Anda di halaman 1dari 54

CRITICAL BOOK REPORT

KEPEMIMPINAN

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Dianita Safitri

NIM : 7193220005

Kelas : A Reguler

Dosen Pengampu : Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si. Ak.CA

Mata Kuliah : Kepemimpinan

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1|Kepemimpinan
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ALLAH SWT yang
memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan Critical Book Review
(CBR) ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa Critical Book Review ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang terkait, begitu juga dalam penyajiannya yang
jauh dari kata sempurna sebab masih banyak terdapat kekurangan serta kelemahan dalam
penyusunannya.
Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan saran dari para pembaca dalam arti yang
membangun agar saya dapat memperbaiki CBR ini supaya lebih baik lagi.

Medan, September 2019

Dianita Safitri

2|Kepemimpinan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUHAN............................................................................. 4

1.1. Rasionalisasi pentingnya CBR...................................................... 1

1.2. Tujuan penulisan CBR ................................................................. 1

1.3. Manfaat CBR................................................................................. 1

1.4. Identitas Buku............................................................................... 1

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU.................................................................... 6

2.1 Buku Utama ................................................................................. 6


2.2 Buku Pembanding........................................................................ 45

BAB III. PEMBAHASAN................................................................................ 51


3.1 Kelebihan Buku ......................................................................... 51
3.2 Kekurangan Buku ....................................................................... 52

BAB IV. PENUTUP....................................................................................... 53


4.1 Kesimpulan.................................................................................. 53
4.2 Saran .......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 54

3|Kepemimpinan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi pentingnya CBR

Pentingnya kegiatan Critical Book Report ini adalah untuk mengembangkan


kemampuan mahasiswa dalam meriview dan meringkas materi yang terdapat dari
dua sumber yang berbeda, untuk membandingkan dan menghubungkan isi kedua
materi atau lebih, dan untuk membuka pikiran mahasiswa untuk lebih kritis dan
berani dalam memahami dan berargumentasi tentang perbedaan dua atau lebih
buku tersebut.

1.2. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan penulisan Critical Book Report ini adalah untuk pemenuhan tugas
yang menjadi tanggung jawab setiap mahasiswa yang duduk di bangku kuliah.
Sebagai referensi pembaca untuk memilih buku referensi terkhusus tentang
kepemimpinan. Dan juga sebagai menambah wawasan ilmu bagi saya dalam
mengkaji teori tentang kepemimpinan agar dapat mengasah kemampuan sebagai
calon pemimpin dalam suatu organisasi maupun perusahaan.

1.3. Manfaat CBR

Manfaatnya adalah agar meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam


mengkritisi/ membandingkan satu topik materi Kepemimpinan dari dua sumber yang
berbeda.

1.4. Identitas Buku

 Buku Utama
 Judul buku : Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi
(Edisi Revisi)
 ISBN : 978-602-9328-32-5
 Penulis : Irham Fahmi, S.E., M.Si.
 Editor : Dimas Handi, S.S.
 Penerbit : ALFABETA, cv

4|Kepemimpinan
 Kota terbit : Bandung
 Tahun Terbit : 2014
 Banyak halaman : 280 halaman

 BUKU PEMBANDING 1
 Judul buku : Leadership
 Penulis : Dwi Ananta Devi
 EISBN : 978-623-7287-19-3
 Penerbit : Mutiara Aksara
 Tahun Terbit : 2019

5|Kepemimpinan
BAB II

RINGKASAN MATERI BUKU

2.1 BUKU UTAMA

BAB 1

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

1. Definisi Manajemen Kepemimpinan

Manajemen kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara


komprehensif bagimana seseorang melaksanakan kepemimpinan dengan
mempergunakan seluruh sumber daya yang dimiliki serta dengan selalu
mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu manajemen.

2. Konsep The Right Man and The Right Place dalam Ilmu Manajemen
Kepemimpinan
Salah satu kesuksesan seorang pemimpin pada saat ia mampu menafsirkan
konsep the right man and the right place secara benar. Di beberapa organisasi profit
dan nonprofit serta lembaga pemerintah ini sering terjadi. Seorang pemimpin
berusaha melihat jauh ke depan, dan pemimpin yang baik adalah yang mampu
memahami suatu persoalan sebelum persoalan itu timbul, serta pemimpin yang
bijaksana adalah yang mengerti secara dalam tentang capacity dan kompetensi
yang dimiliki seorang bawahan secara keseluruhan.
Sebenarnya penafsiran konsep the right man and the right place bukan hanya
harus dilihat bagaimana menempatkan seseorang karyawan sesuai dengan tempat
dan kemampuannya, namun juga harus dilihat sebaliknya bagaimana seorang
pemimpin menempatkan kepemilikan ilmu yang dimilikinya sesuai dengan
kepemilikian keputusan yang dilakukannya.
Semakin tinggi posisi manajer seseorang maka semakin sedikit penggunaan
ilmu teknikalnya, dan jauh ia semakin bergerak ke penggunaan ilmu hubungan antar
manusia. Pendekatan hubungan ilmu antar manusia inilah yang telah menempatkan
ilmu manajemen kepemimpinan semakin terasa diperlukan, dan kesuksesan
seorang pemimpin salah satunya ketika ia mampu mengarahkan orang untyuk
bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau diinstruksikan.

6|Kepemimpinan
3. Manajemen Kepemimpinan yang Sistematis
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan
sebaliknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika ia dianggap tidak memiliki
visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan misi mampu meberikan arah bagi
keberlanjutan suatu organisasi di masa yang akan datang.
Suatu visi dan misi hanya bisa diwujudkan jika pemimpin tersebut
melakukannya secara sistematis, artinya suatu visi dan misi diwujudkan secara
tahap demi tahap (step by step). Karena suatu visi hanya bisa di wujudkan oleh
pemimpin yang memiliki pemahaman visioner. Kemampuan visioner adalah
kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang
realistis, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi organisasi atayu unit
organisasionalyang terus tumbuh dan meningkat setiap saat ini, (Robbins, 2011)
Sebuah transformasi pemikiran yang dimiliki oleh seorang pemimpin hanya
bisa dilaksakan oleh para karyawan jika pemimpin tersebut mempergunakan
berbagai teknik kemampuan yang dimilikinya. Seperti memahami konsep ilmu
komunikasi, memahami sisi ideal yang terjadi di organisasi tersebut, termasuk apa
yang menjadi harapan para stakeholders. Stakeholders adalahmereka yang
dianggap memiliki kepentingan terhadapat keberadaan organisasi tersebu. Secara
umum ada 16 (enam belas) pihak yang dianggap sebagai stakeholders, yaitu :
 Kreditur
 Investor
 Akuntan Publik
 Bapepam-LK
 Underwriter
Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang
akan menerbitkan sahamnya di pasar modal.
 Konsumen
 Pemasok
 Lembaga Penilai
 Asosiasi perdagangan
 Pengadilan
 Akademis peneliti
 Pemda

7|Kepemimpinan
 Pemerintahan pusat
 Pemerintahan asing
 Organisasi internasional.

BAB 2
KEPEMIMPINAN
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif
tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.
Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa
definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
a. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan yang
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
b. Richard L.Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan
mempengaruhi orang yang mengarahkan kepada pencapaian tujuan.

2. Pemimpin dan Kepemimpinan


Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata uang logam yang
tidak bisa dipisahkan, dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus dilihat
sebagai satu kesatuan. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, dan
jiwa kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin tidak bisa diperoleh dengan
cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu ke waktu hingga
akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik
Gary Yulk (1998) dalam Brantas (2009) membantu kita dengan melakukan
klarifikasi definisi pemimpin dan kepemimpinan, yaitu :
 Pendekatan berdasarkan ciri. Pendekatan ini menekankan kepada atribut
– atribut pribadi para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalh asumsi
bahwa beberapa orang merupakan pemimpin dengan beberapa ciri yang
tidak dimiliki orang orang lain.
 Pendekatan berdasarkan perilaku. Pendekatan ini merupakan kritisi
terhadap generasi pertama pendekatan berdasarkan coro. Sebagaimana
namanya, pendekatan ini dangat diwarnai oleh psikologi dan fokus

8|Kepemimpinan
menemukan dan mengklarifikasi perilaku – perilaku yang membantu
pengertian kita tentang kepemimpinan.
 Pendekatan situasional. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya
faktor – faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan unit
pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut.
3. Ciri – ciri Pemimpin
Untuk mewujudkan seseorang menjadi pemimpin yang ideal, dibutuhkan
syarat – syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri – ciri yang dimilki. Adapun
ciri – ciri itu adalah :
a. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang
dimilikinya sangat berguna untuk diterapkan pada saat itu, kompetensi tersebut
diakui oleh banyak pihak serta pakar khususnya.
b. Memahami setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan orang lain,
serta mampu memberikan keputusan terhadap permasalahan tersebut.
c. Mampu menerapkan konsep “the right man and the right place” secara tepat dan
baik.
George R. Terry mengemukakan delapan ciri dari pemimpin, yaitu :
 Energi
 Stabilitas emosi
 Human Relatinship
 Personal motivation
 Communication skill
 Teaching skill
 Social skill
 Technical competent.
4. Intuitive Leader
Intuitive leader adalah pemimpin yang mempergunakan intuisinya dalam
memimpin dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Intuitive leader ini lahir atas dasar
bakat alami yang dimiliki semenjak ia masih memulai bisnis dengan sangat
sederhana, dan itu semakin lama semakin berkembang menjadi besar.

9|Kepemimpinan
5. Nilai – Nilai Kepemimpinan
Kepemimpinan tidak dapat terlepas dari nilai – nilai yang dimiliki oleh
pemimpin seperti diungkapkan oleh Guth dan Teguiri (dalam Salusu, 2000), yaitu :
 Teoritik, yaitu nilai – nilai yang berhubunga dengan usaha mencari
kebenaran dan mencari pembenaran secara rasional.
 Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek – aspek kehidupan yang penuh
keindahan, menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.
 Sosial, menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak
mementingkan diri sendiri.
 Politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor
yang sangat vital dalam kehidupannya.
 Religius, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang
Pencipta.
6. Pemimpin dan Power

Para pemimpin dalam menjalankan dan melaksanakan rencana yang


diinginkan menerapkan power (kekuasaan) yang dimiliki dengan tujuan agar tercapai
dan berjalannya pekerjaan sesuai dengan rencana. Kekuasaan (power) adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.

Dalam ruang lingkup organisasi, biasanya terdapat 5 jenis kekuasaan :


 Kekuasaan sah (legimate power) adalah kekuasaan yang diperoleh
melalui hierarki organisasi.
 Kekuasaan balas jasa (reward power) adalah kekuasaan untuk atau
menunda balas jasa, seperti penaikan gaji, bonus, promosi, dsb.
 Kekuasaan paksaan (coercive power) adalah kekuasaan untuk
memaksakan kepatuhan dengan memakai ancaman psikologis,
emosional atau fisik.
 Kekuasaan referen (referent power) adalah kukuasaan abstrak yang
didasarkan pada persamaan, peniruan,kesetiaan.
 Kekuasaan ahli (expert power) adalah kekuasaan pribadi yang
didapatkan seseorang berbasis informasi atau memiliki keahlian yang
dimilikinya.

