1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Isu lingkungan menjadi hal mendasar dalam bidang konstruksi karena potensi
dampak buruk yang mungkin timbul terhadap alam dan lingkungan sekitar. Pembangunan
Depot Pengisian Pesawat Udara Kertajati (DPPU Kertajati) diatas lahan sawah produktif
berukuran panjang 194,2 meter, lebar 171 meter dan seluas 3,32 Ha mengakibatkan tanah
humus setebal 30 cm harus dikupas dan lahan harus diurug dengan tinggi urugan hampir
mencapai 1,5 meter untuk menyamai elevasi desain jalan dan area sekitarnya. Aktivitas
pekerjaan urugan tanah ini menyebabkan volume material tanah urug menjadi besar, dan
pada akhirnya aktivitas ini membutuhkan konsumsi bahan bakar minyak untuk alat berat
seperti buldozer, ekskavator, dump truk dan compactor yang juga besar (WIKA, 2018).
Penggunaan bahan bakar pada alat berat dalam jumlah besar dan digunakan secara
kontinyu berpotensi menghasilkan polutan gas - gas rumah kaca (EPA, 2009).
Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca terutama gas emisi karbon dioksida (CO2)
pada atmosfer, akan berpengaruh kepada pemanasan global dan asidifikasi lingkungan
(Ozbilen et al., 2013). Meskipun dua hal ini merupakan potensi dampak lingkungan yang
berbeda, tetapi keterkaitannya sangat erat. Karbon dioksida yang tidak terserap oleh
tumbuhan pada proses fotosintesis, sebagian besar akan terserap oleh perairan permukaan
seperti danau, sungai dan irigasi. Peningkatan kelarutan gas CO2 dalam badan air
diprediksi mampu mengubah keseimbangan kimiawi air dan mampu mengubah pH dari
kondisi standarnya (Kleypas et al. 2006).
Meskipun konstruksi dari Pembangunan DPPU Kertajati berpotensi mempunyai
dampak negatif terhadap lingkungan, pengembangan infrastruktur bandara - bandara di
Indonesia khususnya pengembangan sistem pengisian bahan bakar pesawat udara sangat
diperlukan. Peningkatan jumlah penumpang, penggunaan pesawat berkapasitas besar
(widebody) oleh maskapai penerbangan dan terbatasnya waktu landas menjadi alasan
utama ditingkatkanya sistem dan teknologi pengisian bahan bakar pesawat udara dari
pengisian konvensional dengan truk refueller menjadi pengisian dengan fasilitas Depot
Pengisian Pesawat Udara yang dilengkapi sistem otomatisasi hidran.
1
2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah pada Proyek Pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara Kertajati
(DPPU Kertajati) sebagai berikut :
a. Ketiadaan studi analisis dampak lingkungan pada fase konstruksi DPPU
Kertajati menjadikan tidak diketahuinya kinerja lingkungan dan dampak dari
konstruksi pembangunan DPPU Kertajati terhadap lingkungan dalam lingkup
regional maupun lingkup global.
3
Pembatasan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dan identifikasi masalah, permasalahan
yang teridentifikasi cukup kompleks dan luas sehingga perlu adanya pembatasan
masalah. Penelitian ini dibatasi mengevaluasi dampak dan kontribusi dari fase konstruksi
Pembangunan DPPU Kertajati dengan metode penilaian siklus hidup lingkungan.
Penilaian siklus hidup yang diteliti dibatasi pada lima (5) potensi dampak, yaitu:
a. Potensi pemanasan global dalam waktu tinjau 100 tahun (GWP100),
b. Potensi asidifikasi atau pengasaman lingkungan (AP),
c. Potensi eutrofikasi lingkungan (EP),
d. Potensi penipisan sumber daya alam abiotik (ADP-E) dan,
e. Potensi penipisan sumber daya fosil abiotik (ADP-F).
Aktivitas konstruksi yang diteliti dibatasi pada 8 (delapan) pekerjaan utama, yaitu:
a. Pekerjaan pembersihan lahan,
b. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan lahan,
c. Pekerjaan perataan lahan,
d. Pekerjaan pondasi mesin – mesin,
e. Pekerjaan pondasi tangki – tangki,
4
f. Pekerjaan pemipaan,
g. Pekerjaan bangunan beton dan,
h. Pekerjaan bangunan baja.
