Oleh:
KELOMPOK A04 (DESA MENGKATIP)
NAMA NIM
1. Prima Jaya NIM ACD 116 012 (Ketua)
2. Mahmudah NIM ACD 116 006 (Sekretaris)
3. Norbaiti NIM ACD 116 021 (Bendahara)
4. Erna NIM ACD 116 010 (Anggota)
5. Dahlia NIM ACD 116 015 (Anggota)
6. Megawati Marpaung NIM ACD 116 019 (Anggota)
7. Nurhidayah NIM ACD 116 027 (Anggota)
8. Riri Krisnawati NIM ACD 116 009 (Anggota)
9. Satrie NIM ACD 116 017 (Anggota)
10. Melanie NIM ACD 116 039 (Anggota)
11. Mutiara Puspita Sari NIM ACD 116 007 (Anggota)
12. Meiliwati NIM ACD 116 023 (Anggota)
13. Martha Puteri Ariyani NIM ACD 116 050 (Anggota)
14. Rivaldo Oktafatika Suganda NIM ACD 116 025 (Anggota)
15. Agitha Geby Sitopu NIM ACD 116 038 (Anggota)
Dosen Pembimbing:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Nyata atau KKN adalah salah satu pilar perguruan tinggi dalam
program pengabdian kepada masyarakat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa,
untuk menerapkan prinsip kerjasama kelompok dari berbagai bidang kompetensi
akademik. Mahasiswa dilatih untuk mampu melakukan kerjasama dalam kelompok
dari berbagai bidang keilmuan, sehingga menjadi bersinergis dan menjadi kekuatan
besar pada saatnya nanti bagi bangsa Indonesia ini.
KKN-T merupakan wujud implementasi pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan kemitraan sebagai
salah satu bentuk kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi. Pelaksanaan program dan
kegiatan KKN-T tahun 2020 ini berbeda dengan KKN-T yang pernah dilaksanakan
sebelumnya yang terjun langsung ke desa untuk mengabdi kepada masyarakat,
dikarenakan wabah pandemi Covid-19 yang menyebabkan KKN-T dilaksanakan
secara online mulai dari pembekalan, pelepasan, proses bimbingan dan
pelaksanaannya dilakukan secara Daring dengan menggunakan aplikasi Google Meet
dan Zoom.
Lokasi KKN-T Periode I tahun 2020 ini telah ditetapkan berdasarkan KHG,
yaitu desa-desa yang berada pada lahan gambut. Berdasarkan kategori tersebut, maka
dipilihlah desa Mengkatip kecamatan Dusun Selatan kabupaten Barito Selatan.
Ekosistem gambut Kalimantan Tengah telah mengalami kerusakan akibat
pemanfaatan yang melebihi daya dukung dan daya tampungnya, serta adanya
kebakaran lahan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa ekosistem gambut merupakan
bagian penting dari lingkungan hidup yang harus dilindungi dan dikelola dengan
baik. Oleh karena itu, pasca kebakaran lahan gambut di Kalimantan Tengah, perlu
2
adanya pengelolaan ekosistem gambut tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah
adanya penataan ulang ekosistem gambut, program pencegahan kerusakan ekosistem
gambut, pemulihan, rehabilitasi dan restorasi ekosistem gambut. Perlu banyak peran
aktif dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka
pengelolaan lahan gambut agar tetap terjaga. Lahan gambut terbentuk karena adanya
penambahan bahan organik segar yang lebih cepat daripada perombakannya,
sehingga terjadi timbunan organik dari waktu ke waktu. Gambut Indonesia sangat
potensial dimanfaatkan untuk penyediaan bahan pangan. Lahan gambut memiliki
fungsi ekosistem yang sangat penting. Paling tidak ada 4 fungsi kawasan gambut
yaitu sebagai penyerap karbon, gambut sebagai penyangga air, tempat hidup berbagai
jenis flora dan fauna yang unik dan tempat mencari mata pencaharian bagi
masyarakat yang tinggal disekitarnya. Permasalahan kerusakan gambut di Kalimantan
Tengah secara historis dimulai dari pembukaan lahan pasang surut, pembukaan lahan
transmigrasi dan penebangan kayu hutan. Perusakan itu dilakukan secara formal oleh
pemerintah dan informal oleh masyarakat setempat. Salah satu contoh yang paling
besar dari sisi luasan maupun kegagalannya adalah kegiatan Pengembangan Lahan
Gambut (PLG) yang bertujuan mengkonversi 1 juta Ha menjadi lahan sawah.
