Anda di halaman 1dari 81

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN DAN PENETAPAN


ANGKA KREDIT JABATAN
FUNGSIONAL

BIRO KEPEGAWAIAN
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA DASAR HUKUM
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah
dengan PP Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil.
PP Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil.

PermenpanRB Nomor 13 Tahun 2019 Tentang


Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
PermenpanRB Nomor 17 Tahun 2021 Tentang
Penyetaraan Jabatan Administrasi Ke Dalam Jabatan
Fungsional.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Tentang Jabatan Fungsional
dan Angka Kredit.
PENGERTIAN
UU NO 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN

JABATAN FUNGSIONAL ADALAH


JENIS SEKELOMPOK JABATAN YANG BERISI FUNGSI
JABATAN DAN TUGAS BERKAITAN DENGAN
ASN PELAYANAN FUNGSIONAL YANG
BERDASARKAN PADA KEAHLIAN DAN
KETERAMPILAN TERTENTU.

PEJABAT FUNGSIONAL ADALAH PEGAWAI


ASN YANG MENDUDUKI JABATAN
FUNGSIONAL PADA INSTANSI PEMERINTAH.
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA
KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
ALUR PENILAIAN ANGKA KREDIT

Penilaian Kinerja

Diusulkan
kepada Memberi
Dinilai pertimbangan
oleh

(Atasan Langsung)
Divalidasi
oleh
Memberi pertimbangan

Sumber : PermenpanRB Nomor 13 Tahun 2019


Penilaian Kinerja

- Tim Penilai Pusat


- Tim Penilai Instansi/
Unit Kerja TIM PENILAI KINERJA INSTANSI
- Tim Penilai Provinsi
- Tim Penilai Kab/Kota

• Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional


ditetapkan berdasarkan Penilaian dan
Penetapan Angka Kredit.
(1) Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem
prestasi dan sistem karier.

Penilaian Kinerja, (2) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan


meliputi: perencanaan kinerja pada tingkat individu dan
tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan
target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta
a. SKP; dan perilaku PNS.
b. Perilaku Kerja.

(3) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,


terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh atasan langsung


dari PNS atau pejabat yang ditentukan oleh PyB.
PERBANDINGAN
PP 46 TAHUN 2011 DENGAN PP 30 TAHUN 2019

PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019


SUBSTANSI
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS SISTEM MANAJEMEN KINERJA PNS
suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan suatu proses sistematis yang terdiri dari
oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perencanaan kinerja; pelaksanaan,
perilaku kerja PNS. pemantauan, dan pembinaan kinerja; penilaian
kinerja; tindak lanjut; dan sistem informasi
kinerja.
KETENTUAN UMUM

PRESTASI KERJA KINERJA PNS


hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada
organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan organisasi/unit sesuai dengan SKP dan Perilaku
perilaku kerja. Kerja.

SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) SASARAN KINERJA PEGAWAI (SKP)


rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang rencana kinerja dan target yang akan dicapai oleh
PNS. seorang PNS yang harus dicapai setiap tahun.

TARGET TARGET
jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap jumlah hasil kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan. pelaksanaan tugas jabatan.
SUBSTAN PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019
SI PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS
TIM PENILAI KINERJA PNS
tim yang dibentuk oleh PyB untuk memberikan pertimbangan kepada PPK usulan
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam jabatan, pengembangan kompetensi,
serta pemberian penghargaan bagi PNS.
PEMANTAUAN KINERJA
serangkaian proses yang dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja PNS untuk mengamati
pencapaian target kinerja yang terdapat dalam SKP.
KETENTUAN UMUM

BIMBINGAN KINERJA
suatu proses terus-menerus dan sistematis yang dilakukan oleh atasan langsung dalam
membantu PNS agar mengetahui dan mengembangkan kompetensi PNS, dan mencegah
terjadinya kegagalan kinerja.
KONSELING KINERJA
proses untuk melakukan identifikasi dan membantu penyelesaian masalah perilaku kinerja
yang dihadapi PNS dalam mencapai target kinerja.
PEMERINGKATAN KINERJA
perbandingan antara kinerja PNS dengan PNS lainnya dalam 1 (satu) unit kerja dan/atau
instansi.
SISTEM INFORMASI KINERJA PNS
tata laksana dan prosedur pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, pemanfaatan, dan
pendokumentasian data kinerja PNS secara terintegrasi.
PENGELOLA KINERJA
pejabat yang menjalankan tugas dan fungsi pengelolaan kinerja PNS.
PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019
SUBSTANSI
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS
SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) SASARAN KINERJA PEGAWAI (SKP)
memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang memuat kinerja utama yang harus dicapai
harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang seorang PNS setiap tahun dan dapat memuat
PERENCANAAN KINERJA

bersifat nyata dan dapat diukur. kinerja tambahan.


Kinerja utama dan kinerja tambahan paling
sedikit memuat:
a. Indikator Kinerja Individu; dan
b. Target kinerja.