Material konstruksi yang dikaji siklus hidupnya dibatasi 8 (delapan) jenis, yaitu:
material beton K-250, material beton K-125, besi tulangan, baja struktural, material tanah
urug, material pancang beton, material plywood bekisting, dan material batu bata.
Penggunaan bahan bakar fosil dan energi yang diteliti siklus hidupnya adalah solar,
bensin dan energi listrik.
Interpretasi dan hasil kajian siklus hidup lingkungan pada penelitian ini dibatasi untuk
menentukan aktivitas konstruksi yang paling besar kontribusinya (hotspot assesment)
terhadap lima (5) potensi dampaknya serta membuat dua (2) opsi skenario perbaikan
untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,
rumusan permasalahan yang akan diteliti maka permasalahan yang akan dibahas dalam
tesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apa kontribusi dari konstruksi Pembangunan
DPPU Kertajati terhadap potensi dampak lingkungannya, serta pada aktivitas konstruksi
apakah kontribusi dampak paling signifikan terjadi dan bagaimana melakukan rekayasa
ulang pada aktivitas tersebut untuk mengurangi potensi dampaknya?”
Pokok permasalahan tersebut akan dielaborasi dengan pertanyaan penelitian
(Research Questions) sebagai berikut:
a. Berapa besaran emisi udara yang dihasilkan dan besaran potensi dampak
lingkungan yang muncul pada masing – masing pekerjaan konstruksi
Pembangunan DPPU Kertajati ?
b. Apa pengaruh dari potensi dampak lingkungan tersebut terhadap kesehatan
manusia, keanekaragaman ekosistem dan penipisan ketersediaan sumber
daya ?
c. Aktivitas apa yang paling besar kontribusi dampaknya terhadap lingkungan
(hotspot assesment) dan bagaimana strategi serta mitigasi untuk mengurangi
potensi dampak lingkungan tersebut ?
d. Bagaimanakah saran untuk pelaksanaan konstruksi Pembangunan DPPU
yang berkelanjutan ?
5
Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini termasuk abstraknya, akan dibagi menjadi lima bab :
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah; identifikasi masalah;
perumusan masalah; maksud dan tujuan penulisan; batasan penelitian; dan sistematika
penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka, berisi tentang gambaran umum objek penelitian,
konsep dari pembangunan yang berkelanjutan, potensi dampak lingkungan dan
6
penjelasan mengenai emisi pada sektor konstruksi dalam kerangka potensi pemanasan
global dan potensi asidifikasi lingkungan. Serta konsep dan implementasi dari kajian
siklus hidup lingkungan mengacu kepada seri ISO 14040.
Bab III : Metodologi Penelitian, berisi penjelasan terperinci mengenai tujuan
penelitian. metode yang digunakan, unit fungsional yang ditentukan dan instrument
penelitian.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan, berisi deskripsi data kajian siklus hidup
lingkungan (environmental life cycle assesment); perhitungan kuantitas emisi dengan
metode faktor emisi; interpretasi hasil kajian siklus hidup lingkungan, analisis penentuan
aktivitas atau pekerjaan konstruksi yang berkontribusi signifikan terhadap lingkungan
dan pembuatan skenario konstruksi guna mengurangi dampak Pembangunan DPPU
Kertajati terhadap lingkungan.
Bab V : Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran.
BAB V
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dipaparkan, disimpulkan bahwa:
a. Besaran emisi udara dan potensi yang dihasilkan pada masing – masing
pekerjaan konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati adalah sebagai berikut:
Pekerjaan pembersihan lahan,
Emisi yang dihasilkan pada pekerjaan ini adalah, gas emisi karbon
dioksida (CO2) sebesar 8.435,15 Kg, gas emisi metana (CH4) sebesar
9,56 Kg, gas emisi dinitrogen monoksida (N2O) sebesar 0,32 Kg, gas
emisi sulfur dioksida (SO2) sebesar 6,72 Kg, gas emisi amonia (NH3)
sebesar 0,41 Kg, gas emisi nitrogen oksida (NOx) sebesar 28,53 Kg,
gas emisi nitrogen monoksida (NO) sebesar 39,71 Kg, emisi fosfat
(PO4) sebesar 0,08 Kg, gas emisi nitrogen dioksida (NO2) sebesar
2,99 Kg dan emisi nitrat (NO3) sebesar 0,46 Kg.