3
Selain itu kemungkinan adalah kurangnya pengetahuan awal siswa dan siswi
bahkan masyarakat mengenai lahan gambut dan cara untuk menanggulangi setiap
permasalahan yang sering terjadi dilahan gambut, salah satunya adalah kebakaran.
Oleh karena itu kami ingin menerapkan pembelajaran Model Daring dengan
menggunakan media (website atau blog) untuk memperkenalkan CD Interaktif yang
dapat diakses dan mempermudah pemahaman mengenai permasalahan dan
penanggulangan masalah dilahan gambut.(studi kasus kebakaran lahan gambut) di
Kawasan Sei Barito 1 Kapuas di Kalimantan Tengah, dimana nantinya pengetahuan
tentang lahan gambut secara umum dan cara penanggulangan dari permasalahn lahan
gambut yang akan dikemas dalam bentuk CD Interaktif, dengan melihat kondisi di
tengah pandemi Covid-19 saat ini maka model pembelajaran Daring dengan
menggunakan CD Interaktif akan mempermudah pemahaman siswa dan masyarakat
tentang lahan gambut dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk terus menjaga lahan
gambut dari kebakaran yang sering terjadi.
4
1.2 Tujuan Penyelenggaraan KKN-T
1) Tujuan Umum
5
7. Memperkenalkan model Daring untuk dapat berkomunikasi jarak jauh dengan
masyarakat desa Mengkatif tempat KKN-T dilaksanakan.
8. Mahasiswa menjadi fasilitator untuk membantu masyarakat dalam upaya
menaggulangi kebakaran lahan gambut yang sering terjadi.
1.3 Kegunaan
6
4. Bagi bidang pendidikan di desa Mengkatif untuk membantu pemahaman
siswa dan siswi tentang penyebab terjadinya kebakaran dan cara
menanggulanginya.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Lahan gambut memiliki fungsi ekosistem yang sangat penting. Paling tidak
ada 4 fungsi kawasan gambut yaitu: sebagai penyerap karbon, gambut sebagai
penyangga air, tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna yang unik, dan tempat
mencari mata pencaharian bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Lahan gambut
8
di wilayah pesisir memiliki permasalahan kompleks terkait interaksi lingkungan di
dalamnya sehingga sangat rentan untuk mengalami kerusakan (Miloshis & Fairfield,
2015). Kerusakan lahan gambut di Asia Tenggara telah menyebabkan pelepasan
karbon yang signifikan (Wit et al., 2015). Di Indonesia kerusakan fungsi ekosistem
gambut ini umumnya terjadi akibat dari pengelolaan lahan yang keliru berupa
pemilihan aktivitas di kawasan gambut yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan
gambut, seperti perkebunan sawit dan konversi lahan gambut menjadi sawah. Hal ini
mengakibatkan pengurasan air di kawasan gambut yang berakibat kekeringan (kering
tak balik) pada tanah gambutnya dan membuat tanah tersebut menjadi rentan akan
kebakaran.
9
yang bertujuan mengkonversi 1 juta Ha menjadi lahan sawah. Produksi padi
nampaknya hanya cocok dilakukan pada sebagian kecil dari seluruh areal. Meskipun
demikian, sebagian besar tumbuhan kayu diatasnya telah ditebangi. Kegagalan PLG
telah menyebabkan banyak penduduk yang kemudian pindah kembali ke daerah
asalnya.Sementara itu masyarakat yang memutuskan untuk tetap tinggal kemudian
harus menghadapi resiko banjir yang dihasilkan sangat rentan terhadap kebakaran
hutan. Disamping permasalahan tersebut, juga terdapat permasalahan lain, seperti
penurunan permukaan tanah dan oksidasi yang berlangsung secara cepat di lahan
gambut dari tanah yang mengalami subsiden (CKPP, 2008). Fakta menunjukkan
bahwa lahan di pulau Kalimantan yang telah dikeringkan dan telah banyak ditebang
pohonnya menjadi lokasi paling sering terjadi kebakaran hutan. Hal ini merupakan
dampak utama akibat kerusakan lahan gambut di Kalimantan Tengah. Menurut
analisis data riwayat kebakaran dari Global Forest Watch Fires (2015) menegaskan
bahwa kebakaran cenderung terkonsentrasi pada konsesi pertanian dan lahan gambut.