PENYUSUNAN SKP PENYUSUNAN SKP


didasarkan pada rencana kerja tahunan instansi. memperhatikan:
a. perencanaan strategis Instansi Pemerintah;
b. perjanjian kinerja;
c. organisasi dan tata kerja;
d. uraian jabatan; dan/atau
e. SKP atasan langsung.
PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019
SUBSTANSI
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS
ASPEK ASPEK
a. orientasi pelayanan; a. orientasi pelayanan;
b. integritas; b. komitmen;
PERILAKU KERJA

c. komitmen; c. inisiatif kerja;


d. disiplin; d. kerja sama; dan
e. kerja sama; dan e. kepemimpinan.
f. kepemimpinan.

PENILAIAN PENILAIAN
dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat a. Penilaian Perilaku Kerja dilakukan oleh
penilai dan dapat mempertimbangkan Pejabat Penilai Kinerja PNS, dan dapat
masukan dari pejabat penilai lain yang berdasarkan penilaian rekan kerja
setingkat di lingkungan unit kerja masing- b. setingkat dan/atau bawahan langsung.
masing.
PP 46 TAHUN 2011 PP 30 TAHUN 2019
SUBSTANSI
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PENILAIAN KINERJA PNS

BOBOT PENILAIAN BOBOT PENILAIAN


▪ Unsur SKP 60% ▪ Unsur SKP 70% dan perilaku kerja 30%
▪ Perilaku kerja 40% ▪ Unsur SKP 60% dan perilaku kerja 40%*
*) bagi Instansi Pemerintah yang menerapkan penilaian perilaku
kerja dengan mempertimbangkan pendapay rekan kerja setingkat
dan bawahan langsung.

REALISASI KERJA REALISASI KINERJA


Jika melebihi target maka penilaian SKP dapat lebih dari 100 Realisasi kinerja PNS yang melebihi Target kinerja, nilai capaian
PENILAIAN KINERJA

kinerja paling tinggi pada angka 120.

WAKTU PENILAIAN WAKTU PENILAIAN


Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh pejabat Penilaian kinerja didasarkan pada pengukuran kinerja yang dapat
penilai sekali dalam 1 tahun. dilakukan setiap bulan, triwulanan, semesteran, atau tahunan serta
didokumentasikan dalam dokumen pengukuran kinerja sesuai
kebutuhan organisasi.
NILAI NILAI
Nilai prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan Penilaian Kinerja PNS dinyatakan dengan angka dan
sebutan: sebutan/predikat:
a. 91 – ke atas (sangat baik) a. Sangat Baik (nilai 110 ≤ 120 dan menciptakan ide baru
b. 76 – 90 (baik) dan/atau cara baru dalam peningkatan kinerja yang memberi
c. 61 – 75 (cukup) manfaat bagi organisasi atau negara)
d. 51 – 60 (kurang) b. Baik, nilai 90 < x < 110
e. 50 ke bawah (buruk) c. Cukup, nilai 70 x < 90
d. Kurang, nilai 50 < x < 70
e. Sangat Kurang, nilai < 50
Integrasi SKP dan Angka Kredit

❑ SKP merupakan target kinerja setiap tahun Pejabat Fungsional berdasarkan


penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
❑ SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari uraian kegiatan tugas
jabatan sebagai turunan dari penetapan kinerja unit kerja.
Perilaku Kerja
Jabatan Fungsional
❑ Target kinerja terdiri dari kinerja utama berupa target Angka Kredit (AK) dan/atau
kinerja tambahan berupa tugas tambahan. ❑ Orientasi Pelayanan;
❑ Target AK diuraikan dalam bentuk butir kegiatan yang sesuai dengan penjabaran ❑ Komitmen;
sasaran unit/organisasi dan/atau kegiatan atasan langsung yang harus dicapai
untuk masing-masing jenjang JF. ❑ Inisiatif Kerja;

❑ Tugas tambahan ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan penetapan ❑ Kerja Sama; dan
kinerja unit kerja yang bersangkutan. ❑ Kepemimpinan.
❑ Target AK dan tugas tambahan sebagai dasar untuk penyusunan, penetapan, dan Aspek kepemimpinan hanya dilakukan bagi JF
penilaian SKP. yang karakteristik kegiatannya membutuhkan
aspek kepemimpinan, yang ditetapkan oleh
❑ SKP wajib disusun oleh setiap Pejabat Fungsional, yang akan dilaksanakan dalam 1 Instansi Pembina.
(satu) tahun anggaran berjalan & harus disetujui serta ditetapkan oleh atasan
langsung. Perilaku kerja ditetapkan berdasarkan standar
perilaku kerja dalam JF dan dinilai sesuai
❑ Penilaian SKP dilaksanakan sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan. dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
❑ Hasil penilaian SKP Pejabat Fungsional ditetapkan sebagai capaian SKP.
Target AK Yang Harus Dicapai Setiap Tahun

Jenjang Angka Kredit Minimal Angka Kredit Maksimal


Ahli Utama 50 75
Ahli Madya 37,5 56,25
Ahli Muda 25 37,5
Ahli Pertama 12,5 18,75
Penyelia 25 37,5
Mahir 12,5 18,75
Terampil 5 7,5
Pemula 3,75 5,625

