan yakni Dawuhan. Dawuhan
adalah satu desa dengan berbagai potensi kekayaan yang tersimpan didalamnya. Sebagian besar
penduduk di Desa Dawuhan adalah suku Jawa. Masyarakat di desa Dawuhan sebagian besar
memiliki mata pencaharian di sektor agraris. Meliputi petani, buruh tani, maupun pemilik usaha
tani. Tercatat 1983 warga bekerja sebagai petani, 340 warga sebagai buruh tani, 1586 warga
sebagai pemilik usaha tani. Adanya potensi agraris yang ada di desa Dawuhan ini menjadi suatu
hal yang perlu dikembangkan. Sektor agraris atau pertanian dapat memberikan kemajuan ekonomi
desa utamanya pendapatan perkapita yang signifikan apabila potensi tersebut dapat lebih
dioptimalkan lebih baik.

Salah satu komoditas di sektor agraris adalah ketela/singkong. Kabupaten Blitar juga
merupakan penghasil komoditas pangan satu ini. Banyak beberapa wilayah sebagai penghasil
singkong atau ketela pohon. Diantaranya beberapa kecamatan penghasil singkong seperti Bakung,
Srengat, termasuk Kademangan. Desa Dawuhan yang tergolong terdominasi oleh mata
pencaharian petani memberikan gambaran bahwa di wilayah tersebut memiliki potensi agraris desa
yang mampu untuk dioptimalkan. Industri Kecil dan Menengah saat ini mendobrak potensi
ekonomi masyarakat. Tingkat kemiskinan saat ini turut menjadi permasalahan sosial yang harus
diberantas. Perlunya peningkatan SDM untuk mengembangkan produktivitas masyarakat
khususnya dalam wirausaha sehingga dapat menambah potensi ekonomi masyarakat. Berdasarkan
data tingkat pendidikan masyarakat di Desa Dawuhan didominasi hanya lulusan SD sederajat,
tercatat sebanyak 2587 penduduk. Serta tercatat hanya 2 keluarga memiliki perusahaaan industri
menengah dan 29 keluarga memiliki perusahaan industri kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
perkembangan UMKM di Desa Dawuhan masih tergolong rendah dan perlunya peningkatan
melalui pemberdayaan masyarakat di suatu kelompok usaha, sehingga nantinya dapat
mengkolaborasikan seluruh stakeholder dalam ketercapaian sasaran program untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan kategori ekonomi menengah ke bawah. Untuk mewujudkan visi
misi desa, maka diperlukan pembentukan sebuah unit bisnis berbasis UMKM.

Rumusan Masalah

Perekonomian Desa Dawuhan secara umum didominasi oleh sektor pertanian. Pelaku
usaha baik produsen maupun pengepul adalah petani. Tingkat pendidikan petani dan pelaku usaha
kebanyakan lulusan sekolah dasar. Hal ini menyebabkan untuk meningkatkan kreativitas kurang
apalagi penyuluhan maupun bimbingan teknis tidak tiap bulan dilakukan oleh pemerinah desa.
Pengetahuan dan skills petani sebagai pelaku bisnis kurang terasah sehingga produk tidak mampu
bersaing di era digital seperti saat sekarang ini. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang
akan menjadi sasaran kami adalah unit usaha kerupuk singkong, dimana di Desa Dawuhan banyak
UMKM kerupuk singkong tetapi pendapatannya yang masih stagnan karena pemasaran yang
tradisional, UMKM yang tidak terorganisir dan proses produksi yang kurang optimal. Maka dari
itu, kami akan memecahkan permasalahan tersebut dengan cara memberikan bimbingan dalam
penjualan online, kerjasama dengan mitra internal dan eksternal untuk memperkuat/memperluas
jaringan bisnis, pengemasan yang lebih menarik serta pembuatan label yang resmi agar nilai jual
bisa lebih tinggi, membentuk kelompok usaha yang berkelanjutan anggotanya diambil dari
perwakilan RW di Desa Dawuahan agar peningkatan ekonomi dapat meluas, bantuan berupa alat
untuk mempercepat produksi. Untuk inovasi baru yang akan kami terapkan yaitu memperbanyak
jenis olahan melalui bahan baku singkong seperti singkong keju, kerupuk singkong yang beraneka
rasa, tape singkong, kripik singkong beraneka rasa dan tiwul instan.