10
Menurut Zaenal, lahan gambut di Indonesia merupakan ekosistem yang sangat
penting, oleh karenanya perlu dikelola secara berkelanjutan. Salah satu lahan gambut
pesisir di Indonesia adalah Kawasan Hidrologis Gambut Sungai Katingan - Sungai
Mentaya di provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki luas area 254.522,24 Ha.
Menurut peraturan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 50,58% dari
wilayah gambut di KHG tersebut seharusnya berfungsi sebagai area lindung. Namun
kenyataan di lapangan, telah terjadi alih fungsi lahan menjadi lahan budi daya.
(Zaenal dkk, 2018).
11
pertanian. Menurut data geologi sebagian daerah pedataran Kalimantan Selatan dan
Tengah mengandung sumberdaya endapan gambut cukup banyak, di indikasikan
dengan laporan dari P4S Departemen PU, tentang lahan gambut sejuta hektar dan
kadar keasaman air permukaan yang berhubungan dengan keberadaan endapan
gambut. Di Mengkatip dan sekitarnya, diendapkan gambut di atas Formasi Dahor.
Endapan gambut yang berasal dari berbagai jenis tetumbuhan yang mati dan
terakumulasi pada daerah-daerah pedataran rendah dan lembah-lembah dalam
cekungan dengan kondisi dan lingkungan yang basah relatip stabil dan tenang, terjadi
terus menerus berulang-ulang pada waktu yang lama. Menurut teori segi tiga api (fire
triangle) kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor yang menjadi unsur api yaitu bahan
bakar (fuel), sumber panas (heat) dan oksigen (Ramli, 2010). Tingkat ketersediaan
bahan bakar di lahan gambut yang mudah terbakar dipengaruhi oleh kondisi
kelembaban tanah gambut. Kelembaban tanah gambut dipengaruhi oleh tinggi muka
air gambut.
12
BAB III
13
Kuota Internet
Pulpen
Kertas
Dan jurnal sebagai referensi pendukung laporan ini.
Beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini yang paling utama
adalah mahasiswa anggota kelompok KKN A04, Dosen pembimbing KKN
A04, masyarakat Kelurahan Mangkatip, khususnya pihak kelurahan, guru dan
siswa-siswi yang ada di Kelurahan Mangkatip.
Output yang kelompok kami ingin capai adalah menciptakan sarana untuk
masyarakat setempat guna memperdalam dan memahami pentingnya lahan gambut
lewat CD interaktif yang ada di web blog yang kami ciptakan. Dan harapannya juga,
meskipun ada pandemi COVID-19 ini, terutama siswa-siswi yang ada di Kelurahan
Mangkatip, agar memperdalam wawasannya mengenai lahan gambut sejak dini,
sehingga terbentuk pengetahuan awal pentingnya dalam menjaga lahan gambut
terlebih dalam antisipasi terjadinya kebakaran lahan gambut yang hampir terjadi
setiap tahunnya.
Untuk tindak lanjut kegiatan ini, kami ingin membuat tidak hanya sebatas
sebuah CD interaktif tetapi sebuah metode pembelajaran baru di tengah pandemi
14
yang sedang terjadi, selain itu juga kami akan memberikan wawasan mengenai covid-
19 kepada masyarakat dan siswa/siswi di desa mangkatip secara daring, melihat
kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan untuk terjun langsung ke lapangan.
BAB IV
15
Mangkatip merupakan ibu kota dari Kecamatan Dusun Hilir
Kabupaten Barito Selatan yang keberadaannya terbentang di pinggir Sungai
Barito yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh hutan. (Anonim,
2020)
Akses kedua dari Kota Palangka Raya melalui Buntok lewat jalan
darat selama ± 4 jam. Perjalanan dilanjutkan dengan kapal cepat (speed
boat) ke arah Kelurahan Mangkatip selama ±3 jam melalui sungai Barito dan
masuk ke anak sungai Mengkatip.
