Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI UMUM

Pembangunan Pengaman Pantai Dadap Blok Timur di Desa Dadap


Kec. Juntinyuat (Tahap II)

PASAL SU. 1

UMUM DAN PEKERJAAN PERSIAPAN

SU. 1. 1 DEFINISI

Istilah-istilah yang digunakan dalam Spesifikasi teknik harus mempunyai arti


atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
1. Direksi Pekerjaan terdiri atas: Direksi Lapangan dan Direksi Teknis.
2. Direksi Lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK
(dapat dijabat oleh PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara tertulis
kepada Penyedia), terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang dapat
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk mengarahkan,
mengendalikan dan melaporkan pemenuhan segala ketentuan dalam
pelaksanaan kontrak pekerjaan agar pelaksanaan kontrak pekerjaan berjalan
secara tertib berdasarkan ketentuan yang berlaku dan telah ditetapkan.
3. Direksi Teknis adalah adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh
PPK yang bertugas untuk mengawasi, memantau, mengarahkan dan
melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara intensif dalam pemenuhan
kuantitas, kualitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak pekerjaan.

SU. 1. 2 DESKRIPSI PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan : Lokasi pekerjaan terletak di Desa Dadap Kec. Juntinyuat


Kab. Indramayu. Dengan koordinat geografis: S. -6.454085
E. 108.476159
Ukuran duga : Ukuran duga pada gambar didasarkan pada Bench Mark
(BM) yang tertera.
Koordinat : Sistem Koordinat didasarkan pada sistem koordinat lokal.

SU. 1. 3 PEMBERSIHAN

1. Penyedia Jasa harus mengadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dan


pada tempat-tempat dimana akan dibangun jalan-jalan masuk sementara,
pekerjaan-pekerjaan sementara dan fasilitas-fasilitas lain terhadap semua
pohon-pohon, semak-semak, sampah/kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain yang tidak diperlukan.
2. Semua bahan hasil pembersihan tersebut harus dikeluarkan dari tempat
pekerjaan atau dibuang ke tempat lain oleh Penyedia Jasa atas persetujuan
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi..
3. Biaya untuk pekerjaan pembersihan, jalan masuk sementara dan fasilitas
sementara lainnya sudah diperhitungkan dalam biaya umum.

SU. 1. 4 PEKERJAAN SEMENTARA DAN FASILITAS PENYEDIA JASA

1. Penyedia Jasa diminta menyediakan daerah yang akan digunakan untuk


mendirikan gudang, bengkel, kantor, penginapan dan lain-lain untuk
pelaksanaan pekerjaan, dan daerah tersebut supaya diperkirakan sendiri
oleh Penyedia Jasa atas persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi.
2. a. Dalam waktu tujuh hari setelah Penyedia Jasa menerima Surat
Penyerahan lokasi, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi gambar situasi yang
menunjukan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti
kantor, bengkel, gudang, tempat untuk peralatan-peralatan, penginapan
serta usulan usulan untuk fasilitas-fasilitas air, kerja, jaringan-jaringan
listrik, dan jaringan sanitasi.
b. Penyedia Jasa harus memenuhi/mematuhi semua hukum dan peraturan
yang berlaku di Indonesia atau Dinas-dinas lain yang berhubungan
dengan pengadaan fasilitas-fasilitas Penyedia Jasa termasuk tenaga
kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau tuntutan
sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.
3. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya
untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja
yang diperlukan untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makanan
serta akomodasi untuk para pekerja.
4. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya
untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air
minum dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
5. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya
untuk pemasangan serta pengaturan sanitasi dan harus melengkapi
fasilitas-fasilitas mandi dan cuci bagi para pekerjanya dimana pekerjaan
sedang diselenggarakan.
6. Penyedia Jasa harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN
untuk semua penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus
menanggung biaya yang diperlukan untuk maksud tersebut di atas.
7. Dalam implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Penyedia
Jasa wajib melengkapi fasilitas-fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecela-
kaan (PPPK) di tempat pekerjaan, termasuk tenaga yang cakap untuk
menangani PPPK tersebut serta kendaraan yang diperlukan dan selalu
siaga untuk mengangkut bila ada pekerja-pekerja yang luka.
8. Penyedia Jasa harus melengkapi para pekerja dengan memasukan para
pekerjanya dalam asuransi kecelakaan tenaga kerja melalui BPJS
Ketenagakerjaan.
9. Penyedia Jasa harus mencegah semua kemungkinan terjadinya kebakaran
serta harus melengkapi alat-alat pemadam kebakaran di tempat pekerjaan
atas pembiayaan Penyedia Jasa.
10. Biaya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam biaya umum.

SU. 1. 5 KANTOR DIREKSI DAN KENDARAAN SEMENTARA UNTUK PEMBERI


KERJA DAN DIREKSI

1. Penyedia Jasa harus menyediakan kantor yang khusus digunakan oleh


Direksi ditempat pekerjaan;
2. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan kendaraan operasional lapangan
selama masa kontrak untuk digunakan oleh Pemberi Kerja dan Direksi;
3. Penyedia Jasa harus melakukan pemeliharaan berkala terhadap kendaraan
operasional yang meliputi servis, perbaikan, penggantian suku cadang,
bahan bakar, oli dan biaya lainnya agar kendaraan operasional selalu dalam
kondisi siap pakai selama masa kontrak. Selama kendaraan operasional
diservis, maka Penyedia Jasa harus menyediakan kendaraan operasional
pengganti;
4. Biaya untuk pembuatan kantor Direksi serta pembongkarannya dan biaya
pengadaan serta pemeliharaan kendaraan operasional sudah
diperhitungkan dalam biaya umum.
SU. 1. 6 JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA

1. a. Direksi akan menunjukan semua jalan masuk yang ada kepada Penyedia
Jasa, serta membuat surat izin yang diperlukan. Penyedia Jasa wajib
mengurus perizinan tersebut. Jalan masuk yang ditunjukan adalah jalan
alternatif.
b. Penyedia Jasa harus membatasi lingkup gerak peralatan-peralatan dan
awaknya yang melalui jalan tersebut, termasuk jalan-jalan masuk yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, sedemikian
sehingga gangguan-gangguan terha-dap tanaman dan hak milik
masyarakat sekecil mungkin. Sebelum akhir dari pada batas waktu
pemeliharaan pekerjaan selesai, Penyedia Jasa harus mengembalikan
dan memperbaiki jalan-jalan tersebut seperti keadaan semula.
c. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kerusakan tanaman
atau area akibat dari operasinya, baik di daerah jalan masuk yang telah
disetujui atau area yang berdekatan. Dan pemotongan pembayaran akan
ditentukan oleh Direksi apabila Penyedia Jasa tidak memenuhi kewajib-
annya.
2. a. Penyedia Jasa boleh membuat tambahan jalan-jalan masuk sementara di
tempat kerja dan dengan standar disetujui oleh Direksi tanpa mengaju-
kan Claim.
b. Direksi berhak memerintah kepada Penyedia Jasa mengembalikan
keadaan jalan-jalan masuk sementara seperti keadaan semula.
3. Biaya perawatan dan pelaksanaan jalan masuk, serta jalan masuk semen-
tara yang telah disetujui lainnya sudah diperhitungkan dalam Biaya Umum.

SU. 1. 7 PEKERJAAN PENGUKURAN

Pekerjaan ini dibagi tiga tahap:


I. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai.
II. Tahap selama pekerjaan berjalan.
III. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan untuk pertama
kali dan kedua kali.

1. Bench Mark.
a. Untuk memulai pekerjaan, Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi
akan menetapkan “Bench Mark” seperti yang ditunjukan pada gambar.
b. Setiap “Bench Mark” yang rusak diakibatkan oleh Penyedia Jasa harus
diganti yang baru dan diukur kembali dengan biaya menjadi beban
Penyedia Jasa.
c. Bila dilokasi pekerjaan belum ada “Bench Mark”, maka Penyedia Jasa
harus membuat sebanyak 2 (dua) buah, yang lokasinya akan ditetapkan
oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, dengan konstruksi
standar “Bench Mark” Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-
Cisanggarung.

2. Pekerjaan Pengukuran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan
metode dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran situasi
dan detil dari letak tampang lintang.
b. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan bersama-sama dengan penga-
was pengukuran.
c. Patok-patok dan hurufnya harus dicat dengan warna:
- Patok tanggul : warna biru, huruf putih.
- Patok galian : warna hijau muda, huruf merah.
- Patok krib : warna kuning, huruf merah.
- Patok bendung/Check dam : warna kuning dan biru, huruf merah
- Patok pasangan : warna biru dan putih, huruf merah
- Patok poligon dan waterpass : warna putih, huruf merah
- Patok bantu : warna merah, huruf putih.
d. Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas dua dengan ukuran diameter 10
cm, dipancang ke dalam tanah 60 cm di atas tanah 40 cm, kecuali patok
poligon dan waterpass diameter 6 cm, dipancang 50 cm, diatas tanah 25
cm

3. Patok As
a. Untuk pekerjaan tanggul, Penyedia Jasa harus memasang patok-patok
as sepanjang tanggul dengan jarak 50 m’.
b. Ukuran dari patok-patok as paling kecil harus diameter 6 cm, panjang 75
cm dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm. Patok-patok dicat biru dan
setiap patok diberi kode nomor, dengan warna putih.

4. Patok Petunjuk.
a. Harus dibuat patok petunjuk dari kayu kelas dua yang diikatkan
berdasarkan patok as.
b. Patok petunjuk di tempatkan tegak lurus dengan tepi pantai dengan jarak
maksimum 5 m dari bibir pantai.
c. Ukuran dari patok-patok petunjuk ini paling kecil harus: diameter 10 cm,
panjang 100 cm, dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm, dicat biru dan
harus diberi keterangan-keterangan dengan warna putih sebagai berikut:
i. nomor patok.
ii. elevasi dari puncak patok.
iii. jarak dari as rencana.
iv. elevasi dari pekerjaan rencana.
d. Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan
dan tidak akan dipindahkan atau ditimbun.
e. Profil-profil melintang konstruksi rencana harus dibuat tiap 50 meter.
Profil-profil harus dibuat dari bambu utuh lurus dan dengan diameter
paling kecil 10cm dan sambungan-sambungan dikuatkan dengan paku
atau tali.

5. a. Untuk pekerjaan krib pelindung tebing, Penyedia Jasa harus memasang


minimal 3 (tiga) patok pada as setiap Krib, dan membersihkan daerah
kerja sampai jarak antara 10 m-30 m dari tepi-tepi sungai. Ukuran dari
patok-patok ini paling kecil adalah diameter 10cm, panjang 100cm dan
dipancang ke dalam tanah sampai ke dalaman 60cm.Patok-patok dicat
kuning dan diberi keterangan-keterangan dengan warna merah sebagai
berikut:
i. nomorkrib
ii. elevasi puncak patok
iii. jarak dari patok ke tiang pertama dari krib
iv. elevasi puncak krib
b. Penyedia Jasa harus menyelenggarakan pengukuran kembali pada
lokasi yang diteliti dari yang ditunjukan dalam gambar berupa gambar
situasi, tampang melintang, tampang memanjang yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

6. a. Untuk pekerjaan bendung/cek dam, Penyedia Jasa harus melakukan


setting out dengan menempatkan patok-patok bantu pada setiap sudut
dan “bouwplank”/papan pembantu pada bagian-bagian yang membutuh-
kan.
b. Padasetting out tersebut paling sedikit harus memperlihatkan:
• Jarak patok bantu maupun papan bantu terhadap bangunan peng-
aman pantai.
• As Bangunan.
• Elevasi rencana, pondasi, mercu bangunan.
• Profil-profil bangunan yang berbentuk tegak, miringmaupun lengkung
diperlihatkandengan papan-papan bantu paling sedikit 3 (tiga) tempat
(kanan, kiri dan tengah).
7. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur dengan
perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan.
8. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menyediakan semua atau sebagian
seperti tercantum dalam butir (7), Direksi dapat menunjuk pihak ketiga dan
seluruh biaya untuk itu menjadi beban Penyedia Jasa.
9. Semua patok-patok pengukuran termasuk Bench Mark yang terdapat pada
daerah/lokasi pekerjaan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik
sampai pekerjaan tersebut diterima oleh pihak Direksi untuk kedua kalinya.
10. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran awal (CD), pengukuran akhir
(AD) serta bila diperlukan pengukuran pada waktu sedang pelaksanaan.
11. Hasil pengukuran tersebut paling sedikit harus memperlihatkan:
• Potongan memanjang dengan memperlihatkan elevasi dan titik-titik
potongan melintang.
• Potongan melintang dengan jarak 25 m beserta elevasinya.
13. Biaya untuk semua pekerjaan pengukuran diperhitungkan dalam Biaya
Umum.

