KEPEMIMPINAN
Disusun oleh :
NIM : 7193220005
Kelas : A Reguler
2019
1|Kepemimpinan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ALLAH SWT yang
memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan Critical Book Review
(CBR) ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa Critical Book Review ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang terkait, begitu juga dalam penyajiannya yang
jauh dari kata sempurna sebab masih banyak terdapat kekurangan serta kelemahan dalam
penyusunannya.
Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan saran dari para pembaca dalam arti yang
membangun agar saya dapat memperbaiki CBR ini supaya lebih baik lagi.
Dianita Safitri
2|Kepemimpinan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUHAN............................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 54
3|Kepemimpinan
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan Critical Book Report ini adalah untuk pemenuhan tugas
yang menjadi tanggung jawab setiap mahasiswa yang duduk di bangku kuliah.
Sebagai referensi pembaca untuk memilih buku referensi terkhusus tentang
kepemimpinan. Dan juga sebagai menambah wawasan ilmu bagi saya dalam
mengkaji teori tentang kepemimpinan agar dapat mengasah kemampuan sebagai
calon pemimpin dalam suatu organisasi maupun perusahaan.
Buku Utama
Judul buku : Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi
(Edisi Revisi)
ISBN : 978-602-9328-32-5
Penulis : Irham Fahmi, S.E., M.Si.
Editor : Dimas Handi, S.S.
Penerbit : ALFABETA, cv
4|Kepemimpinan
Kota terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2014
Banyak halaman : 280 halaman
BUKU PEMBANDING 1
Judul buku : Leadership
Penulis : Dwi Ananta Devi
EISBN : 978-623-7287-19-3
Penerbit : Mutiara Aksara
Tahun Terbit : 2019
5|Kepemimpinan
BAB II
BAB 1
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
2. Konsep The Right Man and The Right Place dalam Ilmu Manajemen
Kepemimpinan
Salah satu kesuksesan seorang pemimpin pada saat ia mampu menafsirkan
konsep the right man and the right place secara benar. Di beberapa organisasi profit
dan nonprofit serta lembaga pemerintah ini sering terjadi. Seorang pemimpin
berusaha melihat jauh ke depan, dan pemimpin yang baik adalah yang mampu
memahami suatu persoalan sebelum persoalan itu timbul, serta pemimpin yang
bijaksana adalah yang mengerti secara dalam tentang capacity dan kompetensi
yang dimiliki seorang bawahan secara keseluruhan.
Sebenarnya penafsiran konsep the right man and the right place bukan hanya
harus dilihat bagaimana menempatkan seseorang karyawan sesuai dengan tempat
dan kemampuannya, namun juga harus dilihat sebaliknya bagaimana seorang
pemimpin menempatkan kepemilikan ilmu yang dimilikinya sesuai dengan
kepemilikian keputusan yang dilakukannya.
Semakin tinggi posisi manajer seseorang maka semakin sedikit penggunaan
ilmu teknikalnya, dan jauh ia semakin bergerak ke penggunaan ilmu hubungan antar
manusia. Pendekatan hubungan ilmu antar manusia inilah yang telah menempatkan
ilmu manajemen kepemimpinan semakin terasa diperlukan, dan kesuksesan
seorang pemimpin salah satunya ketika ia mampu mengarahkan orang untyuk
bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau diinstruksikan.
6|Kepemimpinan
3. Manajemen Kepemimpinan yang Sistematis
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan
sebaliknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika ia dianggap tidak memiliki
visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan misi mampu meberikan arah bagi
keberlanjutan suatu organisasi di masa yang akan datang.
Suatu visi dan misi hanya bisa diwujudkan jika pemimpin tersebut
melakukannya secara sistematis, artinya suatu visi dan misi diwujudkan secara
tahap demi tahap (step by step). Karena suatu visi hanya bisa di wujudkan oleh
pemimpin yang memiliki pemahaman visioner. Kemampuan visioner adalah
kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang
realistis, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi organisasi atayu unit
organisasionalyang terus tumbuh dan meningkat setiap saat ini, (Robbins, 2011)
Sebuah transformasi pemikiran yang dimiliki oleh seorang pemimpin hanya
bisa dilaksakan oleh para karyawan jika pemimpin tersebut mempergunakan
berbagai teknik kemampuan yang dimilikinya. Seperti memahami konsep ilmu
komunikasi, memahami sisi ideal yang terjadi di organisasi tersebut, termasuk apa
yang menjadi harapan para stakeholders. Stakeholders adalahmereka yang
dianggap memiliki kepentingan terhadapat keberadaan organisasi tersebu. Secara
umum ada 16 (enam belas) pihak yang dianggap sebagai stakeholders, yaitu :
Kreditur
Investor
Akuntan Publik
Bapepam-LK
Underwriter
Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang
akan menerbitkan sahamnya di pasar modal.
Konsumen
Pemasok
Lembaga Penilai
Asosiasi perdagangan
Pengadilan
Akademis peneliti
Pemda
7|Kepemimpinan
Pemerintahan pusat
Pemerintahan asing
Organisasi internasional.
BAB 2
KEPEMIMPINAN
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif
tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.
Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa
definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
a. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan yang
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
b. Richard L.Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan
mempengaruhi orang yang mengarahkan kepada pencapaian tujuan.
8|Kepemimpinan
menemukan dan mengklarifikasi perilaku – perilaku yang membantu
pengertian kita tentang kepemimpinan.
Pendekatan situasional. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya
faktor – faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan unit
pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut.
3. Ciri – ciri Pemimpin
Untuk mewujudkan seseorang menjadi pemimpin yang ideal, dibutuhkan
syarat – syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri – ciri yang dimilki. Adapun
ciri – ciri itu adalah :
a. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang
dimilikinya sangat berguna untuk diterapkan pada saat itu, kompetensi tersebut
diakui oleh banyak pihak serta pakar khususnya.
b. Memahami setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan orang lain,
serta mampu memberikan keputusan terhadap permasalahan tersebut.
c. Mampu menerapkan konsep “the right man and the right place” secara tepat dan
baik.
George R. Terry mengemukakan delapan ciri dari pemimpin, yaitu :
Energi
Stabilitas emosi
Human Relatinship
Personal motivation
Communication skill
Teaching skill
Social skill
Technical competent.
4. Intuitive Leader
Intuitive leader adalah pemimpin yang mempergunakan intuisinya dalam
memimpin dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Intuitive leader ini lahir atas dasar
bakat alami yang dimiliki semenjak ia masih memulai bisnis dengan sangat
sederhana, dan itu semakin lama semakin berkembang menjadi besar.
9|Kepemimpinan
5. Nilai – Nilai Kepemimpinan
Kepemimpinan tidak dapat terlepas dari nilai – nilai yang dimiliki oleh
pemimpin seperti diungkapkan oleh Guth dan Teguiri (dalam Salusu, 2000), yaitu :
Teoritik, yaitu nilai – nilai yang berhubunga dengan usaha mencari
kebenaran dan mencari pembenaran secara rasional.
Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek – aspek kehidupan yang penuh
keindahan, menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.
Sosial, menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak
mementingkan diri sendiri.
Politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor
yang sangat vital dalam kehidupannya.
