Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KATALOGISASI

TENTANG

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN

OLEH

NAMA : RAHMAT ILLAHI

NIM : 20026086

PRODI : Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

MATA KULIAH : KATALOGISASI (B)

SEKSI : 202110260028

NAMA DOSEN : Gustina Erlianti S.Hum.,M.IP

FAKULTAS BAHASA DAN SENII

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2021


Arti penting organisasi informasi di sebuah perpustakaan

Sejalan perkembangannya, informasi merambah keteknologi rekam. Informasi


tidak hanya dikomunikasikan dalam bahasa lisan. Informasi disampaikan dengan bahasa
tulis melalui media rekam. Jika pada masa purba alat rekam menggunakan batu, daun,
batang pohon, kulit binatang dan alat rekam tradisional lainnya, maka pada masa modern
seiring dengan perkembangan teknologi, alat rekam sudah berupa kertas, plastik, film dan
bahkan sudah ke bentuk optik.Sederhana saja, tujuan merekam informasi tidak lain adalah
sebagai pengingat ketika orang sudah mulai lupa dengan informasi, karena munculnya
informasi-informasi baru yang memenuhi kapasitas pengingat alamiah yakni otak. Dan
hebatnya, sebanyak itu informasi direkam dan diingat, manusia memiliki strategi untuk
menemukan kembali hal-hal yang sudah dicatat dan terlupakan. Hanya saja strategi yang
mereka ciptakan itu masih dalam batas pengetahuan pribadi (tacit knowledge). Ini artinya
ada upaya yang dilakukan untuk mengelola informasi tersebut sedemikian rupa sehingga
suatu ketika jika dibutuhkan, dapat ditemukan kembali secara tepat dan tepat.Bandingkan
dengan era sekarang. Salah satu tipikal pemustaka pada era sekarang adalah menelusur
informasi melalui berbagai alat penelusuran misalnya penelusuran melalui alat
konvensional seperti katalog, bibliografi, indeks maupun abstrak, atau menggunakan
penelusuran perangkat modern seperti bibliografi online atau online database. Pemustaka
juga sudah tidak gagap lagi mengenai Akses terhadap informasi-informasi digital seperti
E-book atau E-journal dan lain sebagainya melalui provider provider layanan digital,
termasuk pula melalui E-libray. organisasi informasi diartikan sebagai kegiatan
mengelola, menyusun, mengolah, dan atau menata suatu data, ilmu pengetahuan, dan
informasi lainnya sedemikan rupa sehingga mudah untuk ditemukan kembali, dapat
dimengerti dan bermanfaat bagi penerima sebagai upaya pengembangan ilmu
pengetahuan. perpustakaan merupakan cermin kemajuan masyarakatnya, karena hal
tersebut menunjukkan perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari.
Sementara di negara berkembangseperti Indonesia, keberadaan, eksistensi dan perhatian
masyarakat terhadap perpustakaan masih sangat terbatas. Penyebabnya beraneka ragam,
di antaranya orang lebih atau masih mementingkan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi
sebelum menjadikan perpustakaan sebagai prioritas kebutuhannya. Perpustakaan masih
merupakan keinginan (wants) daripada kebutuhan (needs) bagi sementara orang, yang
artinya bahwa kesadaran dan pemahaman tentang perlunya layanan perpustakaan sebagai
sumber informasi dan ilmu pengetahuan sudah ada, mulai menggejala dan berkembang,
tetapi belum merupakan prioritas utama. Pada sisi yang lain untuk menyediakan
perpustakaan yang representatif, merata, dan mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat masih menghadapi tantangan yang tidak sederhana. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan perpustakaan belum dapat berkembang dan masih belum bisa berdiri
sendiri, di antaranya adalah

(1) pengelola perpustakaan,

(2) sumber informasi dan,

(3) masyarakat pemakai

Perpustakaan berperan sebagai lembaga yang mengorganisasikan informasi-


informasi yang ada di perpustakaan dengan cara sedemikian rupa sehingga mudah untuk
ditemukan kembali. Dari sini dapat dirincikan, bahwa setidaknya perpustakaan memiliki
peran dalam organisasi informasi sebagai:

1. lembaga penyimpanan/storage data (informasi)

2. lembaga mengolah dan mengorganisasikan informasi

3. lembaga penyebaran informasi

Kerangka dasar sistem informasi

Perpustakaan dapat diartikan sebagai sumber atau gudang pengetahuan. Untuk itu
perpustakaan dapat dipertimbangkan untuk dikatakan sebagai sistem informasi dalam
konsep yang mendasar. Konsep ini menunjukkan apa saja yang terdapat pada semua
sistem informasi, tanpa memperhatikan tingkat mekanismenya atau bentuk fisik informasi
yang dikelola. Berikut ini adalah gambaran sederhana yang memperlihatkan kerangka
dasar sistem informasi.

Komponen Sistem Informasi

Dalam sistem informasi terdapat empat komponen yaitu:

1. Bahan Pustaka

Bahan pustaka merupakan media informasi rekam baik tercetak maupun non cetak yang
merupakan komponen utama di setiap sistem informasi.
2. Susunan koleksi

Koleksi perpustakaan hanya dapat disusun berdasarkan salah satu cirinya. Ada dua cara
yang dapat dipilih untuk menyusun koleksi perpustakaan, yaitu:

- Penempatan relatif yaitu menampilkan susunan koleksi berdasarkan subjek bahan


pustaka tersebut. Dalam hal ini yang diberi tanda adalah bahan pustakanya. Bahan
pustaka baru dapat disisipkan dalam susunan koleksi tersebut.

- Penempatan tetap yaitu menampilkan susunan koleksi berdasarkan pada salah satu ciri
bahan pustaka, kecuali ciri subjek. Dalam hal ini yang diberi nomor adalah rak, dengan
demikian setiap bahan pustaka menempati tempat tetap dalam susunan koleksi sehingga
tidak mungin untuk menyisipkan bahan pustaka baru.

3. Katalog

Dalam sistem informasi di perpustakaan, yang berfungsi sebagai ingatan adalah katalog
yang merupakan sajian ringkas koleksi perpustakaan.

4. Pengguna

Pengguna adalah satu komponen yang akan memanfaatkan koleksi perpustakaan.


Pengguna melakukan penelusuran informasi baik melalui katalog maupun langsung ke
jajaran koleksi.

Proses Dalam Sistem Informasi Proses yang terjadi di perpustakaan sebagai sistim
informasi meliputi dua kegiatan yaitu:

Pengindeksan

Pengindeksan adalah terjemahan dari istilah indexing (Needham, 1971 : 95) meliputi
semua proses yang berkaitan dengan masukan pada sistem tersebut, seperti analisis
subjek, klasifikasi dan pembuatan katalog. Padanan istilah pengindeksan yang biasa
digunakan di kalangan perpustakaan adalah pengatalogan sebagai proses pembuatan
katalog.

Temu kembali informasi

Dalam kerangka dasar sistem informasi, proses temu kembali dikerjakan pada bagian
keluaran oleh pengguna melalui penelusuran yang ditunjukkan dengan garis putus-putus.
Proses temu kembali berakhir dengan penyampaian bahan pustaka dari susunan koleksi
kepada pengguna, yang ditunjukkan dengan garis lurus. Tentunya bahan pustaka tidak
selalu dapat disampaikan, karena ada kalanya bahan pustaka tidak ditemukan dalam
susunan koleksi.

Pengindeksan

Kegiatan pengindeksan sebagai kegiatan dalam teknik bibliografi mensyaratkan adanya


pemahaman mengenai bahan pustaka yang ditangani serta kemampuan dalam
menggunakan peraturan pengatalogan, membuat analisis subjek, dan menggunakan
alatalat bantu untuk menentukan kandungan informasi atau subjek bahan pustaka.

Pengindeksan meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu pengatalogan deskriptif dan pengindeksan


subjek. Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar kegiatan pengindeksan yang
dilakukan di perpustakaan.

Pengatalogan deskriptif

Pengatalogan deskriptif merupakan kegiatan mengidentifikasi dari ciri-ciri fisik suatu


bahan pustaka, seperti pengarang, judul, tempat terbit, nama penerbit, jumlah halaman,
dan lain sebagainya. Hasil identifikasi bahan pustaka tersebut lazim disebut dengan istilah
deskripsi bibliografi yang memberikan sajian ringkas untuk membedakan satu bahan
pustaka dari bahan pustaka lain. Pembuatan deskripsi bibliografi pada dasarnya sama
untuk semua jenis bahan pustaka.

Dalam pengatalogan deskriptif juga ditentukan tajuk entri sebagai titik akses untuk dapat
mendekati dari segi bibliografis bahan pustaka tersebut. Nama pengarang pada umumnya
ditentukan sebagai tajuk entri utama, yaitu tajuk pada entri utama sebagai titik akses
pengarang. Jika dikaitkan dengan tujuan katalog, maka adanya titik akses pengarang
memungkinkan pengguna untuk:

1) menemukan bahan pustaka tertentu yang diketahui pengarangnya;

2) mengetahui karya-karya dari pengarang tertentu yang terdapat dalam koleksi


perpustakaan.
Disamping itu dalam tujuan katalog juga disebutkan bahwa selain melalui pengarang,
pengguna harus dapat juga menemukan bahan pustaka dari judul dan subjek. Hal ini
berarti bahwa katalog harus pula memberikan titik pendekatan judul dan subjek. Dalam
melakukan kegiatan pengatalogan deskriptif, yang perlu diperhatikan adalah keseragaman
dan ketaatazasan. Oleh karena itu diperlukan peraturan standar sebagai pedoman dalam
pengatalogan tersebut

Pengindeksan Subjek

Setelah kegiatan pengatalogan deskriptif yaitu mengidentifikasi ciri-ciri fisik bahan


pustaka, yang menghasilkan deskripsi bibliografi dan tajuk entri, langkah selanjutnya
adalah melakukan pengindeksan subjek. Dalam pengertian umum banyak orang
menyebut kegiatan pengindeksan subjek ini dengan istilah klasifikasi. Pengertian
klasifikasi ialah suatu kegiatan yang mengelompokkan sesuatu benda yang memiliki
beberapa ciri yang sama. Dengan adanya pengklasifikasian tersebut akan memudahkan
dalam penyimpanan dan pencarian kembali. Dalam proses pengindeksan subjek,
pustakawan harus mengetahui dalam subjek apa atau mengenai apa bahan pustaka
tersebut. Oleh karena itu setiap bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan harus di
analisis terlebih dahulu mengenai apa atau tentang apa bahan pustaka tersebut. Kegiatan
ini disebut dengan istilah analisis subjek. Ada dua tahap kegiatan pengindeksan subjek
yaitu :

(1) analisis subjek dan,

(2) deskripsi indeks yang merupakan sajian ringkas dari kandungan isi bahan pustaka dan
berfungsi sebagai titik akses subjek.

Titik akses subjek dalam katalog dan susunan koleksi bertujuan untuk :

1) menunjukkan subjek-subjek tertentu yang ada dalam koleksi perpustakaan.

2) menunjukkan kaitan antara subjek-subjek yang ada dalam koleksi perpustakaan.

Dalam kegiatan pengindeksan subjek yang meliputi klasifikasi dan tajuk subjek,
memerlukan adanya pemahaman mengenai:

1) teori yang mendasari analisis subjek


2) skema klasifikasi

3) daftar tajuk subjek

Di samping itu, dalam pelaksanaan pengindeksan subjek harus disesuaikan dengan sarana
temu kembali yang akan disusun dalam sistem informasi di perpustakaan.
Sumber :

1. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PUST4103-
M1.pdf&ved=2ahUKEwi-
pN6FwuLyAhUIcCsKHcY0A7UQFnoECC0QAQ&usg=AOvVaw0SKFfARMx
MikYFRbLTBM7_
2. http://hadeeputra-mtp.blogspot.com/2008/12/kerangka-dasar-sistem-
informasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai