Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Biaya

Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk

memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang , atau

mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi. Firdaus Ahmad Dunia,

dan Wasilah Abdulah, (2012:22)

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu. Mulyadi (2016:8).

Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi

d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2. Pengertian Akuntansi Biaya

Informasi biaya merupakan dari informasi keuangan. Informasi biaya ini

sangat diperlukan perusahaan terutama untuk mengambil keputusan. Sebelum

membahas apa yang dimaksud akuntansi biaya itu sendiri,ada baiknya kita

mengetahuan apa yang dimaksud dengan akuntansi itu sendiri.

5
6

Akuntansi adalah suatu proses untuk mentransformasi input menjadi

output. Inputnya adalah data akuntansi, sedangkan outputnya adalah informasi

akuntansi. Riwayadi (2014:24)

Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan infornasi

keuangan dan non keuangan kepada manajer perusahaan, pemilik perusahaan,

investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan

(stakeholder). Catur Sasongko (2016:2)

Accounting Principle Board (APB) Statement (1970) menyebutkan bahwa

akuntansi adalah suatu kegiatan jasa dimana fungsinya adalah memberikan

informasi kualitatif, umumnya dalam ukuran uang, yang dimaksud untuk

digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi suatu entitas. Primatua sirait

(2014:2)

L.M Samryan (2012:4) juga didefinisikan secara umum akuntansi sebagai

suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pengomunikasian informasi

ekonomi yang menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuatan

kebijakan dan keputusan oleh pemakainya.

Mulyadi (2016:1) : “Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe

akuntansi: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Oleh karena itu,

sebelum membahas akuntansi biaya, perlu diketahui lebih dahulu perbedaan

karakteristik dua tipe pokok akuntansi tersebut.


7

Pengertian akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa,

dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan

akuntansi biaya adalah biaya. Proses akutansi biaya dapat ditunjukan pula

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini

akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen.

Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan.

Mulyadi, (2016:7)

Proses akuntansi biaya dapat ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini baiaya harus memperhatikan

karakteristik akuntansi manajajemen. Dengan demikian akuntansi baiaya

meruapakan bagian dari akuntansi manajemen. Mulyadi (2016:7)

3. Tujuan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mempunyai 3 tujuan pokok : penentuan kos produksi,

pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi

tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan

meringkas biaya-biaya pembuatan produk dan penyerahan jasa. Biaya yang

dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa yang lalu

atau historis. Umumnya akuntansi biaya untuk menentukan kos produk ini

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu,

untuk melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk


8

menentukan kos produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.

Disamping itu, penentuaan kos produk untuk memenuhi kebutuhan tersebut

dilayani oleh akuntansi manajemen yang tidak selalu terikat dengan prinsip

akuntansi yang lazim. Lihat misalnya metode variable costing untuk

menentukan kos produk dan penyajian informasi biaya untuk memenuhi

kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan jangka

pendek. Mulyadi, (2016:7).

Riwayadi (2014:24) : “Pada prinsipnya, akuntansi adalah suatu proses

untuk mentransformasi input menjadi output. Inputnya adalah data akuntansi,

sedangkan ouputnya adalah informasi akuntansi.

Riwayadi (2014:25) : “Akuntansi merupakan bagian dari akuntansi,

akuntasi biaya juga merupakan suatu proses untuk mentransformasi input

menjadi output. Namun input yang digunakan lebih spesifik, yaitu data biaya,

dan output nya juga lebih spesifik, yaitu informasi biaya. Dengan demikian,

akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengedentifikasian,

pendefinisian, pengukuran, pelaporan, dan analisis berbagai unsur biaya

langsung dan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan proses

menghasilkan dan memasarkan produk. Berdasarkan definisi tersebut, jelaskan

bahwa input akuntansi biaya adalah data biaya yang dapat diklasifikasikan

sebagai biaya langsung dan biaya tidak langsung.


9

4. Cara Penggolongan Biaya

“Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.

Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak

dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal

konsep: “different costs for different puposes”. Mulyadi (2016:13).

Mulyadi menyatakan bahwa biaya dapat digolongkan menurut sifatnya:

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

“Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran

merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek

pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang

berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. Mulyadi

(2016:13).