Religius, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang
Pencipta.
6. Pemimpin dan Power
10 | K e p e m i m p i n a n
7. Kepemimpinan dan Perilaku
Dalam mengembangkan dan memajukan suatu organisasi manajer dengan
pengaruh kepemimpinan yang dimilikinya berkewajiban untuk memahami perilaku
setiap karyawan yang berada di lingkungan kerjanya. Krena itu dalam mewujudkna
suatu perilaku yang diinginkan oleh konsep manajemen maka seorang manajer
mengharuskan untuk memepergunakan kekuatannya.
Secara lebih dalam Richard L. Daft menejelaskan ketiga bentuk kekuatan
tesebut, yaitu :
Kekuatan legitimasi, ialah kekuatan yang berasal dari proses manajemen
formal dalam sebuah organisasi dan otoritas yang diberikan kepadanya.
Kekuatan penghargaan, kekuatan ini berasal dari otoritas untuk memberi
penghargaan kepada orang lain.
Kekuatan koersif, kekuatan ini kebalikan dari kekuatan penghargaan yang
mengacu pada otoritas untuk menghukum atau mengrekomendasikan
hukuman.
8. Hal – Hal yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pemimpin
Hal – hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah sebagai
berikut :
Tradisi/ warisan : misalnya raja atau ratu Inggris dan Belanda
Kekuatan pribadi baik dengan alasan fisik ataupun karena kecakapnya.
Pengangkatan oleh atasannya.
Pemilihan.
9. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah dalam bidang Kepemimpinan
Ada beberapa solusi, yaitu :
Pemimpin yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa tempramen yang
rendah.
Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat tidak
mabuk atau terlalu cinta pada kekuasaan.
11 | K e p e m i m p i n a n
BAB 3
12 | K e p e m i m p i n a n
organisasi perencanaan memiliki posisi penting dari langkah – langkah berikutnya.
Aspek penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan dan pemilihan
kegiatan untuk memcahkan suatu masalah tertentu, dan keputusan – keputusan
harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Sutisna (1993) bahwa dari sudut pandangan
organisasi, perencanaan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
b. Perkiraan lingkungan baik sumber – syumber yang tersedia dan
hambatan untuk mencapai tujuan.
c. Penentuan pendekatan – pendakatan yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
3. Perhatian Manajemen Kepemimpinan dalam Menerapkan Manajemen
Perubahan pada Karyawan
Pada sisi pemberdayaan pekerja untuk saat ini dianggap memiliki peran
penting, terutama memberdayakan para karyawan agar memiliki semangat tinggi
dalam turut serta mengembangkan perusahaan. Dalam manajemen tradisional,
karyawan tidak diperhitungkan dalam sistem penghargaan, karena secara
sederhana mereka tidak tercantum dalam struktur organisasi perusahaan.
Namun sekarang telah terjadi perubahan dalam konsep manajemen. Dimana
para karyawan dianggap sebagai mitra kerja oleh para top manajemen
perusahaan. Keputusan dimana karyawan boleh membeli saham perusahaan
merupakan bentuk bagaimana menempatkan karyawan ikut terlibat secara penuh
dalam membangun perusahaan.
Dengan kepemilikan saham pada perusahaan tersebut menyebabkan para
karyawan berusaha agar dana yang sudah dikeluarkan untuk membeli saham
tersebut dalam memperoleh keuntungan. Dan salah satyu cara memeperoleh
keuntungan saham dengan membuat perusahaan menghasilkan kinerja yang terus
meningkat setiap waktunya.
13 | K e p e m i m p i n a n
BAB 4
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN
1. Definisi Karakteristik
Karakteristik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah
menempa serta membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu memberi
pengaruh pada setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut.
2. Karakteristik Pengambil Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan, mkaa ada faktor yang turut
mempengaruhinya yaitu karakteristik sang pengambil keputusan. Karakteristik
tersebut secara umyum dapat dibagi tiga, yaitu :
a. Takut pada Resiko atau Risk Avoider
Karakteristik risk avoider dianggap menempati posisi yang aman dan jauh
dari resiko. Sehingga mereka yang menempatkan diri dengan kepemilikan
karakteristik ini cenderung memiliki aset yang terjaga, karena tidak pernah
ingin memasuki wilayah spekulasi.
b. Hati – hati pada Resiko atau Risk Indifference
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati –
hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi
jika keputusan tersebut dilakukan.
c. Suka pada Resiko atau Risk Seeker atau Risk Lover
Sikap seseorang dalam menghadapi resiko sangat tergantung pada
beberapa hal, yaitu : sifat dasar orang yang bersangkutan, jenis persoalan
yang dihadapi, situasi yang ada dan faktor lainnya.
3. Tipe Pengambil Keputusan
Para pengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh karateristik dan tipe yang
dimilikinya. Tipe adalah bagian dari diri seseorang yang terbentuk oleh berbagai
latar belakag, seperti kepribadian, intusisi, intelegensi, konsistensi, kompetensi,
skill, dsb. Karena itu seorang pengambil keputusan dalam memutuskan suatu
keputusan di pengaruhi oleh berbagai jenis tipe. Erich From memberdakan 5 tipe :
Tipe ketergantungan
Tipe ekspoloitatif
Tipe tabungan
Tipe pemasaran
14 | K e p e m i m p i n a n
Tipe produktif
Adapun penafsiran terhadap kelima tipe tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Tipe ketergantungan, pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki
sifat yang kurang percaya diri, dan sering setiap masalah melibatkan
orang lain dalam usaha mencari solusi.
b. Tipe eksploitatif, tipeini kebalikan dari tipe pertama, pengambil keputusan
akan mengekploitasi orang lain atau bawahan untu kepentingan diri
sendiri.
c. Tipe tabungan, pada tipe iniseorang pengambil keputusan cenderung
berfikir dan bersikap picik dan memiliki egois yang tinggi.
d. Tipe pemasaran, pada tipe ini seorang pengambil keputusan sering
menerapkan konsep marketing. Yaitu ia sering mengiklankan dirinya
sendiri pada banyak pihak khususnya kepada para bawahannya ytentang
ide dan konsep yang ia miliki.
e. Tipe produktif, pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki
semangat produktif yang tinggi, dan setiap ide pemikirannya cenderung
memiliki visi dan misi yang jauh kedepan.
BAB 5
16 | K e p e m i m p i n a n
Mengenai penjelasan setiap tipe pemimpin, Buchari Alma menjelaskan :
Pemimpin Kharismatik, merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar
biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya.
Tipe Paternalistis, bersikap melindungi bawahan sebagi seorang bapak
atau ibu yang penung dengan kasih sayang.
Tipe Militeristis, banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando
dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter.
Tipe Otoraktis, berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus dipatuhi.
Tipe Populistis, tipe pemimpin rakyat yang berpegang pada nilai – nilai
masyarakat tradisional
Tipe Administrative, ialah pemimpin yang mamou menyelenggarakan
tugas – tugas administratif secara efektif.
Tipe Demokratis, tipe yang berorientasi pada manusia dan memberika
bimbingan kepada pengikutnya.
Seorang pemimpin pada dasarnya menganut dan menggunakan gaya yang
demokratis.