10 | K e p e m i m p i n a n
7. Kepemimpinan dan Perilaku
Dalam mengembangkan dan memajukan suatu organisasi manajer dengan
pengaruh kepemimpinan yang dimilikinya berkewajiban untuk memahami perilaku
setiap karyawan yang berada di lingkungan kerjanya. Krena itu dalam mewujudkna
suatu perilaku yang diinginkan oleh konsep manajemen maka seorang manajer
mengharuskan untuk memepergunakan kekuatannya.
Secara lebih dalam Richard L. Daft menejelaskan ketiga bentuk kekuatan
tesebut, yaitu :
 Kekuatan legitimasi, ialah kekuatan yang berasal dari proses manajemen
formal dalam sebuah organisasi dan otoritas yang diberikan kepadanya.
 Kekuatan penghargaan, kekuatan ini berasal dari otoritas untuk memberi
penghargaan kepada orang lain.
 Kekuatan koersif, kekuatan ini kebalikan dari kekuatan penghargaan yang
mengacu pada otoritas untuk menghukum atau mengrekomendasikan
hukuman.
8. Hal – Hal yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pemimpin
Hal – hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah sebagai
berikut :
 Tradisi/ warisan : misalnya raja atau ratu Inggris dan Belanda
 Kekuatan pribadi baik dengan alasan fisik ataupun karena kecakapnya.
 Pengangkatan oleh atasannya.
 Pemilihan.
9. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah dalam bidang Kepemimpinan
Ada beberapa solusi, yaitu :
 Pemimpin yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa tempramen yang
rendah.
 Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
 Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat tidak
mabuk atau terlalu cinta pada kekuasaan.

11 | K e p e m i m p i n a n
BAB 3

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PERUBAHAN

1. Kepemimpinan dan Manajemen Perubahan


Manajemen perubahan menyangkut dengan penyesuaian – penyesuaian
berdasarkan kondisi realita yang terjadi, dimana penyesuaian tersebut telah
melibatkan kepemimpinan disana. Kepemimpinan di percaya sebagai suatu
kekuatan kunci penggerak organisasi yang mampu membangun suatu budaya baru
yang sesuai dengan perubahannya.
Dalam prespektif ilmu manajemen kepemimpinan, ada beberapa tujuan yang
diharapkan pada saat perubahan itu dilakukan, yaitu :
 Diharapkan organisasi beradaptasi secara cepat dengan perubahan yang
terjadi.
 Perubahan yang dilakukan pada sisi manajemen bertujuan untuk
menciptakan kinerja yang baik dan diharapkan memiliki pengaruh pada
peningkatan penjualan dan penambahan profit yang diterima.
 Diharapkan dapat menampung berbagai keinginan karyawan yang jauh
lebih aspiratif.
 Diharapkan terciptanya suatu efisiensi dan efektivitas yang lebih baik di
kemudian hari.
2. Kepemimpinan Bisnis dan Manajemen Perubahan
Perubahan – perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis benyak
disebabkan oleh faktor faktor eknternal organisasi yang bersifat uncotrollable.
Salah satu pendukung terbentuknya uncotrollable tersebut pada tingkat kompetisi
bisnis semakin tinggi. Ini terbukti dengna munculnya berbagai jenis produk
sehingga menyebabkan setiap produk berusaha menawarkan keuanggulan yang
lebih kepada konsumen.
Sebagaimana dikatakan oleh Andiya Risdwiyanto dan Basu Swastha
Dharmmesta bahwa kunci keberhasilan dalam persaingan adalah kemampuan
produk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan kemampuan sumber
daya manusia dalam memasarkan produk kepada pelanggan.
Oleh karena itu perencanaan yang matang dapat membantu memperkecil
angka kegagalan dalam proses pengembangan produk. Karena dalam suatu

12 | K e p e m i m p i n a n
organisasi perencanaan memiliki posisi penting dari langkah – langkah berikutnya.
Aspek penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan dan pemilihan
kegiatan untuk memcahkan suatu masalah tertentu, dan keputusan – keputusan
harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Sutisna (1993) bahwa dari sudut pandangan
organisasi, perencanaan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
b. Perkiraan lingkungan baik sumber – syumber yang tersedia dan
hambatan untuk mencapai tujuan.
c. Penentuan pendekatan – pendakatan yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
3. Perhatian Manajemen Kepemimpinan dalam Menerapkan Manajemen
Perubahan pada Karyawan
Pada sisi pemberdayaan pekerja untuk saat ini dianggap memiliki peran
penting, terutama memberdayakan para karyawan agar memiliki semangat tinggi
dalam turut serta mengembangkan perusahaan. Dalam manajemen tradisional,
karyawan tidak diperhitungkan dalam sistem penghargaan, karena secara
sederhana mereka tidak tercantum dalam struktur organisasi perusahaan.
Namun sekarang telah terjadi perubahan dalam konsep manajemen. Dimana
para karyawan dianggap sebagai mitra kerja oleh para top manajemen
perusahaan. Keputusan dimana karyawan boleh membeli saham perusahaan
merupakan bentuk bagaimana menempatkan karyawan ikut terlibat secara penuh
dalam membangun perusahaan.
Dengan kepemilikan saham pada perusahaan tersebut menyebabkan para
karyawan berusaha agar dana yang sudah dikeluarkan untuk membeli saham
tersebut dalam memperoleh keuntungan. Dan salah satyu cara memeperoleh
keuntungan saham dengan membuat perusahaan menghasilkan kinerja yang terus
meningkat setiap waktunya.

13 | K e p e m i m p i n a n
BAB 4
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN
1. Definisi Karakteristik
Karakteristik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah
menempa serta membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu memberi
pengaruh pada setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut.
2. Karakteristik Pengambil Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan, mkaa ada faktor yang turut
mempengaruhinya yaitu karakteristik sang pengambil keputusan. Karakteristik
tersebut secara umyum dapat dibagi tiga, yaitu :
a. Takut pada Resiko atau Risk Avoider
Karakteristik risk avoider dianggap menempati posisi yang aman dan jauh
dari resiko. Sehingga mereka yang menempatkan diri dengan kepemilikan
karakteristik ini cenderung memiliki aset yang terjaga, karena tidak pernah
ingin memasuki wilayah spekulasi.
b. Hati – hati pada Resiko atau Risk Indifference
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati –
hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi
jika keputusan tersebut dilakukan.
c. Suka pada Resiko atau Risk Seeker atau Risk Lover
Sikap seseorang dalam menghadapi resiko sangat tergantung pada
beberapa hal, yaitu : sifat dasar orang yang bersangkutan, jenis persoalan
yang dihadapi, situasi yang ada dan faktor lainnya.
3. Tipe Pengambil Keputusan
Para pengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh karateristik dan tipe yang
dimilikinya. Tipe adalah bagian dari diri seseorang yang terbentuk oleh berbagai
latar belakag, seperti kepribadian, intusisi, intelegensi, konsistensi, kompetensi,
skill, dsb. Karena itu seorang pengambil keputusan dalam memutuskan suatu
keputusan di pengaruhi oleh berbagai jenis tipe. Erich From memberdakan 5 tipe :
 Tipe ketergantungan
 Tipe ekspoloitatif
 Tipe tabungan
 Tipe pemasaran

14 | K e p e m i m p i n a n
 Tipe produktif
Adapun penafsiran terhadap kelima tipe tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Tipe ketergantungan, pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki
sifat yang kurang percaya diri, dan sering setiap masalah melibatkan
orang lain dalam usaha mencari solusi.
b. Tipe eksploitatif, tipeini kebalikan dari tipe pertama, pengambil keputusan
akan mengekploitasi orang lain atau bawahan untu kepentingan diri
sendiri.
c. Tipe tabungan, pada tipe iniseorang pengambil keputusan cenderung
berfikir dan bersikap picik dan memiliki egois yang tinggi.
d. Tipe pemasaran, pada tipe ini seorang pengambil keputusan sering
menerapkan konsep marketing. Yaitu ia sering mengiklankan dirinya
sendiri pada banyak pihak khususnya kepada para bawahannya ytentang
ide dan konsep yang ia miliki.
e. Tipe produktif, pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki
semangat produktif yang tinggi, dan setiap ide pemikirannya cenderung
memiliki visi dan misi yang jauh kedepan.

BAB 5

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN

1. Kepemimpinan dan Manajemen Pengambilan Keputusan


Seseorang menjadi pemimpin diawali oleh proses yang disana tekandung
berbagai keputusan – keputusan. Keputusan – keputusan tersebut terjadi
berdasarkan ruang lingkup dimana seseorang tersebut ditempatkan, jika ia sebagai
manajer marketing maka dia harus paham bagaimana memutuskan berbagai
macam persoalan yang berhubungan dengan persoalan marketing. Begitu juga
untu bagian – bagian yang lain.
Dan sebuah keputusan manajemen yang baik adalah yang memahami fungsi
manajemen secara mendalam. Ada empat fungsi manajemen yang harus
dipahami, yaitu :
 Planning (perencanaan)
15 | K e p e m i m p i n a n
 Organizing (mengorganisasian)
 Leading (memimpin)
 Controlling (pengendalian)

Dengan memahami setiap fungsi manajemen tersebut dan mampu


mempraktekkan suatu keputusan yang bisa menyeimbangkan empat fungsi
manajemen tersebut. Maka diharapkan akan tercipta suatu keputusan yang baik.

2. Syarat – Syarat dalam Membuat Suatu Keputusan yang Baik


Dalam membuat suatu keputusan yang baik ada beberapa syarat yang harus
dipahami oleh seorang pemimpin. Syarat – syarat itu antara lain : Keputusan yang
dibuat, baik yang bersifat strategis, taktis maupun rasional, harus berkaitan
langsung dengan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai.
a. Keputusan yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan
logika .
b. Keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah
digabung dengan daya pikir yang kreatif, inovatif, intuitif dan bahkan
rasional.
c. Keputusan yang diambil harus dapat dilaksanakan.
d. Keputusan yang diambil harus dapat diterima dan dipahami baik oleh
pimpinan yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dalam
melaksanakan keputusan itu maupun oleh para pelaksana kegiatan
operasional.
3. Tipe Pemimpin dan Manajemen Pengambilan Keputusan
Menurut S. P. Siagian tipe pemimpin dapat diidentifikasikan menjadi 5 tipe,
yaitu :
a. Tipe yang otokratisasi atau diktatorial
b. Tipe yang militeristis
c. Tipe yang paternalistis
d. Tipe yang laissez faire
e. Tipe yang demokratis atau partisifatif
Ada yang harus dipahami oleh para pemimpin bahwa pemimpin yang baik
adalah yang mengerti dengan benar dimana ia meletakkan setiap kepemimpinan
tersebut sesuai dengan tempatnya.

16 | K e p e m i m p i n a n
Mengenai penjelasan setiap tipe pemimpin, Buchari Alma menjelaskan :
 Pemimpin Kharismatik, merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar
biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya.
 Tipe Paternalistis, bersikap melindungi bawahan sebagi seorang bapak
atau ibu yang penung dengan kasih sayang.
 Tipe Militeristis, banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando
dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter.
 Tipe Otoraktis, berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus dipatuhi.
 Tipe Populistis, tipe pemimpin rakyat yang berpegang pada nilai – nilai
masyarakat tradisional
 Tipe Administrative, ialah pemimpin yang mamou menyelenggarakan
tugas – tugas administratif secara efektif.
 Tipe Demokratis, tipe yang berorientasi pada manusia dan memberika
bimbingan kepada pengikutnya.
Seorang pemimpin pada dasarnya menganut dan menggunakan gaya yang
demokratis.
4. Sebab – Sebab Munculnya Pemimpin
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana minculnya pemimpin (Kartini
Kartono, 1983:29) :
a. Teori Genetis
Teori menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan
tidak dapat dibuat. Dia memang sudah di takdirkan untuk menjadi
seorang pemimpin.
b. Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan
tetapi calon pemimpin dapat disiapkan dan dididik dan dibentyuk agar
menjadi pemimpin yang hebat di kemudian hari.
c. Teori Ekologis dan Sintetis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin
apabila dia memang memiliki bakat – bakat pemimpin, dan kemudian
bakat itu dikembangkan.

17 | K e p e m i m p i n a n
BAB 6

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI KONDISI

1. Definisi Kondisi
Kondisi merupakan suatu bentuk keadaan yang terjadi berdasarkan dan
disebabkan oleh berbagai latar belakang yang ada. Latar belakang tersebut pada
prinsipnya memiliki berbagai dimensi yang turut serta mempengaruhi pembentukan
lahirnya berbagai keputusan.

2. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti


Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah
berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada
fokus yang dituju.

3. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti


Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih
kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas
atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi
dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil
penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya

4. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik


Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan
menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan satu pihak. Dalam
keadaan seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan
yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk
menyelesaikan masalah disini biasanya dilakukan pendekatan secara teori
permainan, yang d.alam dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar – menawar
harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.

18 | K e p e m i m p i n a n
BAB 7
KEPEMIMPINAN DAN KADERISASI
1. Kepemimpinan dan Kaderisasi
Pemimpin yang bijaksana sangat mengerti jika suatu oembangunan yang
berkelanjutan hanya dapat diwujudkan secara jangka panjang, dan kaderisasi
kepemimpinan adalah salah satu pilihan mewujudkan itu semua. Keputusan
kaderisasi kepemimpinan tidak hanya terjadi di organisasi yang bersifat profit
oriented namun juga terjadi di organisasi non profit oriented.
Secara umum ada beberapa tujuan mengapa seorang pemimpin membuat
keputusan untuk menciptakan kaderisasi kepemimpinan. Secara umum beberapa
tujuan itu antara lain :
a. Memberikan suatu kondisi stabilitas, sehingga perencanaan
pembangunan yang telah dilakukan dapat terus dilaksanakan.
b. Dapat mempertahankan pelaksanaan pekerjaan yang diperkirakan
tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu menengah namun
bersifat panjang.
c. Menciptakan pengembangan dan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Pengaruh Kaderisasi Kepemimpinan terhadap Suatu Organisasi
Suatu organisasi yang besar selalu bermula dari organisasi yang kecil, dan
utu tidak terkecuali pada lahirnya perusahaan yang besar selalu diawali dengan
perusahaan kecil. Atas dasar penafsiran yang sederhana ini kita bisa menjabarkan
bahwa suatu perusahaan akan menjadi besar apabila ia memiliki konsep kaderisasi
di dalamnya.
Konsep kaderisasi tersebut tidak hanya pada pemimpin atayu kalangan top
management saja, namun juga memungkinkan pada kalangan middle dam lower
management.
Seorang pemimpin yang demokratis ia selalu berusaha bekerja sama dengan
kelompoknya, dengan tujuan agar ia mengerti benar kondisi orang – orang yang di
sekelilingnya. Dan jika kita hubungan dengan konsep kaderisasi maka pemimpin
yang bertipe demokratis berusaha mewujudkan keberlanjutan konsep demokratis
tersebut oada generasi selanjutnya.

19 | K e p e m i m p i n a n
Adapun bentuk manfaatnya adalah :
 Para pemimpin dapat lebih mengenal setiap kader yang akan
dipromosikan suatu saat.
 Pemahaman pemimpin kepada diri seorang karyawan tidak hanya
sebatas kepemilikan kompetensi keilmuan saja, namun juga pada sisi
psikologis diri karyawan yang bersangkutan.
 Konsep kepemimpinan demokratis memiliki arti besar dalam mendorong
pembentukan manajemen yang berkelanjutan.

Ada beberapa persoalan yang timbul pada saat suatu organisasi tidak
menerapkan kaderisasi kepemimpinan, yaitu :

 Jangka Pendek. Secara jangka pendek memungkin organisasi tersebut


memiliki penurunan kinerja karena sosok pemimpin yang selama ini di
contoh, tidak ada lagi.
 Jangka Panjang. Secara jangka panjang memungkinkan organisasi
tersebut kehilangan banyak terget yang selama ini telah direncanakan.
3. Kepemimpinan yang Otoriter dan Tidak Amanah

Seorang pemimpin yang bijaksana akan selalu mengajarkan


konsepnkepemimpinan yang dimilikinya kepada banyak orang, baik dalam bentuk
lisan dan tertulis.

Ada yang menarik pada seorang pemimpin berusaha memberikan konsep


kepemimpinan yang lebih baik kepada kaderisasi yang ada. Pada saat kader
menerima banyak ilmu kepemimpinan secara jauh lebih demokratis, ternyata telah
menyebabkan ia melihat bahwa buku kepemimpinan pendahulunya harus
melakukan perubahan.

Pada saat ini terjadi proses transisi kekuasaan dari otoriter ke demokratis ini
sering terjadi berbagai bentuk eforia. Pihak selanjutnya berusaha menghujum
penguasa otoriter sebelumnya serta para pendukungnya. Ada beberapa pemimpin
yang cenderung tidak amanah dalam menyelesaikan kepemimpinannya. Dengan
kata lain, ketika ia diberi kesempatan untuk memimpin cenderung melaksanakan
kepemimpian dengan seluas – luasnya, dan berusaha membuat orang lain merasa

20 | K e p e m i m p i n a n
takut terhadap kekuasaan yang dimilikinya. Sementara di sisi lain ia sering
mengkritisi pihak – pihak yang di anggap tidak amanah dalam memimpin.

BAB 8

PENGARUH KEPUTUSAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KARYAWAN

1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kualitas Kinerja


Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pimpinan dalam mendorong
pembentukan organisasi yang diharapkan menjadi dominan. Pada era globalisasi
kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang memiliki nilai kompetensi yang tinggi,
dan kompetensi itu bisa diperoleh jika pemimpin tersebut telah memiiki experience
(pengalaman) dan science (ilmu pengetahuan) yang maksimal.
Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk memiliki
kompetensi dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi karyawan
tersebut akan mampu mendorong peningkatan kualitas kinerja keuangan
perusahaan.
2. Hubungan Pemimpin dan Karyawan dalam Prespektif Manajemen Keputusan
Dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan, sangat
dipengaruhi oleh gaya pemimpin yang dimiliki. Ini disebabkan pemimpin memiliki
kekuasaan dan otoritas lebih dalam usaha memberntuk terwujudnya suatu
manajemen organisasi yang diharapkan.
Dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan terdapat dua gaya
kepemimpinan yang diterapkan, yaitu :
a. Pemimpin dengan gaya orientasi tugas (task-oriented), gaya ini
cenderung sangat mengejar target penjualan atau pengerjaan project
dengan hasil yang maksimal.
b. Pemimpin dengan gaya orientasi pegawai (employee-oriented),
pemimpin memiliki pandangan dan konsep kaderisasi. Konsep
kaderisasi tersebut terlihat dengan cara pemimpin berusaha
membesarkan karyawan yang dianggap memiliki potensi untuk dididik
dan diberi pelatihan kepemimpinan, dengan tujuan pegawai tersebut
diharapkan mampu memberi pengaruh bagi kemajuan organisasi.

21 | K e p e m i m p i n a n
3. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah dalam Hubungan Kepemimpinan dan
Karyawan
Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan dalam
menyelesaikan masalah dalam bidang kepemimpinan, yaitu :
a. Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan dikalangan
karyawan.
b. Bagi para pimpinan agar selalu melakukan upgrade pada ilmu yang
dimiliki.
c. Pemimpin harus mampu memperlihatkan sisi positif pada dirinya
sehiingga ia menjadi pihak yang selalu di teladani.
d. Memperhatikan tingkat kesejahteraan para karyawan, seta
mengkampanyekan tujuan perusahaan.

BAB 9

BALANCED SCORECARD DALAM PRESPEKTIF MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

1. Definisi Balanced Scorecard


Balanced scorecard merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk
mendukung perwujudan visi, misi, dan strategi perusahaan dengan menekankan
pada empat kajian yaitu prepektif keuangan (financial), pelanggan (customer),
bisnis internal (internal bussines), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning
and growth) dengan target bersifat jangka panjang.
Balance scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan (2)
berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu. Kata berimbang dimaksudkan
untuk menunjukkan bahwa kinerja organisasi/ individu diukur secara berimbang
dari dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
internal dan eksternal.
2. Balanced Scorecard dan Manajemen Kepemimpinan
Ada hubungan kuat antara konsep balanced scorecard dan manajemen
kepemimpinan. Setiap pemimpin dalam mendukung pengambilan keputusan ia
memerlukan analisis dan pandangan dari berbagia sudut pandang. Dengan tujuan

22 | K e p e m i m p i n a n
semua itu akan memberikan penguatan pada keputusan yang akan dihasilkan
nantinya.
Salah satu sisi yang ditekankan dalam balanced scorecard adalah
menghasilkan keputusan yang memiliki nilai yang bersifat berimbang. Dan
memang salah satu bentuk keputusan yang diberikan oleh pimpinan adalah
memiliki nilai keputusan yang dilakukan atas dasar mengejar profit yang tinggi
tanpa memikirkan pengembangkan kualitas karyawan.
3. Kerangka Balanced Scorecard (BSC)
Ada banyak penelitian yang telah dilakukan tentang balanced scorecard baik
oleh peneliti domestik maupun asing. Secara umum semuanya menekankan
pada empat prespektif balanced scorecard yaitu : financial, customer, internal
bussines processesm dan learning and growth.
a. Prespektif financial
Prespektif ini digunakan oleh shareholder dalam rangka melakukan
penilaian kinerja organisasi. Apabila dinarasikan akan berbunyi
“organisasi harus memenuhi sebagaimana harapan shareholders agar
dinilai berhasil oleh shareholder”
b. Prespektif customer
Prespektif customer adalah prepektif yang berorientasi pada pelanggan
karena merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan organisasi.
c. Prespektif internal bussines processes
Prespektif ini adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi
untuk menciptakan produk/jasa dalam rangka memenuhi harapan
pelanggan.
d. Prespektif learning and growth
Prespektif ini adalah prespektif yang menggambarkan kemampuan
organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan
memanfaatkan sumber daya internal organisasi.
4. Bentuk, Karakteristik, dan Mekanisme Balanced Scorecard
Sifat – sifat dan dekripsi berikut ini menggambarkan bentuk, karakteristik, dan
mekanisme BSC secara singkat :
 Instrumen pengukuran kinerja manajemen yang di multidimensional
 Akomodatif terhadap kepentingan banyak kelompok shareholders

23 | K e p e m i m p i n a n
 Berorientasi pada implementasi misi dan strategi
 Management by objective (MBO)
 Operasional – konkrit
 Seimbang (balanced)
 Hubungan sebab-akibat
 Memberikan lagging dan leading investors kinerja sukses
 Sistem manajemen era informasi
 Top-down dan Bottom-up
 Strategic bussines unit (SBU) based.
5. Konsep Strategi Balanced Scorecard
Kinerja keuangan (financial performance) sering mengalami kondisi yang
fluktiatif dan kondisi fluktuatif tersebut terjadi sangat mungkin disebabkan oleh
ketiga faktor lainnya dan BSC itu sendiri. Kinerja keuangan akan mengalami
penurunan jika penjualan mengalami penurunan. Penurunan penjualan terjadi
karena salah satunya pihak konsumen merasa kecewa atau tidak terpuaskan
terhadap produk yang dipakainya.
Sebagaimana yang dikatakan Mulyadi bahwa “Konsep Balanced Scorecard
yang diciptakan untuk memperluas ukuran kinerja eksekutif agar tidak hanya
terbatas pada ukuran kinerja di prespektif keuangan rupanya belum berhasil
mengubah secara radikal sistem pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban”

6. Manajemen Kepemimpinan Berbasis Balanced Scorecard


Pemimpin bisnis untuk saat ini adalah mereka yang memiliki pandangan
multidimensional dan mampu melahirkan keputusan yang bisa diterima dan dipakai
secara multidimensional. Balanced Scorecard telah memahami berbagai sebab
yang harus diantisipasi pada saat suatu perusahaan berkembang dan tumbuh
secara internasional.
Seorang pimpinan harus memahami dengan jelas bahwa masyarakat pada
era sekarang ini adalah sebuah bentuk dari struktur masyarakat global yang
menggunakan produk global dan menerapkan cara berfikit global. Karena faktor itu
perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen yang berbasis konsep global,
secara tidak langsung mekanisme operasional perusahaan harus bersifat global.

24 | K e p e m i m p i n a n
BAB 10
PENGAWASAN DAN KEPEMIMPINAN
1. Definisi Pengawasan
Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi
mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung
terwujudnya visi dan misi organisasi.
Pengawasan dan pengendalian memiliki perbedaan pernafsiran, yang selama
ini terjadi penafsiran yang menganggap keduanya sama. Menurut Soemardjo
Tjitrosidojo, pengawasan adalah suatu bentuk pengamatan yang umumnya
dilakukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan perbandingan antara
yang dikonstatir dan yang seharusnya dilaksanakan. Sedangkan istilah
pengendalian adalah serapan dari istilah dalam bahasa inggris control.

2. Peran Pengawasan Dalam Perspektif Kepemimpinan


Secara umum ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan diberlakukannya
pengawasan pada suatu organisasi, yaitu :
a. Pengawasan memiliki peran penting terutama dalam memastikan setiap
pekerjaan terlaksana sesuai dengan yang direncanakan
b. Pengawasan memiliki peran dalam membantu manajer dalam mengawal
dan mewujudkan keinginan visi dan misi perusahaan.
c. Pengawasan bernilai positif dalam membangun hubungan yang baik
antara pimpinan dan karyawan.
d. Pengawasan memiliki peran dalam menumbuhkembangkan keyakinan
para stakeholders pada organisasi.

3. Tipe – Tipe Pengawasan


Secara konsep pengawasan tersebut memiliki banyak tipe, menurut T. Hani
Handoko. Ada 3 tipe pengawasan yaitu :
a. Pengawasan pendahuluan
b. Pengawasan “concurrent”
c. Pengawasan umpan balik

25 | K e p e m i m p i n a n
4. Alasan – Alasan Pengawasan (Cotrolling) Diperlukan
Secara umum, ada beberapa alasan mengapa dalam suatu organisasi
diperlukan pengawasan, yaitu :
a. Agar kualitas output yang dihasilkan menjadi lebih baik dan sesuai
dengan keinginan banyak pihak khususnya pengguna produk
b. Terbentuknya konsep manajemen sesuai dengan yang diinginkan oleh
pihak komisaris maupun manajemen perusahaan.
c. Dengan adanya pengawasan maksimal, diharapkan tujuan dan keinginan
terbentuknya good corporate governance (GCG) akan dapat diwujudkan.
5. Pengawasan Dari Segi Keuangan
Untuk menghindari timbulnya kebocoran dana yang berkelanjutan maka
pimpinan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengawasi jalannya
penggunaan dana perusahaan. Oleh karena itu, ada beberapa tujuan
mengapa pengawasan dari segi keuangan layak atau diperlukan dalam
sebuah organisasi, yaitu :
a. Menghindari timbulnya kebocoran dana dan terwujudnya efisiensi yang
maksimal.
b. Memungkinkan setiap pekerjaan akan terlaksana sesuai dengan time
schedule yang ada.
c. Membantu pihak akuntan internal dan ekternal dalam melihat kondisi
keuangan perusahaan secara sistematis.
d. Terlaksananya pembuatan konsep keuangan dengan merepkan
prosedur yang representatif sesuai dengan aturan dalam dunia
akuntansi.
6. Hambatan – hambatan dalam Pengawasan
Lawyer menyimpulkan bahwa penolak terhadap sistem pengawasan sistem
itu lebih besar kemungkinannya terjadi dibawah salah satu atau lebih dari
keadaan yang berikut :
a. Sistem pengawasan itu mengukur prestasi dalam suatu daerah baru
b. Sistem pengawsan itu mengganti suatu sistem dimana orang
mempunyai investasi besar dalam pemeliharaannya
c. Standar – standar ditetapkan tanpa partisipasi
d. Hasil – hasil dari sistem pengawasan itu tidak di umoan balik kepada
meraka yang prestasinya diukur.
26 | K e p e m i m p i n a n
e. Hasil – hasil dari sistem pengawasan itu disampaikan ke level yang
lebih tinggi dalam organisasi dan dipakai dengan sistem imbalan
(reward system)
f. Orang yang terkena oleh sistem itu relatif puas dengan hal – hal
sebagaimana adanya dan meraka melihat diri mereka sendiri terikat
(commited) dalam organisasi.
7. Solusi Dalam Mengatasi Hambatan di Bidang Pengawasan
Untuk mengatasi agar terciptanya pengawsan yang berlangsung secara baik
maka setiap hambatan dalam bidang pengawasan harus dicarikan solusi.
Adapun bentuk solusinya tersebut antara lain :
a. Memnciptakan hubungan antara tingkat atas dan bawah agar
terbentuknya suatu kontrol yang maksimal sampai dengan tingkat
subsistem.
b. Memahami konsep efektivitas.
c. Perusahaan perlu mengembangkan suatu standar acuan kerja yang
representatif dan modern.
d. Menerapkan konsep the right man and the right place.

BAB 11

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

1. Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari kata organ ( sebuah kata dalambahasa Yunani) yang
berarti alat. Bagi seorang pebisnis yang sukses, diharuskan untuk memiliki
oragnisasi yang memiliki reputasi yang baik dalam artian, disegani oleh para mitra
bisnis serta para pesaing dan dicintai oleh para karyawan.
Dengan menerapkan konsep seperi itu, maka organisasi dibentuk dengan
hastrat memenihi keinginan – keinginan stakeholders berbagi pihak, terutama pihak
pemegang saham yang dianggap sebagai pemilik organisasi.
2. Bentuk – Bentuk Organisasi
Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang memikiki sifat dinamis,
dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan. Pada hakikatnya

27 | K e p e m i m p i n a n
merupakan suatu bentu yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai
tujuan yang sudah diperhitungkan.
Secara umum, ada beberapa bentuk organisasi yang selama ini dipakai atau
di anggap familiar untuk diterapkan , yaitu :
a. Organisasi Garis, organisasi ini menganut konsep yang bersifat
vertikal. Yaitu dimana setiap perintah, kebijakan, aturan dan petunjuk
penugasan bersumber dari atas kebawah.
b. Organisasi Fungsional, organisasi ini memiliki konsep yang
menempatkan pelaksanaan pekerjaan secara terpisah dan setiap
bagian memiliki tanggung jawabnya masing – masing, namun tetap
melakukan koordinasi secara kontiniu dengan tujuan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat terselesaikan secara sempurna.
c. Organisasi Garis dan Staff, organisasi ini merupakan organisasi yang
dibentuk dari oenggabungan model garis dan staff dengan mempelajari
kelemahan yang timbul pada kedua organisasi sebelumnya.
3. Organisasi Tertutup dan Terbuka
Untuk memahami secara lebih dalam perbedaaa kedua sistem tersebut dapat
kita lihat pada penjelasan dibawah ini :
a. Organisasi Sistem Tertutup
Organisasi yang menganut sistem tertutup adalah organisasi tersebut
tidak memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan lingkungan luar.
Bahkan organisasi dengan sistem seperti ini cenderung mengambil
peran yang menjauh dari lingkungan luar. Akibat yang diperoleh
organisasi seperti ini cenderung lebih kaku, dan itu terakumulasi dalam
bentuk kebijakan yang dihasilkan.
b. Organisasi Sistem Terbuka
Organisasi dengan sistem terbuka adal organisasi yang memiliki
tingkat interaksi tinggi dengan lingkungan luar. Dan organisasi dengan
sistem terbuka seperti ini cenderung interaktif dan dinamis dalam
menganggapi setiap bentuk perubahan yang terjadi. Konsepyang
dianut organisasi ini cenderung mengedepankan kebersamaan dan
memiliki kepedulian yang tinggi pada lingkungan bisnis, baik lingkurang
internal dan eksternal.

