Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN INDIVIDU

“ASUHAN PADA FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA DENGAN


MASALAH MOBILISASI”

Tanggal Praktik : 14 April s.d 24 April 2020

Disusun oleh :

Ashila Nur Aulia R ( P27284419006)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN SURABAYA
2019 / 2020
BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Fraktur Femur


1.1.1 Pengertian
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering
kali terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan keberadaan
cedera tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang
robek, saraf yang putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat
menjadi komplikasi pemulihan klien ( Black dan Hawks, 2014).
Fraktur clavicula adalah terputusnya hubungan tulang clavicula
yang disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi
lengan terputus atau tertarik keluar (outstretched hand) karena trauma
berlanjut dari pergelangan tangan sampai clavicula ( Muttaqin, 2012).

1.1.2 Etiologi
Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang
menyebabkan suatu retakan sehingga mengakibatkan kerusakan padaotot
dan jaringan. Kerusakan otot dan jaringan akan menyebabkan perdarahan,
edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin hanya retakan pada tulang,
tanpa memindahkan tulang manapun. Fraktur yang tidak terjadi
disepanjang tulang dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna
sedangkan fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal
sebagai fraktur lengkap (Digiulio, Jackson dan Keogh, 2014).
Penyebab fraktur menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2010)
dapat dibedakan menjadi:
a. Cedera traumatic, Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan
oleh :
1) Cedera langsung adalah pukulan langsung terhadap tulang
sehingga tulang patah secara spontan.
2) Cedera tidak langsung adalah pukulan langsung berada jauh
dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur
sehingga menyebabkan fraktur klavikula
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak
b. Fraktur patologik, Kerusakan tulang akibat proses penyakit dengan
trauma minor mengakibatkan :
1) Tumor tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali
2) Infeksi seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi
akut atau dapat timbul salah satu proses yang progresif
3) Rakhitis
4) Secara spontan disebabkan oleh stress tulang yang terus
menerus

1.1.3 Gejala
a. Deformitas
Pembengkaan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan
deformitas pada lokasi fraktur. Spasme otot dapat
menyebabkan pemendekan tungkai, deformitas rotasional, atau
angulasi. Dibandingkan sisi yangsehat, lokasi fraktur dapat
memiliki deformitas yang nyata.
b. Pembengkakan
Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi
cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke
jaringan sekitar.
c. Memar
Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi
fraktur.
d. Spasme otot
Spasme otot involuntar berfungsi sebagai bidai alami untuk
mengurangi gerakan lebih lanjut dari fragmen fraktur.
e. Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu
mengiringi fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan
berbeda pada masing-masing klien. Nyeri biasanya terus-
menerus , meningkat jika fraktur dimobilisasi. Hal ini terjadi
karena spasme otot, fragmen fraktur yang bertindihan atau
cedera pada struktur sekitarnya.
f. Ketegangan
Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera
yang terjadi.
g. Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan
fraktur atau karena hilangnya fungsi pengungkit lengan pada
tungkai yang terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari
cedera saraf.
h. Gerakan abnormal dan krepitasi
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah
tulang atau gesekan antar fragmen fraktur.
i. Perubahan neurovascular
Cedera neurovaskuler terjadi akibat kerusakan saraf perifer
atau struktur vaskular yang terkait. Klien dapat mengeluhkan
rasa kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah
distal dari fraktur
j. Syok
Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah.
Perdarahan besar atau tersembunyi dapat menyebabkan syok.

1.1.4 Komplikasi Fraktur Clavicula


1. Shock hipofalemik atau traumatic akibat pendarahan ( baik
kehilangan darah yang eksterna maupun yang tidak kelihatan )
dan kehilangan cairan eksterna ke jaringan yang rusak.
2. Sindrom kompasrtemen
Masalah yang terjadi saat perpusi jaringan otot kurang dari
yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan
Komplikasi lambat
1. Delayed Union
Proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam waktu yang
lebih lama dari perkiraan ( tidak sembuh sekitar 3-5 bulan)
2. Non Union
Kegagalan penyambungan tulang setelah 6-9 bulan
3. Mal Union
Proses penyambuhan tulang berjalan normal terjadi dalam
waktu yang semestinya, namun tidak dengan bentuk
aslinyaatau abnormal.

1.1.5 Penatalaksanaa Fraktur Clavicula


a. Pembedahan
b. Medika mentosa, lebih diutamakan menggunakan pereda nyeri
(analgetik). Beberapa analgetik yang dapat digunakan anatara
lain :
1. Acetaminophen : nyeri ringan sampai sedang
2. Ibupropen : nyeri ringan sampai sedang
3. Oxycodone

1.1.6 Anatomi dan Fisiologi


Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah
tulang yang membentuk bahudan menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh. Klavikulaadalah tulang dari atas dada,yang di antara tulang
dada (sternum) dan tulang belikat (tulang belikat).Karena tidak
sepertitulang lain yang dibungkus dengan otot, klavikuladibungkusoleh
kulit yang mencakupsebagian besar tulang.Klavikulaberbentuk seperti
huruf "S", berhubungan dengan tulanglengan atas (humerus) untuk
membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,ujung
yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya
berhubungandengan tulang belikat. Bagian yang berhubungan dengan
sternum disebut ekstrimitas sternalisdan bagian yang berhubungan
dengan akromion disebut ekstrimitas akrominalis.klavicula berbentuk
kurva ganda dan memanjang. Klavikula adalah satu!satunya tulang
yangmemanjang horiontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk
pertama. Pada ujungmedial, klavicula bersendi pada manubrium dari
sternum (tulang dada) pada sendisternoclavicularis. Pada bagian ujung
lateral bersendi dengan acromion dari scapula (tulang belikat) dengan
sendi acromioclavicularis. Kadang-kadang, klavikula ini ditembus
olehcabang sarafsupraklavikularis. Karena berfungsi sebagai penyangga
untuk menjaga posisiskapula sehingga lengan dapat tergantung
bebas.Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis,kurang melengkung, dan
permukaannya lebih halus.Klavikula kanan biasanya lebih kuat danlebih
pendek dari klavikula kiri

1.1 Mobilisasi
1.2.1 Pengertian
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk
bergerak secara mudah, bebas dan teratur untuk mencapai suatu
tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara
mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan hanya dengan
bantuan alat (Widuri, 2010). Mobilitas adalah proses yang kompleks
yang membutuhkan adanya koordinasi antara sistem muskuloskeletal
dan sistem saraf (P. Potter, 2010) Mobilisasi adalah suatu kondisi
dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (Kozier,
2010). Jadi mobilitas atau mobilisasi adalah kemampuan individu
untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.

1.2.2 Jenis
Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial
dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan
fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang. b. Mobilitas sebagian merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Mobilitas
sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1) Mobilitas sebagian
temporer merupakan kemampun individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah
adanya dislokasi sendi dan tulang. 10 2) Mobilitas sebagian
permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadi hemiplegia
karena stroke, parapelgia karena cedera tulang belakang,
poliomielitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik
(Widuri, 2010)
1.2.3 Tanda dan Gejala Gangguan Mobilitas Fisik
Adapun tanda gejala pada gangguan mobilitas fisik yaitu :
a. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh sulit menggerakkan ektremitas
2) Objektif
a) Kekuatan otot menurun
b) Rentang gerak (ROM) menurun.
b. Gejala dan Tanda Minor
1) Subjektif
a) Nyeri saat bergerak
b) Enggan melakukan pergerakan
c) Merasa cemas saat bergerak
2) Objektif
a) Sendi kaku 12
b) Gerakan tidak terkoordinasi
c) Gerak terbatas
d) Fisik lemah (Tim Pokja DPP PPNI, 2017).

1.2 Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang
tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang,
cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
1.3.1 Jenis Imobilitas
a. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara
fisik dengantujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi
pergerakan, seperti padapasien dengan hemiplegia yang tidak
mampu mempertahankan tekanan didaerah paralisis sehingga
tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untukmengurangi
tekanan.
a. Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang
mengalamiketerbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang
mengalami kerusakan otakakibat suatu penyakit.
b. Imobilitas emosional, keadan ketika seseorang mengalami
pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara
tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Sebagai contoh, keadaan
stres berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika
seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau
kehilangan sesuatu yang paling dicintai.
c. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan
dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakit
sehingga dapat memengaruhi perannya dalam kehidupan social
(Widuri, 2010).
1.3.2 Perubahan system tubuh akibat imobilitas
a. Perubahan metabolisme
b. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
c. Gangguan perubahan zat gizi
d. Gangguan fungsi gastrointensial
e. Perubahan system pernafasan
f. Perubahan kardiovaskuler
g. Perubahan sistem musculoskeletal
h. Perubahan sistem integument
i. Perubahan eliminasi
j. Perubahan perilaku
1.3 Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuluskeletal dan
system saraf untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dengan tepat.
Mekanika tubuh adalah cara mengguanakan tubuh secara efisien, yaitu
tidak banyak mengeluarkan tenaga.
1.4 Ambulasi
1.5.1 Pengertian
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun
dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan
kondisi pasien ( Asmadi, 2008)
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk
semua pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan
fleksibelitas. Keuntungandari latihan berangsu - angsur dapat di tingkatkan
seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan tanda peningkatan
toleransi aktivitas. Menurut Kozier, 2005 ambulasi adalah aktivitas
berjalan.
1.5.2 Tujuan Ambulasi
Sedangkan menurut Asmadi ( 2008) manfaat Ambulasi adalah :
1. Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputu :
a. Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti $brasi,
sirkulasi yangterlambat yang menyebabkan terjadinya
Atropi akut dan perubahan turgor kulit.
b. Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve,
peningkatan beban kerja jantung, hipotensi ortostatic,
phlebotrombosis.
c. Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, penurunan
ventilasi volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi
setempat, mekanisme batuk yangmenurun.
d. Sistem Pencernaan : Anoreksi - Konstipasi, Penurunan
Metabolisme.
e. Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan
pada :liminasi 6rine, infeksisaluran kemih, hiperkalsiuria
f. Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot,
osteoporosis, pemendekanserat otot
g. Sistem ;eurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan
gangguan syaraf pada bagian distal, nyeri yang hebat.

1.5.3 Tindakan – tindakan Ambulasi

a. Duduk diatas tempat tidur


b. Duduk ditepi tempat tidur
c. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi
d. Membantu berjalan
e. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brancard
f. Melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan
1.5.4 Faktor – factor yang mempengaruhi pelaksanaan Ambulasi

a. Kesehatan umum : Penyakit, kelemahan, penurunan aktivitas,


kurangnya latihan fisik danlelah kronik menimbulkan efek yang
tidak nyaman pada fungsi musculoskeletal.
b. Tingkat Kesadaran : Pasien dengan kondisi disorienrtasi, bingung
atau mengalami perubahantingkat kesadaran tidak mampu
melakukan ambulasi dini pasca operasi.
c. Nutisi : Pasien yang kurang nutrisi sering mengalami atropi otot,
penurunan jaringan subkutan yang serius, dan gangguan
keseimbangan cairan danelektrolit. Pasien juga akan mengalami
defisisensi protein, keseimbangan nitrogen dan tidak ada kuatnya
asupan vitamin "
d. Emosi : Perasaan nyaman, kebahagiaan, kepercayaan dan
penghargaan pada dirisendiri akan mempengaruhi pasien untuk
melaksanakan prosedur ambulasi
e. Tingkat Pendidikan : Pendidikan menyebabkan perubahan pada
kemampuan intelektual,mengarahkan pada ketrampilan yang lebih
baik dalam mengevaluasi informasi.9endidikan dapat
meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan
mereka, untuk mematuhi saran-saran kesehatan
f. Pengetahuan : Hasil penelitian mengatakan bahwa perilaku yang di
dasari oleh pengetahuan akan bertahan lama dari pada yang tidak
didasari oleh pengetahuan.(Kozier, 2010)
1.5 Asuhan yang diberikan untuk mobilisasi
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukanoleh
perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan
melakukan pengkajian, menetukan diagnosis,merencanakan tindakan yang akan
dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah
diberikan dengan berfokus pada klien,berorientasi pada tujuan setiap tahap saing
terjadi ketergantungan dan saling berhubungan (Hidayat, 2008).
Dalam asuhan keperawatan klien dengan gangguan fraktur clavicula,
penulis menggunakan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yaitu
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien. Sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2008). Pengkajian
keperawatan harus selalu dirancang sesuai kebutuhan klien. Apabila pada
kondisi klien perawat dihadapkan pada klien yang menderita penyakit akut,
perawat perlu membekali diri tentang kondisi gejala yang berhubungan dan
perawat boleh memilih untuk hanya mengakaji sistem tubuh yang terlibat.
Pengkajian keperawatan yang komprehensif biasanya akan dilakukan pada
klien dalam kondisi lebih sehat, kemudian perawat mempelajari status
kesehatan total klien (Mutaqqin, 2010).
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi (data-
data) dari pasien yang meliputi unsur bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif untuk mendapatkan data-data yang lengkap dan relevan,
perawat membutuhkan dasar yang kuat dari berbagai disiplin ilmu,
pengumpulan data meliputi :
1) Identitas
a. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, status perkawinan, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, tanggal jam pengkajian,
nomor rekam medis, ruangan dan diagnosa medis (Nursalam,
2013).
b. Identitas penanggung jawab Identitas penanggung jawab meliputi
nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien (Nursalam, 2013).
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa
nyeri.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab
terjadinya fraktur, yang dapat membantu dalam menentukan
perencanaan tindakan.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Pengumpulan data ini ditentukan kemungkinan penyebab fraktur
dan memberi bentuk berapa lama tulang tersebut menyambung.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pengumpulan data ini untuk mengetahui penyakit keluarga yang
berhubungan dengan penyakit tulang yang merupakan salah satu
factor terjadinya fraktur .
3) Sistem pernapasan
Data yang dikaji mengenai sistem pernapasan yaitu dengan cara
infeksi, palpasi, perkusi, aukultrasi. Data yang dikaji meliputi
frekuensi pernapsan teratur atau tidak, adanya nyeri atau tidak.
4) Sirkulasi
Terdapat tanda hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon
terhadap nyeri/ansietas) atau hypotention (hipovolemia). Takikardi
(respon stress, hipovolemia). Pembengkakan jaringan atau massa
hematoma pada sisi cidera.
5) Nyeri / Kenyamanan
Nyeri berat tiba-tiba saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area
jaringan atau kerusakan tulang, dapat berkurang pada imobilisasi),
tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf dan spasme/kram otot.
6) Kemampuan fungsi motoric
Pengkajian dilakukan pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan
kiri untuk menilai adanya kekuatan atau kelemahan.
7) Kemampuan mobilitas
Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan
gerakan seperti miring, duduk, banguan, dan berpindah tanpa
bantuan.
8) Perubahan intolerensi aktivitas
Pengkajian yang berhubungan dengan perubahan pada system
pernapasan.
9) Kemampuan rentang gerak
Pengkajian rentang gerak (RDM) dilakukan pada daerah seperti
bahu, siku, lengan, pangggul dan kaki.
10) Perubahan psikologis
Pengkajian ini disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan
imobilitas antara lain perubahan fisik.
2. Diagnosa Atau Masalah
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan
yang actual atau potensial. Diagnosis keperawatan merupakan dasar
pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perawat yang bertanggung jawab. Masalah keperawatan yang muncul
adalah gangguan mobilitas fisik akibat trauma pada tulang belakang.
3. Perencanaan
a. HE
Melakukan pendekatan terapeutik dengan pasien dan keluarga
b. Observasi
Observasi TTV
c. Tindakan mandiri
Mengubah posisi pasien, posisi tidur menjadi duduk
d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim medis
DAFTAR PUSTAKA

DiGiulio Mary, Donna Jackson, Jim Keogh (2014), Keperawatan Medikal bedah,

Ed. I, Yogyakarta: Rapha publishing

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.

Alimul Hidayat, A. Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC

Muttaqin, A. (2012) Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

DiGiulio Mary, Donna Jackson, Jim Keogh (2014), Keperawatan Medikal bedah,
Ed. I, Yogyakarta: Rapha publishing

Baradero, M dan Dayrit, M. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan


Sistem Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC

Dinarti dkk. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Setiadi. 2012. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan


Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Prayitno S. 2014. Kesehatan Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Serambi


Semesta Distribusi.

Perry, Potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :


EGC.

Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi.


Yogyakarta : Nuha Medika

Widuri, Hesti. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Ditatanan Klinik.
Yogyakata: Penerbit Fitramaya.

Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
BAB II

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR KLAVIKULA

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkaji : 16 April 2020
Waktu pengkaji : 16.30 WIB
Pengkaji : Ashila Nur Aulia R
A. Identitas Pasien
Nama : Sdr. I. H.
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Rt.2 Rw.2 Pejagatan, kutowinangun, Kebumen
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : blm kawin
Diagnosa : fraktur clavicula sinistra
No. RM : 236046
Tanggal Masuk : 14 April 2020
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 46 tahun
Alamat : Rt.2 Rw.2 Pejagatan, kutowinangun, Kebumen
Hub. dengan pasien : Saudara Kandung
C. Riwayat keshatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh Nyeri Bahu Kiri Pasca kecelakaan motor
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari ruangan pada tanggal  13 April 2020 pukul 16.30 WIB
dengan rencana pemasangan ORIF dengan fraktur Clavicula. Terdapat luka
lecet di bahu kiri, dan terdapat jejas di dada. pasien post kecelakaan jatuh dari
motor, sedikit terasa nyeri P: Nyeri bertambah ketika bergerak ,nyeri
berkurang saat diimobilisasi, Q: Nyeri seperti tertusuk, S: 5 , T: hilang timbul
mulai sampai diimobilisasi. Pasien dipersiapkan untuk operasi, Pasien
mengenakan baju operasi, pasien merasa cemas pada saat akan dioperasi.
3. Riwayat Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan dan mengalami luka lecet,
belum pernah menjalani operasi sebelumnya, klien tidak punya riwayat alergi,
klien pernah menjalani pengobatan TBC selama 6 bulan dan dinyatakan
sembuh.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit seperti DM,
Hipertensi ataupun seperti TBC yang dialami.
D. Pola Fungsional menurut Virginia Handersoon
1. Pola Nafas :
Sebelum sakit : Pasien mampu bernafas dengan normal dan
adekuat.
Saat sakit : RR 20x/menit, tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada cuping hidung, bernafas normal.
2. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit : Pasien biasa makan sehari 3x / hari dengan nasi
lauk dan sayur, minum 6 – 8 x /hari (1200 cc).
Saat Sakit : Pasien dipuasakan 7 jam untuk memenuhi
persyaratan operasi.
3. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Pasien BAB normal ( konsistensi lembek, tanpa
kelainan), BAK 4-5 kali ( tanpa kelainan).
Saat Sakit : Pasien terpasang DC ( urine 200cc).
4. Pola Gerak dan Keseimbangan Tubuh
Sebelum Sakit : Pasien tidak memiliki kecacatan sehingga mampu
bergerak dengan seimbang.
Saat Sakit : Selama sakit  ada gangguan pergerakan,
khususnya tangan kiri.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : Pasien biasa tidur dari jam 21. 00 samapi 05. 30
WIB atau tidur siang 1- 2 jam.
Saat sakit : Pasien tidur ± 7- 8 jam dan kadang tidak nyaman
karena nyeri
6. Pola Berpakaian
Sebelum sakit             : Pasien dapat mengenakan pakaian tanpa bantuan
orang lain
Saat Sakit                   : pasien tidak mampu berpakaian sendiri.
7. Temperatur Tubuh
Sebelum sakit : Pasien mampu mempertahankan suhu tubuhnya,
memakai jaket bila dingin dan memakai kaos kaki.
Saat Sakit : Suhu badan pasien 36 0C, hanya memakai baju
operasi dan terpasang infuse RL 20 tpm.
8. Personal Higiene
Sebelum Sakit : Pasien biasa mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari.
Saat Sakit : Pasien hanya di seka sebelum operasi.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum Sakit : Pasien merasa nyaman saat badannya sehat.
Saat Sakit : Pasien merasa Nyeri dan gelisah akan operasi.
10. Pola Komunikasi
Sebelum Sakit             : Pasien dapat berbicara dengan jelas dan baik.
Saat Sakit                   : Pasien masih dapat diajak bicara, menjawab jika
ditanya, dan suara jelas.
11. Kebutuhan Spiritual
Sebelum Sakit : Pasien kadang menjalankan ibadah sesuai
agamanya.
Saat Sakit : Pasien tidak menjalankan sholat lima waktu.
12. Kebutuhan Bekerja
Sebelum Sakit  : Pasien sebagai wiraswasta.
Saat Sakit : Pasien hanya tertidur menunggu operasi.
13. Pola Rekreasi
Sebelum Sakit             : Pasien sering  berekreasi dengan menonton TV.
Saat dikaji                   : Pasien berada di rumah sakit sehingga tidak
berekreasi.
14. Kebutuhan Belajar
Sebelum Sakit             : Pasien belajar dari televise, radio.
Saat Sakit                   : Pasien mendapatkan informasi dari dokter dan
perawat.
E. Keadaan Umum
Suhu : 362 0C
Nadi : 80 x/menit
TD : 120/90 mmHg
RR : 28 x/menit

F. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik
Kesadaran : Compos Metis
Pemeriksaan fisik head to toe
 Kepala : Mesocephal, simetris, rambut bersih
 Mata : Simetris, konjungtiva anemis,
 Hidung : Tidak terdapat polip, tidak ada penumpukan sekret
 Telinga : Tidak ada serumen
 Mulut : Gigi bersih, mukosa bibir lembab
 Leher :Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
 Thoraks          
I : Terdapat luka lecet, tidak ada retraksi dada, tidak ada penggunaan
otot bantu nafas, pulsasi jantung kuat.
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa tambahan.
P : Paru sonor, jantung pekak, tidak ada efusii
A : Paru bersih, jantung regular tanpa suara tambahan
 Abdomen
I : Tidak ada Jejas, .
A :-
P : Suara timpani, tanpa redup
P : Tidak ada nyeri tekan.
 Genetalia         : Terpasang DC No 16
 Ekstermitas    
- atas               : terpasang IVFD RL 20tpm, akral hangat, Luka lecet di jari
tengah tangan kiri
- bawah           : tak ada jejas, akral hangat.
G. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan radiologi ( Rontgen Thorak ) Terdapat fraktur klavikula
Sinistra. Tanggal 16 Januari 2014
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 14.02 10^3 /uL 4.80- 10.80
Eritrosit 5.11 10^6/Ul 4.70-6.10
Hemoglobin 10.5 g/dL 14.0- 18.0
Hematokrit 35.4 % 42.0-52.0
MCV 69.3 Fl 79.00-99.0
MCH 20.5 Pg 27.0-31.0
MCHC 29.7 g/dl 33.0-37.0
Trombosit 245 10^3/uL 150-450
GDS 86.0 g/dl 70-105
HBSAg Negatif - Negataif
CT/BT 5/1 Menit -

a. Analisa Data
No Tgl/jam Data fokus Etiologi Masalah
1 16 DS : Diskontinuitas Nyeri Akut
April Pasien  mengatakan bahu kiri nya tulang
2020 sakit dan ,
(16.30) P: Nyeri bertambah ketika bergerak,
nyeri berkurang saat diimobilisasi,
Q: Nyeri seperti ditusuk,
R: Regio bahu Sinistra
S: 5,
T: hilang timbul
DO:
Px rogten fraktur klavikula
TD         : 120/90 mmHg
S            : 360C
N           : 80 x/mnt
R           : 25 x/mnt
2 16 DS : klien mengeluh kesulitan dalam Penurunan Gangguan
April melakukan aktivitas kekuatan otot mobilitas fisik
2020 DO : klien tampak lemah
(16.30)

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Diskontinuitas tulang
2. Gangguan mobilitas fisik penurunan kekuatan otot
c. Penatalaksanaan/
No Dx kep Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri akut (NOC: Nursing Outcome a. Kaji Keluhan a.Mengetahui cara
berhubungan Classification, Utama pasien yang efektif
dengan menggambarkan respon terhadap nyeri untuk mengatasi
diskontinuita pasien terhadap tindakan b. Kaji PQRST nyeri
s tulang keperawatan. NOC nyeri pasien b. Untuk
mengevaluasi hasil c. Ajarkan teknik mengetahui
pelayanan keperawatan nafas dalam tingkat nyeri
sebagai bagian dari d.      Kaji TTV dan pasien
pelayanankesehatan) KU pasien c.Untuk
Setelah dilakukan tindakan meringankan dan
keperawatan selama 15 memberikan rasa
menit nyeri klien bisa nyaman juga
berkurang. mengalihkan
nyeri pasien
KH: d. Mengetahui
Klien akan mengatakan perkembangan
nyeri berkurang, skala nyeri kondisi pasien
4 dan tanda-tanda vital
dalam rentang normal.
indikator IR E
R
Skala nyeri 2 4
berkurang
Menggunak 2 4
an teknik
relaksasi
untuk
menurunkan
Nyeri
Keterangan :
1. Tidak pernah
menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang
menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukan

2 Gangguan NOC: 1. kaji secara teratur 1.untuk mengetahui


mobilitas Setelah dilakukan fungsi motorik keadaan klien
fisik b/d intervensi,gangguan 2. kaji derajat secara umum
penurunan mobilitas fisik dapat imobilisasi yang 2.pasien dibatasi
kekuatan otot diminimalisasi dihasilkan oleh oleh pandangan
KH: cedera dan diri tentang
-    Klien menunjukkkan perhatikan keterbatasan
kemampuan untuk persepsi klien fisik,memerlukan
melakukan aktivitas terhadap informasi/interve
imobilisasi nsi untuk
3. dorong meningkatkan
partisipasi pada mkemajuan
aktivitas kesehatan
terapeutik / 3.memberikan
relaksasi kesempatan untuk
4. dorong mengeluarkan
penggunaan energi ,
latihan isometric memfokuskan
mulai dengan kembali perhatian
tungkai yang 4.kontraksi otot
sakit isometric tanpa
5. instrukturkan dan menekuk sendi
bantu pasien atau
dalam rentang menggerakkan
gerak pasien tungkai dan
6. kolaborasi membantu
dengan ahli terapi mempertahankan
fisik kekuatan dan
/okupasi/spesialis masa otot
rehabilitasi 5.meningkatkan
aliran darah ke
otot dan tulang
untuk
meningkatkan
tonus otot ,
mempertahankan
gerak
6.pasien dapat
memerlukan
bantuan jangka
panjang dengan
gerakan ,
kekuatan, dan
aktivitas
d.      Implementasi Keperawatan
No dx Tanggal/ jam Tindakan Respon

1 16 April 2020a.       Mengkaji KU pasien Pasien menganggap nyeri nya


Jam terhadap nyeri wajar dan pasien bersabar
16.40 WIB terhadap rasa nyeri yang dialami

b.      Mengkaji PQRST nyeri Pasien mengatakan


pasien P: Nyeri, bertambah ketika bahu
di gerakan dan di angkat ,nyeri
berkurang saat diimobilisasi,
Klien tampak meringis kesakitan
ketika bahu digerakan,
Q: Nyeri seperti ditusuk
S: 5
T: hilang timbul sampai
diimobilisasi

c.       Mengajarkan teknik nafas


dalam untuk memberikan Pasien kooperatif dan melakukan
rasa nyaman

e. Mengkaji TTV dan TD: 110/70 mmHg,


KU pasien N: 80x/m, RR: 22x/m

e.       Evaluasi Keperawatan


No Tanggal/ jam Evaluasi
1 16 April 2020 Jam S: Pasien mengatakan nyeri belum berkurang Skala nyeri
16.55  wib 5
O:Pasien tampak meringis kesakitan ketika bahunya
digerakkan, TD: 110/70 mmHg,
N: 80x/m, RR: 22x/m
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjut untuk persiapan tindakan operasi
BAB III

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Tanggal dan
Dialog Sikap Hasil
tahap
14 April 2020 Saya mempersiapkan apa saja yang Ramah, Persipaan
Persiapan saya perlukan untuk memulai tersenyum, dan sesuai, materi
(prainteraksi) perkenalan dengan pasien. menunjukkan telah selesai,
1. Mempersiapkan mental dan rasa empati dan telah
bersikap yang sopan kepada berpakaian
pasien dan keluarga pasien. sopan dan
2. Menyiapkan pertanyaan yang rapi.
akan diajukan.
3. Memperdalam materi tentang
penyakit akan perawatannya
4. Berpakaian rapi dan beratribut
lengkap
14 April 2020 A : Assalamualaikum, selamat siang
(perkenalan) pak
Px : Waalaikumussalam, selamat
siang sus
A : Bagaimana keadaaannya hari ini
pak ?
Px : Bahu kiri saya nyeri sus
A : Sebelumnya saya minta maaf
karena mengganggu istirahat pak,
saya mahasiswi kebidnan sutomo.
Saya disini diberi tugas untuk
merawat dan mengkaji kondisi bapak
selama beberapa hari. Apakah bapak
berkenan dan tidak keberatan ?
Px : Iya mbak saya tidak keberatan
A : Iya sudah pak, selamat
beristirahat kembali, semoga cepat
sembuh ya pak
Px : Terimakasih sus
15 April 2020 A : Asssalamualaikum pak, selamat
(tahap kerja) siang
Px : Waalakumussalam, selamat
siang sus
A : Bagaimana keadaan bapak har
ini?
Px : Bahu kiri saya sakit sus ketika
digerakkan
A : saya bantu ajarkan teknik
bernafas agar lebih nyaman ya pak
mungkin bisa mengurangi rasa tidak
nyaman nyerinya pak.
Px : Iya sus maaf merepotkan
A : Tidak apa pak.
Px : Untuk terapinya saya bantu
untuk duduk dulu ya pak
Px : Iya sus
D : Untuk terapi lainnya saya bantu
untuk aktifitas kecil lainnya ya
Px : iya sus terimakasih

16 April 2020 Pasien lanjut persiapan tindakan


(tahap operasi
implementasi)

Anda mungkin juga menyukai