Anda di halaman 1dari 5

IDENTITAS NEGARA YANG TERGERUS OLEH TEKNOLOGI DAN ZAMAN

Paper ini di susun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila

Dosen mata kuliah : Dr. Agustinus W. Dewantara S.S., M.Hum

Ananda Cahaya Monalisa (32318004)


ABSTRAK

Dewasa ini, banyak sekali hal-hal yang membuat kita lupa akan identitas negara yang kita miliki,
Selain sebagai lambang negara kita (indonesia). Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia pancasila memiliki manfaat bagi masyarakatnya, Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong terjadinya berbagai perubahan dalam
sendi-sendi kehidupan. Perubahan ini dapat berupa hal yang positif ataupun negatif. Dalam hal
nasionalisme, perubahan ini juga akan dapat memberikan pengaruh pada generasi muda.
Berbagai usaha perlu dilakukan untuk dapat mempertahankan nasionalisme ini dalam era digital
saat ini. Hal-hal ini perlu didukung agar bangsa Indonesia dapat tetap menjaga martabatnya
dalam bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Kata kunci: identitas negara,teknologi,zaman


Identitas Negara
Identitas negara tercipta karena budaya, bahasa, agama dan suku yang memiliki pandangan yang
sejalan dengan kepentingan masyarakat bersama berupa Ideologi.

Bentuk identitas nasional suatu negara berbeda satu sama lain karena tiap negara memiliki cara
pandang yang berbeda dalam menyelesaikan permasalahan di negaranya.

Identitas yang banyak diterapkan di beberapa dunia adalah ideologi liberal, disusul komunis, dan
pancasila.

Pancasila merupakan ideologi dan identitas negara yang menjadi ciri khas negara kesatuan
republik indonesia yang tidak dapat ditiru oleh negara lain karena lahir dari kreatifitas budaya
setempat dan paling cocok dengan masyarakat indonesia

Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan
sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu
memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan
bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang
tidak dikehendaki yang disebut pencemar dan menguras sumber daya alam, merugikan, dan
merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi
nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika
baru.
DENGAN menjadikan Pancasila sebagai ideologi, maka dengan sendirinya Pancasila
mendapatkan saingan dengan gagasan-gagasan lain di masyarakat majemuk seperti Indonesia
yang sudah tentu memiliki berbagai macam ideologi masing-masing. Ini adalah jeratan yang
menjerumuskan rezim Orde Baru, yang mengubah kontrak sosial menjadi ideologi negara. Ini
menjadikan Pancasila harus bersaing dengan ideologi-ideologi lain dalam masyarakat. Akan
berbeda persoalannya bila rezim itu sadar sejarah dan tetap menjadikan Pancasila sebagai suatu
kontrak sosial. Sebagai kontrak sosial, Pancasila layak berdiri di atas berbagai ideologi karena ia
merupakan suatu kontrak pembentukan negara. Apabila memang ingin diubah, berarti negaranya
harus dibubarkan lebih dulu. Dengan demikian, bila kontrak sosial itu tetap disepakati, maka
selama itu pula negara Republik Indonesia bisa tegak berdiri. Sejarah telah membuktikan, asas-
asas kontrak sosial ini di sebagian besar wilayah Indonesia berhasil menyatukan dan
mengonsolidasi negara terhadap banyak rongrongan seperti gerakan seperatisme dan lainnya.
Dari sejarah rumusan diatas menunjukan bahwa pancasila memberikan dorongan yang luar biasa
dengan nilai-nilai serta makna didalamnya. Serta berdampak buruk apabila nilai-nilai pancasila
di atas / tidak adanya pancasila di indonesia. Kesetiaaan, nasionalisme, dan patriotisme warga
Negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap
filsafat negaranya secara formal diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan
(Undang-undang Dasar 1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetiaan warga
Negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan
peraturan Perundangan-Undangan itu.

Pancasila adalah sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Secara singkat dapat diuraikan bahwa kedudukan pancasila adalah sebagai dasar Negara RI.
Untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan Negara, sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia dan sebagai ligature bangsa Indonesia. Kesetiaan ini akan semakin kokoh apabila
mengakui dan menyakini kebenaran, kebaikan dan keunggulan pancasila sepanjang masa.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideology Negara, di harapkan mampu menyaring dan
menseleksi pengaruh perubahan zaman di era globalisasi ini yang dapat merusak atau
memudarkan budaya pancasila dengan masuknya budaya barat yang dengan cepat masuk di
masyarakat idonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/fadjarhadi/indonesia-tanpa-pancasila_54f47c34745513a42b6c8a49
http://www.kompasiana.com/fadjarhadi/indonesia-tanpa-pancasila_54f47c34745513a42b6c8a49
http://www.kompasiana.com/fadjarhadi/indonesia-tanpa-pancasila_54f47c34745513a42b6c8a49
http://ellbona.blogspot.co.id/2014/12/peranan-penting-pancasila-bagi.html
http://digilib.um.ac.id/index.php/Politik/indonesia-malaysia-hubungan-pelik-pascakolonial.html
http://candycoffin.blogspot.co.id/2015/03/fungsi-pancasila-bagi-indonesia.html

Dewantara, A. (2017). Kerasulan Awam di Bidang Politik (Sosial Kemasyarakatan) dan


Relevansinya bagi Multikulturalisme Indonesia.

Dewantara, A. (2015). Filosofi Pendidikan yang Integral dan Humanis dalam Perspektif Mangunwijaya.

Dewantara, A. W. (2015). PANCASILA SEBAGAI PONDASI PENDIDIKAN AGAMA DI


INDONESIA. CIVIS, 5(1/Januari).

DEWANTARA, A. W., Lasiyo, M. A., & Soeprapto, S. (2016). GOTONG-ROYONG


MENURUT SOEKARNO DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN
SUMBANGANNYA BAGI NASIONALISME INDONESIA (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).

Dewantara, A. KASUS MEMILUKAN SEORANG BOCAH DI GOWA TEWAS DI TANGAN AYAH KANDUNG
DITINJAU DARI TEORI PRINSIP REFLEKSI HATI NURANI MANUSIA.

Anda mungkin juga menyukai