Anda di halaman 1dari 12

Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

[ARTIKEL REVIEW]]

RISK FACTORS OF HYPERTENSION

Bianti Nuraini
Faculty of Medicine, University of Lampung

Abstract
Hypertension is defined an increasing blood pressure more than normal value or as a systolic blood pressure
of 140 mmHg or more, or a diastolic blood pressure of 90 mmHg or more. According to the American Society
of Hypertension (ASH), Hypertension is a syndrome or collection symtoms that influences of progressiveness
a cardiovascular problem, the collection symtoms are result from many interconected condition such as
aging process, because of hypertension is an interaction of multiple genetic and environmental factors.The
complication of hypertension is do toe uncontrolled high blood pressure, in which can lead to heart attack or
coronary artery deseases, heart failure, stroke, kidney desease and retinopaty. Although the etiologies of
hypertension are not clear yet, but the impact of hypertension was very dangeorous for an incresing
mortality and morbidity, so that hypertension called “the silent killer”. Several factors are known to cause
hypertension consist of causal factors that can be modified (diet, obesity, smoking, diabetes and diseases)
and the causes that can not be modified (age, ras, sex and genetic).

Keywords : Hypertension, various factors of hypertension

Abstrak
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah di atas nilai normal. Menurut American Society
of Hypertension (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Komplikasi yang dapat terjadi akibat
hipertensi adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronik, dan retinopati.
Penyebab terjadinya hipertensi sampai saat ini belum dapat dipastikan, namun dampak dari hipertensi
mengakibatkan morbiditas yang memerlukan penanganan serius, dan mortalitas yang cukup tinggi sehingga
hipertensi disebut sebagai “the silent killer”. Beberapa faktor yang diketahui menyebabkan terjadinya
hipertensi terdiri dari faktor penyebab yang dapat dimodifikasi (diet, obesitas, merokok, dan penyakit DM)
dan faktor penyebab yang tidak dapat dimodifikasi (usia, ras, jenis kelamin dan genetik).

Kata Kunci : Hipertensi, berbagai faktor terjadinya hipertensi


Korespondensi : Bianti Nuraini | biantinuraini17@gmail.com

Pendahuluan
Tekanan darah merupakan paling rendah ketika ventrikel
gaya yang diberikan darah terhadap berelaksasi (tekanan diastolik). Pada
dinding pembuluh darah dan keadaan hipertensi, tekanan darah
ditimbulkan oleh desakan darah meningkat yang ditimbulkan karena
terhadap dinding arteri ketika darah darah dipompakan melalui
tersebut dipompa dari jantung ke pembuluh darah dengan kekuatan
jaringan. Besar tekanan bervariasi berlebih.1
tergantung pada pembuluh darah Hipertensi merupakan suatu
dan denyut jantung. Tekanan darah keadaan meningkatnya tekanan
paling tinggi terjadi ketika ventrikel darah sistolik lebih dari sama dengan
berkontraksi (tekanan sistolik) dan 140 mmHg dan diastolik lebih dari