4. Sebab – Sebab Munculnya Pemimpin
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana minculnya pemimpin (Kartini
Kartono, 1983:29) :
a. Teori Genetis
Teori menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan
tidak dapat dibuat. Dia memang sudah di takdirkan untuk menjadi
seorang pemimpin.
b. Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan
tetapi calon pemimpin dapat disiapkan dan dididik dan dibentyuk agar
menjadi pemimpin yang hebat di kemudian hari.
c. Teori Ekologis dan Sintetis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin
apabila dia memang memiliki bakat – bakat pemimpin, dan kemudian
bakat itu dikembangkan.
17 | K e p e m i m p i n a n
BAB 6
1. Definisi Kondisi
Kondisi merupakan suatu bentuk keadaan yang terjadi berdasarkan dan
disebabkan oleh berbagai latar belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada
prinsipnya memiliki berbagai dimensi yang turut serta mempengaruhi pembentukan
lahirnya berbagai keputusan.
18 | K e p e m i m p i n a n
BAB 7
KEPEMIMPINAN DAN KADERISASI
1. Kepemimpinan dan Kaderisasi
Pemimpin yang bijaksana sangat mengerti jika suatu oembangunan yang
berkelanjutan hanya dapat diwujudkan secara jangka panjang, dan kaderisasi
kepemimpinan adalah salah satu pilihan mewujudkan itu semua. Keputusan
kaderisasi kepemimpinan tidak hanya terjadi di organisasi yang bersifat profit
oriented namun juga terjadi di organisasi non profit oriented.
Secara umum ada beberapa tujuan mengapa seorang pemimpin membuat
keputusan untuk menciptakan kaderisasi kepemimpinan. Secara umum beberapa
tujuan itu antara lain :
a. Memberikan suatu kondisi stabilitas, sehingga perencanaan
pembangunan yang telah dilakukan dapat terus dilaksanakan.
b. Dapat mempertahankan pelaksanaan pekerjaan yang diperkirakan
tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu menengah namun
bersifat panjang.
c. Menciptakan pengembangan dan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Pengaruh Kaderisasi Kepemimpinan terhadap Suatu Organisasi
Suatu organisasi yang besar selalu bermula dari organisasi yang kecil, dan
utu tidak terkecuali pada lahirnya perusahaan yang besar selalu diawali dengan
perusahaan kecil. Atas dasar penafsiran yang sederhana ini kita bisa menjabarkan
bahwa suatu perusahaan akan menjadi besar apabila ia memiliki konsep kaderisasi
di dalamnya.
Konsep kaderisasi tersebut tidak hanya pada pemimpin atayu kalangan top
management saja, namun juga memungkinkan pada kalangan middle dam lower
management.
Seorang pemimpin yang demokratis ia selalu berusaha bekerja sama dengan
kelompoknya, dengan tujuan agar ia mengerti benar kondisi orang – orang yang di
sekelilingnya. Dan jika kita hubungan dengan konsep kaderisasi maka pemimpin
yang bertipe demokratis berusaha mewujudkan keberlanjutan konsep demokratis
tersebut oada generasi selanjutnya.
19 | K e p e m i m p i n a n
Adapun bentuk manfaatnya adalah :
Para pemimpin dapat lebih mengenal setiap kader yang akan
dipromosikan suatu saat.
Pemahaman pemimpin kepada diri seorang karyawan tidak hanya
sebatas kepemilikan kompetensi keilmuan saja, namun juga pada sisi
psikologis diri karyawan yang bersangkutan.
Konsep kepemimpinan demokratis memiliki arti besar dalam mendorong
pembentukan manajemen yang berkelanjutan.
Ada beberapa persoalan yang timbul pada saat suatu organisasi tidak
menerapkan kaderisasi kepemimpinan, yaitu :
Pada saat ini terjadi proses transisi kekuasaan dari otoriter ke demokratis ini
sering terjadi berbagai bentuk eforia. Pihak selanjutnya berusaha menghujum
penguasa otoriter sebelumnya serta para pendukungnya. Ada beberapa pemimpin
yang cenderung tidak amanah dalam menyelesaikan kepemimpinannya. Dengan
kata lain, ketika ia diberi kesempatan untuk memimpin cenderung melaksanakan
kepemimpian dengan seluas – luasnya, dan berusaha membuat orang lain merasa
20 | K e p e m i m p i n a n
takut terhadap kekuasaan yang dimilikinya. Sementara di sisi lain ia sering
mengkritisi pihak – pihak yang di anggap tidak amanah dalam memimpin.
BAB 8
21 | K e p e m i m p i n a n
3. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah dalam Hubungan Kepemimpinan dan
Karyawan
Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan dalam
menyelesaikan masalah dalam bidang kepemimpinan, yaitu :
a. Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan dikalangan
karyawan.
b. Bagi para pimpinan agar selalu melakukan upgrade pada ilmu yang
dimiliki.
c. Pemimpin harus mampu memperlihatkan sisi positif pada dirinya
sehiingga ia menjadi pihak yang selalu di teladani.
d. Memperhatikan tingkat kesejahteraan para karyawan, seta
mengkampanyekan tujuan perusahaan.
BAB 9
22 | K e p e m i m p i n a n
semua itu akan memberikan penguatan pada keputusan yang akan dihasilkan
nantinya.
Salah satu sisi yang ditekankan dalam balanced scorecard adalah
menghasilkan keputusan yang memiliki nilai yang bersifat berimbang. Dan
memang salah satu bentuk keputusan yang diberikan oleh pimpinan adalah
memiliki nilai keputusan yang dilakukan atas dasar mengejar profit yang tinggi
tanpa memikirkan pengembangkan kualitas karyawan.
3. Kerangka Balanced Scorecard (BSC)
Ada banyak penelitian yang telah dilakukan tentang balanced scorecard baik
oleh peneliti domestik maupun asing. Secara umum semuanya menekankan
pada empat prespektif balanced scorecard yaitu : financial, customer, internal
bussines processesm dan learning and growth.
a. Prespektif financial
Prespektif ini digunakan oleh shareholder dalam rangka melakukan
penilaian kinerja organisasi. Apabila dinarasikan akan berbunyi
“organisasi harus memenuhi sebagaimana harapan shareholders agar
dinilai berhasil oleh shareholder”
b. Prespektif customer
Prespektif customer adalah prepektif yang berorientasi pada pelanggan
karena merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan organisasi.
c. Prespektif internal bussines processes
Prespektif ini adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi
untuk menciptakan produk/jasa dalam rangka memenuhi harapan
pelanggan.
d. Prespektif learning and growth
Prespektif ini adalah prespektif yang menggambarkan kemampuan
organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan
memanfaatkan sumber daya internal organisasi.
4. Bentuk, Karakteristik, dan Mekanisme Balanced Scorecard
Sifat – sifat dan dekripsi berikut ini menggambarkan bentuk, karakteristik, dan
mekanisme BSC secara singkat :
Instrumen pengukuran kinerja manajemen yang di multidimensional
Akomodatif terhadap kepentingan banyak kelompok shareholders
23 | K e p e m i m p i n a n
Berorientasi pada implementasi misi dan strategi
Management by objective (MBO)
Operasional – konkrit
Seimbang (balanced)
Hubungan sebab-akibat
Memberikan lagging dan leading investors kinerja sukses
Sistem manajemen era informasi
Top-down dan Bottom-up
Strategic bussines unit (SBU) based.
5. Konsep Strategi Balanced Scorecard
Kinerja keuangan (financial performance) sering mengalami kondisi yang
fluktiatif dan kondisi fluktuatif tersebut terjadi sangat mungkin disebabkan oleh
ketiga faktor lainnya dan BSC itu sendiri. Kinerja keuangan akan mengalami
penurunan jika penjualan mengalami penurunan. Penurunan penjualan terjadi
karena salah satunya pihak konsumen merasa kecewa atau tidak terpuaskan
terhadap produk yang dipakainya.
Sebagaimana yang dikatakan Mulyadi bahwa “Konsep Balanced Scorecard
yang diciptakan untuk memperluas ukuran kinerja eksekutif agar tidak hanya
terbatas pada ukuran kinerja di prespektif keuangan rupanya belum berhasil
mengubah secara radikal sistem pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban”
24 | K e p e m i m p i n a n
BAB 10
PENGAWASAN DAN KEPEMIMPINAN
1. Definisi Pengawasan
Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi
mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung
terwujudnya visi dan misi organisasi.
Pengawasan dan pengendalian memiliki perbedaan pernafsiran, yang selama
ini terjadi penafsiran yang menganggap keduanya sama. Menurut Soemardjo
Tjitrosidojo, pengawasan adalah suatu bentuk pengamatan yang umumnya
dilakukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan perbandingan antara
yang dikonstatir dan yang seharusnya dilaksanakan. Sedangkan istilah
pengendalian adalah serapan dari istilah dalam bahasa inggris control.
25 | K e p e m i m p i n a n
4. Alasan – Alasan Pengawasan (Cotrolling) Diperlukan
Secara umum, ada beberapa alasan mengapa dalam suatu organisasi
diperlukan pengawasan, yaitu :
a. Agar kualitas output yang dihasilkan menjadi lebih baik dan sesuai
dengan keinginan banyak pihak khususnya pengguna produk
b. Terbentuknya konsep manajemen sesuai dengan yang diinginkan oleh
pihak komisaris maupun manajemen perusahaan.
c. Dengan adanya pengawasan maksimal, diharapkan tujuan dan keinginan
terbentuknya good corporate governance (GCG) akan dapat diwujudkan.
5. Pengawasan Dari Segi Keuangan
Untuk menghindari timbulnya kebocoran dana yang berkelanjutan maka
pimpinan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengawasi jalannya
penggunaan dana perusahaan. Oleh karena itu, ada beberapa tujuan
mengapa pengawasan dari segi keuangan layak atau diperlukan dalam
sebuah organisasi, yaitu :
a. Menghindari timbulnya kebocoran dana dan terwujudnya efisiensi yang
maksimal.
b. Memungkinkan setiap pekerjaan akan terlaksana sesuai dengan time
schedule yang ada.
c. Membantu pihak akuntan internal dan ekternal dalam melihat kondisi
keuangan perusahaan secara sistematis.
d. Terlaksananya pembuatan konsep keuangan dengan merepkan
prosedur yang representatif sesuai dengan aturan dalam dunia
akuntansi.
6. Hambatan – hambatan dalam Pengawasan
Lawyer menyimpulkan bahwa penolak terhadap sistem pengawasan sistem
itu lebih besar kemungkinannya terjadi dibawah salah satu atau lebih dari
keadaan yang berikut :
a. Sistem pengawasan itu mengukur prestasi dalam suatu daerah baru
b. Sistem pengawsan itu mengganti suatu sistem dimana orang
mempunyai investasi besar dalam pemeliharaannya
c. Standar – standar ditetapkan tanpa partisipasi
d. Hasil – hasil dari sistem pengawasan itu tidak di umoan balik kepada
meraka yang prestasinya diukur.
26 | K e p e m i m p i n a n
e. Hasil – hasil dari sistem pengawasan itu disampaikan ke level yang
lebih tinggi dalam organisasi dan dipakai dengan sistem imbalan
(reward system)
f. Orang yang terkena oleh sistem itu relatif puas dengan hal – hal
sebagaimana adanya dan meraka melihat diri mereka sendiri terikat
(commited) dalam organisasi.
7. Solusi Dalam Mengatasi Hambatan di Bidang Pengawasan
Untuk mengatasi agar terciptanya pengawsan yang berlangsung secara baik
maka setiap hambatan dalam bidang pengawasan harus dicarikan solusi.
Adapun bentuk solusinya tersebut antara lain :
a. Memnciptakan hubungan antara tingkat atas dan bawah agar
terbentuknya suatu kontrol yang maksimal sampai dengan tingkat
subsistem.
b. Memahami konsep efektivitas.
c. Perusahaan perlu mengembangkan suatu standar acuan kerja yang
representatif dan modern.
d. Menerapkan konsep the right man and the right place.
BAB 11
1. Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari kata organ ( sebuah kata dalambahasa Yunani) yang
berarti alat. Bagi seorang pebisnis yang sukses, diharuskan untuk memiliki
oragnisasi yang memiliki reputasi yang baik dalam artian, disegani oleh para mitra
bisnis serta para pesaing dan dicintai oleh para karyawan.
Dengan menerapkan konsep seperi itu, maka organisasi dibentuk dengan
hastrat memenihi keinginan – keinginan stakeholders berbagi pihak, terutama pihak
pemegang saham yang dianggap sebagai pemilik organisasi.
2. Bentuk – Bentuk Organisasi
Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang memikiki sifat dinamis,
dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan. Pada hakikatnya
27 | K e p e m i m p i n a n
merupakan suatu bentu yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai
tujuan yang sudah diperhitungkan.
Secara umum, ada beberapa bentuk organisasi yang selama ini dipakai atau
di anggap familiar untuk diterapkan , yaitu :
a. Organisasi Garis, organisasi ini menganut konsep yang bersifat
vertikal. Yaitu dimana setiap perintah, kebijakan, aturan dan petunjuk
penugasan bersumber dari atas kebawah.
b. Organisasi Fungsional, organisasi ini memiliki konsep yang
menempatkan pelaksanaan pekerjaan secara terpisah dan setiap
bagian memiliki tanggung jawabnya masing – masing, namun tetap
melakukan koordinasi secara kontiniu dengan tujuan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat terselesaikan secara sempurna.
c. Organisasi Garis dan Staff, organisasi ini merupakan organisasi yang
dibentuk dari oenggabungan model garis dan staff dengan mempelajari
kelemahan yang timbul pada kedua organisasi sebelumnya.
3. Organisasi Tertutup dan Terbuka
Untuk memahami secara lebih dalam perbedaaa kedua sistem tersebut dapat
kita lihat pada penjelasan dibawah ini :
a. Organisasi Sistem Tertutup
Organisasi yang menganut sistem tertutup adalah organisasi tersebut
tidak memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan lingkungan luar.
Bahkan organisasi dengan sistem seperti ini cenderung mengambil
peran yang menjauh dari lingkungan luar. Akibat yang diperoleh
organisasi seperti ini cenderung lebih kaku, dan itu terakumulasi dalam
bentuk kebijakan yang dihasilkan.
b. Organisasi Sistem Terbuka
Organisasi dengan sistem terbuka adal organisasi yang memiliki
tingkat interaksi tinggi dengan lingkungan luar. Dan organisasi dengan
sistem terbuka seperti ini cenderung interaktif dan dinamis dalam
menganggapi setiap bentuk perubahan yang terjadi. Konsepyang
dianut organisasi ini cenderung mengedepankan kebersamaan dan
memiliki kepedulian yang tinggi pada lingkungan bisnis, baik lingkurang
internal dan eksternal.
28 | K e p e m i m p i n a n
4. Organisasi Sistem dalam Perspektif Manajemen Kepemimpinan
Bila kita melihat organisasi dengan dua sistem tersebut di atas dan
menghubungkannya dengan konsep manajemen kepemimpinan modern, maka
organisasi dengan sistem terbuka menjadi jauh lebih menarik untuk dikelola dan
dipimpin, dibandingkan dengan organisasi sitem tertutup.
Keterbukaan dalam menerima berbagai ide dan masukan dari berbagai pihak
telah menempatkan organisasi tersebut memiliki kemampuan adaptasi tinggi dengan
kondisi pasar global.
29 | K e p e m i m p i n a n
baik dari segi oenualan, kualitas, dan bahkan lebih jauh pada penurunan profit
yang akan diperoleh.
30 | K e p e m i m p i n a n
Struktur organisasi merupakan suatu rangka kerjasama dan berbagai bagian
menurut pola yang menghendaki adanya tertib, penyusunan yang logis dan
hubungan yang serasi.
31 | K e p e m i m p i n a n
12. Solusi dalam Menghadapi berbagai Masalah di Bidang Organisasi
Ada beberapa solusi secara umum dalam menyelesaikan berbagai masalahdi
bidang organisasi, yaitu :
a. Sebuah organisasi yang baik akan selalu melakukan evaluasi terhadap
keberadaan organisasi tersebut.
b. Manajemen organisasi adalah mengedepankan konsep button up jika
ingin merubah konsep organisasi dari model domestik ke internasional.
c. Manajemen organisasi dalam mengubah bentuk organisasi dari model
garis ke fungsional hingga ke model garis dan staf harus bercermin
pada konsep representatif, sehingga sesuai dengan kondisi di
organisasi tersebut.
d. Dalam era globalisasi saat ini akan lebih baik jika suatu organisasi
menerapkan konsep sistem terbuka.
e. Menyelesaikan masalah yang dianggap serius dengan berkonsultasi
pada para ahli manajemen.
BAB 12
1. Definisi Motivasi
Menurut Santoso Soroso, motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku
yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang
diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (spesific goal directed way).
2. Bentuk – Bentuk Motivasi dan Unsur Penggeraknya
Motivasi muncul dalam dua bentu dasar, yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik (dari luar), motivasi ini muncul dari luar diri
seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang tesebut untuk
membangun dan menumbuhkan semangat motivasi pada diri orang
tersebut untu merubah seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini ke
arah yang lebih baik.
b. Motivasi intrinsik (dari dalam diri seseorang/ kelompok), ialah
motivasi yang muncul dan tumbuh serta berkembang dalam diri orang
32 | K e p e m i m p i n a n
tersebut, yang selanjutnya kemudian mempengaruhi dia dalam
melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti.
3. Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori kebutuhan Maslow sudah lama dikenal sebagai sebuah teori yang
sangat realistis untuk diterapkan. Kalau kita melihat teori Maslow suatu
keinginan yang bersumber dari motivasi seseorang tidak boleh diperoleh secara
sekaligus, namun harus dilakukan secara bertahap, dan setiap tahap harus
dilalui dengan proses, Artinya, setiap manusia diajarkan untuk menghargai
proses.
Dalam konsep Motivasi Maslow bahwa manusia tersebut memiliki 5 (lima)
tingkatan kebutuhan, dimana setiap tingkatan akan diperoleh jika telah dilakyui
dengan tingkatan yang dibawahnya dan seterusnya. Adapun hierarki kebutuhan
Maslow tersebyut dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Adapun tiap tingkatan atau hierarki dari kebutuhan menurut teori Abrahan H.Maslow
adalah sebagai berikut :
a. Psikological Needs
Adalah kebutuhan yang paling dasar yang harus dipenuhi oleh seorang
individu. Kebutuhan tersebut mencakup sandang, pangan,dan papan.
b. Safety and security Needs
33 | K e p e m i m p i n a n
Adalah kebutuhan yang diperoleh setelah kebutuhan yang pertama
dipenuhi. Pada kebutuhan tahap kedua ini seorang individu menginginkan
terpenuhinya rasa keamanan.
c. Social Needs
Adalah kebutuhan ketiga setelah kebutuhan kedua terpenuhi. Pada
kebutuhan ini mencakup perasaaan seseorang seperti kepemilika cinta,
sayang, keluarga yang bahagia, dsb. Social needs disini memperlihatkan
seseorang membutuhkan pengakuan atau penghormaytan dari orang lain.
d. Esteem Needs
Adalah kebutuhan keempat yang dipenuhi setelah kebutuhan ketiga
terpenuhi. Pada kebutuhan ini seseorang mencakup pada keinginan untuk
memperoleh harga diri.
e. Self-actualization Needs
Adalah kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Pada tahap ini seseorang
ingin terpenuhinya keinginan untuk aktualisasi diri, yaitu ingin menggunakan
potensi yang dimiliki dirinya dan mengaktualisasikannya dalam bentuk
pengembangan dirinya.
4. Kelemahan Teori Maslow
Menurut E. Mulyasa, ada dua masalah berkenaan dengan asumsi yang
spesifik terhadap teori Maslow : (1) Kebutuhan individu tidak selalu mengikuti
tatanan yang berjenjang. (2) Kebutuhan – kebutuhan yang berbeda muncul
kedepan, manakala musim kerja meningkat.
Karena itu teori Maslow tidak harus dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan
tersebut bersifat bertahap namun semua itu jika seseorang sudah berada pada
tahap social needs maka artinya kebutuhan physicological needs dan safety
and securities needs sudah dipenuhi dan begitu pula sebaliknya bahwa
memungkinkan physicological needs bergabung dengan Esteem needs dan
seterusnya, dan semua itu sesuai dengan kondisi dimana orang tersebut berada
serta beraktivitas.
5. Teori X dan Y dalam Perspektif Motivasi
Menurut Mc. Gregor ada 2 (dua) tipe manusia secara umum yang dapat
dikelompokkan, yaitu tipe X dan Y. Teori X dan Y melihat manusia dari sisi
perspektif, yaitu teori X melihat manusia sebagai pihak yang tidak memiliki
motivasi semangat kerja keras, kedisiplinan, kreatifitas, dan lain sebagainnya.
34 | K e p e m i m p i n a n
Sedangkan teori Y melohat manusia sebagai pihak yang memiliki semangat
kerja keras, kedisiplinan, kreativitas, kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Sehingga dari segi kualitas mereka yang memiliki konsep teori Y cenderung
lebih sukses dibanding yang memiliki teori konsep X.