SU. 1. 8 PEMOTRETAN

1. Penyedia Jasa harus mengadakan dan menyerahkan kepada Direksi foto-


foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk cetak dan soft copy.
2. Foto-foto tersebut harus dibuat pada setiap pekerjaan utama dan dibuat
dalam tiga keadaan lapangan untuk setiap pekerjaan dengan tempat/posisi
pengambilan tetap satu arah. Satu keadaan pada waktu sebelum
pelaksanaan pekerjaan, satu keadaan pada waktu pekerjaan sedang dalam
pelaksanaan dan satu keadaan pada waktu pekerjaan telah selesai
dilaksanakan seluruhnya.
3. Foto-foto tersebut dibuat dengan ukuran “Postcard” berwarna dan diberi
catatan mengenai lokasi pemotretan.
4. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto tersebut dalam 6 (enam)
cetakan untuk tiap foto dan dimasukan ke dalam album yang rapi, termasuk
softcopynya.
5. Biaya pemotretan ini harus sudah diperhitungkan dalam Biaya Umum.

SU. 1. 9 LAPORAN

1. Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan tertulis setiap akhir minggu


kepada Direksi dalam format yang telah ditentukan.
2. Laporan-laporan harus berisi, tetapi tak dibatasi pada hal-hal berikut:
a. Kemajuan pekerjaan fisik setiap macam pekerjaan dalam Daftar
kuantitas dan harga untuk satu minggu yang lalu dan estimasi rencana
kemajuan kerja untuk minggu berikutnya.
b. Inventarisasi dari peralatan yang berada di tempat pekerjaan.
c. Daftar personalia serta jumlah tenaga kerja selama satu minggu.
d. Persoalan-persoalan yang timbul selama satu minggu tersebut serta
langkah-langkah penyelasaian yang telah dilakukan.
3. Biaya untuk pembuatan laporan-laporan ini harus sudah diperhitungkan
dalam Biaya Umum.
SU. 1. 10 PENYELIDIKAN TANAH DAN PENGUJIAN BAHAN

1. Direksi akan menyelenggarakan pengujian bahan-bahan yang akan diguna-


kan untuk pekerjaan pokok.
2. a. Untuk pekerjaan beton akan diadakan pengujian kuat desak dan
pengujian-pengujian lain yang menurut perhitungan Direksi perlu diada-
kan.
b. Bila diperlukan Penyedia Jasa harus mengadakan penyelidikan tanah,
yang nantinya akan ditentukan waktu penggalian.
3. Pihak Penyedia Jasa dapat melaksanakan pengujian bahan dengan disaksi-
kan dan disetujui pihak Direksi.
4. Biaya penyelidikan dan pengujian ini menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa, dan harus sudah diperhitungkan dalam Biaya Umum.

SU. 1. 11 RENCANA KERJA

1. Sebelum diterbitkannya SPMK Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada


Pejabat Pembuat Komitmen rencan kerja (Time Schedule) pelaksanaan
pekerjaan yang menunjukan secara detail rencana pelaksanaan pekerjaan
termasuk pembelian dan pendatangan/kedatangan bahan-bahan dan
peralatan.
2. Rencana Kerja harus menunjukan secara detil rangkaian urut-urutan
pekerjaan, jangka waktu penyelesaian untuk setiap macam pekerjaan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
3. Biaya untuk persiapan dan pembaharuan rencana kerja ini harus sudah
diperhitungkan dalam Biaya Umum.

SU.1. 12 GAMBAR-GAMBAR

1. Gambar-gambar perencanaan akan disediakan oleh Direksi, Penyedia Jasa


yang menjadi pemenang akan menerima satu set cetakan gambar-gambar.
Untuk tambahan-tambahan gambar, Penyedia Jasa harus mencetak sendiri
dan atas biaya sendiri.
2. Satu set gambar-gambar yang diserahkan kepada Penyedia Jasa harus di
tempatkan pada lokasi pekerjaan dan setiap waktu dapat digunakan Direksi
untuk mengadakan pemeriksaan.
3. Sewaktu-waktu sepanjang pelaksanaan pekerjaan, Direksi berhak dan
mempunyai wewenang memberikan perintah-perintah yang perlu, supaya
hasil pelaksanaan pekerjaan baik, dan atau untuk kepentingan pada masa
pemeliharaan pekerjaan. Penyedia Jasa harus melaksanakan ketentuan-
ketentuan tersebut di atas.
4. Berdasarkan gambar-gambar perencanaan tersebut Penyedia Jasa harus
membuat gambar pelaksanaan (Construction drawing) sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh Direksi. Gambar-gambar Construction
Drawing tersebut harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi.

5. a. Penyedia Jasa harus membuat gambar detil/lapangan agar


pelaksanaan menjadi jelas.
b. Pada tanggul pasangan batu harus digambarkan elevasi dan bentuk
galian pondasi persatuan konstruksi (unit) serta detil dari konstruksi
delatasi.
6. Pekerjaan ini harus sudah diperhitungkan dalam Biaya Umum.

SU. 1. 13 PAPAN NAMA

1. Penyedia Jasa diwajibkan membuat dan memasang papan nama di tempat


tempat yang ditunjukan/ditentukan oleh Direksi dalam waktu tidak lebih dari
satu bulan setelah memulai pekerjaan.
2. Ukuran papan nama (1,20 x 1,80) m² seperti pada gambar standar.
3. Sesudah penyerahan pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus membongkar
papan nama tersebut.
4. Biaya untuk membuat, memasang serta membongkar/pemindahan papan
nama tersebut harus sudah diperhitungkan dalam Biaya Umum.

SU. 1. 14 PEMBERSIHAN DAN PENYEMPURNAAN

1. Setelah pekerjaan pokok diselesaikan dan Berita Acara Penyelesaikan


Pekerjaan telah dibuat, Penyedia Jasa harus membongkar semua
pekerjaan-pekerjaan sementara dan mengembalikan seperti keadaan
semula termasuk jalan-jalan masuk.
2. Tempat pekerjaan harus dibersihkan, rumput dan tanaman-tanaman lain
harus dipotong atau dikepras dan permukaan-permukaan tanah yang tidak
rata harus diratakan.
3. Biaya untuk pembersihan dan penyempurnaan harus sudah termasuk
dalam Biaya Umum.

SU. 1. 15 SURAT MENYURAT

Surat-surat menyurat antara Penyedia Jasa dengan Pejabat Pembuat Komitmen


harus dialamatkan:

Aslinya : Kepada Yth. :


(menurut kepentingan)
Tembusannya : Kepada Yth.:
(menurut kepentingan)
SPESIFIKASI TEKNIK

PASAL ST.I.1
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

ST. I.1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


a. Dalam daftar kuantitas tetap disediakan biaya tetap untuk mobilisasi dan
demobilisasi.
Biaya ini termasuk:
• Biaya transportasi untuk personil, alat-alat, penyediaan bahan, dan
lain-lain bertalian dengan tempat kerja.
• Untuk mendirikan kantor, gudang, instalasi, dan lain-lain fasilitas di
tempat pekerjaan.
• Sewa/beli alat-alat.
b. Semua fasilitas instalasi dan alat-alat yang didirikan untuk dibawa ke
lokasi proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk Direksi, kecuali
Direksi secara tertulis menentukan lain untuk hal tersebut di atas. Dalam
hal ini Penyedia Jasa hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu
mencukupi, efisien, melindungi, menjalankan, memperbaiki dan
mempersiapkan fasilitas instalasi dan alat-alat. Alat-alat tersebut tadi
tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari lapangan sebelum pekerjaan
selesai tanpa izin tertulis dari Direksi.
c. Semua fasilitas, instalasi dan alat-alat di lapangan akan juga menjadi
wewenang Direksi untuk memiliki dan menggunakannya untuk lingkup
pekerjaan di Kontrak dan Penyedia Jasa membuat tanda pengesahan,
yang dapat diterima oleh Direksi.
Jika pekerjaan telah selesai seluruhnya, Penyedia Jasa akan memindahkan
semua fasilitas, instalasi dan alat-alat dari Direksi yang bukan menjadi
bagian yang permanen dari bangunan. Lapangan akan diserahkan hingga
memuaskan Direksi dalam keadaan bersih bebas dari kotoran, material-
material yang sudah tak digunakan dan alat-alat bantu sementara.
ST. I.1.2. PEMBAYARAN.
Pembayaran untuk alat yang datang sampai di lapangan akan dibayar untuk
mobilisasi, setelah pekerjaan selesai alat kembali akan dibayar untuk biaya
demobilisasi, kalau mendatangkan alat lebih besar/banyak dari kebutuhan
untuk melaksanakan pekerjaan tidak ada tambahan biaya
Peralatan yang digunakan :

NO URAIAN SATUAN KOEFISIEN

1 Excavator standar 80 - 140 HP unit 2,00


2 Excavator Amphibius Long Arm 140 - 170 HP unit 3,00
3 Dump Truck 4-8 m3 unit 3,00
PASAL ST.I.2
PEMBUATAN JALAN AKSES (PENGURUGAN SIRTU)

ST. I.2.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pengurugan sirtu harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana atau menurut
perintah Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi. Sebelum digunakan, material
sirtu harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi dan
tidak mengandung humus atau bahan-bahan organik.

ST. I.2.2. HAMPARAN


Sirtu harus dihamparkan lapis demi lapis kira-kira horisontal dan pada ketebalan
tertentu sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi

ST. I.2.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a. Pengukuran untuk volume timbunan sirtu dilakukan bersama antara Penyedia
dan Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi;
b. Pembayaran untuk pekerjaan Timbunan sirtu dilakukan berdasarkan pada
perkalian antara volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan diterima
dengan baik oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, dengan harga
per meter kubik seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
PASAL ST.II.1

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMANCANGAN DOLKEN DIA. 7 - 10 CM

ST. II.1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Penyedia Jasa harus mengadakan serta memancang tiang-tiang pancang
dolken pada tempat dan dengan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar.

ST. II.1.2. BAHAN


1. Bahan untuk tiang pancang adalah dari kayu kelas II atau kayu lain
yang berkualitas sama, dengan ukuran berdiameter 7-10 cm seperti
ditentukan dalam gambar. Kayu untuk tiang pancang relatif keras, harus
dikupas dan tidak cacat.
2. Tiang-tiang harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat
merugikan kekuatan dan ketahanannya seperti busuk, retak
memanjang, retak melingkar, yang menempati lebih dari setengah
keliling batang pada tiang 2 meter panjang.
3. Tiang-tiang pancang satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk
yang hampir sama dengan berdiameter rata-rata tidak boleh kurang dari
yang tercantum dalam gambar.
4. Semua bekas pokok dahan dan cabang harus dipotong atau dikupas
sebaik mungkin rata dengan permukaan tiang. Ujung-ujung tiang
dipotong tegak lurus dengan sumbu-sumbu tiang.

ST. II.1.3. PERSIAPAN


1. Tiang-tiang harus dilapisi dengan bahan pelumas dalam selang waktu
24 jam tiap polesan.
2. Pemeliharaan dikerjakan sebaik mungkin agar dapat dihindari
kerusakan pada permukaan tiang yang telah diawetkan.

ST. II.1.4. PEMANCANGAN


1. Tiang dolken harus dipancangkan dengan alat yang disetujui Direksi
sampai diperoleh elevasi seperti dalam gambar.
2. Kepala tiang-tiang pancang kayu diupayakan agar tidak pecah pada
saat pemancangan.
3. Pemancangan tiang dolken menggunakan alat berat atau alat bantu
jenis lain dengan cara sekelompok pekerja akan mengatur dolken
bagian ujung yang akan tertancap pada titik yang telah ditentukan
dalam gambar pelaksanaan, kemudian secara per lahan bucket
excavator menekan agar dolken tertancap sampai elevasi yang
direncanakan.
ST. II.1.5. PEMANCANGAN YANG KURANG BAIK
1. Tiang-tiang pancang yang kurang baik karena pemancangannya yang
kurang benar, meleset dari tempat yang ditentukan, harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa dan dengan salah satu cara dibawah ini:
a. Tiang harus dicabut dan diganti dengan yang baru.
b. apabila Tiang yang sudah dipancang kurang baik, maka tiang
baru yang dipancang harus berdekatan dengan tiang yang kurang
baik tersebut.
2. Apabila pada suatu pemancangan tiang terdapat tiang-tiang pancang
lain yang berdekatan tertekan ke atas atau oleh sebab lain, maka tiang-
tiang tersebut harus dipancang ke bawah lagi.
3. Seluruh biaya yang timbul atas perbaikan pekerjaan pemancangan
yang kurang baik sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa.

ST. II.1.6. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Perhitungan volume untuk pembayaran tiang-tiang pancang kayu
diadakan terhadap panjang tiang-tiang pancang yang nyata telah
dipancangkan menurut gambar.
2. Pengukuran untuk volume pengadaan dan pemancangan dolken
dilakukan bersama antara Penyedia, Konsultan dan / atau Tim Direksi.
3. Pembayaran untuk pekerjaan pengadaan dan pemancangan dolken
dilakukan berdasarkan pada perkalian antara volume pekerjaan yang
telah diselesaikan dan diterima dengan baik oleh Penyedia, Konsultan
dan / atau Tim Direksi, dengan harga per meter panjang seperti yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
PASAL ST.II.2
PEKERJAAN SESEK BAMBU (ANYAMAN BAMBU)

ST. II.2.1 LINGKUP PEKERJAAN


Penyedia Jasa harus mengadakan serta memasang sesek bambu pada
tempat dan dengan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar.

ST. II.2.2 BAHAN


1. Bahan untuk sesek bambu adalah dari bambu tali atau bambu lain yang
berkualitas sama seperti ditentukan dalam gambar atau menurut
persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.
2. Sesek bambu harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat
merugikan kekuatan dan ketahanannya seperti busuk, retak
memanjang.
3. Sesek bambu satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang
hampir sama dengan ukuran tidak boleh kurang dari yang tercantum
dalam gambar. Ujung-ujung sudut pada sesek bambu harus diperkuat.

ST. II.2.3 PENEMPATAN


1. Permukaan tanah dimana sesek bambu akan ditempatkan harus
dipersiap-kan sesuai gambar.
2. Pekerjaan dimulai dengan menempatkan anyaman sesek bambu dalam
keadaan baik dan sesek bambu dengan sesek bambu lainnya harus
berhubungan rapat pada sisi bidang empat pertemuan, sehingga alas
bangunan tertutupi seluruhnya.
3. Pemasangan sesek bambu tersebut dipasang sesuai dengan gambar.

ST. II.2.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Pengukuran untuk volume sesek bambu dilakukan bersama antara
Penyedia, Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.
2. Pembayaran untuk pekerjaan sesek bambu dilakukan berdasarkan
pada perkalian antara volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan
diterima dengan baik oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi,
dengan harga per meter persegi seperti yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
PASAL ST. II.3
PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEOTEXTILE NON WOVEN

ST. II.3.1 UMUM


Penyedia harus mengerjakan dan menempatkan geotextile Non Woven
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

ST. II.3.2 BAHAN


Geotextile Non Woven yang digunakan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi dengan syarat-syarat minimal
sebagai berikut :
1. Berbahan kedap air
2. Berkualitas baik
3. Berbentuk lembar/roll dan mempunyai berat minimal 250 gr/m2.
4. Memenuhi Standar Nasional Indonesia ( SNI ).

ST. II.3.4 KONSTRUKSI


Geotextile Non Woven dipasang diatas permukaan sesek bambu sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi

ST. II.3.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Pengukuran untuk volume Geotextile Non Woven dilakukan bersama
antara Penyedia dan Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.
2. Pembayaran untuk pekerjaan Geotextile Non Woven dilakukan
berdasarkan pada perkalian antara volume pekerjaan yang telah
diselesaikan dan diterima dengan baik oleh Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi, dengan harga per meter persegi seperti yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga.
PASAL ST. II.4 – ST. II.5
PEKERJAAN PEMBUATAN DAN PEMASANGAN
KUBUS BETON UKURAN (0.55 X 0.55 X 0.55) m

ST. II.4. 1 LINGKUP PEKERJAAN


Penyedia Jasa harus menyelenggarakan seluruh rangkaian pekerjaan beton
tanpa tulang (armor unit) dimulai dari pengadaan/pembuatan hingga membentuk
bangunan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar atau yang ditentukan
oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.
Pasal-pasal di bab ini membahas tentang spesifikasi Armor Unit berupa kubus
beton yang akan digunakan dalam pekerjaan.

ST. II.4. 2 PERSYARATAN


Standar rujukan untuk pekerjaan beton secara khusus yang dapat juga
digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel : Standar Rujukan
Standar Industri Indonesia (SII) :
SII-13-1977
Semen Portland.
(AASHTO M85 - 75)
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SK SNI M-02-1994-03 Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat
(AASHTO T11 - 90) Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
SNI 03-2816-1992 Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir
(AASHTO T21 - 87) untuk Campuran Mortar dan Beton.
SNI 03-1974-1990
Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
(AASHTO T22 - 90)
Pd M-16-1996-03 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
(AASHTO T23 - 90) Beton di Lapangan.
SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian tentang Analisis Saringan
(AASHTO T27 - 88) Agregat Halus dan Kasar.
SNI 03-2417-1991 Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin
(AASHTO T96 - 87) Los Angeles.
Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
SNI 03-3407-1994
Ter-hadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium
(AASHTO T104 - 86)
Sulfat.
SK SNI M-01-1994-03 Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-
(AASHTO T112 - 87) butir Mudah Pecah Dalam Agregat.
SNI 03-2493-1991 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
(AASHTO T126 - 90) Beton di Laboratorium.
SNI 03-2458-1991 Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran
(AASHTO T141 - 84) Beton Segar.
AASHTO :
AASHTO T26 – 79 Quality of Water to be used in Concrete.
1. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang
hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat
bahan yang disyaratkan.
b. Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design)
untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30
hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c. Penyedia Jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari
seluruh pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian
sehingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, pengujian kuat tekan beton
yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton
yang berumur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
Benda uji dibuat 1 set (3 buah) untuk setiap 20m³ pengecoran.
d. Penyedia Jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh cetakan
beton yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi sebelum setiap pekerjaan
cetakan beton dimulai.
e. Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana
mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton.

2. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memiliki permukaaan akhir
yang memenuhi ketentuan atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran
yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi dan dapat meliputi:
i. Perubahan komposisi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang
belum dikerjakan.
ii. Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan.
b. Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian
tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang
telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan
tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

ST.II.4. 3 BAHAN
Material untuk pabrikasi armour unit berupa kubus beton menggunakan beton
ready mix dengan mutu beton K225, mengacu pada butir (A) sampai dengan
butir (C) berikut ini:
A. Semen
1. Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merk/pabrik yang disetujui
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi dan harus Portland Cement
(PC) tahan sulfat atau portland cement type v. Jika Penyedia Jasa
menginginkan, maka PC yang cepat mengeras boleh dipakai sebagai
pengganti PC tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.

B. Air
Contoh air harus mewakili aspek homogenitas. Pelaksanaannya dapat
dilakukan secara regular. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan,
atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus
diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-
2002 tentang Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam beton. Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Apabila
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti
di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian
kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat
digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan
minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur
yang sama.

C. Agregat Untuk Beton


1. Ketentuan Gradasi Agregat
a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel Ketentuan Gradasi Agregat. Apabila dari
analisis gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu
yang dapat mempengaruhi kerapatan beton, Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi dapat memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa
untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut di atas.
Ketepatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Konsultan
Supervisi dan / atau Tim Direksi setelah dilakukan pengujian. Bubuk
atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau
dikehendaki Direksi harus dicuci secara seksama.

Tabel : Ketentuan Gradasi Agregat


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
ASTM (mm) Halus Kasar
2” 50,8 - 100 - - -
1 ½” 38,1 - 95 -100 100 - -
1” 25,4 - - 95 - 100 100 -
3/4” 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
1/2” 12,7 - - 25 - 60 - 90 -
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
ASTM (mm) Halus Kasar
100
3/8” 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
95 -
No.4 4,75 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15
100
No.8 2,36 - - 0-5 0-5 0-5
No.16 1,18 45 - 80 - - - -
No.50 0,300 10 - 30 - - - -
No.100 0,150 2 - 10 - - - -

2. Sifat-Sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih,
keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau
berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
yang diberikan dalam Tabel: Sifat-sifat Agregat bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/AASHTO yang
berhubungan.
Tabel : Sifat-sifat Agregat
Batas Maksimum
yang diijinkan
Metode untuk Agregat
Sifat-sifat
Pengujian
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan
SNI 03-2417-
Mesin Los Angeles pada 500 - 40 %
1991
putaran
Kekekalan Bentuk Batu
terhadap Larutan Natrium SNI 03-3407-
10 % 12 %
Sulfat atau Magnesium Sulfat 1994
setelah 5 siklus
Gumpalan Lempung dan SKSNI M-01-
0,5 % 0,25 %
Partikel yang Mudah Pecah 1994-03
Bahan yang Lolos Ayakan SK SNI M-02-
3% 1%
No.200 1994-03

ST. II.4. 4 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN


1. Ketentuan Sifat Campuran Beton
a. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel:
Ketentuan Sifat Campuran atau yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai
dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO
T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).

Tabel : Ketentuan Sifat Campuran

Kuat Tekan Karakteristik Min. (kg/cm2) “SLUMP” (cm)

Mutu Beton Benda Uji Silinder


15cm x 30 cm Tidak Digetar
7 hari 14 hari 28 hari
K600 325 440 500 -
K500 260 352 400 -
K400 240 290 330 -
K350 210 255 290 5 - 10
K300 180 220 250 5 - 10
K250 150 185 210 5 - 10
K225 125 167 190 5 - 10
K175 95 128 145 5 - 10
K125 70 92 105 5 - 10
Catatan: Bila menggunakan concrete pump slump bisa berkisar antara 7.5 ± 2.5 cm

b. Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh


digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Supervisi dan / atau
Tim Direksi dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam
kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan ringan.
Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah
atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian sehingga
pada saat pembongkaran acuan (cetakan) diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.
c. Apabila pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel: Ketentuan Sifat Campuran, maka
Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai
penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti
dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa
produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat
diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki.
d. Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi dapat pula menghentikan
pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia Jasa mengambil tindakan
perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian
kuat tekan beton berumur 7 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa
harus segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi
dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton
berumur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada
waktu tersebut Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi akan menelaah
kedua hasil pengujian yang berumur 7 hari, 14 Hari dan 28 hari, dan dapat
segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
e. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh
berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari saja,
terkecuali bila Penyedia Jasa dan Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.

2. Penyesuaian Campuran
a. Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Apabila sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan komposisi yang
semula dirancang oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, maka
Penyedia Jasa akan melakukan perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang
semula dirancang tidak berubah, juga rasio air semen yang telah
ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat
tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang
telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan
diperkenankan. Bahan tambahan (aditif) untuk meningkatkan sifat
kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.
b. Penyesuaian Kekuatan
Apabila beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui,
kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi.
c. Penyesuaian Untuk Bahan-Bahan Baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai Konsultan Supervisi
dan / atau Tim Direksi menerima bahan tersebut secara tertulis dan
menetapkan komposisi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran
percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.

3. Penakaran Agregat
a. Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
b. Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahan-
kan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-
kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air
secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi
minimal 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai
dari tumpukan agregat.
4. Pencampuran
Campuran beton harus mengikuti tabel campuran beton yang diberikan.
Uji pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk berbagai
kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti pengambilan contoh,
perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22),
Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI
03-2458-1991 (AASHTO T141). Uji pendahuluan adalah untuk memperoleh
adukan dengan kemampuan pengerjaan (workability) yang diinginkan,
dengan kekuatan yang diperoleh kira-kira 30% - 40% lebih tinggi dari
kekuatan yang direncanakan. Kekuatan yang lebih tinggi (margin) yang
diminta oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi adalah untuk
mencakup kemungkinan kegagalan hasil uji karena keadaan mesin-mesin
pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu, dan terjadinya deviasi mutu
beton. Campuran yang pada akhirnya ditentukan dari uji pendahuluan akan
tetap dipertahankan selama pekerjaan berlangsung kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi yang mana perubahan
dipandang perlu karena adanya perubahan dalam bahan atau hasil-hasil
pengujian. Kecuali ditentukan lain, mutu beton yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini adalah mutu beton K-225.

Tabel : Campuran Beton


Kelas Mutu I II III
B0 B1 K-125 K-175 K-225 K > 225
Dipakai untuk Non
Struktural Struktural Struktural Struktural Struktural
Pekerjaan Struktural
Kekuatan Beton
Karakteristik - - 125 175 225 > 225
(kg/cm2)
Kekuatan Kubus
Target Rata-rata - - 200 250 300 > 300
(kg/cm2)
Agregat Kasar
31,5 31,5 31,5 16 8 8
(mm)
Penggunaan
Semen dalam1 130 200 250 275 - 325 325 - 375 > 375
m3 Beton(kg)

ST. II.4. 5 ACUAN (CETAKAN)


1. Acuan (cetakan) harus dapat berfungsi membatasi serta menjadikan beton
menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang dikehendaki.
2. Acuan (cetakan)harus terbuat dari material pelat besi dengan ketebalan
minimal 3mm, dengan perkuatan besi siku dengan ukuran minimal 30.30.3
pada ke empat sisi untuk setiap satu bidang acuan (cetakan).
3. Sistem pemasangan/pembukaan acuan (cetakan) harus direkayasa sedemi-
kian sehingga dapat mempercepat waktu pemasangan/pembukaan, tanpa
mengabaikan kekuatan struktur sambungan/engselnya.
4. Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set
gambar rencana acuan (cetakan) lengkap yang sesuai dengan ketentuan di
atas untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi. Penyerahan tersebut tidak berarti mengurangi tanggung jawab
Penyedia Jasa terhadap keberhasilan-nya.
5. Acuan (cetakan) yang akan dipergunakan harus;
a. Memiliki kekuatan dalam menahan desakan akibat berat sendiri material
beton sesuai dengan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar. Untuk
menghemat penggunaan lahan casting yard, perkuatan acuan (cetakan)
dengan menggunakan penopang tidak diperkenankan.
b. Kedap air, terutama pada sistem sambungan/engselnya.
c. Bebas dari paku/baut, karat ataupun celah yang dapat menimbulkan
lubang atau bentuk yang tidak diinginkan. Penutupan celah dilarang keras
dilakukan dengan menggunakan kertas.
d. Kuat dan tidak boleh berubah bentuk atau menjadi rusak akibat pemadat-
an beton dengan menggunakan alat getar mekanis (vibrator).
6. a. Pemasangan acuan (cetakan) harus rapat dan aman untuk mencegah
gerakan atau penurunan ataupun terbuangnya adukan beton.
b. Sebelum pengecoran beton, permukaan dari acuan (cetakan) harus diolesi
cairan pelumas yang umum diperdagangkan atau dengan material lain
yang disetujui Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi untuk mencegah
melekatnya acuan (cetakan) pada permukaan beton, tidak merusak
bentuk/permukaan beton saat pembukaan acuan (cetakan) serta tidak
mengotori permukaan beton.
c. Segera setelah pembukaan, acuan (cetakan) harus segera dibersihkan.
Cara pembersihan harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
merusak/merubah bentuk acuan (cetakan).

ST. II.4.6 BETON

1. Uji Pendahuluan untuk Menentukan Perbandingan Campuran Beton.


Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air, serta bahan-
bahan penambah yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan seperti yang tersebut dalam tabel campuran beton harus
ditentukan oleh Penyedia Jasa dari sejumlah campuran-campuran percobaan
yang dilakukan dalam laboratorium untuk beton yang akan dipakai dalam
pekerjaan. Campuran-campuran percobaan tersebut di atas harus dibuat
paling sedikit 30 hari sebelum pengecoran beton dimulai dan harus cukup
variasi perbandingan campuran yang memenuhi persyaratan ditentukan.
Kekuatan beton rencana umur 7 (tujuh), 14 (empat belas ) dan 28 (dua puluh
delapan) hari harus ditentukan. Persetujuan Konsultan Supervisi dan / atau
Tim Direksi mengenai campuran percobaan termasuk percobaan kekuatan 28
(dua puluh delapan) hari harus dapat segera tertulis sebelum beton diijinkan
untuk dicor.

2. Bahan-Bahan Penambah (Admixture).


Admixture dapat digunakan setelah diijinkan oleh Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi. Dimana penggunaan admixture diijinkan maka bahan ini
harus ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan
mempergunakan alat pengukur otomatis serta petunjuk-petunjuk pabrik
mengenai penggunaannya.
Istilah kimia, rumus-rumus, jumlah bahan yang aktif, ukuran yang harus
dipakai, dan efek mengenai bertambah atau berkurangnya penggunaan dosis
bahan-bahan secara terus menerus pada sifat-sifat fisik dan kimia beton
basah dan yang sudah mengeras akan diserahkan kepada Konsultan
Supervisi dan / atau Tim Direksi untuk mendapat persetujuan.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh dan melaksanakan
pengujian-pengujian tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan
Supervisi dan / atau Tim Direksi sebelum penggunaan admixture diijinkan
dipakai pada pelaksanaan pekerjaan. Seluruh pengambilan contoh dan
pelaksanaan pengujian menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

3. Pengujian Beton.
Semua benda uji percobaan harus diuji berdasarkan SNI 03-1974-1990
(AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991
(AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141).
a. Untuk pengujian harus dibuat 1 set (3 buah) benda uji yang diambil dari
setiap 20m³ beton selama pengecoran.
b. Setiap benda uji harus diberi tanda berupa tanggal pengecoran, nomor
urut, dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan oleh Konsultan Supervisi dan
/ atau Tim Direksi dalam waktu 24 jam setelah benda uji tersebut dicor.
c. Benda uji percobaan harus diuji sampai hancur karena tekanan dan harus
dilakukan dibawah pengawasan Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi. Lima dari setiap sepuluh buah benda uji percobaan harus diukur
berat dan kekuatan tekannya setelah 7 hari dan harus dilakukan dengan
disaksikan Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, sisanya dilakukan
setelah 28 hari atau sesuai dengan perintah Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi.
d. Detail-detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data-data
lain seperti gride, jumlah semen yang dipakai, hasil analisis ayakan dari
agregat, dan perbandingan adukan dari bermacam-macam kelas beton,
harus disampaikan kepada Direksi dalam waktu 24 jam setelah penyele-
saian pengujian.
e. Setiap benda uji percobaan harus dibuat dari contoh yang diambil dari
salah satu adukan beton atau dari adukan yang ditunjuk oleh Konsultan
Supervisi dan / atau Tim Direksi.
f. Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari 80% dari kekuatan standar
rencana (design standard) yang dapat dilihat pada tabel campuran beton
yang telah diberikan dan dengan probabilitas lebih dari 1/20.
g. Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari kekuatan standar rencana
(design standard) dengan probabilitas 1/4.

4. Hasil Pengujian yang Tidak Memenuhi Syarat.


Jika persyaratan yang ditentukan tidak dipenuhi, Penyedia Jasa harus
mengambil langkah-langkah untuk perbaikan seperti yang mungkin
ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi. Seluruh biaya
mengenai pekerjaan perbaikan ini termasuk pengujian, peralatan
pemotongan, dan peralatan lain-lain menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

5. Pengangkutan.
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat
mungkin dari mixer untuk menjamin tidak akan terjadi blending atau segregasi
dari campuran agregat serta menjamin slump akan sesuai dengan nilai-nilai
yang ditentukan.
Jika dipergunakan kereta dorong atau trolley maka jalan untuk kereta dorong
atau trolley tersebut harus dibuat rata agar beton tidak bersegregasi selama
diangkut.

6. Pengeringan Beton.
Selama proses pengerasan pertama, beton harus dilindungi dari pengaruh
panas matahari yang merusak, hujan, air yang mengalir, atau angin yang
kering. Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton
dengan metoda yang dianggap praktis.

ST.II.4. 7 PENGANGKUTAN DAN PEMASANGAN KUBUS BETON

Perlu diperhatikan bahwa kubus beton yang akan dipasang telah mencapai
kekuatan tertentu sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

Untuk pemindahan/pengangkutan kubus beton yang terletak dipinggir pantai,


pengangkutannya dilakukan dengan menggunakan excavator amphibious yang
dimodifikasi pada bucketnya terdapat kaitan.

Pemasangannya dilakukan satu persatu dengan menggunakan excavator


amphibious yang dimodifikasi pada bucketnya terdapat kaitan.

kubus beton harus disusun mulai dari elevasi paling bawah diatas geotekstil
yang telah dihamparkan terlebih dahulu dan harus disusun dalam lapisan
horizontal secara acak (random) sampai mencapai ketebalan sesuai yang
ditunjukan dalam gambar.

ST. II.4 .8 PEMBAYARAN


1. Pembayaran atas pekerjaan Pembuatan kubus beton ukuran 0.55 x 0.55 x
0.55 m dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah yang telah dibuat dan
sudah berada di lokasi pekerjaan dalam kondisi siap pasang.
2. Pembayaran pekerjaan Pemasangan kubus beton ukuran 0.55 x 0.55 x 0.55
m dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah yang telah terpasang sesuai
dengan gambar.
3. Pembayaran untuk pekerjaan tersebut dilakukan berdasarkan harga
perkalian antara volume pekerjaan dalam satu satuan buah dengan harga
satuan seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
PASAL ST.III.1
PEKERJAAN ANGKUT KUBUS BETON DENGAN JARAK 75 M

ST. III.1.1 LINGKUP PEKERJAAN.


Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan angkut kubus beton yang sudah
cukup umur dari lokasi pembuatan ke pinggir pantai seperti yang ditunjukan
dalam gambar atau menurut perintah Konsultan Supervisi dan / atau Tim
Direksi.

ST. III.1.2 PELAKSANAAN


1. Kubus beton yang akan dipindahkan dari lokasi pembuatan ke pinggir pantai
harus sudah cukup umur minimal umur beton 7 hari.
2. Pada waktu muat dan turunkan kubus beton diusahakan tidak terjadinya
kerusakan, apabila terjadi kerusakan dilakukan penggantian terhadap kubus
beton yang rusak.
3. Kubus beton diangkut dari lokasi pembuatan menuju pinggir pantai
menggunakan dump truck. Untuk memuat dan menurunkan menggunakan
excavator standar yang dimodifikasi pada bucketnya terdapat kaitan.

ST. III.1.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Pengukuran dan Pembayaran untuk pekerjaan angkut kubus beton dengan
jarak 75 m dilakukan berdasarkan pada perkalian antara volume pekerjaan
yang telah diselesaikan dan diterima dengan baik oleh Konsultan Supervisi
dan / atau Tim Direksi, dengan harga per satu satuan seperti yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga.
PASAL ST.III.2
PEKERJAAN ANGKUT KUBUS BETON DENGAN JARAK 500 M

ST. III.2.1 LINGKUP PEKERJAAN.


Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan angkut kubus beton yang
sudah cukup umur dari lokasi pembuatan ke pinggir pantai seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau menurut perintah Konsultan Supervisi dan /
atau Tim Direksi.

ST. III.2.2 PELAKSANAAN


1. Kubus beton yang akan dipindahkan dari lokasi pembuatan ke pinggir
pantai harus sudah cukup umur minimal umur beton 7 hari.
2. Pada waktu muat dan turunkan kubus beton diusahakan tidak
terjadinya kerusakan, apabila terjadi kerusakan dilakukan penggantian
terhadap kubus beton yang rusak.
3. Kubus beton diangkut dari lokasi pembuatan menuju pinggir pantai
menggunakan dump truck. Untuk memuat dan menurunkan
menggunakan excavator standar yang dimodifikasi pada bucketnya
terdapat kaitan.

ST. III.2.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Pengukuran dan Pembayaran untuk pekerjaan angkut kubus beton
dengan jarak 500 m dilakukan berdasarkan pada perkalian antara
volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan diterima dengan baik
oleh Konsultan Supervisi dan / atau Tim Direksi, dengan harga per satu
satuan seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
PASAL ST.IV
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

ST. IV.1 LINGKUP PEKERJAAN.


Penyedia Jasa harus melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Kesalamatan Konstruksi, dengan
uraian pekerjaan sebagai berikut:
1. Penyiapan dokumen penerapan SMKK;
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan;
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
4. Asuransi dan Perizinan Terkait Keselamatan Konstruksi;
5. Personel Keselamatan Konstruksi;
6. Fasilitas Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan;
7. Rambu, dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau
Manajemen Lalu Lintas; dan
8. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan
Konstruksi.

ST. IV.2 PELAKSANAAN


1. Penyedia Jasa menerapkan SMKK sesuai dengan Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK), dan Rencana Mutu Pekerjaan
Konstruksi (RMPK);
2. Pelaksanaan SMKK harus disesuaikan dengan lingkup pekerjaan dan
kondisi di lapangan.

ST. IV.3 PEMBAYARAN


1. Pembayaran untuk pekerjaan Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi dilakukan sesuai dengan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Anda mungkin juga menyukai