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 6


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

sama dengan 90 mmHg setelah dua kondisi lain yang kompleks dan
kali pengukuran terpisah.2 saling berhubungan.3,4,5
Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis Tabel 1. Klasifikasi Tekanan
yaitu hipertensi primer atau esensial Darah Menurut JNC VII
yang penyebabnya tidak diketahui
dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, penyakit jantung,
dan gangguan anak ginjal. Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala,
sementara tekanan darah yang
terus-menerus tinggi dalam jangka
waktu lama dapat menimbulkan
komplikasi. Oleh karena itu, Hipertensi merupakan
hipertensi perlu dideteksi dini yaitu penyakit multifaktorial yang
dengan pemeriksaan tekanan darah munculnya oleh karena interaksi
secara berkala.2 berbagai faktor. Dengan
bertambahnya umur, maka tekanan
DISKUSI darah juga akan meningkat. Setelah
Definisi Hipertensi umur 45 tahun, dinding arteri akan
Menurut American Society of mengalami penebalan oleh karena
Hypertension (ASH) hipertensi adanya penumpukan zat kolagen
adalah suatu sindrom atau pada lapisan otot, sehingga
kumpulan gejala kardiovaskuler yang pembuluh darah akan berangsur-
progresif sebagai akibat dari kondisi angsur menyempit dan menjadi
lain yang kompleks dan saling kaku. Tekanan darah sistolik
berhubungan, WHO menyatakan meningkat karena kelenturan
hipertensi merupakan peningkatan pembuluh darah besar yang
tekanan sistolik lebih besar atau berkurang pada penambahan umur
sama dengan 160 mmHg dan atau sampai dekade ketujuh sedangkan
tekanan diastolic sama atau lebih tekanan darah diastolik meningkat
besar 95 mmHg, (JNC VII) sampai dekade kelima dan keenam
berpendapat hipertensi adalah kemudian menetap atau cenderung
peningkatan tekanan darah diatas menurun. Peningkatan umur akan
140/90 mmHg, sedangkan menurut menyebabkan beberapa perubahan
Brunner dan Suddarth hipertensi fisiologis, pada usia lanjut terjadi
juga diartikan sebagai tekanan darah peningkatan resistensi perifer dan
persisten dimana tekanan darahnya aktivitas simpatik. Pengaturan
diatas 140/90 mmHg. Dari uraian tekanan darah yaitu reflex
tersebut dapat disimpulkan bahwa baroreseptor pada usia lanjut
hipertensi merupakan peningkatan sensitivitasnya sudah berkurang,
tekanan darah sistolik yang persisten sedangkan peran ginjal juga sudah
diatas 140 mmHg sebagai akibat dari berkurang dimana aliran darah ginjal

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 7


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

dan laju filtrasi glomerulus dengan peningkatan kadar


menurun.6 sodium intraseluler dan
Penurunan elastisitas rendahnya rasio antara potasium
pembuluh darah menyebabkan terhadap sodium Individu dengan
peningkatan resistensi vaskuler orang tua dengan hipertensi
perifer sebagai hasil temuan akhir mempunyai risiko dua kali lebih
tekanan darah meningkat karena besar untuk menderita hipertensi
merupakan hasil temuan kali curah dari pada orang yang tidak
Jantung (HR x Volume sekuncup) x mempunyai keluarga dengan
Tahanan perifer.6 riwayat hipertensi.8 Selain itu
Hipertensi yang tidak didapatkan 70-80% kasus
terkontrol akan menimbulkan hipertensi esensial dengan
berbagai komplikasi, bila mengenai riwayat hipertensi dalam
jantung kemungkinan dapat terjadi keluarga.9
infark miokard, jantung koroner, 2. Obesitas: berat badan merupakan
gagal jantung kongestif, bila faktor determinan pada tekanan
mengenai otak terjadi stroke, darah pada kebanyakan
ensevalopati hipertensif, dan bila kelompok etnik di semua umur.
mengenai ginjal terjadi gagal ginjal Menurut National Institutes for
kronis, sedangkan bila mengenai Health USA (NIH,1998), prevalensi
mata akan terjadi retinopati tekanan darah tinggi pada orang
hipertensif. Dari berbagai dengan Indeks Massa Tubuh
komplikasi yang mungkin timbul (IMT) >30 (obesitas) adalah 38%
merupakan penyakit yang sangat untuk pria dan 32% untuk wanita,
serius dan berdampak terhadap dibandingkan dengan prevalensi
psikologis penderita karena kualitas 18% untuk pria dan 17% untuk
hidupnya rendah terutama pada wanita bagi yang memiliki IMT
kasus stroke, gagal ginjal, dan gagal <25 (status gizi normal menurut
jantung.7 standar internasional). 10
Menurut Hall (1994)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisiologis dapat
terjadinya hipertensi menjelaskan hubungan antara
Pada umumnya hipertensi kelebihan berat badan dengan
tidak mempunyai penyebab yang tekanan darah, yaitu terjadinya
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai resistensi insulin dan
respon peningkatan cardiac output hiperinsulinemia, aktivasi saraf
atau peningkatan tekanan perifer. simpatis dan sistem renin-
Namun ada beberapa faktor yang angiotensin, dan perubahan fisik
mempengaruhi terjadinya hipertensi pada ginjal.10
antara lain : 3. Jenis kelamin: prevalensi
1. Genetik: adanya faktor genetik terjadinya hipertensi pada pria
pada keluarga tertentu akan sama dengan wanita. Namun
menyebabkan keluarga itu wanita terlindung dari penyakit
mempunyai risiko menderita kardiovaskuler sebelum
hipertensi. Hal ini berhubungan menopause salah satunya adalah

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 8


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

penyakit jantung koroner.10 Kurangnya aktivitas fisik


Wanita yang belum mengalami menaikan risiko tekanan darah
menopause dilindungi oleh tinggi karena bertambahnya risiko
hormon estrogen yang berperan untuk menjadi gemuk. Orang-
dalam meningkatkan kadar High orang yang tidak aktif cenderung
Density Lipoprotein (HDL). Kadar mempunyai detak jantung lebih
kolesterol HDL yang tinggi cepat dan otot jantung mereka
merupakan faktor pelindung harus bekerja lebih keras pada
dalam mencegah terjadinya setiap kontraksi, semakin keras
proses aterosklerosis. Efek dan sering jantung harus
perlindungan estrogen dianggap memompa semakin besar pula
sebagai penjelasan adanya kekuaan yang mendesak arteri.10
imunitas wanita pada usia 6. Pola asupan garam dalam diet:
premenopause. Pada badan kesehatan dunia yaitu
premenopause wanita mulai World Health Organization
kehilangan sedikit demi sedikit (WHO) merekomendasikan pola
hormon estrogen yang selama ini konsumsi garam yang dapat
melindungi pembuluh darah dari mengurangi risiko terjadinya
kerusakan. Proses ini terus hipertensi. Kadar sodium yang
berlanjut dimana hormon direkomendasikan adalah tidak
estrogen tersebut berubah lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4
kuantitasnya sesuai dengan umur gram sodium atau 6 gram garam)
wanita secara alami, yang perhari. Konsumsi natrium yang
umumnya mulai terjadi pada berlebih menyebabkan
wanita umur 45-55 tahun.11 konsentrasi natrium di dalam
4. Stres: stres dapat meningkatkan cairan ekstraseluler meningkat.
tekanah darah sewaktu. Hormon Untuk menormalkannya cairan
adrenalin akan meningkat intraseluler ditarik ke luar,
sewaktu kita stres, dan itu bisa sehingga volume cairan
mengakibatkan jantung ekstraseluler meningkat.
memompa darah lebih cepat Meningkatnya volume cairan
sehingga tekanan darah pun ekstraseluler tersebut
meningkat. 12 menyebabkan meningkatnya
5. Kurang olahraga: olahraga banyak volume darah, sehingga
dihubungkan dengan pengelolaan berdampak kepada timbulnya
penyakit tidak menular, karena hipertensi. 13
olahraga isotonik dan teratur 7. Kebiasaan Merokok: merokok
dapat menurunkan tahanan menyebabkan peninggian
perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Perokok berat
tekanan darah (untuk hipertensi) dapat dihubungkan dengan
dan melatih otot jantung peningkatan insiden hipertensi
sehingga menjadi terbiasa apabila maligna dan risiko terjadinya
jantung harus melakukan stenosis arteri renal yang
pekerjaan yang lebih berat karena mengalami ateriosklerosis.14
adanya kondisi tertentu. Dalam penelitian kohort

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 9


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

prospektif oleh dr. Thomas S hormon angiotensin dan vasopresin.


Bowman dari Brigmans and Kemudian dilanjutkan sistem poten
Women’s Hospital, dan berlangsung dalam jangka
Massachussetts terhadap 28.236 panjang yang dipertahankan oleh
subyek yang awalnya tidak ada sistem pengaturan jumlah cairan
riwayat hipertensi, 51% subyek tubuh yang melibatkan berbagai
tidak merokok, 36% merupakan organ.16
perokok pemula, 5% subyek Mekanisme terjadinya hipertensi
merokok 1-14 batang rokok adalah melalui terbentuknya
perhari dan 8% subyek yang angiotensin II dari angiotensin I oleh
merokok lebih dari 15 batang angiotensin I converting enzyme
perhari. Subyek terus diteliti dan (ACE). ACE memegang peran
dalam median waktu 9,8 tahun. fisiologis penting dalam mengatur
Kesimpulan dalam penelitian ini tekanan darah. Darah mengandung
yaitu kejadian hipertensi angiotensinogen yang diproduksi di
terbanyak pada kelompok subyek hati. Selanjutnya oleh hormon, renin
dengan kebiasaan merokok lebih (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
dari 15 batang perhari.15 menjadi angiotensin I. Oleh ACE
yang terdapat di paru-paru,
Patofisiologi Hipertensi angiotensin I diubah menjadi
Tekanan darah dipengaruhi angiotensin II. Angiotensin II inilah
volume sekuncup dan total yang memiliki peranan kunci dalam
peripheral resistance. Apabila terjadi menaikkan tekanan darah melalui
peningkatan salah satu dari variabel dua aksi utama.17
tersebut yang tidak terkompensasi Aksi pertama adalah
maka dapat menyebabkan meningkatkan sekresi hormon
timbulnya hipertensi. Tubuh antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
memiliki sistem yang berfungsi ADH diproduksi di hipotalamus
mencegah perubahan tekanan darah (kelenjar pituitari) dan bekerja pada
secara akut yang disebabkan oleh ginjal untuk mengatur osmolalitas
gangguan sirkulasi dan dan volume urin. Dengan
mempertahankan stabilitas tekanan meningkatnya ADH, sangat sedikit
darah dalam jangka panjang. Sistem urin yang diekskresikan ke luar
pengendalian tekanan darah sangat tubuh (antidiuresis), sehingga
kompleks. Pengendalian dimulai dari menjadi pekat dan tinggi
sistem reaksi cepat seperti reflex osmolalitasnya. Untuk
kardiovaskuler melalui sistem saraf, mengencerkannya, volume cairan
refleks kemoreseptor, respon ekstraseluler akan ditingkatkan
iskemia, susunan saraf pusat yang dengan cara menarik cairan dari
berasal dari atrium, dan arteri bagian intraseluler. Akibatnya,
pulmonalis otot polos. Sedangkan volume darah meningkat yang pada
sistem pengendalian reaksi lambat akhirnya akan meningkatkan
melalui perpindahan cairan antara tekanan darah. 17
sirkulasi kapiler dan rongga Aksi kedua adalah menstimulasi
intertisial yang dikontrol oleh sekresi aldosteron dari korteks

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 10


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

adrenal. Aldosteron merupakan Hipertensi merupakan faktor


hormon steroid yang memiliki resiko utama untuk terjadinya
peranan penting pada ginjal. Untuk penyakit jantung, gagal jantung
mengatur volume cairan kongesif, stroke, gangguan
ekstraseluler, aldosteron akan penglihatan dan penyakit ginjal.
mengurangi ekskresi NaCl (garam) Tekanan darah yang tinggi umumnya
dengan cara mereabsorpsinya dari meningkatkan resiko terjadinya
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi komplikasi tersebut. Hipertensi yang
NaCl akan diencerkan kembali tidak diobati akan mempengaruhi
dengan cara meningkatkan volume semua sistem organ dan akhirnya
cairan ekstraseluler yang pada memperpendek harapan hidup
gilirannya akan meningkatkan sebesar 10-20 tahun. 20 Mortalitas
volume dan tekanan darah.18 pada pasien hipertensi lebih cepat
Manifestasi klinis yang dapat apabila penyakitnya tidak terkontrol
muncul akibat hipertensi menurut dan telah menimbulkan komplikasi
Elizabeth J. Corwin ialah bahwa ke beberapa organ vital. Sebab
sebagian besar gejala klinis timbul kematian yang sering terjadi adalah
setelah mengalami hipertensi penyakit jantung dengan atau tanpa
bertahun-tahun. Manifestasi klinis disertai stroke dan gagal ginjal.21
yang timbul dapat berupa nyeri Komplikasi yang terjadi pada
kepala saat terjaga yang kadang- hipertensi ringan dan sedang
kadang disertai mual dan muntah mengenai mata, ginjal, jantung dan
akibat peningkatan tekanan darah otak. Pada mata berupa perdarahan
intrakranium, penglihatan kabur retina, gangguan penglihatan sampai
akibat kerusakan retina, ayunan dengan kebutaan. Gagal jantung
langkah tidak mantap karena merupakan kelainan yang sering
kerusakan susunan saraf, nokturia ditemukan pada hipertensi berat
(peningkatan urinasi pada malam selain kelainan koroner dan miokard.
hari) karena peningkatan aliran Pada otak sering terjadi stroke
darah ginjal dan filtrasi glomerolus, dimana terjadi perdarahan yang
edema dependen akibat disebabkan oleh pecahnya
peningkatan tekanan kapiler. mikroaneurisma yang dapat
Keterlibatan pembuluh darah otak mengakibakan kematian. Kelainan
dapat menimbulkan stroke atau lain yang dapat terjadi adalah proses
serangan iskemik transien yang tromboemboli dan serangan iskemia
bermanifestasi sebagai paralisis otak sementara (Transient Ischemic
sementara pada satu sisi atau Attack/TIA). Gagal ginjal sering
hemiplegia atau gangguan tajam dijumpai sebagai komplikasi
penglihatan. Gejala lain yang sering hipertensi yang lama dan pada
ditemukan adalah epistaksis, mudah proses akut seperti pada hipertensi
marah, telinga berdengung, rasa maligna.22
berat di tengkuk, sukar tidur, dan Hipertensi dapat menimbulkan
mata berkunang-kunang.19 kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Komplikasi Hipertensi Beberapa penelitian menemukan