36 | K e p e m i m p i n a n
12. Kepemimpinan dan Konflik
Pimpinan dalam konsep manajemen konflik memiliki pengaruh besar dalam
mempengaruhi timbulnya konflik atau bahkan lebih jauh menyelesaikan konflik.
Karena itu ada hubungan kuat dari seorang pimpinan dalam usaha
mempengaruhi menyelesaikan konflik, yaitu membawa konflik dari arah negatif
ke arah positif.
13. Konflik dan Motivasi
Bagi sebagian orang konflik yang terjadi atau dialami akan mempengaruhi
pada menurunnya produktivitas kerja, namu bagi sebagian orang lainnya konflik
memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan semangat motivasi. Artinya
mereka yang mengalami konflik akan mengarahkan konflik itu ke tempat positif,
yaitu berusaha memotivasi dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya.
Konflik dengan berbagai jenis itu telah membuat seseorang mengalami
berbagai macam masalah termasuk diri psikologis orang yang bersangkutan.
14. Konflik dan Manajemen Keputusan
Kesalahan dalam pembuatan keputusan mampu menimbulkan konflik dalam
suatu organisasi. Manajer adalah salah satu pihak yang memiliki dominasi besar
dalam menciptakan timbulnya konflik. Termasuk keputusan – keputusan yang
dibuat oleh para manajer tersebut tidak memiliki kualitas pandangan yang jauh
kedepan. Salah satu penyebab lainnya adalah kurangnya sumber informasi
yang diterima, misalnya informasi dari kalangan bawahan.
37 | K e p e m i m p i n a n
Memang secara teori tidak ada suatu keputusan yang selalu mampu dibuayt
secara sempurna, pasti ada tingkat kesalahan yang terlihat disana. Bagi manajer
yang bersifat perfeksionis kesalahan dan konflik yang yterjadi di masa lalu
kadang kala mampu menghantui dalam langkah perjalanan karir ke depan.
Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi kendala dalam pengambilan
keputusan, bahkan begitu menghantui seseorang sehingga ia menjadi takut atau
ragu – ragu mengambil keputusan.
15. Solusi dalam Menyelsaikan Konflik
Ada beberapa solusi yang kiranya dapat dilaksanakan dalam usaha – usaha
menyelesaikan konflik, yaitu :
a. Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan
menjauhi sikap kerja yang bersaing secara negatif.
b. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan ytersebut
berada.
c. Menerapkan metode penyelesaian konflik.
d. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT
perusahaan.
BAB 13
1. Definisi Kinerja
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama
satu periode waktu.
2. Definisi Manajemen Kinerja
Ada banyak definisi tentang manajemen kinerja yang dikemukakan oleh
para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Karena
setiap definisi itu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya masing –
masing.
Adapun pengertian dari manajemen kinerja adalah suatu ilmu yang
memadukan seni di dalamnya untuk menerapkan suatu konsep manajemen
yang memiliki tingkat fleksibilitas yang representatif dan aspiratif guna
38 | K e p e m i m p i n a n
mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan cara memperginakan orang yang
ada di organisasi tersebut secara maksimal.
3. Definisi Kinerja Organisasi
Chaizi Nasucha mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah sebagai
efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuho kebutuhan yang
ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan dengan usaha – usaha yang
sistemuk dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus – menerur
mencapai kebutuhannya secara efektif.
4. Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan
Sebuah kinerja bisa mengalami fluktuatif berdasarkan kondisi dan situasi
yang turut mempengaruhinya. Ketika kinerja suatu perusahaan mengalami
kenaikan maka pengaruh pada profit perusahaan juga akan terjadi peningkatan,
dan begitu juga pada saat kinerja perusahaan mengalami penurunan.
Ada beberapa variabel yang bisa dilihat sebagai penyebab terjadinya
fluktuatif kinerja tersebut, yaitu :
a. Latar belakang pendidikan dan pengalaman (background education
and experience)
b. Kondisi persaingan yang yterjadi begitu tinggi, dan pihak pimpinan
perusahaan selama ini tidak memiliki keputusan yang memiliki nilai
terobosan.
c. Financial reserve (cadangan keuangan) dan dana hedging yang
dimiliki tidak dipergunakan sesuai dengan tempat serta porsi yang
sesuai.
d. Pimpinan telah menempatkan orang – orang yang tidak sesuai dengan
konsep profesionalisme atau tidak sesuai dengan keahlian yang
dimiliki.
39 | K e p e m i m p i n a n
atas kelanjutan peningkatan proses bisnis dan peningkatan keterampilan dan
kontribusi mereka sendiri.
Dalam rangka mewujudkan semua itu, seorang pimpinan harus
mempergunakan ilmu dan seni untuk mengarahkan orang – orang agar mau
bekerja sama untuk mewujudkan suatu goal.
Adapun tujuan sepsifik diterapkannya manajemen kinerja, M. Armstrong
mengatakan bahwa tujuan spesifik manajemen kinerja adalah untuk :
Mencapai penimgkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi
Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam mengembangkan
suatu budaya yang berorientasi pada kinerja
Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan
Menunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka
sebagai individu.
Membantu mempertahankan orang - orang yang mempunyai kualitas
yang tinggi
Mendukung misi jauh manajemen kualitas total
40 | K e p e m i m p i n a n
b. Karyawan merasa dirinya bukan hanya sekadar pekerja namun lebih
dari itu, dia merasa dirinya sebagai bagian dari manajemen
perusahaan.
c. Tindakan dan prestasi karyawan selalu dihargai baik secara materil
dan nonmateril
d. Karyawan merasa perusahaan tempat ia bekerja bisa dijadikan
sebagai tempat untuk menggantungkan hidupnya hingga hari tua.
41 | K e p e m i m p i n a n
BAB 14
1. Kepemimpinan Global
Pemimpin di pasar global adalah pemimpin yang mampu membangun
“coalition strategy”. Kemampuan seorang pemimpin dalam belajar (learn),
berkembang (grow), dan berubah (change) dari waktu ke waktu merupakan
modal utama yang penting baginya untuk sukses dalam lingkungan bisnis. Salah
satu kesalahan pemimpin di era global ketika pemimpin tersebut enggan atau
rendah dalam motivasi untuk belajar.
2. Pasar Global di Mata Pemimpin Bisnis
Salah satu tujuan dari analisis pasar ingin menempatkan dan memposisikan
sebagai pemimpin pasar, karena menjadi pemimpin pasar dianggap lebih
menguntungkan dibanding menjadi pengikut pasar.
Kondisi dan situasi pasar dengan berbagi stabilitas dan instabilitasnya
mampu memberika pengaruh pada kontinuitas dan profit usaha. Jika situasi dan
kondisi tersebut berada dalam posisi kendali manajemen, maka itu masih
dianggap aman namun jika itu sudah berada diluar kendali, maka perusahaan
akan mengalami permasalahan baik secara finansial maupun non finansial.
Salah satu fungsi penting seorang manajer yang dianggap sukses jika ia
mampu membuat perusahaan tetap stabil dalam berbagai kondisi. Seperti ketika
terjadi krisis moneter maka perusahaan tetap dalam keadaan stabil dan
terkendali, tentu jika ini mampu dilakukan oleh manajer maka ia dianggap
sebagai manajer yang handal.
Kehidupan seorang pebisnis selalu berhubungan dengan resiko, sejak
pertama sekali seseorang memutuskan untuk menjadi pebisnis maka semenjak
itu dia telah berhadapan dengan resiko. Namun seiring waktu dan semangat
kerja keras yang pantang menyerah membuat ia mampu me-manage resiko.
Setiap perusahaan memang dituntut untuk bisa dengan cepat memahami
arah kondisi pergerakan persaingan bisnis. Karena tidak mungkin membuat
strategi bisnis jika seorang pebisnis tidak memiliki kemampuan menganalisis
persaingan bisnis.
Dengan kemampuan memahami lingkungan industri dengan baik maka
keputusan bisnis bisa dikonsep dengan tatanan rancangan yang strategis.
42 | K e p e m i m p i n a n
Keputusan strategis perusahaan Matsushita dapat kita lihat sebagai bentuk
rancangan strategi bisnis yang jitu.
43 | K e p e m i m p i n a n
a. Perhitungan biaya (cost) yang jauh lebih murah dari pada ia
memproduksi di negaranya dan selanjutnya mengirim dan
menjual di negara tersebut.
b. Perusahaan bisa memproduksi sesuai dengan jumlah pesanan,
sehingga penjualan serta keuntungan bisa diperkirakan
c. Perusahaan telah mampu memberi kesempatan kepada pihak
pribumi untuk belajar dan menggali ilmu secara lebih efektif tanpa
harus datang ke negara asalnya.
d. Perusahaan telah mampu menurunkan angka pengangguran, karena
banyak masyarakat yang tertampung untuk bekerja.
e. Pemerintah yang berkuasa dapat terus mengkampanyekan
negaranya sebagai tempat yang baik untuk salah satu tujuan
investasi bagi bisnis internasional.
44 | K e p e m i m p i n a n
2.2. BUKU PEMBANDING
BAB 1
KEPEMIMPINAN
1. Arti Kepemimpinan
Kepemimpinan bukan berarti identik dengan kekuatan, jabatan, posisi atau
bagan alir (flowchart) akan tetapi lebih kepada kemampuan menjalin hubungan
baik dengan orang atau dengan kata lain suatu kehidupan yang memengaruhi
kehidupan orang lain.
Ada empat faktor yang menjadikan seseorang memiliki kekuatan untuk
memengaruhi orang lain, yaitu : jabatan, ilmu, harta dan intergitas
kepribadiannya.
2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin menuju
tercapainya tujuan. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang
dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu yang
baik.
Seorang pemimpin harus memiliki persyaratan yang dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
a. Sifat
b. Kemampuan
3. Etika Kepemimpinan
Moral dapat diartikan sebagai sikap batin seseorang beserta segala prinsip
– prinsipnya. Seseorang yang bermoral tinggi berkemampuan mengenal dan
menyesuaikan dirinya pada prinsip – prinsip kehidupan masyarakat yang baik,
sedangkan Etika dimaksudkan sebagai pancaran moral yang baik, yang dimiliki
seseorang, sehingga sehari – hari ia menampilkan tutur kata dan perbuatan
yang dapat diterima oleh lingkungannya.
Etika kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kaidah atau peraturan
tidak tertulis yang harus dipahami oleh seorang pemimpin agar dapat
45 | K e p e m i m p i n a n
menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa kriteria sebagai
berikut :
a. Selalu melandaskan diri pada nilai- nilai etis
b. Memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan,
keterampilan, dsb
c. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik
d. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga dapat bertanggung jawab
secara etis
e. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran,
emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan
norma – norma.
Dengan kata lain, Etika Kepemimpinan memberika landasan kepada setiap
pemimpin untuk senantiasa bersikap kritis, rasiona, berani, sopan, tegas, penuh
rasa tanggung jawab dalam segala tindakan.
BAB 2
MEMUPUK LEADERSHIP SEJAK ANAK ANAK
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seseorang mampu memberi
pengaruh kepada sekumpulan orang untuk dapat meraih tujuan tertentu. Menurut
Alan Keith, kepemimpinan pada dasarnya adalah mengenai penciptaan cara bagi
orang untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa.
Pada dasarnya ada 4 (empat) hal yang diperlukan dari seorang pemimpin,
yaitu :
1. Karakter atau biasa disebut dengan kepribadian
2. Perspektif, pemimpin harus bisa melihat lebih jauh daripada yang lain.
3. Keberanian, seorang harus berani bertindak agak bisa bergerak maju.
4. Kebaikan hati, mengajak orang lain untuk ikut dalam perjalanannya.
Pada dasarnya semua orang adalah pemimpin, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Manusia dalam kehidupannya, pastilah pernah berada dalam
situasi ia harus menjadi pemimpin. Untuk itulah sejak usia dini seorang anak mulai
dipupuk nilai – nilai kepemimpinan.
Menurut orang bijak, menjad pemimpin yang baik tidak dilahirkan begitu saja,
tetapi diciptakan melalui proses pembelajaran. Menciptakan seorang pemimpin
bukan pekerjaan yang gampang karena diperlukan pelatihan untuk menjadi
46 | K e p e m i m p i n a n
pemimpinserta diberikan kesempatan yang luas. Memang setiap anak memiliki
potensi menjadi seorang pemimpin. Walaupun mungkin kelak si anak tidak akan
menjadi orang yang terkenal, akan tetapi setiap anak memiliki potensi untuk dapat
mempengaruhi orang lain. Karena itulah jiwa kepemimpinan anak –anak sebaiknya
dipupuk sejak dini.
1. Mengembangkan Konsep Diri yang Positif
Konsep diri menjadi dasar pertimbangan seorang anak untuk bersikap,
berperilaku maupun berbuat. Oleh karena itu, untuk mengembangkan konsep
diri anak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yakni :
Beri kesempatan mengeksplor kemampuannya
Jangan kasar
Cari kelemahan anak
Tanamkan rasa optimis pada anak
Anak dituntut mamapu memberikan penghargaan pada dirinya sendiri
Membantu anak untuk mengenal dirinya sendiri secara positif.
2. Mengembangkan Kemampuan Membangun Penampilan Diri
Peran lingkungan memegang peranan penting dalam membentuk
kemampuan membangunpenampilan diri. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan kemampuan mengembangkan penampilan diri anak dapat
dilakukan berbagai macam cara, yakni :
Biasakan anak berhaul dengan selera humor
Pahami keresahan anak
Ajarkan cara penampilan diri yang efektif pada anak
Gantilah cara memperlakukan anak
3. Mengembangkan Kemampuan Untuk Dapat Mampu Berbuat Sesuatu
Cara yang efektif agar mampu berbuat sesuatu ialaha dengan membiasakan
memberi contoh langsung dalam penyelesaian suatu soal atau pekerjaan atau
melibatkan anak langsung dalam pemecahan masalah.
4. Mengeksplorasi Kemampuan Intelektual
Caranya yaitu dengan memberi motivasi belajar pada anak, menghilangkan
gangguan yang menyebabkan hambatan dalam belajar dan mengembangkan
cara belajar yang efektif pada anak.