28 | K e p e m i m p i n a n
4. Organisasi Sistem dalam Perspektif Manajemen Kepemimpinan
Bila kita melihat organisasi dengan dua sistem tersebut di atas dan
menghubungkannya dengan konsep manajemen kepemimpinan modern, maka
organisasi dengan sistem terbuka menjadi jauh lebih menarik untuk dikelola dan
dipimpin, dibandingkan dengan organisasi sitem tertutup.
Keterbukaan dalam menerima berbagai ide dan masukan dari berbagai pihak
telah menempatkan organisasi tersebut memiliki kemampuan adaptasi tinggi dengan
kondisi pasar global.

5. Profit dan Kontiniuitas dalam Organisasi


Dalam menjalankan aktivitas organisasi secara umum ada 2 tujuan yang
diinginkan, yaitu :
 Profit
 Kontiniuitas
Bagi organisasi yang berorientasi profit artinya organisasi tersebut mengejar
penjualan yang tinggi dengan tujuan memaksimalkan perolehan laba. Pada sisi
kontiniuitas dituntun mampu menjalankan organisasi secara jangka panjang.
Kontiniuitas ini dapat terlihat dari segi pertumbuhan badan usaha (seperti
pertumbuhan omzet, laba bersih, pendapatan kotor) dan faktor – faktor yang
menunjang pertumbuhan tersebut (seperti prestise badan usaha; hubungan yang
baik dengan buruh, pelanggan dan masyarakat; selalu mengikuti kemajuan
teknologi; tanggung jawab sosial).

6. Lingkungan Organisasi dan Globalisasi


Lahirnya istilah organisasi sebenarnya merupakan bentuk penyempurnaan
dari perdagangan yang berlangsung tanpa ada batas lagi, atau lebih dalam adalah
bentuk pencarian dari rasa ego manusia untuk menikmati kehidyupan duniawi ini
dengan lebih lebar.
Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan suatu perusahaan
dituntut untuk mampu beradaptasi dan bersaing di pasar global. Jika suatu
perusahaan tidak mampu bersaing dan beradaptasi di pasar global maka akan
menyebabkan perusahaan tersebut harus mengalami penurunan dari bebgai segi

29 | K e p e m i m p i n a n
baik dari segi oenualan, kualitas, dan bahkan lebih jauh pada penurunan profit
yang akan diperoleh.

7. Daur Hidup Organisasi


Suatu organisasi dalam perjalanan pasti menghadapi banyak situasi dan
kondisi. Secara analogi apa yang terjadi pada suatu organisasi juga terjadi pada
diri manusia, yaitu mulai fase lahir, tumbuh dan seterusnya.
Daur hidup organisasi pada dasarnya merupakan suatu gambaran perjalanan
organisasi dari setiap tahap yang dilalui. Daur hidup organisasi tidak harus
berlangsung semua itu dalam ukuran waktu yang lama, namun dapat saja
perjalanan organisasi pada tahap – tahap tersebut berlangsung kebih cepat dari
segi konsep.

8. Memahami Daur Hidup Produk Sebagai Pembanding Daur Hidup


Organisasi
Life cycle product adalh kondisi dimana suatu produk memiliki empat tahap
secara umum, dimulai dari masa perkenalan, pertumbuhan, kematangan hingga
penurunan.
Suatu produk yang diciptakan ada masa keemasan dan jug ada masa
kemunduran. Kondisi seperti ini bisa terjadi dengan asumsi setiap produk pasti
memiliki pesaing, dan pesaing itu selalu berusaha untuk mengambil dan
menguasai segmentasi pasar yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan.
9. Teori Organisasi
Teori organisasi dikembangkan untuk memahami dan menyelesaikan
berbagai bentu masalah dalam organisasi, baik bersifat jangka pendek atau jangka
panjang. Para manajer sering melihat organisasi sebagi tempat untuk
memaksimalkan profit dan memberikan keuntungan kepada para pemegang
saham namun sering mengesampingkan atau menindahkan permasalahan –
permasalahan yang sering timbul di organisasi tersebut.
Ruang lingkup pemahaman teori organisasi menekankan pada struktur dan
desain organisasi. Pembentukan struktur dan desain yang representatif akan
melahirkan organisasi yang memiliki daya tahan dan adaptasi tinggi pada
perubahan.

30 | K e p e m i m p i n a n
Struktur organisasi merupakan suatu rangka kerjasama dan berbagai bagian
menurut pola yang menghendaki adanya tertib, penyusunan yang logis dan
hubungan yang serasi.

10. Organisasi dan Manajemen Kepemimpinan


Setiap organisasi dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan
memerlukan seseorang pimpinan tertinggi atau manajer tertinggi yang harus
menjalankan kegiatan kepemimpinan (leadership) atau manajemen (management)
bagi keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan. Kebutuhan kepemimpinan di
suatu organisasi dianggap mutlak, karena dengan adanya kepemimpinan yang sah
tersebuh suatu organisasi dapat menentukan arah kemana akan dituju.

11. Alasan Suatu Organisasi Bisnis Harus Menerapkan Manajemen Kinerja


Global
Ada beberapa alasan suatu organisasi bisnis harus menerapkan manajemen
kinerja global di perusahaannya, yaitu :
a. Pembentukan komunitas ekonomi dunia semakin lama semakin
memberikan pengaruh di dunia bisnis.
b. Setiap organisasi bisnis tidak mungkin lagi menerapkan dan
mempertahankan konsep manajemen yang dianggap tidak lagi
representatif (mewakili) secara konsep internasional.
c. Kondisi dunia saat ini sudah bersifat bondholders atau tanpa batas,
kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat telah mengubah berbagai
pandangan dan pemikiran banyak pihak yang dahukunya negatif menjadi
positif.
d. Perubahan peta polityik internasional yang ditandai dengan berbagai
kebijakan reformasi diberbagai negara ternyata telah membyuka peluang
pasar baru untuk segera dimasuki.
e. Peraturan dan ketentuan dari organisasi dagang internasional seperti WTO
(World Trade Organization) dan peraturan ISO (International Standart
Organization), serta berbagai peraturan internasional lainnya.

31 | K e p e m i m p i n a n
12. Solusi dalam Menghadapi berbagai Masalah di Bidang Organisasi
Ada beberapa solusi secara umum dalam menyelesaikan berbagai masalahdi
bidang organisasi, yaitu :
a. Sebuah organisasi yang baik akan selalu melakukan evaluasi terhadap
keberadaan organisasi tersebut.
b. Manajemen organisasi adalah mengedepankan konsep button up jika
ingin merubah konsep organisasi dari model domestik ke internasional.
c. Manajemen organisasi dalam mengubah bentuk organisasi dari model
garis ke fungsional hingga ke model garis dan staf harus bercermin
pada konsep representatif, sehingga sesuai dengan kondisi di
organisasi tersebut.
d. Dalam era globalisasi saat ini akan lebih baik jika suatu organisasi
menerapkan konsep sistem terbuka.
e. Menyelesaikan masalah yang dianggap serius dengan berkonsultasi
pada para ahli manajemen.

BAB 12

MOTIVASI, KONFLIK, DAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

1. Definisi Motivasi
Menurut Santoso Soroso, motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku
yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang
diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (spesific goal directed way).
2. Bentuk – Bentuk Motivasi dan Unsur Penggeraknya
Motivasi muncul dalam dua bentu dasar, yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik (dari luar), motivasi ini muncul dari luar diri
seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang tesebut untuk
membangun dan menumbuhkan semangat motivasi pada diri orang
tersebut untu merubah seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini ke
arah yang lebih baik.
b. Motivasi intrinsik (dari dalam diri seseorang/ kelompok), ialah
motivasi yang muncul dan tumbuh serta berkembang dalam diri orang

32 | K e p e m i m p i n a n
tersebut, yang selanjutnya kemudian mempengaruhi dia dalam
melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti.
3. Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori kebutuhan Maslow sudah lama dikenal sebagai sebuah teori yang
sangat realistis untuk diterapkan. Kalau kita melihat teori Maslow suatu
keinginan yang bersumber dari motivasi seseorang tidak boleh diperoleh secara
sekaligus, namun harus dilakukan secara bertahap, dan setiap tahap harus
dilalui dengan proses, Artinya, setiap manusia diajarkan untuk menghargai
proses.
Dalam konsep Motivasi Maslow bahwa manusia tersebut memiliki 5 (lima)
tingkatan kebutuhan, dimana setiap tingkatan akan diperoleh jika telah dilakyui
dengan tingkatan yang dibawahnya dan seterusnya. Adapun hierarki kebutuhan
Maslow tersebyut dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Adapun tiap tingkatan atau hierarki dari kebutuhan menurut teori Abrahan H.Maslow
adalah sebagai berikut :

a. Psikological Needs
Adalah kebutuhan yang paling dasar yang harus dipenuhi oleh seorang
individu. Kebutuhan tersebut mencakup sandang, pangan,dan papan.
b. Safety and security Needs

33 | K e p e m i m p i n a n
Adalah kebutuhan yang diperoleh setelah kebutuhan yang pertama
dipenuhi. Pada kebutuhan tahap kedua ini seorang individu menginginkan
terpenuhinya rasa keamanan.
c. Social Needs
Adalah kebutuhan ketiga setelah kebutuhan kedua terpenuhi. Pada
kebutuhan ini mencakup perasaaan seseorang seperti kepemilika cinta,
sayang, keluarga yang bahagia, dsb. Social needs disini memperlihatkan
seseorang membutuhkan pengakuan atau penghormaytan dari orang lain.
d. Esteem Needs
Adalah kebutuhan keempat yang dipenuhi setelah kebutuhan ketiga
terpenuhi. Pada kebutuhan ini seseorang mencakup pada keinginan untuk
memperoleh harga diri.
e. Self-actualization Needs
Adalah kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Pada tahap ini seseorang
ingin terpenuhinya keinginan untuk aktualisasi diri, yaitu ingin menggunakan
potensi yang dimiliki dirinya dan mengaktualisasikannya dalam bentuk
pengembangan dirinya.
4. Kelemahan Teori Maslow
Menurut E. Mulyasa, ada dua masalah berkenaan dengan asumsi yang
spesifik terhadap teori Maslow : (1) Kebutuhan individu tidak selalu mengikuti
tatanan yang berjenjang. (2) Kebutuhan – kebutuhan yang berbeda muncul
kedepan, manakala musim kerja meningkat.
Karena itu teori Maslow tidak harus dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan
tersebut bersifat bertahap namun semua itu jika seseorang sudah berada pada
tahap social needs maka artinya kebutuhan physicological needs dan safety
and securities needs sudah dipenuhi dan begitu pula sebaliknya bahwa
memungkinkan physicological needs bergabung dengan Esteem needs dan
seterusnya, dan semua itu sesuai dengan kondisi dimana orang tersebut berada
serta beraktivitas.
5. Teori X dan Y dalam Perspektif Motivasi
Menurut Mc. Gregor ada 2 (dua) tipe manusia secara umum yang dapat
dikelompokkan, yaitu tipe X dan Y. Teori X dan Y melihat manusia dari sisi
perspektif, yaitu teori X melihat manusia sebagai pihak yang tidak memiliki
motivasi semangat kerja keras, kedisiplinan, kreatifitas, dan lain sebagainnya.
34 | K e p e m i m p i n a n
Sedangkan teori Y melohat manusia sebagai pihak yang memiliki semangat
kerja keras, kedisiplinan, kreativitas, kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Sehingga dari segi kualitas mereka yang memiliki konsep teori Y cenderung
lebih sukses dibanding yang memiliki teori konsep X.

6. Teori X dan Y McGregor dan Manajemen Pengambilan Keputusan


Pada konsep teori X dan Y, McGregor memberikan rekomendasi tentang
tipe manusia ada dua kategori yaitu :
a. Tipe manusia dengan teori X adalah cenderung memiliki motivasi rendah
dan malas dalam berjuang untuk kemajuan hidupnya.
b. Tipe manusia dengan posisi teori Y adalah cenderung memiliki motivasi
tinggi dan senang dalam berjuang untuk kemajuan hidupnya.
Dalam konteks tipe X dan Y , secara konsep mereka yang bertipe Y
cenderung memiliki konsep inytropeksi diri yang mendalam dan X cenderung
sulit atau jarang melakukan intropeksi diri. Karena itu seorang karyawan yang
bertipe X dalam mengambil keputusan cenderung tidak melihat apa yang terjadi
diwaktu belakangan dan tidak mampu membayangkan apa yang akan terjadi di
kemudian hari.
Seorang decision maker (pembuat keputusan) harus bisa melihat apa
yang akan terjadi di kemudian hari terhadap keputusan yang telah ia lakukan
pada saat ini, atau dengan kata lain keputusan yang ia buat adalah sesuatu
yang sangat terukur.
7. Mengubah Tipe X menjadi Tipe Y
Seorang manusia yang memiliki tipe X pada prinsipnya mampu untuk diubah
menjadi tipe Y adal yang bersangkutan memiliki semangat dan keinginan kuat
untuk melakukannya. Salah satu cara mengubah karyawan yang bertipe X
menjadi tipe Y adalah dengan mmenerapkan kedisiplinan.
8. Definisi Konflik
Pengertian konflik adalah sebuah presepsi yang berbeda dalam melihat
suatu situasi dan kondisi yang selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksi – aksi
sehingga telah menimbulkan pertentangan dengan pihak – pihak tertentu.
9. Sebab – Sebab Timbulnya Konflik
Setiap terjadinya konflik pasti memiliki latar belakang penyebabnya. Secara
umum ada beberapa sebab timbulnya konflik, yaitu :
35 | K e p e m i m p i n a n
a. Hendricks, W (1992) mengidentifikasikan proses terjadinya konflik ada
tiga tahap : peristiwa sehari – hari, adanya tantangan, timbulnya
pertentangan.
b. Perebutan tenaga ahli profesional.
c. Keinginan pihak top management yang terlalu ambisius dan juga
mengandung maksud tertentu.
d. Konflik juga memungkinkan terjadi karena kondisi dan situasi eksternal
perusahaan yang dianggap tidak sisi representatif dalam rangka
memberikan kenyamanan da;am perusahaan.
10. Jenis – jenis Konflik
Secara umum, mereka melihta konflik itu jenisnya dalam beberapa bentuk,
yaitu :
a. Konflik pada diri individu itu sendiri.
b. Konflik antar individu.
c. Konflik individu dengan intuisi.
Menurut T. Hani Handoko ada lima jenis konflik dalam kehidupan
komunikasi, yaitu :
a. Konflik dalam diri individu
b. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
c. Konflik antar individu dan kelompok
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi
pertentangan antar kelompok.
e. Konflik antar organisasi.
11. Budaya Organisasi dan Konflik
Perbedaan aktivitas bisnis yang semakin tinggi telah mendotong
terbentuknya strategi yang jauh lebih komfleks. Dan para karyawan memiliki
keterlibatan pentimg dalam memahami perubahan budaya tersebut, termasuk
memahami bagaimana mengedepankan kepentingan perusahaan dan
mengesampingankan kepentingan individu serta kelompok.
Kemampuan adaptasi yang tinggi dan rendah memiliki hubungan kuat dalam
mempengaruhi pembentukan intensitas konflik. Adaptasi yang rendah pada
budaya organisasi menggambarkan dan melahirkan perbedaan persepsi.

36 | K e p e m i m p i n a n
12. Kepemimpinan dan Konflik
Pimpinan dalam konsep manajemen konflik memiliki pengaruh besar dalam
mempengaruhi timbulnya konflik atau bahkan lebih jauh menyelesaikan konflik.
Karena itu ada hubungan kuat dari seorang pimpinan dalam usaha
mempengaruhi menyelesaikan konflik, yaitu membawa konflik dari arah negatif
ke arah positif.
13. Konflik dan Motivasi
Bagi sebagian orang konflik yang terjadi atau dialami akan mempengaruhi
pada menurunnya produktivitas kerja, namu bagi sebagian orang lainnya konflik
memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan semangat motivasi. Artinya
mereka yang mengalami konflik akan mengarahkan konflik itu ke tempat positif,
yaitu berusaha memotivasi dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya.
Konflik dengan berbagai jenis itu telah membuat seseorang mengalami
berbagai macam masalah termasuk diri psikologis orang yang bersangkutan.
14. Konflik dan Manajemen Keputusan
Kesalahan dalam pembuatan keputusan mampu menimbulkan konflik dalam
suatu organisasi. Manajer adalah salah satu pihak yang memiliki dominasi besar
dalam menciptakan timbulnya konflik. Termasuk keputusan – keputusan yang
dibuat oleh para manajer tersebut tidak memiliki kualitas pandangan yang jauh
kedepan. Salah satu penyebab lainnya adalah kurangnya sumber informasi
yang diterima, misalnya informasi dari kalangan bawahan.

37 | K e p e m i m p i n a n
Memang secara teori tidak ada suatu keputusan yang selalu mampu dibuayt
secara sempurna, pasti ada tingkat kesalahan yang terlihat disana. Bagi manajer
yang bersifat perfeksionis kesalahan dan konflik yang yterjadi di masa lalu
kadang kala mampu menghantui dalam langkah perjalanan karir ke depan.
Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi kendala dalam pengambilan
keputusan, bahkan begitu menghantui seseorang sehingga ia menjadi takut atau
ragu – ragu mengambil keputusan.
15. Solusi dalam Menyelsaikan Konflik
Ada beberapa solusi yang kiranya dapat dilaksanakan dalam usaha – usaha
menyelesaikan konflik, yaitu :
a. Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan
menjauhi sikap kerja yang bersaing secara negatif.
b. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan ytersebut
berada.
c. Menerapkan metode penyelesaian konflik.
d. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT
perusahaan.

BAB 13

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN KINERJA

1. Definisi Kinerja
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama
satu periode waktu.
2. Definisi Manajemen Kinerja
Ada banyak definisi tentang manajemen kinerja yang dikemukakan oleh
para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Karena
setiap definisi itu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya masing –
masing.
Adapun pengertian dari manajemen kinerja adalah suatu ilmu yang
memadukan seni di dalamnya untuk menerapkan suatu konsep manajemen
yang memiliki tingkat fleksibilitas yang representatif dan aspiratif guna

38 | K e p e m i m p i n a n
mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan cara memperginakan orang yang
ada di organisasi tersebut secara maksimal.
3. Definisi Kinerja Organisasi
Chaizi Nasucha mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah sebagai
efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuho kebutuhan yang
ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan dengan usaha – usaha yang
sistemuk dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus – menerur
mencapai kebutuhannya secara efektif.
4. Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan
Sebuah kinerja bisa mengalami fluktuatif berdasarkan kondisi dan situasi
yang turut mempengaruhinya. Ketika kinerja suatu perusahaan mengalami
kenaikan maka pengaruh pada profit perusahaan juga akan terjadi peningkatan,
dan begitu juga pada saat kinerja perusahaan mengalami penurunan.
Ada beberapa variabel yang bisa dilihat sebagai penyebab terjadinya
fluktuatif kinerja tersebut, yaitu :
a. Latar belakang pendidikan dan pengalaman (background education
and experience)
b. Kondisi persaingan yang yterjadi begitu tinggi, dan pihak pimpinan
perusahaan selama ini tidak memiliki keputusan yang memiliki nilai
terobosan.
c. Financial reserve (cadangan keuangan) dan dana hedging yang
dimiliki tidak dipergunakan sesuai dengan tempat serta porsi yang
sesuai.
d. Pimpinan telah menempatkan orang – orang yang tidak sesuai dengan
konsep profesionalisme atau tidak sesuai dengan keahlian yang
dimiliki.

5. Tujuan dan Elemen Manajemen Kinerja serta Peran Pimpinan


Untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan agar bisa menerapkan konsep
manajemen kinerja yang berkualitas dan profesional maka perlu kita pahami apa
yang menjadi tujuan menyeluruh dan spesifik dari manajemen kinerja.
Menurut M. Armstrong, tujuan menyeluruh manajemen kinerja adalah
menumbuhkan suatu budaya dimana individu dan kelompok bertanggung jawab

39 | K e p e m i m p i n a n
atas kelanjutan peningkatan proses bisnis dan peningkatan keterampilan dan
kontribusi mereka sendiri.
Dalam rangka mewujudkan semua itu, seorang pimpinan harus
mempergunakan ilmu dan seni untuk mengarahkan orang – orang agar mau
bekerja sama untuk mewujudkan suatu goal.
Adapun tujuan sepsifik diterapkannya manajemen kinerja, M. Armstrong
mengatakan bahwa tujuan spesifik manajemen kinerja adalah untuk :
 Mencapai penimgkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi
 Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam mengembangkan
suatu budaya yang berorientasi pada kinerja
 Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan
 Menunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka
sebagai individu.
 Membantu mempertahankan orang - orang yang mempunyai kualitas
yang tinggi
 Mendukung misi jauh manajemen kualitas total

6. Hubungan Manajemen Kinerja dan Pretasi Kerja


Ada hubungan kuat antara kinerja dan pretasi kerja, ini sebagimana
dikemukakan oleh Erwin, bahwa kinerja adalah pretasi kerja. Dan lebih jauh
menurut Peter dan Yeni Salim, Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang
diperoleh dan melaksanakan tugas yang dibebankan kepada seseorang.
Hasil dan kualitas prestasi kerja yang masksimal tidak dapayt dilepaskan
oleh hasil yang dibangunoleh pihak manajemen perusahaan ini karena tidak
mungkin suatu prestasi kerja yang bagus itu bisa diperoleh tanpa ada
penanganan yang serius dan mendalam dari pihak manajemen perusahaan.
Ada beberapa faktor yang mendasari seseorang karyawan berkeinginan
yterlibat secara serius dalam usaha meningkatkan prestasi kerja perusahaan,
yaitu :
a. Karyawan tersebut merasa perusahaan telah menjalankkan peraturan
dan ketentuan sesuai dengan yang mereka harapkan.

40 | K e p e m i m p i n a n
b. Karyawan merasa dirinya bukan hanya sekadar pekerja namun lebih
dari itu, dia merasa dirinya sebagai bagian dari manajemen
perusahaan.
c. Tindakan dan prestasi karyawan selalu dihargai baik secara materil
dan nonmateril
d. Karyawan merasa perusahaan tempat ia bekerja bisa dijadikan
sebagai tempat untuk menggantungkan hidupnya hingga hari tua.

7. Hambatan – Hambatan dalam Penerapan Manajemen Kinerja


Adapun bentuk – bentuk hambatan tersebut adalah :
a. Masih kurangnya pemahaman pihak manajemen perusahaan dalam
mengenal secara lebih komprehensif tentang manajemen kinerja.
b. Sarana dan prasarana yang terdapat diorganisasi tersebut belum
mendukung ke arah penegakan konsep manajemen kinerja yang baik.
c. Research, pelatihan, jurnal dan buku teks yang mendukung
pemahaman seta percepatan berbagai pihak dalam memahami dan
menafsirkan tentang manajemen kinerja belum tersedia dengan
lengkap, bahkan dianggap masih kurang
d. Dukungan pihak terkait seperti pemerintah dan lembaga terkait lainnya
belum begitu maksimal dalam fungsinya sebagai kontrol sosial.

8. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah Bidang Manajemen Kinerja


Ada beberapa solusi secara umum, yaitu :
a. Menempatkan penilaian kinerja dengan ukuran – ukuran yang bersifat
objektif.
b. Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang.
c. Mengadakan pelatihan dan diskusi secara rutin untuk membahsa apa
– apa saja yang menjadi persoalan dalam bidang manajemen kinerja
d. Perusahaan harus menyediakan buku – buku yang lengkap.
e. Membangun kerjasama yang harmonis dengan berbagi pihak baik
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan stakeholders lainnya
dalam mengembangkan konsep manajemen kinerja yang diharapkan
bersama

41 | K e p e m i m p i n a n
BAB 14

KEPEMIMPINAN DI PASAR GLOBAL

1. Kepemimpinan Global
Pemimpin di pasar global adalah pemimpin yang mampu membangun
“coalition strategy”. Kemampuan seorang pemimpin dalam belajar (learn),
berkembang (grow), dan berubah (change) dari waktu ke waktu merupakan
modal utama yang penting baginya untuk sukses dalam lingkungan bisnis. Salah
satu kesalahan pemimpin di era global ketika pemimpin tersebut enggan atau
rendah dalam motivasi untuk belajar.
2. Pasar Global di Mata Pemimpin Bisnis
Salah satu tujuan dari analisis pasar ingin menempatkan dan memposisikan
sebagai pemimpin pasar, karena menjadi pemimpin pasar dianggap lebih
menguntungkan dibanding menjadi pengikut pasar.
Kondisi dan situasi pasar dengan berbagi stabilitas dan instabilitasnya
mampu memberika pengaruh pada kontinuitas dan profit usaha. Jika situasi dan
kondisi tersebut berada dalam posisi kendali manajemen, maka itu masih
dianggap aman namun jika itu sudah berada diluar kendali, maka perusahaan
akan mengalami permasalahan baik secara finansial maupun non finansial.
Salah satu fungsi penting seorang manajer yang dianggap sukses jika ia
mampu membuat perusahaan tetap stabil dalam berbagai kondisi. Seperti ketika
terjadi krisis moneter maka perusahaan tetap dalam keadaan stabil dan
terkendali, tentu jika ini mampu dilakukan oleh manajer maka ia dianggap
sebagai manajer yang handal.
Kehidupan seorang pebisnis selalu berhubungan dengan resiko, sejak
pertama sekali seseorang memutuskan untuk menjadi pebisnis maka semenjak
itu dia telah berhadapan dengan resiko. Namun seiring waktu dan semangat
kerja keras yang pantang menyerah membuat ia mampu me-manage resiko.
Setiap perusahaan memang dituntut untuk bisa dengan cepat memahami
arah kondisi pergerakan persaingan bisnis. Karena tidak mungkin membuat
strategi bisnis jika seorang pebisnis tidak memiliki kemampuan menganalisis
persaingan bisnis.
Dengan kemampuan memahami lingkungan industri dengan baik maka
keputusan bisnis bisa dikonsep dengan tatanan rancangan yang strategis.

42 | K e p e m i m p i n a n
Keputusan strategis perusahaan Matsushita dapat kita lihat sebagai bentuk
rancangan strategi bisnis yang jitu.

3. Lingkungan Bisnis di Era Globalisasi

Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan suatu perusahaan


dituntut untuk mampu beradaptasi dan bersaing dipasar global. Jika suatu
perusahaan tidak mampu bersaing dan beradaptasi di pasar global maka akan
menyebabkan perisahaan tersebut harus mengalami penurunan dari berbagai
segi baik dari segi penjualan, kualitas, dan bahkan lebih jauh dari penurunan
profit yamh akan diperoleh. Dan pada saat ini tidak ada satu perusahaanpun
yang bisa mengesampingkan diri atau menutup diri dari pengaruh bisnis
isnternasional. Ini terlihat dari banyaknya produk-produk dari berbagai
perusahaan internasional yang masuk kesuatu negara, mulai dari produk skal
kecil hinggap produk dalam skala besar atau mulai dari produk anak-anak,
remaja, orang dewasa, hinggap orang tua.

Adapun pengertian bisnis internasional, Ricky w. Griffin mengatakan “Bisnis


internasional (internasional business) adalah perusahaan yang pada dasarnya
berpusat disatu negara akan tetapi memperoleh sebagian besar sumberdaya
dan pendapatan (atau keduanya) dari negara lain”. Saat ini negara berkembang
menjadi sasaran yang paling empuk untuk dimasuki oleh perusahaan-
perusahaan asing atau yang sering disebut dengan perusahaan multinasional.

Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang memiliki kantor pusat


(head office) di negara induknya dan memiliki kantor cabang (brand office)
pemasaran serta pabrik diberbagai negara, artinya perusahaan tersebut
mengambil bahan baku pada negara dimana ia melihat potensi bahan baku
tersebut tersedia dan serta memasarkan produknya di negara yang
bersangkutan dan juga ke negara lain.

Ada beberapa alasan strategis mengapa multinational corporation atau MNCs


mengambil keputusan untuk membuka kantor pemasaran dan pabrik di negara
lain, yaitu :

43 | K e p e m i m p i n a n
a. Perhitungan biaya (cost) yang jauh lebih murah dari pada ia
memproduksi di negaranya dan selanjutnya mengirim dan
menjual di negara tersebut.
b. Perusahaan bisa memproduksi sesuai dengan jumlah pesanan,
sehingga penjualan serta keuntungan bisa diperkirakan
c. Perusahaan telah mampu memberi kesempatan kepada pihak
pribumi untuk belajar dan menggali ilmu secara lebih efektif tanpa
harus datang ke negara asalnya.
d. Perusahaan telah mampu menurunkan angka pengangguran, karena
banyak masyarakat yang tertampung untuk bekerja.
e. Pemerintah yang berkuasa dapat terus mengkampanyekan
negaranya sebagai tempat yang baik untuk salah satu tujuan
investasi bagi bisnis internasional.

Menurut Sondang P. Siagian ciri ciri umum perusahaan multinasional


adalah,

a. Beroperasi di seluruh bagian dunia;


b. Memperkerjakan banyak karyawan, baik asing maupun tenaga kerja
lokal;
c. Menghasilkan barang dan jasa yang beraneka ragam
d. Menggunakan teknologi canggih dalam menjalankan roda
perusahaan;
e. Modal kerja yang sangat besar;
f. Penerimaan perusahaan adakalanya lebih besar dari anggaran
belanja negara tempat perusahaan beroperasi.

44 | K e p e m i m p i n a n
2.2. BUKU PEMBANDING

BAB 1

KEPEMIMPINAN

1. Arti Kepemimpinan
Kepemimpinan bukan berarti identik dengan kekuatan, jabatan, posisi atau
bagan alir (flowchart) akan tetapi lebih kepada kemampuan menjalin hubungan
baik dengan orang atau dengan kata lain suatu kehidupan yang memengaruhi
kehidupan orang lain.
Ada empat faktor yang menjadikan seseorang memiliki kekuatan untuk
memengaruhi orang lain, yaitu : jabatan, ilmu, harta dan intergitas
kepribadiannya.

2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin menuju
tercapainya tujuan. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang
dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu yang
baik.
Seorang pemimpin harus memiliki persyaratan yang dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
a. Sifat
b. Kemampuan

3. Etika Kepemimpinan
Moral dapat diartikan sebagai sikap batin seseorang beserta segala prinsip
– prinsipnya. Seseorang yang bermoral tinggi berkemampuan mengenal dan
menyesuaikan dirinya pada prinsip – prinsip kehidupan masyarakat yang baik,
sedangkan Etika dimaksudkan sebagai pancaran moral yang baik, yang dimiliki
seseorang, sehingga sehari – hari ia menampilkan tutur kata dan perbuatan
yang dapat diterima oleh lingkungannya.
Etika kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kaidah atau peraturan
tidak tertulis yang harus dipahami oleh seorang pemimpin agar dapat

45 | K e p e m i m p i n a n
menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa kriteria sebagai
berikut :
a. Selalu melandaskan diri pada nilai- nilai etis
b. Memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam pengetahuan,
keterampilan, dsb
c. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik
d. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga dapat bertanggung jawab
secara etis
e. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran,
emosi, keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan
norma – norma.
Dengan kata lain, Etika Kepemimpinan memberika landasan kepada setiap
pemimpin untuk senantiasa bersikap kritis, rasiona, berani, sopan, tegas, penuh
rasa tanggung jawab dalam segala tindakan.

BAB 2
MEMUPUK LEADERSHIP SEJAK ANAK ANAK
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seseorang mampu memberi
pengaruh kepada sekumpulan orang untuk dapat meraih tujuan tertentu. Menurut
Alan Keith, kepemimpinan pada dasarnya adalah mengenai penciptaan cara bagi
orang untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa.
Pada dasarnya ada 4 (empat) hal yang diperlukan dari seorang pemimpin,
yaitu :
1. Karakter atau biasa disebut dengan kepribadian
2. Perspektif, pemimpin harus bisa melihat lebih jauh daripada yang lain.
3. Keberanian, seorang harus berani bertindak agak bisa bergerak maju.
4. Kebaikan hati, mengajak orang lain untuk ikut dalam perjalanannya.
Pada dasarnya semua orang adalah pemimpin, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Manusia dalam kehidupannya, pastilah pernah berada dalam
situasi ia harus menjadi pemimpin. Untuk itulah sejak usia dini seorang anak mulai
dipupuk nilai – nilai kepemimpinan.
Menurut orang bijak, menjad pemimpin yang baik tidak dilahirkan begitu saja,
tetapi diciptakan melalui proses pembelajaran. Menciptakan seorang pemimpin
bukan pekerjaan yang gampang karena diperlukan pelatihan untuk menjadi
46 | K e p e m i m p i n a n
pemimpinserta diberikan kesempatan yang luas. Memang setiap anak memiliki
potensi menjadi seorang pemimpin. Walaupun mungkin kelak si anak tidak akan
menjadi orang yang terkenal, akan tetapi setiap anak memiliki potensi untuk dapat
mempengaruhi orang lain. Karena itulah jiwa kepemimpinan anak –anak sebaiknya
dipupuk sejak dini.
1. Mengembangkan Konsep Diri yang Positif
Konsep diri menjadi dasar pertimbangan seorang anak untuk bersikap,
berperilaku maupun berbuat. Oleh karena itu, untuk mengembangkan konsep
diri anak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yakni :
 Beri kesempatan mengeksplor kemampuannya
 Jangan kasar
 Cari kelemahan anak
 Tanamkan rasa optimis pada anak
 Anak dituntut mamapu memberikan penghargaan pada dirinya sendiri
 Membantu anak untuk mengenal dirinya sendiri secara positif.
2. Mengembangkan Kemampuan Membangun Penampilan Diri
Peran lingkungan memegang peranan penting dalam membentuk
kemampuan membangunpenampilan diri. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan kemampuan mengembangkan penampilan diri anak dapat
dilakukan berbagai macam cara, yakni :
 Biasakan anak berhaul dengan selera humor
 Pahami keresahan anak
 Ajarkan cara penampilan diri yang efektif pada anak
 Gantilah cara memperlakukan anak
3. Mengembangkan Kemampuan Untuk Dapat Mampu Berbuat Sesuatu
Cara yang efektif agar mampu berbuat sesuatu ialaha dengan membiasakan
memberi contoh langsung dalam penyelesaian suatu soal atau pekerjaan atau
melibatkan anak langsung dalam pemecahan masalah.
4. Mengeksplorasi Kemampuan Intelektual
Caranya yaitu dengan memberi motivasi belajar pada anak, menghilangkan
gangguan yang menyebabkan hambatan dalam belajar dan mengembangkan
cara belajar yang efektif pada anak.

47 | K e p e m i m p i n a n
5. Mengembangkan Kemampuan Dalam Menghadapi Ujian
Untuk mengeksplorasi kemampuan dalam menghadapi ujian dapat
dilakukan mengorganisasikan waktu belajar, menjaga kesehatan, dan
mengistirahatkan pikiran dari kesibukan belajarnya.
6. Mengembangkan Kemampuan Kreativitas
Untuk mengembangkan kemampuan kreativitas dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, yakni : jangan patahkan kreativitas anak, beri
penghargaan atas usaha yang dilakukan anak, dan memberikan dukungan.
7. Mengembangkan Kemampuan Bicara
Kemampuan berbicara pada anak sangat ditentukan oleh kualitas interaksi
dan komunikasi yang terbangun dalam lingkungan. Orang tua memegang
peranan penting dalam mengaktualisasi kemampuan bicara anak.
8. Mengembangkan Kemampuan Mendengar
Mendengar yang baik harus mengerti dan memahami orang yang berbicara
dengan pendengar, tanpa membiarkan pendapat atau pikiran pribadi pendengar,
memengaruhi kata – katanya.
9. Mengembangkan Kemampuan Bersosialisasi atau Bergaul
Kemampuan bersosialisasi yang baik, tidak begitu saja diperoleh anak.
Setiap anak mempunyai kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dengan
baik tergantung sejauh mana mengasah kemampuan anak tersebut.
Mengembangkan kemampuan bersosialisasi atau bergaul dapat ditempuh
dengan cara : melibatkan anak pada kegiatan sosial dan mengajarkan anak tata
krama.
10. Mengembangkan Kemampuan Pengendalian Diri
Penyimpangan perilaku pada anak seperti agresif, mau menang sendiri,
egois, sering kali menjado akar permasalahan konflik sosial pada pergaulan
anak – anak.
Perilaku menyimoang pada anak tersebut meruoakan menifestasi hasil
belajar dari lingkungannya baik itu dari orang tuanya. Disinilah sangat
dibutuhkan suatu kemampuan pengendalian diri agar anak tersebut tidak
menjadi orang yang dibenci oleh teman – temannya sendiri.
11. Mengembangkan Kemampuan Kemandirian
Kemandirian dalam kepemimpinan dapat mengarah pada cara pengambilan
keputusan atau sikap dengan cara spontanitas dan bertanggung jawab.
48 | K e p e m i m p i n a n
Kebiasaan – kebiasaan tingkah laku baik itu fisik maupun psikis yang
berkembang pada anak sangat dominan dipengaruhi oleh bagaimana anak itu
mendapat perlakuan. Hal ini sangat erat dengan lingkungan yang berada
disekitarnya.

BAB 3
KARAKTER DASAR DARI LEADERSHIP
Untuk menjadi pemimpin yang baik, dibutuhkan karakter – karakter tertentu.
Setiap karakter akan muncul pada diri setiap manusia bukan hanya melalui ilmu
pengetahuan yang ia dapat namun melalui proses habituasi nilai – nilai tersebut
dalam kehidupannya sehari – hari.
Karena dibandingkan dengan beberapa generasi sebelumnya, anak – anak
saat ini lebih banyak langsung mengalami sesuatu hal (Experiental), lebih interaktif
(Participatory), lebih visual (Image driven) serta langsung terhubung dengan apa
yang mereka inginkan.
Secara umum, ada 20 (dua puluh) karakter dari seorang pemimpin yang bisa
ditanamkan kepada anak – anak, yakni :
1. Jujur, artinya keselarasan antara yang terucap dengan kenyataan.
2. Cerdas, kecerdasan mendukung kemampuan seseorang dalam
memimpin, apalagi jika dikaitkan dengan kecerdasan majemuk. Ada
delapan kecerdasan yang tercakup dalam kecerdasan majemuk, yakni :
 Cerdas Linguistik, adalah kemampuan dalam berbahasa dan
menggunakan kata – kata
 Cerdas Logika Matematika, adalah kemampuan menghitung,
berpikir logis, dan argumentatif.
 Cerdas Visual, adalah kemampuan mengendalikan gerak tubuh
dan menangani benda untuk memecahkan sebuah masalah atau
membuat sesuatu menjadi berarti.
 Cerdas Musikal, adalah kemampuan mengenali pola nada, tinggi
rendahnya nada, melodi dan irama.
 Cerdas Interpersonal, adalah kemampuan mengamati dan
membuat perbedaan diantara individu lain.

49 | K e p e m i m p i n a n
 Cerdas Intrapersonal, adalah kemampuan mengamati kepekaan
dalam situasi.
 Cerdas Natural, adalah kemampuan mengeksplorasi alam,
mengamati tumbuhan dan binatang.
 Cerdas Spiritualitas, adalah kemampuan kesadaran terhadap
tuhan, sesama, alam dan kehidupan.
3. Adil dan Bijaksana
4. Kooperatif, merupakan kunci utama dalam berhubungan dengan orang
lain.
5. Imajinatif, kemampuan imajinatif seseorang akan menghasilkan
berbagai inovasi yang membuat seorang pemimpin mampu
mengerjakan pekerjaan “besar”.
6. Berani, keberanian mutlak diperlukan oleh pemimpin
7. Pengendalian diri

50 | K e p e m i m p i n a n
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


KELEBIHAN BUKU
 BUKU UTAMA
 Dari aspek isi buku, buku ini menjelaskan materi dengan jelas.
 Isi buku disertai dengan gambar keterangan sehingga apa yang
disampaikan jelas.
 Ukuran dan gaya tulisan pada buku ini sangat sesuai, tidak kebesaran
atau kekecilan sehingga mudah dibaca.
 Isi buku banyak memuat definisi – definisi para ahli sehingga
menambah pengetahuan kita akan definisi tersebut.
 Terdapat istilah – istilah penting dalam tiap bab, sehingga kita
mengetahui apa istilah tersebut.
 Buku ini terdapat soal – soal latihan setiap akhir babnya.
 Bahasa yang digunakan dibuku ini mudah dipahami.
 Di akhir buku terdapat glosarium istilah – istilah
 Terdapat biodata penulis.

 BUKU PEMBANDING
 Bahasa yang digunakan dibuku ini mudah dipahami
 Buku ini menjelaskan materi dengan jelas
 Banyak materi di buku ini yang menggunakan contoh kasus, sehingga
memudahkan pembaca memahami buku bacaan ini.
 Tulisan pada buku ini jelas, dan dapat dibaca dengan baik.
 Buku ini banyak menjelaskan tentang cara – cara.
 Buku ini memuat beberapa pandangan menurut para ahli, sehingga
dapat menambah wawasan pembaca.
 Cover buku menarik, karena membuat penasaran pembaca.
 Terdapat biodata penulis.

51 | K e p e m i m p i n a n
KEKURANGAN BUKU

 BUKU UTAMA
 Cover buku ini kurang menarik
 Terlalu banyak menjelaskan, akhirnya banyak pemborosan kata di
buku ini
 Terdapat beberapa penulisan yang salah, misalnya kurang huruf, dsb
 Terdapat pemilihan beberapa kata yang kurang tepat, sehingga apa
yang dimaksud butuh pemahaman lebih

 BUKU PEMBANDING
 Cover buku dan isi buku tidak sesuai, karena cover buku tidak
mencerminkan kepemimpinan untuk anak – anak
 Terdapat banyak gambar – gambar, tetapi kurang berarti hanya
sebagai penghias saja
 Buku terkesan seperti buku anak – anak karena banyak di sertai
gambar/ ilustrasi.
 Terlalu banyak penjelasan yang bertele – tele.

52 | K e p e m i m p i n a n
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari perbandingan dua buku, dapat disimpulkan bahwa kedua buku ini
membahas materi kurang relevan. Dikarenakan buku utama lebih fokus
terhadap kepemimpinan dalam lingkup manajemen, sedangkan buku
pembanding menjelaskan tentang kepemimpinan untuk anak anak. Kedua buku
ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing yang dapat dimaklumi.

4.2 SARAN

Dengan adanya perbandingan buku, maka pembaca diharapkan dapat


mengambil sisi positif dari kritikal buku ini.Perbandingan bukan berarti
menunjukkan buku yang lebih baik, tetapi hanya membandingkan materi yang
dibahas, dan juga sistematika penulisan buku.Kedua buku dapat digunakan
sebagai referensi untuk belajar.

53 | K e p e m i m p i n a n
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. Denpasar:


ALFABETA,cv

Devy, Dwi Ananta. 2019. Leadership. Semarang: Mutiara Aksara

54 | K e p e m i m p i n a n

Anda mungkin juga menyukai