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

“Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu

fungsi produk, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh

karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan

menjadi tiga kelompok:

1). Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini


10

dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Contohnya adalah

biaya bahan depresiasi mesin dan ekuipmen biaya bahan baku, baik

yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan

proses produk.

2). Biaya pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang menjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya

promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli.

3). Biaya administrasi dan umum

Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan

produksi dan pemasaran produk. Contohnya biaya ini adalah biaya

gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian

hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya

photocopy. Mulyadi (2016:14).

a. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Suatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam

hubungannya dengan suatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan

menjadi dua golongan:


11

1) Biaya langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang

penyebab satu-satunya adalah karena adanya suatu yang dibiayai. Jika

suatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak

akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya

disebabkan oleh suatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam

hubungannya dengan produk tersebut dengan istilah biaya produksi

tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah

biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati

oleh lebih dari satu departemen. Mulyadi (2016:15).

b. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat

digolongkan menjadi :

1) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya

adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.


12

2) Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. biaya semivariabel mengandung

unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel

3) Biaya Semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume

produksi tertentu.

4) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalm kisar

volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gajih direktur

produksi. Ony Widilestariningtyas (2012:14-15)

c. Atas dasar jangka waktu manfaatnya

Biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures)

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih

dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu

tahun kalender). Pengeluaran modal pada saat terjadinya dibebankan

sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang

menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau

dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk


13

pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap,

untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan

pengembangan suatu produk.

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai

manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada

saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya

dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran

biaya tersebut. Contohnya biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga

kerja. Ony Widilestariningtyas (2012:15)

5. Metode Penentuan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi metode penentuan biaya produksi dibagi menjadi 2 yaitu:


a. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan
demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya
produksi berikut ini:
14

Tabel 1

Kos Produksi Menurut Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx

Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx

Kos Produksi xxx

Sumber :Mualyadi (2016:17-18)

Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari

unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya

overhead pabrik variabel, dan biaya veriabel tetap) ditambah dengan biaya

nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Mulyadi

(2016:17-18).

1) Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada

akhirmya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses

dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya

dengan cara yang ekonomis. Sofia Prima Dewi (2014:21).

2) Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang

dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung

digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh) yang terlibat secara


15

langsung dalm proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

Sofia Prima Dewi (2014:21)

3) Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh

biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat

ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang

jadi) dengan cara yang ekonomin.contohnya biaya overhead pabrik

antara lain: biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong,

biaya reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik, biaya pemeliharaan

gedung pabrik, biaya penyusutan mesin pabrik. Sofia Prima Dewi

(2014:21).

4) Biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: Biaya

overhead pabrik tetap dalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah

dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya overhead pabrik

variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya overhead pabrik semivariabel adalah

biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Mulyadi (2016:195)

b. Variabel costing

Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel kedalam kos

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
16

dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian kos produksi menurut

metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2

Kos Produksi Menurut Variable Costing

Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx

Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:18-19)

Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan variabel costing

terdiri dari unsur kos variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik variabel dan biaya administrasi

dan umum variable) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap,biaya

pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

6. Depresiasi

Depresiasi adalah suatu metode untuk mengalokasikan harga perolehan

aktiva ke periode-periode akuntansi. Istilah depresiasi digunakan untuk

menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti,

seperti gedung, mesin, alat-alat dan lain-lain.

Alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang tidak dapat diganti

seperti sumber-sumber alam (wasting assets) disebut deplesi. Sedangkan


17

alokasi harg aperoleha aktiva tetap tidak berwujud disebut amortisasi. Zaki

Baridwan (2013:306)

Menurut Zaki Baridwan tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

menentukan beban depresiasi setiap periode, yaitu:

a. Harga perolehan (Cost) yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang

timbul dan biaya biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva

dan menempatkannya agar dapat digunakan.

b. Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila

aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah

tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi

pada saat menjual/menukarkannya.

c. Taksiran umur kegunaan. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu

aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan

yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam

satuan periode waktu.

