ORGANISASI INFORMASI
OLEH
NIM : 20026086
Diera disrupsi Perpustakaan bukan sekedar tempat membaca atau mencari informasi, namun
perpustakaan menjadi working space tempat munculnya inovasi-inovasi baru dan menjadi virtual
office. Perubahan gaya hidup di era disrupsi membuat pemustaka cenderung lebih
senang membaca informasi yang dapat mudah dibawa atau disimpan dalam ponsel.
Pustakawan di era disrupsi tak ubahnya seperti para narasumber sebelumnya. Perlu dilakukan
redefinisi peran pustakawan dan perpustakaan itu sendiri. Pustakawan yang berkompetisi dengan
mesin pencari, sejatinya harus tanggap terhadap perubahan yang terjadi. Kecerdasan buatan akan
menjadi tantangan bagi pustakawan itu sendiri.
Sebagai pustakawan kita harus cekatan dalam menangani kasus-kasus terutama dalam hal
penelusuran maupun pemberian informasi yang dibutuhkan.
Kendala yang nyata dan tidak disadari oleh perpustakaan dalam rangka pengembangan
perpustakaan di era perkembangan teknologi informatika yang semakin pesat adalah ketidak
pedulian pustakawan dengan dunia luar. Karena pustakawan yang beralatar belakang SMA dan
sudah berumur tidak mau untuk mengikuti perkembangan yang ada disekitar mereka dan juga
kurang berbaur atau bergaul dengan pustakawan lainnya sehingga pengalaman seorang
pustakawan itu kurang
era disrupsi ini adalah era yang menakutkan dan penuh dengan persaingan ketat, bagi yang tidak
siap pasti tersingkir dan minggir secara alamiah dari percaturan dan menjadi penonton.
Tantangan dalam menghadapi era disrupsi ini ada dua factor yaitu tantangan internal dan
eksternal
1. Jarak perpustakaan dan masyarakat. Dengan jarak yang lumayan jauh antara perpustakaan
dengan masyarakat membuat masyarakat malas untuk pergi keperpustakaan
2. Kurangnya pendekatan antara pihak perpustakaan dengan masyrakat sehingga terjadi
keterbatasan akses informasi dan komunikasi, maka dari itu perlu dilakukan pendekatan.
3. Rendahnya respon dan perhatian masyarakat terhadap perpustakaan beberapa factor
antara lain masyarakat tidak cukup tahu tentang kegunaan perpustakaan, rendahnya
pengetahuan tertang perpustakaan, dan masyarakat perpustakaan itu cuman tempat buku
buku saja
4. Tingkat Pendidikan masih rendah maka perlu ditingkatkan lagi
Saya tidak setuju dengan perkembangan teknologi sekarang yang hamper seluruh
nya dikerjakan oleh teknologi berupa mesin sehingga menggantikan semua pekerjaan
masyarakat. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat semua dikerjakan
dengan tekonologi atau mesin sehingga membuat masyarakat masyarakat yang bekerja
tecampak oleh mesin, sehingga banyak masyarakat yang kehitangan pekerjaan nya dan
banyak yang jadi pengangguran. Sebentar lagi fungsi pustakawan akan tercampakkan
oleh teknologi maka kita sebagai masyarakat yang sudah berada di era 4.0 diharapkan
memiliki kreativitas yang tinggi, kritis dalam bertindak, cakap dalam berbicara, dan
mampu berinteraksi dengan baik agar terciptanya SDM yang diinginkan.. Dan pada saat
sekarang perpustakaan dapat diakses dari rumah dengan hp dan tidak susah lagi untuk
pergi keperpustakaan, tapi menurut saya tidak sepenuhnya informasi apa yang dibutuhkan
oleh pemustaka ada di jejaringan internet, denga adanya pustakawan kita bisa
berkonsultasi kepada pustakawan dan mencari informasi kepada pustakawan ke
perpustakaan. dan tidak akan mungkin nanti di perpustakaan bakal ada robot yang
bisa menjawab pertanyaan pengunjung. Nah sebagai manusia, wisdom atau
kebijaksanaan ini tak bisa diganrikan oleh robot. Jadi harus dikembangkan lebih
lanjut, harus pro aktif dan mengikuti perkembangan zaman.
Saya tidak setuju, Pustakawan merupakan salah satu sumber daya yang menggerakkan sumber
daya lain dalam organisasi perpustakaan yang memungkinkan perpustakaan dapat berperan
secara optimal didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga pustakawan menjadi
ujung tombak keberhasilan dalam penyebarluasan informasi di perpustakaan. Dalam UU No 43
tahun 2007, juga yang dikatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Pengembangan profesionalisme pustakawan harus terus ditingkatkan karena merupakan suatu hal
yang amat penting dan harus dimiliki oleh para pustakawan jika perpustakaan ingin terus tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan 36 Rulyah / J. Kepust. dan Masy.
Membaca Vol. 34 (1) (2018) 029-038 zaman, sehingga keberadaan pustakawan tersebut
senantiasa memberikan makna profesional. Karena profesionalisme akan melahirkan sikap
terbaik bagi seorang pustakawan dalam melayani pemustaka, sehingga sikap ini nantinya tidak
saja berguna dalam melayani pemustaka, tetapi juga berguna bagi masyarakat umum dan institusi
tempat perpustakaan bernaung. Juga pustakawan harus memahami tanggung jawab inti yaitu
sebagai profesional informasi perlu memahami kemampuan inti badan induknya dan dapat
memusatkan diri pada pekerjaan yang mampu dilaksanakannya. Pemahaman tersebut mulai dari
kemampuan seluruh lembaga hingga ke unit tempat pustakawan bekerja, mulai dari anggota staf
hingga ke pustakawan sendiri. Pustakawan perlu menyelaraskan kemampuannya dengan
kemampuan keseluruhan karena hal tersebut merupakan bagian pengembangan tim dan kerja tim
atau team work.