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 11


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

bahwa penyebab kerusakan organ- neuron di sekitarnya kolap dan


organ tersebut dapat melalui akibat terjadi koma bahkan kematian.19
langsung dari kenaikan tekanan
darah pada organ, atau karena efek Kardiovaskular
tidak langsung, antara lain adanya Infark miokard dapat terjadi
autoantibodi terhadap reseptor apabila arteri koroner mengalami
angiotensin II, stress oksidatif. arterosklerosis atau apabila
Penelitian lain juga membuktikan terbentuk trombus yang
bahwa diet tinggi garam dan menghambat aliran darah yang
sensitivitas terhadap garam melalui pembuluh darah tersebut,
berperan besar dalam timbulnya sehingga miokardium tidak
kerusakan organ target, misalnya mendapatkan suplai oksigen yang
kerusakan pembuluh darah akibat cukup. Kebutuhan oksigen
meningkatnya ekspresi transforming miokardium yang tidak terpenuhi
growth factor-β (TGF-β).23 menyebabkan terjadinya iskemia
jantung, yang pada akhirnya dapat
Otak menjadi infark.24
Stroke merupakan kerusakan
target organ pada otak yang Ginjal
diakibatkan oleh hipertensi. Stroke Penyakit ginjal kronik dapat
timbul karena perdarahan, tekanan terjadi karena kerusakan progresif
intra kranial yang meninggi, atau akibat tekanan tinggi pada kapiler-
akibat embolus yang terlepas dari kepiler ginjal dan glomerolus.
pembuluh non otak yang terpajan Kerusakan glomerulus akan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi mengakibatkan darah mengalir ke
pada hipertensi kronik apabila arteri- unit-unit fungsional ginjal, sehingga
arteri yang mendarahi otak nefron akan terganggu dan berlanjut
mengalami hipertropi atau menjadi hipoksia dan kematian
penebalan, sehingga aliran darah ke ginjal. Kerusakan membran
daerah-daerah yang diperdarahinya glomerulus juga akan menyebabkan
akan berkurang. Arteri-arteri di otak protein keluar melalui urin sehingga
yang mengalami arterosklerosis sering dijumpai edema sebagai
melemah sehingga meningkatkan akibat dari tekanan osmotik koloid
kemungkinan terbentuknya plasma yang berkurang. Hal tersebut
aneurisma. Ensefalopati juga dapat terutama terjadi pada hipertensi
terjadi terutama pada hipertensi kronik.25
maligna atau hipertensi dengan
onset cepat. Tekanan yang tinggi Retinopati
pada kelainan tersebut Tekanan darah yang tinggi
menyebabkan peningkatan tekanan dapat menyebabkan kerusakan
kapiler, sehingga mendorong cairan pembuluh darah pada retina. Makin
masuk ke dalam ruang intertisium di tinggi tekanan darah dan makin lama
seluruh susunan saraf pusat. Hal hipertensi tersebut berlangsung,
tersebut menyebabkan neuron- maka makin berat pula kerusakan
yang dapat ditimbulkan. Kelainan

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 12


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

lain pada retina yang terjadi akibat meningkatkan konsumsi buah


tekanan darah yang tinggi adalah dan sayur.
iskemik optik neuropati atau - Menurunkan berat badan bila
kerusakan pada saraf mata akibat status gizi berlebih: peningkatan
aliran darah yang buruk, oklusi arteri berat badan di usia dewasa
dan vena retina akibat penyumbatan sangat berpengaruh terhadap
aliran darah pada arteri dan vena tekanan darahnya. Oleh karena
retina. Penderita retinopati itu, manajemen berat badan
hipertensif pada awalnya tidak sangat penting dalam prevensi
menunjukkan gejala, yang pada dan kontrol hipertensi.27
akhirnya dapat menjadi kebutaan - Meningkatkan aktifitas fisik:
pada stadium akhir.26 orang yang aktivitasnya rendah
Kerusakan yang lebih parah berisiko terkena hipertensi 30-
pada mata terjadi pada kondisi 50% daripada yang aktif. Oleh
hipertensi maligna, di mana tekanan karena itu, aktivitas fisik antara
darah meningkat secara tiba-tiba. 30-45 menit sebanyak >3x/hari
Manifestasi klinis akibat hipertensi penting sebagai pencegahan
maligna juga terjadi secara primer dari hipertensi. 27
mendadak, antara lain nyeri kepala, - Mengurangi asupan natrium
double vision, dim vision, dan -Menurunkan konsumsi kafein
sudden vision loss.26 dan alkohol: kafein dapat
memacu jantung bekerja lebih
Penatalaksanaan Hipertensi. cepat, sehingga mengalirkan lebih
Penanganan hipertensi menurut banyak cairan pada setiap
JNC VII bertujuan untuk mengurangi detiknya. Sementara konsumsi
angka morbiditas dan mortalitas alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari
penyakit kardiovakuler dan ginjal. dapat meningkatkan risiko
27
fokus utama dalam penatalaksanaan hipertensi.
hipertensi adalah pencapaian b. Terapi Farmakologi:
tekanan sistolik target <140/90 Terapi farmakologis yaitu obat
mmHg. Pada pasien dengan antihipertensi yang dianjurkan
hipertensi dan diabetes atau oleh JNC VII yaitu diuretika,
panyakit ginjal, target tekanan terutama jenis thiazide (Thiaz)
darahnya adalah <130/80 mmHg. atau aldosteron antagonis, beta
Pencapaian tekanan darah target blocker, calcium chanel blocker
secara umum dapat dilakukan atau calcium antagonist,
dengan dua cara sebagai berikut: Angiotensin Converting Enzyme
a. Non Farmakologis Inhibitor (ACEI), Angiotensin II
Terapi non farmakologis terdiri Receptor Blocker atau AT1
dari menghentikan kebiasaan receptor antagonist/ blocker
merokok, menurunkan berat (ARB) diuretik tiazid (misalnya
badan berlebih, konsumsi alkohol bendroflumetiazid).28 Adapun
berlebih, asupan garam dan contoh-contoh obat anti
asupan lemak, latihan fisik serta hipertensi antaralain yaitu:

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 13


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

a. beta‐bloker, (misalnya mmHg. Pada pasien umunya,


propanolol, atenolol), pengontrolan tekanan darah sistolik
b. penghambat angiotensin (TDS) merupakan hal yang lebih
converting enzymes (misalnya penting hubungannya dengan faktor
captopril, enalapril), resiko kardiovakuler dibandingkan
c. antagonis angiotensin II tekanan darah diastolik (TDD)
(misalnya candesartan, kecuali pada pasien lebih muda dari
losartan), umur 50 tahun. Hal ini disebabkan
d. calcium channel blocker oleh karena kesulitan pengontrolan
(misalnya amlodipin, nifedipin) TDS umumnya terjadi pada pasien
dan yang berumur lebih tua. Percobaan
e. alpha‐blocker (misalnya klinik terbaru, memperlihatkan
28
doksasozin). pengontrolan tekanan darah efektif
Yang lebih jarang digunakan dapat ditemukan pada hampir
adalah vasodilator dan semua pasien hipertensi, namun
antihipertensi kerja sentral dan yang kebanyakan mereka menggunakan
jarang dipakai, guanetidin, yang dua atau lebih obat kombinasi.
diindikasikan untuk keadaan krisis Namun ketika dokter gagal dengan
hipertensi.29 modifikasi gaya hidup, dengan dosis
Penanganan menurunkan obat-obat antihipertensi yang
tekanan darah dapat memberikan adekuat, atau dengan kombinasi
penurunan insidensi stroke dengan obat yang sesuai, maka akan
persentase sebesar 35-40%; infark menghasilkan pengontrolan tekanan
mioakrd, 20-25%; gagal jantung, darah yang tidak adekuat.30
lebih dari 50%. Diperkirakan bahwa
pada pasien dengan hipertensi stage Pencegahan
1 (Tekanan darah sistolik 140-159 Pengobatan hipertensi memang
mmHg dan tekanan darah diastolik penting tetapi tidak lengkap jika
90-99 mmHg) yang disertai dengan tanpa dilakukan tindakan
faktor resiko penyakit pencegahan untuk menurunkan
kardiovaskuler, jika dapat faktor resiko penyakit kardiovaskuler
menurunkan tekanan darahnya akibat hipertensi. Menurut Bustan
sebesar 12 mmHg selama 10 tahun MN (1995) dan Budistio (2001),
akan mencegah 1 kematian dari upaya pencegahan dan
setiap 11 pasien yang diobati. Pada penanggulangan hipertensi
pasien dengan penyakit didasarkan pada perubahan pola
kardiovaskuler atau kerusakan makan dan gaya hidup. Upaya
organ, hanya 9 pasien yang pencegahan yang dapat dilakukan
diketahui melakukan pengontrolan meliputi:
tekanan darah dalam mencegah  Perubahan pola makan
kematian.29  Pembatasan penggunaan garam
Target terapi pengontrolan hingga 4-6gr per hari, makanan
tekanan darah ialah tekanan darah yang mengandung soda kue,
sistolik (TDS) <140 mmHg, dan bumbu penyedap dan pengawet
tekanan darah diastolik (TDD) <90 makanan.

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 14


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

 Mengurangi makanan yang d. Mata : retinopati


mengandung kolesterol tinggi
(jeroan, kuning telur, cumi-cumi,
kerang, kepiting, coklat, mentega, DAFTAR PUSTAKA
dan margarin). 1. Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko
 Menghentikan kebiasaan Hipertensi Grade II pada Masyarakat
(Studi Kasus di Kabupaten
merokok, minum alkohol Karanganyar) [internet]. c2007 [cited
 Olah raga teratur 2011 Oct 7]. p:29-50, 90-126. Available
 Hindari stres from: http://eprints.undip.ac.id/.
2. Sidabutar, R. P., Wiguno P. Hipertensi
Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
KESIMPULAN
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 1999. p:
Dari pembahasan diatas dapat 210.
disimpulkan : 3. A. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku
1. Hipertensi merupakan Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E.
peningkatan tekanan darah Susalit, E.J. Kapojos, dan H.R. Lubis ed.
Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru;
sistolik yang persisten diatas 140
2001. p:453-456.
mmHg sebagai akibat dari kondisi 4. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR,
lain yang kompleks dan saling Cushman WC, Green LA, Izzo JL et al.
berhubungan.3,4,5 Seventh Report of the Joint National
2. Faktor-faktor yang Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High
mempengaruhi terjadinya
Blood Pressure. Hypertension 2003;
hipertensi 42: 1206-1252
a. Genetik 5. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial
b. Obesitas dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
c. Jenis kelamin Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI; 2006.
6. Kumar V, Abbas AK, Fausto N.
d. Stres
Hypertensive Vascular Disease. Dalam:
e. Kurang olahraga Robn and Cotran Pathologic Basis of
f. Pola asupan garam dalam diet Disease, 7th edition. Philadelpia:
g. Kebiasaan Merokok Elsevier Saunders, 2005.p 528-529.
3. Komplikasi yang dapat timbul 7. Anggraini, dkk. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
apabila hipertensi tidak ditangani
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
antaralain yaitu: Poliklinik Dewasa Puskesmas
a. Apabila mengenai bagian otak Bangkinang Periode Januari sampai
otak maka akan mengalami Juni 2008. c2009 [cited 2011 Oct 7].
stroke. Stroke dapat terjadi Available from :
http://yayanakhyar.files.wordpress.co
pada hipertensi kronik apabila
m/2009//.
arteri-arteri yang mendarahi 8. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A.
otak mengalami hipertropi 2003. Using a Problem Detection Study
atau penebalan, sehingga (PDS) to Identify and Compare Health
aliran darah ke daerah-daerah Care Privider and Consumer Views of
Antihypertensive therapy. Journal of
yang diperdarahinya akan
Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue
berkurang. 6, p: 397.
b. Kardiovaskular: infark miokard, 9. Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey
gagal jantung Indonesia Norvask Epidemiology
c. Ginjal: penyakit ginjal kronik Study. Medika Volume XXXIX 2003; 4:
234-8.

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 15


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

10. Cortas K, et all. Hypertension. Last 19. Lam Murni BR Sagala. Perawatan
update May 11 2008. [cited 2015 Jan Penderita Hipertensi di Rumah oleh
10]. Available from: Keluarga Suku Batak dan Suku Jawa di
http//:www.emedicine.com. Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe
11. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. [internet]. c2011 [cited 2012 Feb 9].
Hypertensive Vascular Disease. Dalam: p:10-13. Available from:
Robn and Cotran Pathologic Basis of http://repository.usu.ac.id/.
Disease, 7th edition. Philadelpia: 20. Cardiology Channel. Hypertension
Elsevier Saunders, 2005.p 528-529 (High Blood Pressure). [cited 2014 Nov
12. Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. 10]. Available from:
Sepuluh Penyakit Terbanyak di http://www.Cardiologychannel.com
Kabupaten Kampar tahun 2006. 21. Hoeymans N, Smit HA, Verkleij H,
Bangkinang 2007. Kromhout D. Cardiovascular Risk
13. Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Factors in Netherlands. Eur Heart ,
Epidemiology of Hypertension and 1999.p:520.
Associated Cardiovascular Risk Factors 22. Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR.
in a Country in Transition. Albania: Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar
Journal Epidemiology Community Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II,
Health 2003;57:734–739 Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal.453-
14. Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. 470.
Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam 23. M. Yogiantoro. Hipertensi Esensial.
Kajian Epidemiologi. 2007 Bagian Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Epidemiologi FKM UNHAS. [cited 2014 Dalam FKUI; 2006. p: 599-601.
Dec 12]. Available from: 24. .E.J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi
http;//www.CerminDuniaKedokteran.c (Terjemahan) [monograph online].
om/index.php?option=com_content&t Jakarta: EGC; 2001 [cited 2011 Nov
ask=view&id=38&Itemid=12). 24]. p: 694. Available from:
15. Bowman ST et al. Clinical Research http://books.google.com/books/.
Hypertension. A Prospective Study of 25. .E.J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi
Cigarette Smokey And Risk of Inciden (Terjemahan) [monograph online].
Hypertension In Bringham And Jakarta: EGC; 2001 [cited 2011 Nov
Women Hospital Massachucetts, 24]. p:694. Available from:
2007.p 1-3. http://books.google.com/books/.
16. Kaplan M. Norman. Measurenment of 26. Franklin W. Lusby, David Zieve.
Blood Pressure and Primary Hypertensive Retinopathy [internet].
Hypertension: Pathogenesis in Clinical c2010 [cited 2011 Dec 27]. Available
Hypertension: Seventh Edition. from:
Baltimore, Maryland USA: Williams & http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/
Wilkins; 1998. p: 28-46. ency/.
17. Anonim.Hipertensi.Primer. [cited 2014 27. Cortas K, et all. Hypertension. Last
Nov 10]. Available from: update May 11 2008. [cited 2015 Jan
http://www.scribd.com/doc/3498615/ 10]. Available from:
HIPERTENSI PRIMER?autodown=doc. http//:www.emedicine.com.
18. Lembaga Teknologi Fakultas Teknik 28. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial.
Universitas Indonesia bekerja sama Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
dengan Proyek Pengembangan Industri Jilid I Edisi ke IV. Pusat Penerbitan
Garam Beryodium, Ditjen Industri Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Kimia, Agro dan Hasil Hutan Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Departemen Perindustrian dan Jakarta. 2006: 610-14.
Perdagangan Retensi Kandungan 29. Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta
Iodium. Last update Sabtu, 8 Juni 2002. Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan
[cited 2014 Nov 12]. Available from: Hipertensi.Jakarta: Media Aesculapius
http://www.gizi.net/cgibin/berita/fulln FKUI; 2001. p: 519-520.
ews.cgi?newsid1023429340,5799.

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 16


Bianti Nuraini l Risk Factors Of Hypertension

30. M. Yogiantoro. Hipertensi Esensial.


Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI; 2006. p: 599-601.

J MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 17

Anda mungkin juga menyukai