Pelaksana Kegiatan Project

Pelaksanaan kegiatan project ini melibatkan banyak tokoh diantaranya yaitu sebagai berikut :

a. Pelaku UMKM Mayoritas ibu rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai pembuat
kerupuk singkong mempunyai waktu luang yang lebih ketika pekerjaan rumah mereka
telah selesai, hal tersebut menjadi latar belakang terbentuknya kelompok usaha berbasis
rumah tangga pada bahan baku singkong yang kemudian diolah menjadi kerupuk. Tercatat
sebanyak kurang lebih 20 rumah telah mendirikan usaha ini dalam kurun waktu kurang
lebih 15 tahun.

b. Masyarakat Sekitar Pelaksanaan project ini tentunya membuka lapangan pekerjaan baru
bagi banyak masyarakat contohnya seperti masyarakat fakir miskin, janda dan ibu rumah
tangga yang ada di sekitar desa. Terlebih lagi dalam tahap pembuatan kerupuk singkong
itu sendiri yang membutuhkan banyak tenaga sumber daya manusia.

c. Petani Singkong Petani singkong tentu saja mempunyai peran yang sangat besar dalam
pelaksanaan project ini karena merupakan bahan dasar utama yang dibutuhkan dalam
pembuatan kerupuk. Dengan adanya project ini dapat membantu para petani singkong
untuk meningkatkan pendapatan dan tentunya agar para petani tidak bingung dalam
memasarkan hasil pertaniannya.

d. Pedagang/Toko Para pedagang yang mempunyai toko juga terlibat dalam pembuatan
project ini dikarenakan hasil pembuatan kerupuk dari pelaku UMKM ini sering dipesan
dalam jumlah banyak oleh para pedagang guna dijual ecer kembali di warung atau toko
Intervensi program

Intervensi program yang dilakukan oleh tim pejuang muda antara lain yaitu:

- Mengadakan pelatihan dan program demplot (program penyuluhan) peningkatan


pengetahuan dan kemampuan kewirausahaan dengan materi : manajemen produksi, strategi
pemasaran, jangkauan pasar, kemampuan perencanaan keuangan, dan pengorganisasian bisnis.
Pelatihan akan diselenggarakan secara luring yang mana diikuti oleh para pelaku UMKM.

- Membentuk kelompok usaha UMKM olahan kerupuk singkong. Dalam hal ini akan
diawali dengan pembentukan struktur kepengurusan kelompok usaha beserta kewenangan dan
tugas masing-masing jabatan berdasarkan hasil musyawarah. Selanjutnya menentukan grand
design sirkulasi bisnis yang akan dijalankan.

- Membentuk kolaborasi antara desa, kementrian sosial, dan mitra /stakeholder. Dalam
kolaborasi ini masing-masing stakeholder memiliki fungsi masing-masing antara lain,
kelompok tani singkong sebagai supplier bahan baku olahan, pemerintah desa sebagai
penanggung jawab program, kementrian sosial sebagai pemberi anggaran, pengelola tempat
wisata sebagai penyedia tempat penjualan olahan, to be continued

- Mengadakan bimbingan teknis dengan pembentukan jejaring usaha baru (lokal dan
digital). Kegiatan akan diawali dengan pemetaan potensi pemasaran. Selanjutnya. Tim pejuang
muda akan mendampingi dan mengarahkan secara teknis dalam menggunakan e-commerce
sebagai tempat penjualan olahan kerupuk singkong. Kemudian mendampingi dalam menjalin
kerjasama dengan berbagai retail.

- Mengadakan bimbingan pengembangan produk. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa


fokus kegiatan dalam mengembangkan produk olahan kerupuk singkong antara lain,
pembuatan brand, menetapkan standarisasi kualitas produk, serta pendampingan produksi
menggunakan teknologi tepat guna untuk mneingkatkankuantitas produksi.

-Mengadakan pendampingan pengurusan legalitas usaha. Dalam hal ini tim akan membantu
dalam pemenuhan kebutuhan administrasi untuk mendapatkan legalitas usaha,
- Mengadakan pameran produk untuk mengenalkan produk olahan kerupuk singkong ke
khalayak luas. Pameran akan diadakan di kantor-kantor desa dan tempat wisata di Kabupaten
Blitar.

- Mengadakan sharing bisnis dengan kelompok UMKM yang telah jauh berpengalaman.
Harapannya dapat belajar dari pengalaman kelompok lain.

- Mengadakan pendampingan program. Dalam hal ini tim akan melakukan pendampiingan di
setiap kegiatan kelompok usaha mulai dari proses produksi, pemasaran, hingga distribusi.

- Mengadakan publikasi kegiatan yang dilakukan oleh kelompok usaha olahan kerupk
singkong agar diketahui oleh publik.

Hasil Team-Based Project (bentuk akhir / fungsi atau manfaat Team-Based Project)

• Memperbaiki jaringan usaha Untuk mendistribusikan usaha kerupuk singkong perlu adanya
perluasan jaringan usaha, karena pada umumnya kelompok usaha mempunyai jaringan usaha
yang terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, dengan produk yang dihasilkan
jumlahnya sangat terbatas

. • Mengadakan pembinaan dan pelatihan Dalam hal ini kami bisa bekerjasama dengan dinas
koperasi dan Unit Kewirausahaan Masyarakat kota setempat yang merupakan wujud
pemberdayaan sebagai motivasi atau dorongan bagi masyarakat untuk mengasah kemampuan
yang mereka miliki serta dapat menjadikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan
masyakarat yang bergabung dalam unit usaha.

• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sebagian usaha kecil yang pada umumnya
merupakan usaha kecil keluarga yang turun-temurun .Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari
segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh
terhadap manajemen pengolahan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang
dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan SDM-nya,unit usaha tersebut relative sulit
untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang
dihasilkan.

• Meningkatkan pemasaran produk Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi,menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga
tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya yang diharapkan terlebih
saat ini lebih mudah membeli produk secara online sehingga kami ingin meningkatkan
pemasaran produk secara online yang lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas bahkan
diluar daerah.

• Meningkatkan jumlah produksi dan kualitas produk Hal ini sangat penting dalam
pembentukan unit usaha karena dapat meningatkan kepuasan pelanggan yang akan membeli
produk yang dihasilkan, kualitas produk adalah faktor yang paling diandalkan oleh pedagang
dalam memasarkan produk.Jumlah produksi seperti ketersediaan bahan baku juga merupakan
salah satu faktor penting dan akan mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan suatu
usaha. Untuk mengendalikan mutu bahan baku menjadi hal yang sangat penting, unit usaha
harus memperhatikan beberapa hal seperti seleksi sumber dari bahan baku, serta penyimpanan
. Hal tersebut harus dilakukan dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi yang berkualitas rendah dapat ditekan sekecil mungkin.

• Kelompok usaha dapat terorganisir dengan baik dan berkelanjutan Dalam suatu unit usaha
harus memiliki kelompok yang terorganisir karena ini suatu hal dasar dalam membentuk suatu
kelompok, sehingga unit usaha ini dapat berjalan dengan baik dan semua kegiatan didalamnya
dapat sejalan dengan tujuan yang jelas.

• Meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku UMKM olahan singkong Unit usaha ini dapat
dijadikan peluang mata pencaharian masyarakat setempat. Dengan harapan bisa dijadikan
peluang untuk menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar.Peluang usaha dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan melimpahkan sumber daya manusia yang belum mampu dikelola
pemerintah melalui kemandirian usaha mikro kecil dan menegah.

Manfaat setelah adanya Team-Based Project

Produksi kerepuk singkong Produksi kerupuk singkong


Perubahan hasil
setiap bulan menghasilkan setiap bulan dapat meingkat
usaha (barang dan
produk yang tidak menentu hingga 3x lipat dari sebelum
jasa) baik kualitas
karena menyesuaikan pesanan adanya program ini dan produksi
maupun kuantitas
konsumen ± dibawah 1 kwintal selalu berjalan setiap bulannya
Perubahan strategi Media pemasaran masih Media digital marketing, via
pemasaran yang individu ke individu media sosial dan ecommerce
digunakan, termasuk melalui mulut ke mulut
perubahan media

• Jangkauan pasar: pasar


Perubahan • Jangkauan pasar :
lokal dan global (mencakup
jangkauan pasar. Lokal (daerah blitar
seluruh wilayah Indonesia)
dan sekitarnya)

Produksi kerupuk singkong


Perubahan efisiensi Produksi kerupuk singkong
dilakukan secara manual
dan efektifitas menggunakan mesin pemotong
tanpa ada mesin dan
manajemen produksi dengan waktu pengerjaan 30
menggunakan alat seadanya
menit mampu menghasilakan
dengan waktu pengerjaan 30
45 kg
menit menghasilkan 15 kg

Produk olahan singkong


Produk olahan singkong dikembangkan menjadi bermacam-
Penambahan hanya satu jenis yaitu macam yaitu singkong keju,
inovasi produk kerupuk singkong kerupuk singkong yang beraneka
rasa, tape singkong, kripik singkong
beraneka rasa dan tiwul instan.

Penambahan anggota Pengelola produksi


sehingga dapat krupuk singkong
meberdayakan sebelum adanya Pengelola produksi akan
masyarakat fakir miskin program pejuang bertambah lebih banyak
muda hanya 6-7 orang dikarenkan adanya penambahan
kuantitas produksi dan inovasi
produk lainnya

Pengemasan masih
Perubahan Pengemasan menggunakan
menggunakan plastik
kemasan pouch plastik yang lebih
sederhana tanpa label
tertutup dan menggunakan
label produk.

Keuangan tercatat manual


sehingga pendapatan dan
Perubahan sistem keuntungan tidak terlapor usaha lebih tertata
pelaporan keuangan secara bagus. dan teroganisir.

Anda mungkin juga menyukai