14
❑ Target AK merupakan kinerja utama yang berisi butir kegiatan dan
diberikan nilai AK berdasarkan ketentuan Peraturan MenpanRB
terkait JF yang diduduki, dan ditetapkan setiap tahun sesuai
dengan jenjang jabatan, yang berasal dari tugas jabatan fungsional.
❑ Dalam hal Pejabat Fungsional mendapatkan menduduki jenjang
jabatan pada tahun berjalan, Target AK ditetapkan secara
proporsional berdasarkan jumlah waktu sejak menduduki jabatan
pada tahun berjalan, yaitu:
TUGAS
TAMBAHAN
Bahan Penyusunan SKP
Jabatan Fungsional
Mekanisme Penyusunan SKP
Jabatan Fungsional
1 Periksa Peraturan Menteri dan Juklak/Juknis yang mengatur JF dan AKnya
Buat rencana target AK yang akan dicapai dalam 1 tahun atau per
2
kenaikan jenjang jabatan (dari AK Minimal dan AK Maksimal).

200 225
150 168,75
100 112,5
50 56,25
100 112,5
50 56,25
20 22,5
15 16,875

Naik Jenjang/Pangkat 4 Tahun - 3 Tahun


Periksa unsur (unsur utama & unsur penunjang), subunsur dan
3 butir-butir kegiatan didalam Permen yang mengatur JF dan AK
sesuai wewenang dan tanggungjawab masing-masing JF
Pilih butir-butir kegiatan yang menjadi kewenangan dan
4
tanggungjawabnya per jenjang jabatan, kemudian masukkan dalam SKP.

Pastikan AK yang tercantum untuk setiap butir kegiatan tugas jabatan di


5
dalam SKP, sama dengan yang tercantum didalam Permen yang
mengatur JF dan AK-nya.
TARGET ANGKA KREDIT (AK) MINIMAL

Capaian AK Tahunan

Sumber : PermenpanRB Nomor 13 Tahun 2019


Contoh Kasus:
Sdr. Ahmad M.Si NIP. 19700114200501 1 008 pangkat
Penata, golongan ruang III/c pada Biro Kepegawaian
dengan jabatan Kasubag TMT III/c ybs adalah April
2018. Dengan adanya penyetaraan jabatan, Ybs
disetarakan sebagai JF Analis Kepegawaian Ahli Muda
dengan AK awal sebesar 250. Ybs juga mendapatkan
tugas tambahan sebagai subkoordinator. Ybs akan
menyusun SKP tahun 2021 dan ybs berencana untuk
naik pangkat pada tahun 2021.
LANGKAH 1

Siapkan Peraturan MenpanRB dan Juknisnya

• PermenpanRB Nomor 36 Tahun 2006 tentang


Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka
Kredit.
• Perka BKN Nomor 26 Tahun 2011 tentang tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Analis
Kepegawaian Keterampilan dan Angka Kreditnya.
• Perka BKN Nomor 11 Tahun 2012 tentang tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Analis
Kepegawaian Keahlian dan Angka Kreditnya.
LANGKAH 2

Hitung AK berdasarkan ketentuan penyetaraan jabatan

• Hitung AK awal (250).


• Hitung AK Tugas Tambahan sebagai
Koordinator/Subkoordinator (25% x 100 =25).
• Hitung sisa AK untuk naik pangkat (100-(50+25)=25)

Sehingga, sisa AK yang dibutuhkan untuk naik pangkat


adalah 25.
LANGKAH 3

Tentukan butir kegiatan dari unsur utama, unsur penunjang,


dan subunsur yang dibutuhkan untuk naik pangkat.

• Unsur Utama JF Analis Kepegawaian Muda : 80% x 25


= 20
• Unsur Penunjang JF Analis Kepegawaian Muda : 20% x
25 = 5

Sehingga, pada SKP terdiri dari 20 Unsur Utama dan 5 Unsur


Penunjang.
LANGKAH 4

Breakdown unsur utama dan unsur penunjang.


Unsur Utama (80%) AK Unsur Penunjang (20%) AK
Unsur Diklat 5 Unsur Diklat 3
Unsur Pejabat Fungsional 10 Unsur Pejabat Fungsional 2
Unsur Pengembangan Profesi 5 Total 5
Total 20
LANGKAH 5

Masukan semua butir kegiatan tugas jabatan, AK dan


Volume Kerja dari unsur utama dan unsur penunjang
yang telah di breakdown berdasarkan formulir SKP.
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN SKP
• SKP harus disusun pada awal tahun.
1

• Form capaian SKP disusun akhir tahun.


2

• Gunakan kata kerja aktif pada formular SKP.


3

• Selaraskan target dan output dengan kegiatan.


4

• Masukan butir-butir kegiatan yang merupakan target capaian tahunan sesuai


5 perencanaan capaian AK untuk kenaikan pangkat/jenjang yang telah direncanakan.