47 | K e p e m i m p i n a n
5. Mengembangkan Kemampuan Dalam Menghadapi Ujian
Untuk mengeksplorasi kemampuan dalam menghadapi ujian dapat
dilakukan mengorganisasikan waktu belajar, menjaga kesehatan, dan
mengistirahatkan pikiran dari kesibukan belajarnya.
6. Mengembangkan Kemampuan Kreativitas
Untuk mengembangkan kemampuan kreativitas dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, yakni : jangan patahkan kreativitas anak, beri
penghargaan atas usaha yang dilakukan anak, dan memberikan dukungan.
7. Mengembangkan Kemampuan Bicara
Kemampuan berbicara pada anak sangat ditentukan oleh kualitas interaksi
dan komunikasi yang terbangun dalam lingkungan. Orang tua memegang
peranan penting dalam mengaktualisasi kemampuan bicara anak.
8. Mengembangkan Kemampuan Mendengar
Mendengar yang baik harus mengerti dan memahami orang yang berbicara
dengan pendengar, tanpa membiarkan pendapat atau pikiran pribadi pendengar,
memengaruhi kata – katanya.
9. Mengembangkan Kemampuan Bersosialisasi atau Bergaul
Kemampuan bersosialisasi yang baik, tidak begitu saja diperoleh anak.
Setiap anak mempunyai kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dengan
baik tergantung sejauh mana mengasah kemampuan anak tersebut.
Mengembangkan kemampuan bersosialisasi atau bergaul dapat ditempuh
dengan cara : melibatkan anak pada kegiatan sosial dan mengajarkan anak tata
krama.
10. Mengembangkan Kemampuan Pengendalian Diri
Penyimpangan perilaku pada anak seperti agresif, mau menang sendiri,
egois, sering kali menjado akar permasalahan konflik sosial pada pergaulan
anak – anak.
Perilaku menyimoang pada anak tersebut meruoakan menifestasi hasil
belajar dari lingkungannya baik itu dari orang tuanya. Disinilah sangat
dibutuhkan suatu kemampuan pengendalian diri agar anak tersebut tidak
menjadi orang yang dibenci oleh teman – temannya sendiri.
11. Mengembangkan Kemampuan Kemandirian
Kemandirian dalam kepemimpinan dapat mengarah pada cara pengambilan
keputusan atau sikap dengan cara spontanitas dan bertanggung jawab.
48 | K e p e m i m p i n a n
Kebiasaan – kebiasaan tingkah laku baik itu fisik maupun psikis yang
berkembang pada anak sangat dominan dipengaruhi oleh bagaimana anak itu
mendapat perlakuan. Hal ini sangat erat dengan lingkungan yang berada
disekitarnya.
BAB 3
KARAKTER DASAR DARI LEADERSHIP
Untuk menjadi pemimpin yang baik, dibutuhkan karakter – karakter tertentu.
Setiap karakter akan muncul pada diri setiap manusia bukan hanya melalui ilmu
pengetahuan yang ia dapat namun melalui proses habituasi nilai – nilai tersebut
dalam kehidupannya sehari – hari.
Karena dibandingkan dengan beberapa generasi sebelumnya, anak – anak
saat ini lebih banyak langsung mengalami sesuatu hal (Experiental), lebih interaktif
(Participatory), lebih visual (Image driven) serta langsung terhubung dengan apa
yang mereka inginkan.
Secara umum, ada 20 (dua puluh) karakter dari seorang pemimpin yang bisa
ditanamkan kepada anak – anak, yakni :
1. Jujur, artinya keselarasan antara yang terucap dengan kenyataan.
2. Cerdas, kecerdasan mendukung kemampuan seseorang dalam
memimpin, apalagi jika dikaitkan dengan kecerdasan majemuk. Ada
delapan kecerdasan yang tercakup dalam kecerdasan majemuk, yakni :
Cerdas Linguistik, adalah kemampuan dalam berbahasa dan
menggunakan kata – kata
Cerdas Logika Matematika, adalah kemampuan menghitung,
berpikir logis, dan argumentatif.
Cerdas Visual, adalah kemampuan mengendalikan gerak tubuh
dan menangani benda untuk memecahkan sebuah masalah atau
membuat sesuatu menjadi berarti.
Cerdas Musikal, adalah kemampuan mengenali pola nada, tinggi
rendahnya nada, melodi dan irama.
Cerdas Interpersonal, adalah kemampuan mengamati dan
membuat perbedaan diantara individu lain.
49 | K e p e m i m p i n a n
Cerdas Intrapersonal, adalah kemampuan mengamati kepekaan
dalam situasi.
Cerdas Natural, adalah kemampuan mengeksplorasi alam,
mengamati tumbuhan dan binatang.
Cerdas Spiritualitas, adalah kemampuan kesadaran terhadap
tuhan, sesama, alam dan kehidupan.
3. Adil dan Bijaksana
4. Kooperatif, merupakan kunci utama dalam berhubungan dengan orang
lain.
5. Imajinatif, kemampuan imajinatif seseorang akan menghasilkan
berbagai inovasi yang membuat seorang pemimpin mampu
mengerjakan pekerjaan “besar”.
6. Berani, keberanian mutlak diperlukan oleh pemimpin
7. Pengendalian diri
50 | K e p e m i m p i n a n
BAB III
PEMBAHASAN
BUKU PEMBANDING
Bahasa yang digunakan dibuku ini mudah dipahami
Buku ini menjelaskan materi dengan jelas
Banyak materi di buku ini yang menggunakan contoh kasus, sehingga
memudahkan pembaca memahami buku bacaan ini.
Tulisan pada buku ini jelas, dan dapat dibaca dengan baik.
Buku ini banyak menjelaskan tentang cara – cara.
Buku ini memuat beberapa pandangan menurut para ahli, sehingga
dapat menambah wawasan pembaca.
Cover buku menarik, karena membuat penasaran pembaca.
Terdapat biodata penulis.
51 | K e p e m i m p i n a n
KEKURANGAN BUKU
BUKU UTAMA
Cover buku ini kurang menarik
Terlalu banyak menjelaskan, akhirnya banyak pemborosan kata di
buku ini
Terdapat beberapa penulisan yang salah, misalnya kurang huruf, dsb
Terdapat pemilihan beberapa kata yang kurang tepat, sehingga apa
yang dimaksud butuh pemahaman lebih
BUKU PEMBANDING
Cover buku dan isi buku tidak sesuai, karena cover buku tidak
mencerminkan kepemimpinan untuk anak – anak
Terdapat banyak gambar – gambar, tetapi kurang berarti hanya
sebagai penghias saja
Buku terkesan seperti buku anak – anak karena banyak di sertai
gambar/ ilustrasi.
Terlalu banyak penjelasan yang bertele – tele.
52 | K e p e m i m p i n a n
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari perbandingan dua buku, dapat disimpulkan bahwa kedua buku ini
membahas materi kurang relevan. Dikarenakan buku utama lebih fokus
terhadap kepemimpinan dalam lingkup manajemen, sedangkan buku
pembanding menjelaskan tentang kepemimpinan untuk anak anak. Kedua buku
ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing yang dapat dimaklumi.
4.2 SARAN
53 | K e p e m i m p i n a n
DAFTAR PUSTAKA
54 | K e p e m i m p i n a n