Perhitungan yang digunakan untuk menghitung metode ini menurut

adalah sebagai berikut. Zaki Baridwan (2013:306-310):

1) Metode Garis Lurus (Staright-line method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan

banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode

jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian)


18

Harga perolehan – Nilai residu


Depresiasi = ......................(1)
Taksiran umur kegunaan

2) Metode Jam Jasa

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama

mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (part

time). Dalam cara ini beban depresiasi periodik besarnya akan sangat

tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Harga perolehan – Nilai residu


Depresiasi = .............(2)
Taksiran jam jasa

3) Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)

Dalam metode ini umut kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan

jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar

satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan

berfluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah

bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga

depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Harga perolehan – Nilai residu


Depresiasi = …….. (3)
Takiran hasil produksi (set)
19

7. Metode Harga Pokok Produksi

Dalam kebanyakan perusahaan manufaktur, biaya produksi di

pertanggungjawabkan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem akumulasi

biaya. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga

kerja dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Pusat biaya umumnya

adalah departemen, tetapi dapat juga pusat pemrosesan dalam satu departemen.

Karena itu metode pengumpulan biaya produksi terbagi menajdi 2 yaitu :

(Firdaus Ahmad Dunia, Wasillah Abdullah: 2012)

Menurut Mulyadi (2016:63) “Metode pengumpulan biaya produksi

yang digunakan oleh perusahaan yang mnegolah produknya secara massa”.

a. Metode Harga Pokok Proses

Menurut Mulyadi (2016:63) “merupakan metode pengumpulan biaya

produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mnegolah produknya

secara massa”. karakteristik produksinya adalah sebagai berikut:

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

2) Produk yang dihasilkan dari bulan kebulan adalah sama

3) Kegiatan produksi dimulai dengan terbitnya perintah produksi yang

berisi rencana produksi standar untuk jangka waktu tertentu. Mulyadi

(2016:63)
20

b. Metode harga pokok pesanan

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah

bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari

dalam perusahaan. Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika

pesanan yang satu selesai dikerjkan, proses produksi dihentikan, dan

dimulai dengan pesanan berikutnya.

2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh

pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda

dengan pesanan yang lain.

3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk

memenuhi persediaan di gudang.

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan

pesanan tersebut di atas berpengaruh terhadap pengumpulan biaya

produksinya.

Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga harga

pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:


21

1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan

spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga

pokok produksinya secara individual.

2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya

dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini: biaya produksi

langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3) Biaya produksinya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung

disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok

produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya

terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam

harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

Harga pokok produksi per unit pada saat ada pesanan selesai

diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang

dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. (Mulyadi, 2016:38)


22

Perbedaan Metode Harga Pokok proses dan metode harga pokok

pesanan. Perbedaan di antara dua metode pengumpulan biaya produksi

tersebut terletak pada: Ony Widilestariningtyas dkk, 2012:

1. Pengumpulan biaya produksi

2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan

3. Penggolongan biaya produksi

4. Unsur biaya yang dikelompokan dalam biaya overhead pabrik.

Tabel 3

Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan


Unsur Total Unit Biaya produksi
Biaya Produksi Biaya Ekuivalen per Satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan Baku Rp. Xxx Xxx Rp. xxx
Bahan Penolong Rp. Xxx Xxx Rp. xxx
Tenaga Kerja Rp. Xxx Xxx Rp. xxx
Overhead pabrik Rp. Xxx Xxx Rp. xxx
Total Rp. Xxx Xxx Rp. xxx
Sumber : Mulyadi (2015:70)
23

Tabel 4

Laporan Biaya Produksi Bulan Januari 20X1


Data Produksi

Dimasukkan dalam proses xxx kg

Produk jadi yang ditransfer kegudang xxx kg


Produk dalam proses akhir xxx kg
Jumlah Produk yang dihasilkan xxx kg

Biaya yang Dibebankan dalam bulan Januari 20X1


Total Per Kg
Biaya bahan baku Rp. xxx Rp.xxx
Biaya bahan penolong Rp.xxx Rp.xxx
Biaya tenaga kerja Rp.xxx Rp.xxx
Biaya overhead pabrik Rp.xxx Rp.xxx
Jumlah Rp.xxx Rp.xxx

Perhitungan Biaya :

Harga pokok produk jadi yang ditransfres kegudang


xxx kg @ Rp. xxx Rp.xxx
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya bahan baku Rp.xxx
Biaya bahan penolong Rp.xxx
Biaya tenaga kerja Rp.xxx
Biaya overhead pabrik Rp.xxx
Rp.xxx
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan januari Rp.xxx

Sumber: Mulyadi (2016:71)