16
4.2. Struktur Pemerintahan
LURAH
SURIANI, A.Ma.Pd
Penata
NIP. 19650201 199306 1 005
SEKRETARIS KELOMPOK
YUNG MARINI JABATAN
HANDAYANI, S.AP FUNGSIONAL
Penata
NIP. 19811122 200003 2 004
17
Luas wilayah Mengkatip adalah 38.500 ha dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut : (BPS, Statistik Daerah Kecamatan Dusun Hilir 2016)
X_UTM Y_UTM
928941 9753003
Tabel 1. Koordinat batas luar kelurahan Mengkatip
18
bersifat ekonomis. Untuk pemanfaatan hasil hutan berupa kayu pun masih
tetap dilakukan masyarakat. Masyarakat sendiri pergi ke hutan untuk
memotong kayu. Namun dari segi efisiensi dan efektivitas masyarakat
cenderung lebih suka untuk membeli kayu di bansau yang berada di hulu
Kelurahan Mangkatip. (Wawancara dengan Kepala Kelurahan)
19
umum dan social yang terdapat di Kelurahan Mangkatip, antara lain : (Aparat
Kelurahan, 2017.)
20
BAB V
No MINGGU I II III IV V
.
1. Diskusi metude pelaksanaan
kegiatan kelompok
2. Diskusi pembagian tugas
21
4. Penyusunan laporan kemajuan
1. Keterangan:
Foto kantor kelurahan di desa Mengkatip
kondisi bangunan sangat baik.Struktur
organisasi kantor kelurahan Mengkatip
terdiri dari Lurah, Sekretaris Lurah, dan
Kelompok Jabatan Fungsional, kemudian
terdiri dari Kasi PEM dan TANTIBUM
Kasi pembangunan, Kasi KESRA.
22
2. Keterangan:
Foto Taman Kanak-Kanak (TK) PGRI
Melati di desa Mengkatip sudah ada dan
masih beroperasi sampai sekarang kondisi
bangunan masih baik untuk dipakai
sebagai sarana pendidikan untuk anak-
anak.
3. Keterangan:
Taman Kanak-kanak di desa Mengkatip
ada dua salah satunya adalah TK Mawar
Dharma Wanita yang dikelola oleh desa
dan ibu-ibu sebagai perintisnya, seperti
tampak pada gambar lokasi bangunan
masih layak untuk dipakai.
4. Keterangan:
SMP Negeri 1 Dusun Hilir merupakan
salah satu sekolah tempat anak-anak di
desa Mengkatip mngenyam pendidikan
selama 3 tahun seperti tampak pada
gambar kondisi bangunan masih baik
untuk digunakan.
23
5. Keterangan:
Foto disamping adalah rumah terapung
yang sering digunakan warga di pesisir
sungai barito untuk mandi, mencuci dan
sebagai tempat tinggal. Seperti tampak
pada gambar sungai barito berfungsi
sebagai prasarana lalu lintas orang dan
barang di desa Mengkatip.
24
Pembelajaran untuk Sekolah Dasar, SMP dan SMA” sangat berhubungan erat
dengan judul yang telah kami buat yaitu “Pembelajaran Model Daring
(website atau blog) dengan menggunakan CD Interaktif untuk mempermudah
pemahaman mengenai permasalahan dan penanggulangan masalah di lahan
gambut (studi kasus kebakaran lahan gambut) di Kawasan Sei Barito 1
Kapuas di Kalimantan Tengah”. Tema yang dipilih membahas tentang
Biofisik Ekosistem Gambut melalui model pembelajaran Daring (website atau
blog) dengan menggunakan CD Interaktif, kami menuangkan tentang
pengertian gambut, jenis-jenis gambut, kedalaman gambut, faktor-faktor
penyebab terjadinya kebakaran di lahan gambut dan bagaimana cara
menanggulangi kebakaran lahan gambut untuk mempermudah pengetahuan
dan pemahaman siswa/siswi dan masyarakat yang bermukim di sekitar lahan
gambut seperti di Desa Mengkatip.
25
Gambar 4. Tampilan Wix.com dari smartphone
26
Gambar 5. Tampilan awal dari CD interaktif yang kami gunakan
Website yang kami gunakan ialah Wix.com, kami menggunakan situs website
ini dikarenakan system pengolahan dan pembuatannya yang cukup menarik dan
cukup mudah diakses baik melalui desktop dan juga melalui smartphone. Hal inilah
yang membuat kami sangat ingin mengenalkan CD interaktif dan juga mengenalkan
media daring yang baik untuk siswa atau siswi disana untuk meningkatkan
kemampuan kewirausahaan serta mengikuti perkembangan teknologi Indonesia yang
sekarang.
27
DAFTAR PUSTAKA
28