Anda di halaman 1dari 8

Nama : Arsita Rosa Amelia

Kelas : SA-4

NPM : 1910112015

Mata Kuliah : Pengauditan 1 (Pertemuan 08)

Tanggal : 25 - 11 – 2021

TUGAS

7-1.) Bab 6 memperkenalkan delapan tahapan dalam perencanaan suatu audit. Bagian
manakah yang mengevaluasi materialitas dan risiko?
Jawab :
 Dari 8 tahap perencanaan audit tersebut, bagian yang mengevaluasi
materialitas dan risiko audit adalah pada tahap ke-5, yaitu menetapkan
materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren.
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan
pelaksanaanaudit, serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian
yang teridentifikasidalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi
terhadap laporan keuangandan pada saat memutuskan opini dalam laporan auditor.

7-2.) Rumuskan arti “materialitas” sebagaimana digunakan dalam akuntansi dan


pengauditan. Apakah hubungan antara materialitas dengan frasa “mendapatkan
keyakinan memadai” sebagaimana digunakan dalam laporan audit.
Jawab :
 Makna materialitas yang digunakan dalam akuntansi dan auditing merupakan
pertimbangan utama dalam menentukan keakuratan laporan audit yang akan
dikeluarkan. Material juga didefinisikan sebagai jumlah nilai yang dihilangkan atau
ketidaktepatan informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan sekitar, dapat
mengakibatkan perubahan yang mempengaruhi penilaian orang yang bersangkutan.
 Hubungan antara materialitas dan frasa "memperoleh kepastian yang wajar" yang
digunakan dalam laporan auditor adalah bahwa frasa memperoleh kepastian yang
wajar adalah untuk menginformasikan kepada pengguna laporan auditor bahwa
auditor telah menyatakan bahwa laporan keuangan auditan tidak sepenuhnya bebas
dari kemungkinan kesalahan. (bahkan jika auditor menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian), tetapi bebas dari salah saji material.

7-3.) Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik?
Jawab :
Materialitas adalah suatu hal penting dimana diperlukan dalam penetapan strategi
audit. Selain itu, definisi FASB menekankan kepada pengguna yang berhati-hati
yang mengandalkan laporan keuangan untuk mengambil keputusan, ketika ini
mengharuskan auditor untuk mengetahui siapa pengguna laporan keuangan klien dan
keputusan apa yang akan dibuat.(di sini materialitas berperan dalam menilai dampak
kesalahan anggaran yang terjadi). Dengan demikian, dalam praktiknya, auditor
mungkin tidak mengetahui siapa pengguna laporan tersebut atau keputusan apa yang
akan mereka buat atas dasar laporan keuangan.

7-4.) Apakah yang dimaksud dengan menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas?
Jelaskan faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal.

Jawab :

Tinjauan materialitas awal adalah untuk menentukan strategi audit secara


keseluruhan; auditor harus menentukan materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Faktor utama yang mempengaruhi penilaian awal :
a.) Konsep materialitas adalah relatif dan tidak mutlak Artinya, beberapa
ketidakakuratan mungkin signifikan untuk bisnis kecil, tetapi jumlahnya tidak
penting untuk bisnis besar lainnya
b.) Beberapa dasar diperlukan untuk menilai materialitas, karena materialitas adalah
materialitas, diperlukan suatu dasar untuk menentukan apakah salah saji dianggap
material
7-5.) Faktor-faktor kualitatif apa yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah
kesalahan penyajian mungkin material.

Jawab :

 Kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang lebih serius


dari pada kekeliruan tidak di sengaja walaupun jumlah rupiahnya sama
 Kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait dengan
kewajiban kontraktual ,
 Kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi material apabila
kesalahan penyajian tsb mempengaruh tren laba

7-6.) Jelaskan perbedaan antara materialitas kinerja (performance materiality) dengan


pertimbangan awal tentang materialitas. Bagaimanakah hubungan antara keduanya?

Jawab :

 Tinjauan materialitas awal adalah untuk menentukan strategi audit secara


keseluruhan, auditor harus menentukan materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Materialitas kinerja adalah jumlah yang ditentukan oleh auditor pada tingkat yang
lebih rendah dari materialitas laporan keuangan secara keseluruhan,

7-7.) Berikan dua contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas pada
tingkat rendah untuk suatu kelompok transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
tertentu?
Jawab :
a.) Untuk suatu piutang bisnis bersaldo 1 juta , auditor wajib mengumpulkan bukti yg
lebih banyak jika kesalahan penyajian sebanyak 50 rbu pada pandang material ,
menurut dalam apabilah kesalahan penyajian sebanyak 300 ribu , pada pandang
material.
b.) Pengguna laporan keuangan mungkin menghara[pkan adanya pengungkapan
mengenai transaksi menggunakan pihak yg berelasi yg melibatkan CEO.
7-8.) Dimisalkan materialitas untuk laporan keuangan sebagai keseluruhan adalah
Rp.100.000,00 dan materialitas kinerja untuk piutang usaha ditetapkan Rp.40.000,00.
Apabila auditor menemukan sebuah piutang lebih saji sebesar Rp.55.000,00, apa yang
harus dilakukan auditor?
Jawab :
 Auditor diharapkan manajemen untuk meneliti keseluruhan populasi dari mana
sample diambil. Populasi ini bisa jadi berupa kelompok transaksi, saldo akun, atau
informasi tambahan yang tercatum dalam disklosur laporan keuangan. Tujuan dari
permintaan ini agar pihak menajemen perusahaan (auditee) menemukan semua salah-
saji yang ada di dalam populasi, tanpa terkecuali—sehingga bisa melakukan koreksi
yang diperlukan.

7-9.) Sebutkan apa yang dimaksud dengan model resiko audit, dan jelaskan setiap faktor
dalam model tersebut. Juga jelaskan, dua faktor dalam model tersebut yang apabila
digabungkan akan mencerminkan risiko kesalahan penyajian material.
Jawab :
 Model resiko audit merupakan suatu contoh yag menggambarkan interaksi umum
aneka macam kompenen risiko audit pada kata matematik guna mencapai taraf risiko
deteksi yang bisa disetujui. .
Dua Faktor :
- Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan
- Taraf asersi pada golongan transaksi , saldo , akun ,& pengungkapan .

7-10.) Jelaskan penyebab kenaikan atau penurunan risiko deteksi direncanakan.

Jawab :

 Risiko deteksi tergantung pada tiga faktor lain yang termasuk dalam model. Risiko ini
hanya akan berubah jika auditor mengubah satu (atau lebih) faktor lain dalam model
risiko.
 Risiko deteksi menentukan jumlah bukti material yang ingin dikumpulkan oleh
auditor yang dikembalikan dengan ukuran risiko deteksi.
7-11.) Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko inheren. Tunjukkan empat faktor yang
menyebabkan risiko inheren yang tinggi dalam audit.
Jawab :
 Risiko inheren adalah kerentanan suatu asersi mengenai suatu golongan transaksi ,
saldo akun ,atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin
material , baik secara individual juga secara kolektif.
Empat faktor :
sifat usaha klien , output audit periode sebelumnya , penugasan baru atau penugasan
ulangan ,pihak – pihak yang berelasi.

7-12.) Jelaskan mengapa risiko inheren ditetapkan untuk tujuan audit persegmen (golongan
transaksi, saldo, dan penyajian & pengungkapan), bukan untuk audit sebagai
keseluruhan. Apakah pengaruhnya terhadap jumlah bukti yang harus dikumpulkan
auditor, apabila risiko inheren untuk suatu tujuan audit meningkat dari medium
menjadi tinggi?
Jawab :
 Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit secara
keseluruhan , melainkan di tetapkan untuk setiap siklus , setiap akun dalam suatu
siklus ,bahkan setiap tujuan audit pada suatu akun. Hal ini dilakukan agar risiko
penetapan dapat berbeda antara siklus A dengan siklus lainnya pada audit yang sama.

7-13.) Jelaskan pengaruh dari kesalahan penyajian yang besar yang ditemukan dalam audit
tahun lalu, terhadap risiko inheren, risiko deteksi direncanakan, dan bukti audit
direncanakan.

Jawab :

 Pengaruh kesalahan material yang ditemukan pada kredit pada tahun sebelumnya,
audit akan menilai risiko tinggi yang melekat selama audit tahun berjalan, dan
pengujian ekstensif harus dilakukan untuk menentukan apakah default Sistem
pelanggan telah diperbaiki, hal ini dapat terjadi karena banyak jenis kesalahan yang
sistematis dan organisasi seringkali lambat dalam menerapkan perubahan ini.
Risiko deteksi yang direncanakan: Jika risiko deteksi yang direncanakan rendah, lebih
banyak bukti perlu dikumpulkan untuk mewujudkan rencana pengurangan risiko ini.

7-14.) Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit bisa diterima. Apakah relevansinya
terhadap bukti yang harus dikumpulkan?

Jawab :

 Risiko audit dapat diterima merupakan skala ukuran ketersediaan auditor dalam
memperoleh bahwa laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit
terselesaikan & pendapatan wajar tanpa dispensasi sudah diberikan. pada relevansi
terhadap bukti dikumpulkan , auditor wajib senantiasa memakai skeptimensme
profesional
Relevansi risiko audit yang dapat diterima dengan bukti yang dikumpulkan meliputi:
 Jika auditor menjaga risiko audit tetap konstan dan tingkat materialitasnya
rendah, auditor harus meningkatkan jumlah bukti yang dikumpulkan.
 Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas yang konstan dan mengurangi
jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit meningkat.
 Jika auditor ingin mengurangi risiko audit, ia dapat melakukan salah satu dari
tiga cara berikut: Meningkatkan tingkat materialitas sambil mempertahankan
jumlah bukti yang dikumpulkan Meningkatkan jumlah bukti yang dikumpulkan
sambil mempertahankan tingkat materialitas. Bersama-sama, tingkatkan jumlah
bukti yang dikumpulkan dan tingkat materialitas.

7-15.) Jelaskan mengapa terdapat hubungan terbalik (inverse relationship) antara risiko
deteksi direncanakan dengan jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor untuk
suatu tujuan khusus audit tertentu.

Jawab :

 Risiko deteksi adalah risiko yang timbul karena bukti gagal mendeteksi kesalahan
yang melebihi kesalahan yang dapat ditoleransi, sehingga hubungan terbalik antara
risiko deteksi yang diharapkan dan jumlah bukti yang perlu dikumpulkan oleh auditor
disebabkan oleh fakta bahwa risiko deteksi menentukan jumlah bukti yang ingin
dikumpulkan oleh auditor daripada mengukur risiko deteksi. Oleh karena itu, jika
risiko deteksi rendah, auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk
mengurangi risiko deteksi.

7-16.) Jelaskan keadaan-keadaan yang menyebabkan auditor harus merevisi komponen-


komponen dalam model risiko audit dan pengaruh revisi tersebut terhadap risiko
deteksi direncanakan serta bukti direncanakan.

Jawab :

 Keadaan-keadaan yang menyebabkan auditor wajib merevisi kompenen-kompenen


dalam model risiko audit misalnya auditor mengumpulkan bukti yang lebih sedikit
dibandingkan menggunakan persediaan dan penggudangan lantaran ia
memperkirakan hanya ada sedikit kesalahan penyajian, padahal sebenarnya kesalahan
penyajiannya besar sebagai akibatnya wajib menerima bukti dalam jumlah yang
banyak.
Pengaruh revisi akibat kesalahan perkiraan tersebut, dimana bukti yang harus
dikumpulkan akan naik, sedangkan risiko deteksinya akan turun.
 Jika kita menggunakan model risiko audit, mengandung hubungan langsung antara
risiko audit yang dapat diterima dan risiko deteksi, dan ada hubungan terbalik antara
risiko audit dan bukti yang perlu dikumpulkan. jika auditor memutuskan untuk
mengurangi risiko audit yang dapat diterima, risiko deteksi juga akan berkurang dan
bukti yang dikumpulkan akan meningkat

7-17.) Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan mengapa
keduanya perlu dipertimbangkan bersama-sama dalam perencanaan suatu audit.

Jawab ;

 Hubungan antara risiko audit dengan materialitas adalah apabila auditor


mempertahankan risiko audit konstan maka pada tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan. Jika auditor
menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat melakukan salah satu dari
tiga cara berikut ini :
- Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
- Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat
materialitas tetap dipertahankan.
- Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas
secara bersama-sama
Keduanya perlu dipertimbangkan bersama-sama dalam perencanaan suatu audit agar
tercapainya dalam mengurangi risiko audit.

Anda mungkin juga menyukai