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya

produksi, biaya produksi yang terjadi dalm bulan januari 20X1, dicatat

dengan jurnal sebagai berikut :


24

a. Jurnal untuk mencata biaya bahan baku :

Barang dalam proses - Biaya bahan baku Rp.xxx

Persediaan bahan baku Rp.xxx

b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses – Biaya bahan penolong Rp.xxx

Persediaan bahan penolong Rp.xxx

c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja Rp.xxx

Gaji dan upah Rp.xxx

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses – Biaya overhead pabrik Rp.xxx

Berbagai rekening yang dikredit Rp.xxx

e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer

kegudang

Persediaan produk jadi Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya bahan baku Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya bahan penolong Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya overhead pabrik Rp.xxx


25

f. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses

yang belum selesai diolah pada akhir bulan januari 20X1

Persediaan produk dalam proses Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya bahan baku Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya bahan penolong Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja Rp.xxx

Barang dalam proses – Biaya overhead pabrik Rp.xxx


26

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 5

Hasil Penelitian Terdahulu

Identifikasi MAULINA FIRDAYATI Raden Satrio Arif Reka Yunita


Penelitian A03140041 Jurusan Wibowo A03120051 A03150041 Jurusan
Akuntansi Jurusan Akuntansi Akuntansi Politeknik
Politeknik Negeri Politekni Negeri Negeri Banjarmasin
Banjarmasin Banjarmasin 2015

Judul Perhitungan Harga Penentuan Harga Pokok Penentuan Harga


Pokok Produk Per Produksi dengan Pokok Produk Per
Bungkus Roti menggunakan metode Kilogram Kue Kering
Dengan harga pokok proses pada Menggunakan Metode
Menggunakan Toko Kue Kalimantan Harga Pokok Proses
Metode Harga Bread di Banjarmasin Pada Azzahra Cake
Pokok Proses Pada
Ivanna Bakery
Banjarmasin
Institusi/Per Ivanna Bakery Toko Kue Kalimantan Azzahra Cake
usahaan Banjarmasin Bread di Banjrmasin
yang diteliti
Ivanna Bakery Toko Kue Kalimantan Bagaimana
Permasalah Banjarmasin tidak Bread di Banjarmasin perhitungan harga
an menggolongkan tidak melakukan pokok produk per
biaya-biaya pemisahan biaya-biaya kilogram kue kering
produksi sesuai produksi yang
menggunakan metode
penggolongan dikeluarkan, biaya
tersebut digabungkan harga pokok proses
akuntansi biaya.
dan dihitung sebagai pada Azzahra cake
Pembebanan biaya
biaya produksi pada Banmenurut konsep
produksi
mengakibatkan periode tersebut, yang akuntansi biaya ?
diproduksi bolu gulung,
perusahaan tidak
cupcake, dan muffin
dapat menentukan
harga pokok
produk secara tepat
yang akan
berpengaruh
kepada harga jual
27

dan laba yang ingin


dicapai perusahaan

Tujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui a. Untuk mengetahui


penelitian bagaimana perhitungan harga pokok penggolongan biaya
perhitungan harga pokok produk roti manis Azzahra Cake sesuai
produk per kosong pada Roti Oval dengan konsep
bungkus roti pada Bakery sesuai konsep akuntansi biaya
Ivanna Bakery akuntansi biaya b. Untuk mengetahui
Banjarmasin perhitungan harga
dengan pokok produk per
menggunakan kilogram kue kering
metode harga pada Azzahra Cake
pokok proses dengan metode harga
pokok proses

Metode Metode Harga Metode Harga Metode yang


Penelitian Pokok dengan Pokok dengan digunakan adalah
Metode Harga Metode Harga metode harga pokok
Pokok Proses Pokok Proses proses
Jenis Penelitian: Jenis Penelitian:
Studi Kasus Studi Kasus
28

Hasil Perhitungan harga Toko kue


Penelitian pokok produksi Kalimantan Bread
menggunakan Banjarmasin masih
metode full costing salah melakukan
lebih perhitungan harga
mengguntungkan pokok produksinya,
daripada metode karena masih salah
perusahaan karena dalam melakukan
laba yang penggolongan
dihasilkan lebih biaya produksi
tinggi dengan biaya
produksi yang lebih
rendah.

Anda mungkin juga menyukai