Potensi dampak lingkungan yang muncul pada pekerjaan ini adalah
potensi pemanasan global (GWP100) sebesar 8.826,35 Kg-
CO2.Ekivalen, potensi pengasaman lingkungan (AP) sebesar 54,69
Kg-SO2.Ekivalen, potensi eutrofikasi lingkungan (EP) sebesar 12,56
Kg-PO4.Ekivalen, potensi penipisan sumber daya alam abiotik (ADP-
E) sebesar 0,001 Kg-Sb.Ekivalen dan potensi penipisan sumber daya
alam berbasis fosil (ADP-F) sebesar 114.587,41 MJ.
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan lahan,
Emisi yang dihasilkan pada pekerjaan ini adalah, gas emisi karbon
dioksida (CO2) sebesar 638.740,70 Kg, gas emisi metana (CH4)
sebesar 726,39 Kg, gas emisi dinitrogen monoksida (N2O) sebesar
15,57 Kg, gas emisi sulfur dioksida (SO2) sebesar 891,58 Kg, gas
emisi amonia (NH3) sebesar 29,18 Kg, gas emisi nitrogen oksida
(NOx) sebesar 590,42 Kg, gas emisi nitrogen monoksida (NO),
sebesar 5.721,43 Kg, emisi fosfat (PO4) sebesar 5,55 Kg, gas emisi
105
106
Selain itu, efek yang timbul karena naiknya permukaan air akibat potensi
pemanasan global menyebabkan empat (4) kasus infertilitas, penjelasan
pada subbab 2.3.1.6. pada tabel 2.9. memberikan tiap 0,18 DALY terjadi
satu kasus infertilitas. Gangguan depresi berat, gangguan panik dan stres
pasca trauma muncul masing – masing satu kasus. Tabel 2.9 memberikan
gangguan depresi unipolar muncul satu kasus tiap 0,60 DALY.
Dampak kerusakan terhadap keanekaragaman hayati,
Fase konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati berpotensi
menyebabkan hilangnya 150.900 fraksi spesies per meter persegi per
tahun yang berdampak lokal pada area Majalengka dan regional Jawa
Barat.
Dampak kerusakan penipisan sumber daya berbasis fosil,
Fase konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati total menggunakan
energi fosil sebesar 26.367.999,98 MJ. Hasil studi literatur yang telah
dipaparkan pada subbab 2.3.1.5. dijelaskan bahwa cadangan minyak
bumi di Indonesia pada tahun 2016 terdapat sebesar 7.251,10
MMSTB, cadangan ini diprakirakan setara 42.502.467.672.000 MJ.
Sehingga energi fosil yang digunakan pada fase konstruksi
Pembangunan DPPU Kertajati berpotensi menipiskan cadangan
minyak bumi di Indonesia sebesar 0,000062%. Hal ini masih jauh
lebih rendah dari penggunaan energi fosil pada sektor transportasi
yang pada tahun 2013 mencapai 324 juta SBM (setara barrel minyak)
(KemESDM, 2016)
c. Hasil analisis pada bab sebelumnya memberikan pekerjaan yang memberikan
kontribusi tersignifikan terhadap lingkungan, yaitu:
Pekerjaan pengurugan lahan dan pemadatan lahan menjadi
kontributor utama untuk konsumsi energi berbasis bahan bakar solar
yaitu sebesar 8.323.958,27 MJ. Pekerjaan ini juga menjadi
kontributor utama potensi pemanasan global (GWP100) yaitu sebesar
666.059,33 Kg-CO2.Ekivalen, potensi eutrofikasi lingkungan yaitu
sebesar 312,746 Kg-PO4.Ekivalen dan kontributor tersignifikan
111
Saran
Setelah kajian siklus hidup lingkungan dilakukan, beberapa saran dapat diberikan
untuk penelitian ini sebagai berikut:
a. Fase konstruksi merupakan fase yang cukup berlangsung lama, dalam hal ini
konstruksi DPPU Kertajati berlangsung dengan durasi ±4 tahun, mulai bulan
juni 2017 hingga selesai januari 2021. Beberapa kali kegiatan konstruksi
berhenti selama beberapa bulan karena faktor sosial dan lingkungan.
Sehingga untuk melakukan kajian siklus hidup lingkungan yang holistik dan
komprehensif baiknya dibagi menjadi sistem gate-to-gate dengan lingkup
yang kecil dan fokus.
112