• Pastikan bahwa AK yang dicantumkan sudah sesuai dengan Permen dan Juknis
6 tentang pelaksanaan JF dan AK-nya.
PASCA PENYETARAAN, SIAPA YANG
MENILAI SKP ???

• PLT JPT, JF MADYA


Administrator, • PLT Pengawas
Pengawas • PLT
Administrator,
Pengawas JF MUDA
JF UTAMA

Dengan Surat Penunjukan sebagai


PLT Penilai SKP
CONTOH FORMAT SURAT PENUNJUKAN PLT
AK Jabatan Fungsional Per Tahun

TARGET DAN CAPAIAN ANGKA KREDIT PER ANGKA KREDIT


TAHUN KUMULATIF KENAIKAN
KATEGORI JENJANG PANGKAT
PEMELIHARAAN PANGKAT
NORMA PANGKAT JENJANG
(FORMASI) PUNCAK

Ahli Utama IV/d – IV/e 50 - 25 200 -

Ahli Madya IV/a – IV/b – IV/e 37,5 30 20* 150 450


KEAHLIAN
Ahli Muda III/c – III/d 25 20 - 100 200

Ahli Pertama III/a – III/b 12,5 10 - 50 100

Penyelia III/c – III/d 25 - 10 100 -

Mahir III/a – III/b 12,5 10 - 50 100


KETERAMPILAN
Terampil II/b – II/c – II/d 5 4 - 20 60

Pemula II/a 3,75 3 - 15 15

* dalam hal Ahli Madya merupakan jenjang tertinggi


32
Skema Penilaian dan Penetapan AK
Jabatan Fungsional AK sebelum dan sesudah PermenpanRB 13/2019

Penetapan AK Jabatan
Fungsional saat ini dilakukan
dengan 3 skema:
1. Penetapan AK berdasarkan
Penilaian AK per satuan kegiatan
(159 JF)
2. Penetapan AK berdasarkan
Sistem Konversi Angka Kredit (11
JF)
3. Penetapan AK berdasarkan
Integrasi dengan SKP (4 JF)
1
159
PENILAIAN AK BERDASARKAN
JABATAN PENILAIAN AK PER SATUAN KEGIATAN
FUNGSIONAL (KONVENSIONAL)

Skema Penilaian Angka Kredit 1


AK Satuan Kegiatan AK Kumulatif dihitung berdasarkan pencapaian AK Per Tahun dan
diakumulasikan sejak menduduki jabatan fungsional (AK Dasar)
AK kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan ditetapkan berdasarkan hasil penilaian
per satuan butir kegiatan

Contoh Tabel AK Kumulatif JF ber AK


Alur Penilaian
Disusun berdasarkan PK
Organisasi/Unit/Atasan
Langsung
SKP
Dinilai oleh Atasan Langsung

Pejabat
Fungsional

Disusun sesuai dengan butir 50 50 100 100 150 150 150 200
kegiatan jabatan fungsional
DUPAK
Dinilai oleh Tim Penilai
Angka Kredit

*selalu menggunakan bukti fisik

15 20 20 20 50 50 100
11
JABATAN
FUNGSIONAL
1. Arsiparis
2
2. Penerjemah
KONVERSI NILAI SKP
3. Pelatih Olahraga
4. Asisten Pelatih Olahraga Skema Penilaian Angka Kredit 2
5. Analis Ketahanan Pangan
6. Analis APBN
7. Asesor Manajemen Mutu Industri (AMMI)
8. Analis Keuangan Pusat dan Daerah
9. Pelelang
10. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir
11. Penyuluh Narkoba
Konversi Nilai SKP Norma Penilaian
AK kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan ditetapkan berdasarkan hasil • Nilai Kinerja ≥90% (Sangat Baik), AK adalah 150% AK
penilaian kinerja.
Pertahun.
• Nilai Kinerja 76-90% (Baik), AK adalah 125% AK Pertahun.
Alur Penilaian • Nilai Kinerja 61-75% (Cukup), AK adalah 100% AK Pertahun.
• Nilai Kinerja 51-60% (Kurang), AK adalah 75% AK Pertahun.
• Nilai Kinerja ≤50% (Sangat Baik), AK adalah 50% AK Pertahun.
Atasan langsung
Pejabat Fungsional
• Menyetujui dan
• Menyusun SKP setiap • Melakukan konversi
Tahun menetapkan SKP
nilai SKP kedalam AK
• Tugas Utama dan Pejabat Fungsional
• Menetapkan AK • Kegiatan yang ditetapkan AK
Tugas Tambahan • Menilai SKP dan Kumulatif
menyampaikan merupakan kegiatan dari tugas
Pejabat Fungsional hasil penilaian dan tugas tambahan jabatan
kepada Tim Penilai Tim Penilai
(Instansi/Instansi fungsional (tidak
Pembina) mencantumkan unsur
pendidikan, unsur pengembangan
profesi, dan unsur penunjang),
sehingga tidak mencantumkan
*bukti fisik jika dibutuhkan untuk validasi penilaian AK Dasar dan AK Kumulatif dan
Jumlah AK Penjenjangan dalam
permenpannya
Konversi Nilai SKP Tabel AK Kumulatif JF ber AK

Perbandingan dengan Tabel AK Kumulatif JF ber AK

50 50 100 100 150 150 150 200

Contoh Simulasi Penilaian


Untuk kenaikan pangkat dan jenjang dari III/b ke III/c membutuhkan AK
Kumulatif 50 AK , AK per tahun 12.5 AK
Dengan demikian yang bersangkutan sudah
Nilai Kinerja tahun 2014 adalah 80%, maka AK adalah 125% x 12.5 = 15.6 memenuhi syarat AK Kumulatif untuk Kenaikan
Pangkat dan jenjang ke III/b yaitu 50
Nilai Kinerja tahun 2015 adalah 91%, maka AK adalah 150% x 12.5 = 18.75
Nilai Kinerja tahun 2016 adalah 65%, maka AK adalah 100% x 12.5 = 12.5 Jika dianalogikan dengan simulasi penilaian JF ber
AK, maka ybs perolehan AK sbb:
Nilai Kinerja tahun 2017 adalah 92%, maka AK adalah 150% x 12.5 = 18.75 ▪ Pendidikan (unsur Pendidikan awal)= 100 AK
Maka Jumlah AK Kumulatif untuk KP yang diperoleh yaitu 65.6 ▪ Utama= 40 AK
▪ Penunjang= 10 AK
Total 150 AK → KJKP

38
4
JABATAN 3
FUNGSIONAL INTEGRASI AK DAN SKP
1. Dokter Hewan Karantina Skema Penilaian Angka Kredit 3
2. Paramedik Karantina Hewan
3. Analis Perkarantinaan Tumbuhan
4. Pemeriksa Karantina Tumbuhan
Integrasi AK dan SKP
AK kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan ditetapkan berdasarkan hasil
penilaian kualitas hasil pekerjaan.

Atasan langsung
Pejabat Fungsional
• Menyusun SKP • Melakukan penetapan
setiap Tahun Capaian AK** berdasarkan
• Tugas Utama dan • Menyetujui dan Capaian SKP yang
Tugas Tambahan menetapkan SKP dipersentasekan dan
• Butir Kegiatan dan Pejabat Fungsional dikalikan dengan Target AK
Satuan AK • Menilai tingkat Capaian • Capaian AK selanjutnya
dicantumkan dalam SKP. diakumulasikan dan
SKP sebagai Target ditetapkan dalam
• Menyampaikan hasil
AK* Penetapan Angka Kredit
penilaian kepada Tim
(PAK) oleh Pejabat yang
Penilai.
Pejabat Fungsional Berwenang untuk KPKJ
Perbandingan dengan Tabel AK Kumulatif JF ber AK • Dalam hal diperlukan,
dapat dibentuk Tim
Validasi Internal
penilaian kualitas hasil
pekerjaan. Tim Penilai

* Target AK setiap tahun sama dengan norma, yaitu


kumulatif dibagi 4 tahun
**bukti fisik jika dibutuhkan untuk validasi penilaian
***Capaian Angka Kredit paling tinggi 150% (seratus Pada prinsipnya memenuhi kaidah target
lima puluh persen) dari target Angka Kredit setiap tahun AK per tahun dan akumulasi untuk
KPKJ
Penyusunan Target SKP lebih terukur
Perlu penyesuaian terhadap format
50 50 100 100 150 150 150 200 penilaian dan aplikasi penetapan AK.
Penetapan Angka Kredit
Penyetaraan
• Berdasarkan Lampiran II PermenpanRB Nomor 17 Tahun 2021 tentang
Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional.
PENGUSULAN ANGKA KREDIT DAN
PEMBENTUKAN TIM PENILAI JABATAN
FUNGSIONAL
Pengusulan Angka Kredit (AK) dan
Pembentukan Tim Penilai
1. Pejabat Yang Mengusulkan AK
Usulan PAK diajukan oleh Pimpinan Unit Kerja berdasarkan kedudukan JF, sebagai
berikut:
• Paling rendah Pejabat Administrator yang membidangi JF atau kepegawaian
untuk JF kategori keahlian
• Paling rendah Pejabat Pengawas yang membidangi JF atau kepegawaian
untuk JF kategori keterampilan.

2. Pejabat Yang Memiliki Kewenangan Menetapkan AK


Pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan AK, yaitu Pejabat Pimpinan Tinggi
yang membidangi JF atau kepegawaian dan paling rendah diatur sebagai berikut:
• Pejabat Pimpinan Tinggi Madya pada Instansi Pembina bagi JF jenjang Ahli
Utama.
• Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pada instansinya bagi JF jenjang Ahli
Pertama sampai dengan Ahli Madya dan JF Kategori Keterampilan.
3. Pembentukan Tim Penilai

Tim Penilai terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang
membidangi JF dan unsur Pejabat Fungsional dengan jenjang paling
kurang sama dengan jenjang Pejabat Fungsional yang dinilai, dengan
susunan keanggotaan sebagai berikut:
• Seorang ketua merangkap anggota;
• Seorang sekretaris merangkap anggota; dan
• Paling kurang 3 (tiga) orang anggota.
• Susunan Anggota Tim Penilai harus berjumlah ganjil.
• Ketua Tim Penilai paling rendah Pejabat Administrator atau Pejabat
Fungsional jenjang Penyelia untuk penilaian JF kategori keterampilan dan
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau Pejabat Fungsional ahli madya
untuk penilaian JF kategori keahlian.
• Sekretaris Tim Penilai harus berasal dari unsur kepegawaian.
• Anggota Tim Penilai berasal dari Pejabat Fungsional sesuai dengan
bidangnya.
• Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi dari Pejabat
Fungsional terkait, anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS lain yang
memiliki kompetensi untuk menilai kinerja Pejabat Fungsional.
• Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai ditetapkan paling kurang
oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi kepegawaian atau
JF.
• Dalam hal Instansi Pemerintah belum membentuk Tim Penilai, Penilaian
AK dapat dilaksanakan oleh Tim Penilai pada Instansi Pemerintah lain atau
Instansi Pembina.
Contoh Susunan Anggota Tim Penilai
Tata Kerja Tim Penilai dan
Tata Cara Penilaian AK
ditetapkan oleh masing-
masing Instansi Pembina
Jabatan Fungsional.
KENAIKAN PANGKAT, KENAIKAN JABATAN,
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN DAN
BATAS USIA PENSIUN
PANGKAT DAN JABATAN
1. Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung
jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.
2. Nomenklatur jabatan & pangkat JPT Madya & Utama oleh Presiden, JPT Pratama dan Jabatan Administrator oleh
PPK dengan pertimbangan Menpan
3. Pengangkatan dalam jabatan Administrator dilaksanakan dengan pertimbangan Tim Penilai Kinerja
4. Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui pengangkatan pertama, pengangkatan perpindahan dari jabatan lain,
pengangkatan penyesuaian (inpassing), dan promosi.
5. Pengangkatan JPT dilakukan secara terbuka dan kompetitif dan dapat diisi dari kalangan non-PNS (JPT utama dan
Madya) kecuali Instansi yang sudah melaksanakan merit sistem.
6. PPK dilarang mengisi jabatan yang lowong dari calon JPT yang lulus dari JPT lain.
7. Presiden dapat mengangkat JPT Utama melalui penugasan dan penunjukan langsung.
8. Mutasi antar JPT dapat dilakukan dengan uji kompetensi dari pejabat yang ada dengan syarat 1 klasifikasi
jabatan, memenuhi standart kompetensi & menduduki jabatan min 2 tahun maksimal 5 tahun
9. Pejabat Fungsional dilarang rangkap jabatan dengan jabatan administrasi atau jabatan pimpinan tinggi kecuali
yang kompetensinya sama
10. JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh Prajurit TNI dan Anggota Polri.
11. Presiden memiliki kewenangan mutasi JPT secara nasional
A. KENAIKAN PANGKAT

Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan


apabila capaian Angka Kredit telah memenuhi
Angka Kredit Kumulatif yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat.
Dalam hal untuk kenaikan pangkat, Pejabat Fungsional
dapat melaksanakan kegiatan penunjang, meliputi:

1. Menjadi pengajar/pelatih di bidang tugas JF;


2. Menjadi anggota Tim Penilai;
3. Memperoleh penghargaan/tanda jasa;
4. Melaksanakan tugas lain yang mendukung pelaksanaan
tugas JF; atau Paling tinggi 20% dari AK yang
dipersyaratkan untuk naik pangkat
5. Memperoleh gelar/ijazah lain. Untuk 1x kenaikan pangkat
B. KENAIKAN JABATAN

Kenaikan jenjang JF satu tingkat lebih tinggi wajib


memenuhi AK yang ditetapkan dihitung dari
akumulasi AK kenaikan pangkat dalam satu jenjang
yang sedang diduduki dan memperhatikan
ketersediaan lowongan kebutuhan jenjang jabatan
yang akan diduduki.
Dalam hal untuk kenaikan jenjang satu tingkat lebih
tinggi, Pejabat Fungsional dapat melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi, meliputi:
1. Memperoleh ijazah/gelar pendidikan formal di bidang tugas JF;
2. Menyusun Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang tugas JF;
3. Melakukan penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah di
bidang tugas JF;
4. Menyusun pedoman/petunjuk teknis di bidang tugas JF;
5. Mengikuti pelatihan/pengembangan kompetensi di bidang tugas
JF;atau
6. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan Instansi Pembina di
bidang JF. Kegiatan penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah dan
penerjemahan/penyaduran buku dan karya
dikecualikan bagi JF yang tugas jabatannya berkaitan
dengan penulisan buku & karya tulis ilmiah.
Bagi Pejabat Fungsional yang akan naik ke jenjang jabatan Penyelia,
Ahli Madya, dan Ahli Utama, wajib melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi JF, dengan AK pengembangan profesi yang
disyaratkan sebagai berikut:

1. 4 (empat) bagi Pejabat Fungsional Mahir yang akan naik


jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Pejabat Fungsional
Penyelia.
2. 6 (enam) bagi Pejabat Fungsional Ahli Muda yang akan
naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Pejabat
Fungsional Ahli Madya.
3. 12 (dua belas) bagi Pejabat Fungsional Ahli Madya yang
akan naik jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Pejabat
Fungsional Ahli Utama.
C. TATA CARA KENAIKAN PANGKAT DAN JENJANG JF
• Usulan kenaikan pangkat atau jenjang JF disampaikan oleh PyB kepada PPK.
1

• Usulan harus mempertimbangkan PAK, Formasi yang tersedia, Rekomendasi lulus ujikom dalam hal
kenaikan jenjang jabatan dan hasil penilaian kinerja.
2

• Kenaikan pangkat/jenjang JF selanjutnya ditetapkan oleh Presiden bagi JF Ahli Utama, PPK bagi JF Ahli
Pertama s.d Ahli Madya dan JF Kategori Keterampilan.
3

• Persyaratan dan mekanisme penetapan kenaikan pangkat/jenjang jabatan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4

• Pejabat Fungsional yang memiliki AK melebihi AK yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi, kelebihan AK tsb dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya dalam satu jenjang JF.
5

• Dalam hal target AK yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jenjang setingkat lebih tinggi tidak tercapai,
maka Pejabat Fungsional tidak diberikan kenaikan pangkat/jenjang.
6
D. PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL

1. MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATAN;


2. DIBERHENTIKAN SEMENTARA SEBAGAI PNS;
3. MENJALANI CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA;
4. MENJALANI TUGAS BELAJAR LEBIH DARI 6 (ENAM) BULAN;
5. DITUGASKAN SECARA PENUH PADA JABATAN PIMPINAN TINGGI, JABATAN
ADMINISTRATOR, JABATAN PENGAWAS DAN JABATAN PELAKSANA; DAN
6. TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN JABATAN.

Dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang JF terakhir


CATATAN : apabila tersedia lowongan Jabatan (kecuali angka 1 dan 6).
PEJABATAN FUNGSIONAL YANG DIBERHENTIKAN DAPAT DISESUAIKAN PADA
JENJANG SESUAI PANGKAT TERAKHIR DALAM JABATAN PALING KURANG 1 TAHUN
SETELAH DIANGKAT KEMBALI PADA JENJANG JF TERAKHIR YANG DIDUDUKINYA,
SETELAH MENGIKUTI & LULUS UJIKOM APABILA TERSEDIA KEBUTUHAN JF.

Dapat diangkat kembali pada batas usia


tertentu.
E. BATAS USIA PENSIUN
UNSUR YANG DINILAI DALAM
PENILAIAN ANGKA KREDIT
Sebelum PermenpanRB 13/2019
Unsur Utama Unsur Penunjang

1. Pendidikan (formal & 1. Mengajar/Melatih


memperoleh ijazah, Diklat);
2. Seminar/Lokakarya
2. Tugas Pokok.
3. Keanggotaan Organisasi Profesi
4. Keanggotaan Tim Penilai
5. Perolehan Penghargaan/Tanda Jasa
6. Perolehan Gelar Kesarjanaan Lainnya

Setelah PermenpanRB 13/2019


Uraian/Tugas Jabatan
TUGAS TIM PENILAI DAN TATA CARA
PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN
FUNGSIONAL
Tugas Tim Penilai
Dalam menetapkan AK, pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan
AK dibantu oleh Tim Penilai yang memiliki tugas sebagai berikut:
• Mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh
pejabat penilai;
• Memberikan penilaian AK berdasarkan nilai capaian tugas
jabatan;
• Memberikan rekomendasi kenaikan pangkat dan/atau jenjang
jabatan;
• Memberikan rekomendasi mengikuti uji kompetensi;
• Melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian capaian tugas
jabatan;
• Memberikan pertimbangan penilaian SKP;
• Memberikan bahan pertimbangan kepada PYB dalam
pengembangan PNS, pengangkatan dalam jabatan, pemberian
tunjangan dan sanksi, mutasi, serta keikutsertaan Pejabat
Fungsional dalam pendidikan dan pelatihan.
Syarat Menjadi Anggota Tim Penilai

• Menduduki jabatan/pangkat paling


rendah sama dengan jabatan/pangkat
Pejabat Fungsional yang dinilai;
• Memiliki kompetensi untuk melakukan
penilaian; dan
• Aktif melakukan penilaian.
Tata Cara Penilaian dan Penetapan
Angka Kredit (AK) Jabatan Fungsional
A. Penilaian SKP dan Perilaku Kerja oleh Pejabat Penilai
1 Pejabat Penilai menilai SKP dengan menghitung tingkat capaian SKP yang telah
ditetapkan.

Pengukuran capaian SKP dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target


2 sesuai dengan SKP yang telah ditetapkan melalui proses pengumpulan bukti-bukti
empiris mengenai realisasi SKP pada setiap periode pengukuran capaian SKP.

Periode pengukuran capaian SKP dapat dilakukan secara periodik setiap bulan, setiap
3 triwulan, setiap semester, dan/atau tahunan dengan mempertimbangkan kemampuan
instansi yang terkait dalam pelaksanaan pengukuran kinerja.

Pejabat Penilai menilai Perilaku Kerja dapat berdasarkan penilaian rekan kerja
4
setingkat dan/atau bawahan langsung, dan dituangkan dalam dokumen perilaku kerja.

5 Penilaian SKP dan Perilaku Kerja dilakukan dan ditetapkan sesuai ketentuan PerUU.
B. Penetapan Capaian SKP dan Capaian AK

1 Hasil penilaian SKP Pejabat Fungsional kemudian ditetapkan sebagai Capaian


SKP.

Capaian SKP disampaikan kepada Tim Penilai untuk dilakukan penilaian sebagai
2
capaian AK.

3 Capaian AK diperoleh berdasarkan capaian SKP yang diperoleh dari hasil


penilaian SKP oleh pejabat penilai.

4 Tim Penilai menetapkan capaian AK dalam bentuk penilaian AK.

5 Capaian AK ditetapkan oleh Tim Penilai paling tinggi 150% (seratus lima puluh
persen) dari target AK setiap tahun.
Dalam hal sebagai pertimbangan dlm pelaksanaan penilaian AK, bukti fisik dan
6
laporan hasil kerja dapat disampaikan kepada Tim Penilai.

7 Tim Penilai dapat melakukan konfirmasi terhadap Pejabat Penilai dan Pejabat
Fungsional ybs.
C. Penetapan Angka Kredit (PAK) Untuk Kenaikan Pangkat dan/ atau Jabatan

1 Dalam melakukan penilaian AK, Tim Penilai memperhatikan kesesuaian tugas JF &
tugas fungsi unit kerja berdasarkan kedudukan JF yang ditetapkan dlm peta jabatan.

Apabila capaian AK telah memenuhi persyaratan AK Kumulatif untuk kenaikan


2 pangkat dan/atau jenjang jabatan, capaian AK disampaikan kepada pejabat yang
memiliki kewenangan menetapkan AK untuk ditetapkan dalam PAK.

Dalam hal kenaikan jenjang jabatan bagi JF yang pengangkatannya melalui


perpindahan dari jabatan lain atau inpassing, AK Kumulatif mempertimbangkan AK
3 yang dibutuhkan untuk kenaikan jenjang yang dihitung sejak menduduki jabatan pada
jenjangnya & ditambah AK Kumulatif pada Pangkat sebelumnya dalam satu jenjang
jabatan.

4 PAK digunakan sebagai dasar kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.

Asli PAK disampaikan kepada Kepala BKN/Kepala Kanreg BKN, dan tembusannya
5 disampaikan kepada Pejabat Fungsional ybs, Sekretaris Tim Penilai Kinerja PNS ybs,
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pada unit kerja kepegawaian pada Instansi
Pemerintah terkait, & pejabat lain yang dianggap perlu
D. Penetapan Penilaian Kinerja oleh Tim Penilai Kinerja PNS
Tim Penilai Kinerja PNS menetapkan penilaian kinerja pejabat fungsional untuk
1 kenaikan pangkat &/atau jabatan berdasarkan pertimbangan hasil penilaian
dan PAK, sesuai dengan ketentuan perUU.

Dalam hal melaksanakan penilaian kinerja untuk kenaikan jabatan fungsional,


2 Tim Penilai Kinerja PNS wajib memperhatikan ketersediaan kebutuhan lowongan
jenjang jabatan yang akan diduduki.

Dalam hal terdapat persyaratan lain kenaikan pangkat dan/atau jabatan yang
3 ditetapkan oleh Instansi Pembina, Tim Penilai Kinerja PNS melaksanakan
koordinasi dengan Instansi Pembina.

4 Tim Penilai Kinerja PNS selanjutnya menyampaikan Pertimbangan hasil penilaian


kinerja kepada Pyb atau PPK.

Dalam hal pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS menyatakan telah memenuhi
5 persyaratan, kenaikan pangkat dan/atau jabatan fungsional dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
LAIN-LAIN

1. Dalam hal penilaian kinerja dan PAK JF yang


menggunakan penilaian konversi SKP dan Daftar Usulan
Penilaian Angka Kredit (DUPAK), penilaian dan
penetapan AK wajib menyesuaikan dan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan dalam PermenpanRB Nomor 13
Tahun 2019 paling lama 3 (tiga) tahun.
2. Instansi Pembina dan Instansi Pemerintah membangun
sistem penilaian kinerja jabatan fungsional terintegrasi.
ANGKA KREDIT JABATAN
FUNGSIONAL
PENYUSUNAN USUL PENETAPAN
ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
CONTOH
PENYUSUNAN USUL
PENETAPAN AK JF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai