Anda di halaman 1dari 23

 

Bab I

Pendahuluan

Tumor buli-buli atau juga dikenali sebagai karsinoma buli-buli merupakan suatu
tumor yang berasal dari jaringan pada buli-buli. Tumor atau karsinoma buli merupakan 2%
dari keganasan dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah
karsinoma prostat. Rata-rata usia penderita adalah 65 tahun. Karsinoma ini lebih sering
terjadi pada kelompok golongan kulit putih dibanding orang kulit hitam dimana rasio laki-
laki dibanding perempuan yaitu 2,7!. "5% terlokalisasi di buli-buli dan !5% menyebar ke
lim#onodus regional atau ke tempat yang lebih jauh. $ekali diagnosis ditegakkan maka
tendensi untuk berulang sepanjang aktu dan lokasi yang baru pada traktus urinarius dapat
terjadi sehingga diperlukan monitoring yang berkelanjutan.

&aktor resiko kejadian tumor buli-buli terbagi kepada genetik dan non genetik, pada
#aktor resiko non genetik antaranya adalah deasa diatas usia 5' tahun, yang mengkonsumsi
kopi yang mengandung pemanis tiruan dalam kadar yang banyak dan dalam jangka masa
yang panjang. Riayat merokok dalam jangka masa yang lama juga merupakan antara #aktor 
resiko terbanyak sehingga dikatakan ( kali lipat lebih rentan terkena tumor buli-buli. )aparan
terhadap *at kimiai seperti ben*idine, beta-naphthylamine, +at, petroleum dan lainnya,
#aktor resiko lain seperti in#eksi kronis, $+histosomiasis, radioterapi pelis, pengguna anti
analgetik dosis tinggi, dan paparan terhadap agen sitotosik meningkatkan #aktor resiko
terjadinya tumor.

elihat tumor buli sebagai keganasan kedua setelah karsinoma prostat, tentu perlunya
diagnosis yang tepat mulai dari anamnesis, pemeriksaan, hingga penatalaksanaanya. ahkan
melihat tendensi kekambuhannya, perlu juga ada pemeriksaan yang berkelanjutan. /ntuk itu
dari pembuatan makalah ini ditujukan mempelajari karsinoma buli, dari aal anamnesis
hingga diagnosis, dan menyingkirkan diagnosis banding lainnya hingga ren+ana
 penatalaksanaan.

BAB II
 

Status Pasien

I Identitas
 0ama  Tn. 
1enis kelamin  aki - laki
Tanggal lahir 3 /mur  62 tahun
4lamat  )esinggahan
)endidikan  $)
)ekerjaan  )etani
$uku  $asak  
$tatus )erkainan  $udah enikah
asuk Rumah $akit  27 &ebuari 2'!6, pukul 2'.''
 0o. atatan edik  !"277

II Anamnesis
a 4namnesis
4namnesis diambil dari autoanamnesis pada tanggal 27 &ebuari 2'!6 jam 2'.''
 b Keluhan utama
4K berdarah
+ Riayat )enyakit sekarang
)asien datang dengan keluhan 4K berdarah sejak  hari yang lalu. 4K berdarah
 juga disertai nyeri sesaat sebelum mulai 4K. 4alnya pasien pernah mengeluh 4K 
 berdarah ! bulan $R$. )ada saat itu, 4K berdarah tidak disertai nyeri. )asien juga
mengeluh lebih sering 4K, bahkan kadang-kadang pasien terbangun malam untuk 
4K. )asien juga sukar menahan 4K sehingga sering mengompol. Karena keluhan
aal tersebut, pasien lalu memeriksakan diri ke dokter urologi dan didiagnosis tumor 
 buli. )asien juga sempat diterapi. $emenjak saat itu keluhan 4K berdarah berhenti,
namun keluhan sering 4K dan sering mengompol. 0amun,  hari $R$ kembali
mun+ul 4K berdarah, serta disertai nyeri. ! hari $R$ pasien mengeluh lemas dan
tidak na#su makan. Terdapat penurunan berat badan sekitar -( kg dalam 2 bulan
terakhir. Tidak ada keluhan mun+ul benjolan di daerah perut baah. Tidak ada keluhan
demam dalam ! bulan terakhir. Tidak ada keluhan 4K keluar batu.
d Riayat penyakit dahulu
)asien didiagnosis tumor buli ! bulan yang lalu
Tidak ada riayat penyakit kronis, alaupun penggunaan obat-obatan jangka panjang
Tidak ada riayat sering 4K nyeri ataupun in#eksi saluran kemih.
e Riayat penyakit keluarga
Tidak ada keluhan serupa pasien
# Riayat sosial

2
 

)asien adalah seorang petani. Tidak ada riayat merokok, maupun anggota keluarga
yang merokok di rumah. )asien tidak pernah ada riayat bekerja di pabrik ataupun
industri rumahan. Rumah pasien juga tidak berdekatan dengan daerah industri

III Pemeriksaan fisik 


$tatus 8eneralis

Keadaan /mum  Tampak sakit sedang

Kesadaran  +ompos mentis

8$ 9 :( 6 ;5 9 !5

Tanda ;ital  Tekanan darah  !('3"' mm<g

&rekuensi nadi ' =3menit, kuat, teratur 

&rekuensi napas 22=3menit

$uhu  6,5>

Kepala 0ormo+ephal,

ata  +onjungtia anemis ?3?, sklera ikterik -3-, pupil bulat isokor ∅  mm 3  mm,
re#le= +ahaya ?3?.

eher  1ejas @-A, deiasi trakea @-A

Thoraks  $imetris, de#ormitas @-A, retraksi @-A

)aru  Bnspeksi  1ejas @-A, pernapasan statis dan dinamis simetris

)alpasi  Krepitasi -3-, nyeri tekan -3-, #okal #remitus kanan 9 kiri

)erkusi  $onor dikedua lapang paru

4uskultasi  $uara napas esikuler ?3?, rhonki -3-, wheezing  -3-

  1antung  Bnspeksi  B+tus kordis tidak terlihat

)alpasi  B+tus kordis teraba di i+s B; $

)erkusi  )ekak 

3
 

4uskultasi  1 B-BB Reguler, urmur @-A, 8allop @-A

4bdomen  Bnspeksi  &lat, jejas @-A, distensi @-A

  4uskultasi  ising usus @?A normal

)alpasi  $upel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan @-A,

  uli kesan kosong, nyeri tekan suprapubik @-A

)erkusi  Timpani, nyeri kotak ;4 -3-

8enital  Terpasang #oley +atether, urin !''++, darah @?A

:kstremitas  4kral hangat, RT C 2 detik, edema @-A, krepitasi @-A

IV Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
26 Agustus 2014 !ertama masuk I"#$
%ematologi
<emoglobin !!,' g3d @0!2-!6 g3dA
<ematokrit !,6% @0 7-(7 g3dA
eukosit !2.76'3µ @0 ("''-!'."''3 µA
Trombosit '6.'''3 µ @0!5'.'''-(''.'''3 µA

&imia &linik 

/reum !6, mg3d @0 2'-5' mg3dA

Kreatinin '." mg3d @0',5-!,5 mg3dA

8lukosa darah $eaktu !(" mg3d @0 C!(' mg3dA

/rinalisis

Darah ?( @0 0egati#A

)rotein ?! @0 0egati#A

V 'esume
)asien laki-laki 62 tahun datang dengan keluhan 4K berdarah ! bulan $R$, tidak 
nyeri, lalu berhenti yang kemudian berlanjut  hari $R$, berubah menjadi nyeri. )asien
 juga mengeluh sering 4K dan kadang mengompol. Terdapat riayat penurunan berat
 badan sekitar -( kg dalam 2 bulan.

4
 

)ada pemeriksaan #isik didapatkan konjungtia anemis, status generalis dalam batas
normal, pada #oley +atether tampak gross hematuria "''++. )ada pemeriksaan penunjang
didapatkan urinalisis urin mengandung darah ?( dan protein ?!.

VI #iagnosis
 <ematuria e+ susp tumor buli
 4nemia ringan
VII Penatalaksanaan
  B;&D 0al '. % 5''++3"jam
  Ren+ana rontgen thora=, +ek elektrolit serum, <bs4g, anti <;
  Bnjeksi 4sam Trane=amat = 5''mg
  ;it K != !'mg
  Bnjeksi e#opera*one $uba+tam 2=!gr 
  Bnjeksi $antagesij !=! ampul
  Ren+ana /$8 abdomen

VIII Prognosis
Euo ad ;itam  dubia ad malam
Euo ad &un+tionam  dubia
Euo ad $ana+tionam  dubia

BAB III

(injauan Pustaka

4. De#inisi

Karsinoma buli @vesica urinariaA adalah tumor ganas buli3 kandung ken+ing yang
 berkembang dari epitel yang atipik atau displasia yang berupa lesi yang mengalami
 proli#erasi.! )erbedaan antara yang jinak dan ganas terletak pada perubahan sel dan
inti, dimana pada kelainan jinak, epitel atipis mengalami hiperplasia tanpa perubahan
sel dan inti, sedangkan pada keganasan didapat pertumbuhan displasia disertai
 perubahan sel dan inti.

. 4natomi

Kandung kemih atau buli-buli adalah sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah
FkantungG dalam pelis yang menyimpan urin yang diproduksi ginjal. /rin dialirkan

5
 

ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Kandung ken+ing
sendiri terletak di rongga retropubik bagian ekstraperitoneal. Tetapi bagian kubah
kandung ken+ing terdiri dari peritoneum. 2,

Kandung kemih dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu 

• :pitelium, bagian transisional dari epitel yang menjadi asal datangnya sel
kanker.
• amina propria, lapisan yang terletak di baah epitelium.
• Htot detrusor, lapisan otot yang tebal dan dalam terdiri dari lapisan-lapisan otot
halus yang tebal yang membentuk lapisan dinding otot kantung kemih.

• 1aringan periesikal lembut, lapisan terluar yang terdiri dari lemak, jaringan-
 jaringan, dan pembuluh darah.

uli-buli sendiri terdiri dari  lapis otot detrusor yang saling beranyaman. Di bagian
dalam adalah otot longitudinal, di tengah otot sirkuler, dan yang terluar otot
longitudinal. ukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti pada
mukosa-mukosa pada pelis renalis, ureter, dan uretra posterior. )ada dasar buli-buli
kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang
disebut trigonum buli-buli. 

8ambar .! 4natomi uli 

$e+ara anatomik, buli-buli terdiri atas  permukaan, yaitu permukaan superior yang
 berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan in#erolateral, dan permukaan

6
 

 posterior. )ermukaan superior merupakan lokus minoris @daerah terlemahA dinding


 buli-buli

uli-buli ber#ungsi menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya


melalui uretra dalam mekanisme miksi @berkemihA. Dalam menampung urine, buli-
 buli mempunyai kapasitas maksimal, yang olumenya untuk orang deasa kurang
lebih 2''-('' ml.  )ada saat kosong, buli-buli terletak di belakang sim#isis pubis dan
 pada saat penuh berada di atas sim#isis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi.

uli-buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada sara# a#eren dan
menyebabkan aktiasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral $2-(. <al ini
akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli, dan relaksasi
s#ingter uretra sehingga terjadilah proses miksi.

. :pidemiologi

erdasarkan data dari Global Cancer Statistic, pada tahun 2'!2 ditemukan "6.''
kasus baru karsinoma buli-buli di seluruh dunia dengan angka kematian men+apai
!5'.2''. Bnsiden terbanyak ditemukan di negara-negara :ropa, 4merika /tara dan
4#rika /tara dan insiden paling rendah di negara-negara elanesia dan 4#rika
Tengah. Di 4sia Tenggara ditemukan pada pria (,53!''.''' penduduk dan pada
anita !,3!''.''' penduduk. ( Di Bndonesia berdasarkan data yang dikumpulkan di
/niersitas Bndonesia pada tahun !!, karsinoma buli-buli menempati urutan ke 
dari !' kanker terbanyak pada laki laki dengan jumlah ,7%. 5

D. )ato#isiologi

Kanker pada saluran urotelium ditandai dengan ke+enderungan untuk mengalami


kekambuhan, baik di tempat yang sama ataupun di tempat yang jauh dari saluran
urotelial. <al ini mendukung hipotesis yang menyatakan baha adanya de#ek pada
urotelium dapat berkembang dan memiliki ke+enderungan untuk membentuk suatu
tumor yang baru. eskipun pendapat baha tumor yang tumbuh pada tempat yang
 berbeda pada saluran urotelial berasal dari klon yang sama masih kontroersial,
namun beberapa penelitian mendukung hal ini. 

Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor super#isial. Tumor ini lama
kelamaan dapat mengadakan in#iltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak periesika

7
 

yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Di samping itu tumor 


dapat menyebar se+ara lim#ogen maupun hematogen. )enyebaran lim#ogen menuju
kelenjar lim#e, periesika, obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis. )enyebaran
hematogen paling sering ke hepar, paru-paru dan tulang.

$erangkaian peristia genetik +enderung mengarahkan ke perkembangan @peristia


 primerA dan progresi @peristia sekunderA dari karsinoma buli-buli. <al ini diyakini
mengakibatkan aktiasi protoonkogen dan3atau inaktiasi gen supresor tumor.

:. :tiologi dan #aktor resiko

)enyebab-penyebab tumor buli semakin banyak dan rumit, dan beberapa substansi-
substansi dalam industri kimia diyakini bersi#at karsinogenik. $alah satunya adalah
si#at karsinogenisitas dari I-naphthylamine yang telah ditemukan. $ubstansi ini
diyakini terbaa dalam urine dan menyebabkan asal tumor dalam kaitannya dengan
kontak dengan permukaan mukosa esika dalam aktu lama. $ubstansi kimia lainnya
yang diaspadai bersi#at karsinogenik adalah ben*idine.

Kurang lebih "'% dari kasus kanker buli berhubungan dengan polusi lingkungan. Di
4merika sendiri penyebab utama yang diduga adalah rokok, dan mulai berkembang
 juga di negara-negara berkumbang. Keganasan buli-buli tejadi karena induksi bahan
2,
karsinogen yang banyak terdapat di sekitar kita.

eberapa #aktor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli


adalah

!. )ekerjaan
25% dari kasus kanker buli berhubungan dengan pekerjaan seperti, pekerja
 pabrik kimia, terutama pabrik +at, laboratorium, pabrik korek api, tekstil,
 pabrik kulit, dan pekerja salon3 pen+ukur rambut yang sering terpapar oleh
 bahan karsinogen berupa senyaa amin aromatik @2-na#tilamin, ben*idine, dan
(-aminobi#amilA.
2. )erokok 
Resiko untuk mendapat karsinoma buli-buli pada perokok 2-6 kali lebih besar 
dibanding dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan karsinogen amin
aromatik dan nitrosamin.
. Bn#eksi saluran kemih

8
 

Telah diketahui baha kuman-kuman :. oli dan )roteus spp menghasilkan


nitrosamin yang merupakan *at karsinogen.
(. Kopi, pemanis buatan, dan terapi pengobatan

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan


siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklo#os#amid yang diberikan
intraesika. Khusus untuk siklo#os#amid, terdapat metabolitnya di dalam urin
 berupa akrolein yang berhubungan se+ara tidak langsung dengan perubahan
epitel pada kandung ken+ing. Terapi radiasi pada pelis juga dikatakan se+ara
tidak langsung beresiko terhadap angka terjadinya kanker buli.

&. 1enis histopatologi

$ebagian besar @J '%A tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini
 bersi#at multi#okal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel
transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. $edangkan jenis yang
lainnya adalah karsinoma sel suamosa @J !'%A dan adenokarsinoma @J 2%A. 2,,5

!. Karsinoma sel transisional

$ebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel transisional.
Tumor ini biasanya berbentuk papiler, lesi ekso#itik, sesile atau ul+erasi.
karsinoma in situ berbentuk datar @non papiler anaplastikA, sel-sel membesar 
dan nukleus tampak jelas. Dapat terjadi dekat atau jauh dari lesi okso#itik,
dapat juga #okal atau di#us. B$ adalah tumor yang sangat agresi# dan
 bertumbuh lebih +epat dari tumor papilari. B$ memiliki pola perkembangan
yang aalnya pada lumen, lalu inasi ke membran basal, diteruskan hingga ke
lamina propia, hingga ke otot-otot buli. 

2. Karsinoma non sel transisional

• 4denokarsinoma

Terdapat  kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya


adalah

aA )rimer terdapat di buli-buli


iasanya terdapat di dasar dan di #undus buli-buli. )ada
 beberapa aksus sistitis glandularis kronis dan ekstro#ia esika

9
 

 pada perjalanan lebih lanjut dapat mengalami degenerasi


menjadi adenokarsinoma buli-buli.
 bA /rakhus persisten
4dalah sisa duktus urakhus yang mengalami degenerasi
maligna menjadi adenokarsinoma.
+A Tumor sekunder

Tumor yang berasal dari #okus metastasis dari organ lain,


diantaranya adalah prostat, rektum, oarium, lambung,
mamma, dan endometrium.

• Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-


 buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi
ganas. Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena in#eksi saluran kemih
kronis, batu buli-buli, kateter menetap yang dipasang dalam jangka
aktu lama, in#estasi +a+ing s+histosomiasis pada buli-buli, dan
 pemakaian obat siklo#os#amid se+ara intraesika.

)erlu pertimbangan untuk mendiagnosis suatu tumor buli sebagai


karsinoma sel skuamosa, mengingat jumlah sel skuamosa pada
kandung ken+ing sangat sedikit. Diagnosis baru ditegakkan juga sudah
mendapat hasil patologi anatomi.

• Karsinoma yang tidak berdi#erensiasi

erupakan tipe tumor yang jarang @kurang dari 2 % dari seluruh tipe
tumor buliA. Tumor ini tidak memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dari tumor lain, dan kata undifferentiated   merujuk 
kepada si#at alamiah sel-sel tersebut yang bersi#at anaplastik. Dalam
karsinoma yang tidak terdi#erensiasi, sel-selnya belum matang
sehingga di#erensiasi ke arah pola yang jelas seperti papilari,
epidermoid atau adenokarsinoma tidak terjadi.

8. ani#estasi klinik 

10
 

"5% pasien dengan karsinoma buli-buli memberikan gejala hematuria yang bersi#at
total atau mikroskopik, tidak nyeri, dan bersi#at kambuhan @intermittenA. )ada
sebagian ke+il kasus dapat disertai gejala-gejala iritasi seperti poliuria, urgensi dan
disuria. 8ejala ini sering ditemukan pada pasien dengan karsinoma insitu atau
karsinoma yang telah mengadakan in#iltrasi luas yang menurunkan kapasitas buli-buli
atau juga disebabkan oleh oeraktiitas dari buli-buli.!,2,5,6  /ntuk itu pada pasien-
 pasien usia tua dengan gejala-gejala poliuria, urgensi yang berulang dan tanpa ada
sebab yang jelas, perlu dipertimbangkan adanya kanker buli. 

<ematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang dengan
keluhan tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang lebih lanjut berupa obstruksi
saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. :dema tungkai disebabkan karena
 penekanan aliran lim#e oleh massa tumor atau oleh kelenjar lim#e yang membesar 
 pada daerah pelis. 5

 0yeri pada karsinoma buli-buli disebabkan karena tumor lokal yang makin
 berkembang atau karena telah bermetastasis. 0yeri pada daerah panggul dapat
mengindikasikan adanya obstruksi uretra. 0yeri pada daerah suprapubik dapat
disebabkan karena inasi tumor ke jaringan lunak periesika, obstruksi pada muara
 buli-buli dan adanya retensi urin. 0yeri pada tulang mengindikasikan baha tumor 
telah bermetastasis ke tulang.

<. )emeriksaan #isik 

)ada pemeriksaan #isik, tidak dapat ditemukan temuan khas. ungkin pada
 pemeriksaan +olok dubur atau bimanual masih bisa menilai adanya kanker buli
tersebut. 0yeri tekan sudut kosto ertebra ataupun nyeri tekan suprapubik tidak begitu
khas pada keadaan ini, ke+uali jika sudah terjadi perluasan kanker buli sehingga
menimbulkan hidrone#rosis, yang nantinya masih bisa memungkinkan adanya nyeri
tekan ;4. )ada palpasi langsung di suprapubik, hampir tidak mungkin teraba
adanya massa, ke+uali massa sudah mendorong kandung ken+ing bahkan sudah
meluas ke jaringan periesika.!,

olok dubur dengan bimanual dapat dilakukan dengan analgetik umum @agar otot
 buli-buli relaksA pada saat sebelum dan setelah reseksi tumor T/R buli-buli. 1ari
telunjuk kanan melakukan +olok dubur sedangkan tangan kiri melakukan palpasi pada

11
 

daerah suprasim#isis untuk memperkirakan in#iltrasi tumor. $elain itu pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya massa dan penyebarannya, ukuran,
mobilitas, dan derajat #iksasi pada organ lain.  1ika buli-buli tidak mobile, hal ini
menunjukkan #iksasi tumor pada struktur didekatnya melalui inasi langsung.  

B. )emeriksaan penunjang

)ada kanker buli, pemeriksaan dapat dimulai dari pemeriksaan dasar yang non inasi# 
hingga pemeriksaan paling inasi# untuk menentukan derajat serta penyebaran kanker.
)emeriksaan dilakukan bukan hanya menentukan diagnosis, tetapi juga dapat
menentukan diagnosis banding serta menentukan komplikasi serta menilai hasil
terapi.

• aboratorium darah
Dapat menentukan derajat anemia akibat adanya hematuria yang dilihat dari
 jumlah hemoglobin. )eningkatan leukosit juga bisa dijadikan penanda adanya
in#eksi dari traktus urinarius sehingga bisa menyingkirkan adanya kanker buli,
namun 5' % dari karsinoma sel skuamosa menunjukan adanya peningkatan
dari leukosit.
$elain itu dapat juga diperiksa ureum dan kreatinin untuk menilai #ungsi
ginjal. )ada kanker buli yang dimana massa menyumbat satu ataupun kedua
ureter, terjadi gangguan pada ginjal. $elain itu pemberian media kontras atau
obat-obatan intraesika hanya bisa dilakukan jika #ungsi ginjal baik. 
:n*im lier juga tidak lupa diperiksakan pada pasien dengan kanker buli.
$alah satu terapi untuk karsinoma in situ adalah pemberian aksin 8
intraesika. )enyerapan sistemik aksin ini dapat menginduksi hepatitis akut.
/ntuk itu sebelum pemberian terapi ini, perlu dinilai terlebih dahulu #ungsi
hati. $elama pemberian terapi juga dinilai #ungsi hati untuk menilai apakah
terapi masih bisa dilanjutkan atau malah harus dihentikan. ,5
• /rinalisis
)ada urinalisis, dapat dinilai adanya sel darah merah, maupun sel darah putih.
$el darah merah menunjukan adanya darah pada urin. enurut  American
Urological Association Guideline Committee, de#inisi hematuria adalah,
adanya lebih dari  sel darah merah per lapang pandang besar, dari 2 sampai 
spesimen urin. $el darah putih juga diperiksakan, untuk menunjukan adanya
in#eksi.

12
 

/ntuk menyingkirkan diagnosis in#eksi, perlu juga diperiksakan kultur urin.


engingat gejala kanker buli yang hanya berupa hematuria sangat mirip
dengan gejala dari in#eksi traktus urinarius. 
•  $itologi urin
)emeriksaan ini adalah pemeriksaan standar non inasi# untuk mendiagnosis
kanker buli. )emeriksaan ini bertujuan untuk melihat sel-sel urotelium yang
terlepas bersama urin. )emeriksaan ini berguna untuk mendeteksi adanya
tumor pada pasien dengan gejala simptomatik dan untuk mengealuasi
 pengobatan. $el urotelium yang terlepas dinilai apakah sudah perubahan
mor#ologi ke arah displasia yang ditandai dengan adanya ekso#iliasi pada sel
urotelium.,7,"
$ampel pemeriksaan berupa !'' ml urin segar hasil berkemih. $ampel
sebaiknya tidak diambil pagi hari, karena pada urin pagi hari sel-sel urotelium
 banyak yang berubah akibat ditampung di kandung ken+ing semalaman
sehingga sulit untuk dinilai. )ada urin yang en+er juga sulit dinilai akibat
 banyaknya jumlah air dibanding sel yang terlihat. )ada orang yang sedang
dipasang kateter, dapat juga dilakukan bilas buli menggunakan air saline.
 0amun pemeriksaan ini memiliki kelemehan karena angka sensitiitasnya
rendah berkisar antara !!%-76%, terutama pada kanker grade rendah dimana
angka akurasinya adalah !'%-5'%. 0amun pada kanker grade tinggi angka
akurasinya +ukup tinggi bisa men+apai 5%. $emua hal ini tetap bergantung
 pada keahlian sitopatologis dan ketersediaan #asilitas penunjang yang ada.,7
•  )emeriksaan radiologi
)emeriksaan &oto )olos 4bdomen dan )ielogra#i Bntra ;ena @)B;A digunakan
sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki keganasan
saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. )ada pemeriksaan ini selain
melihat adanya #illing de#ek pada buli-buli juga mendeteksi adanya tumor sel
transisional yang berada di ureter atau pielum, dan dapat mengealuasi ada
tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh tumor 
 buli-buli tersebut. Didapatkannya hidroureter atau hidrone#rosis merupakan
salah satu tanda adanya in#iltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.,6,7
1ika penderita alergi terhadap *at yang digunakan pada pemeriksaan B;),
maka dapat dilakukan pemeriksaan /$8. &oto toraks juga perlu dilakukan
untuk melihat bila ada metastasis ke paru-paru. 

13
 

8ambar .2 Filling defect  pada pemeriksaan B;) 


•  T-s+an
erguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. T s+anning
merupakan =-ray detail dari tubuh, yang menunjukkan persimpangan-
 persimpangan dari organ-organ yang mana tidak ditunjukkan oleh sinar =-ray
konensional. RB lebih sensiti# dari T $+an, yang memberikan keuntungan
dapat mendeteksi kelenjar lim#e yang membesar di dekat tumor yang
menunjukkan baha kanker telah menyebar ke kelenjar lim#e. ,6,7,"

8ambar . T-s+an non-+ontrast dengan a buli  7


•  $istoskopi
$istoskopi dilakukan oleh urologis, mengealuasi kantung kemih dengan
 pemeriksaan isual langsung dengan menggunakan sebuah alat khusus yaitu
sistoskop. Bdenti#ikasi dari sebuah tumor biasa dilakukan dengan sistoskopi.
$istoskopi adalah modalitas utama untuk diagnosis kanker buli karena
memiliki resiko yang ke+il serta sekaligus mampu mengambil jaringan untuk 
spesimen biopsi. <al ini ter+atat dalam  European Association of Urology
(EAU guideline 2'!! baha pada seluruh pasien dengan gejala kanker buli

14
 

harus dilakukan sistoskopi dan tidak ada pemeriksaan non inasi# lain yang
dapat menggantikannya. 

)emeriksaan sistoskopi @teropong buli-buliA dan biopsi mutlak dilakukan pada


 penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita
 berumur ('-(5 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya
tumor di buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi untuk menentukan derajat
in#iltrasi tumor yang menentukan terapi selanjutnya. $elain itu pemeriksaan ini
dapat juga digunakan sebagai tindakan pengobatan pada tumor super#isial
@permukaanA dalam satu prosedur sekaligus.,7

1. Diagnosis

"
8ambar .( $taging karsinoma buli

Tabel .! Klasi#ikasi T0 karsinoma buli menurut 4meri+an 1oint ommittee on
an+er 2''2 !

TL Tumor primer tidak dapat ditentukan


Tis Bntraepitelial @karsinoma insituA
T4 )apillar, terbatas pada mukosa
T! $ubepitel
T2a apisan otot super#i+ial
T2b apisan otot dalam
Ta 1aringan periesika se+ara mikroskopik 
Tb 1aringan periesika se+ara makroskopik 

15
 

T(a Bnasi ke organ sekitar seperti prostat, uterus, atau agina


T(b Bnasi dinding pelis atau abdomen
 0L Kelenjar lim#e tidak dapat ditentukan
 0' Tidak ada penyebaran
 0! Kelenjar tunggal C2+m
 02 Kelenjar M2+m tetapi C5+m, multiple multipel masing-masingC5+m
 0 Kelenjar M5+m
L etastasis jauh tidak dapat ditentukan
' Tidak ada metastasis jauh
? Terdapat metastasis jauh

K. )enatalaksanaan

• T/R buli-buli

T/R merupakan bentuk penatalaksanaan aal karsinoma buli-buli.T/R ini


memungkinkan hasil yang lebih akurat dalam memperkirakan stadium dan
tingkat tumor serta merupakan pengobatan tambahan pada karsinoma buli-
 buli. 1adi T/R merupakan sarana diagnosis, penentuan staging, serta terapi
!,2,,7,"
untuk tumor yang terlihat.

enurut :4/ tahun 2'!! merekomendasikan terapi operati#. )asien dengan


tumor besar, grading tinggi, atau multi#okal diharuskan untuk melakukan
 prosedur T/R kedua untuk memastikan reseksi yang menyeluruh dan staging
yang akurat saat (-6 minggu setelah T/R pertama.  $elain itu #aktor lain yang
menentukan dilakukannya T/R kedua adalah, jika pada T/R pertama, tidak 
terdapat jaringan otot pada spesimen.

• Kemoterapi dan imunoterapi intraesika

4gen imunoterapi atau kemoterapi diinstilasi kedalam buli-buli ia kateter 


untuk menghindari morbiditas sistemik yang terjadi pada banyak kasus.Terapi
intraesika dapat menjadi pro#ilaksis maupun terapi objekti# dimana dapat
menurunkan rekurensi tumor pada pasien yang telah diberikan T/R komplit.

Kemoterapi intraesika digunakan pada dua keadaaan. Diberikan saat setelah


dilakukan T/R yang bertindak sebagai pro#ilaktik untuk mengurangi
terjadinya implantasi sel tumor. <al ini juga dapat digunakan sebagai terapi
untuk mengurangi resiko terjadinya kekambuhan dan progresi#itas tumor 

16
 

super#isisal dengan resiko rendah. Hleh karena itu kemoterapi atau


imunoterapi intraesika dapat diberikan dalam  bentuk yakni adjuan,
 pro#ilaksis, maupun terapi. 2,"

$alah satu agen yang digunakan untuk imunoterapi intraesika adalah aksin
 !acillus"Calmette"Guerin  @8A. ;aksin 8 berguna sebagai pro#ilaksis
maupun terapi. ;aksin ini biasa diberikan pada saat 2-( minggu pas+a T/R 
 pertama. )ertimbangan aktu tersebut adalah aktu pemulihan buli pas+a
T/R untuk menghindari distribusi sistemik organisme aksin, terutama
melalui luka T/R. ;aksin 8 berguna terutama pada stadium Tis. <al ini
dibuktikan melalui perbandingan rekurensi masing-masing staging pada
 pemberian 8.

Tabel .2 Rekurensi kanker buli per 5 tahun pada pemberian aksin 8  

• Hperasi

Hperasi3pembedahan dilakukan jika penyebaran karsinoma sudah men+apai


otot buli-buli. 1enis operasi yang dapat digunakan dalam menangani
karsinoma buli-buli adalah sistektomi parsial, sistektomi total, dan sistektomi
radikal. $istektomi parsial merupakan indikasi untuk tumor soliter dengan
 batas tegas pada mukosa. $istektomi total merupakan terapi de#initi# untuk 
karsinoma super#isialis yang mengalami kekambuhan. $istektomi radikal
merupakan suatu tindakan pilihan jika terapi lain tidak berhasil atau timbul
kekambuhan.2,,5,7,"

$istektomi radikal memiliki prosedur dengan +ara mengangkat buli-buli,


 prostat, esika seminalis, lemak periesika pelis peritonium, urakus remnant,

17
 

uretra dan !3-!3( baah ureter dengan tambahan dilakukan diseksi pada
lim#atik disepanjang bi#urkasio aorta. Bndikasi dilakukan sistektomi radikal
yakni jika ukuran tumor terlalu besar untuk dilakukan sistektomi parsial,
 posisi tumor tidak memungkinkan untuk dilakukan resesksi misalnya pada
dasar buli-buli, tumor multipel, karsinoma sel suamosa dan sarkoma yang
radio resisten, ditemukannya leukoplakia dimana dapat berkembang ke arah
keganasan."

• Terapi )as+a Hperasi

B. Radioterapi
)enyinaran dengan irradiasi eksternal @5'''-7''' +8yA diberikan
selama 5-" minggu merupakan alternati# pilihan pada pasien dengan
sistektomi radikal dimana karsinoma sangat berin#iltrasi. )engobatan
 pada umumnya ditoleransi dengan baik. 0amun kira-kira !5% pasien
memberikan komplikasi usus, buli-buli atau rektal yang signi#ikan.
4ngka harapan hidup lima tahun pada pasien dengan T2-
T berada pada rentang !"-(!%.
 0amun sayangnya angka ketahanan hidup 5 tahun dari radioterapi
 begitu ke+il sekitar 2'-('% dibanding dengan sistektomi radikal,
dimana bisa men+apai '%. /ntuk itu radioterapi selain sebagai
alternati# dari in#iltrasi karsinoma yang luas, juga sebagai pengganti
tindakan sistektomi jika terdapat kontraindikasi tindakan operati#. 
BB. Kemoterapi

$ekitar !5% dari pasien dengan karsinoma buli-buli ditemukan adanya


metastasis regional maupun metastasis jauh dan '-('% pasien dengan
 penyakit yang inasi# dapat mengalami metastasis jauh meskipun telah
dilakukan sistektomi radikal. Tanpa adanya pengobatan, kelangsungan
hidup pasien akan terbatas.

)emberian agen kemoterapi tunggal dan yang paling sering kombinasi


 beberapa obat menunjukkan respon terapi parsial ataupun komplit yang
signi#ikan terhadap sejumlah pasien karsinoma buli-buli dengan
metastasis. isplatin merupakan agen tunggal yang paling akti# yang
 jika digunakan se+ara tunggal, memberikan respon terapi sekitar 

18
 

'%. 4gen e#ekti# lainnya yakni methotre=ate, do=orubi+in, inblastin,


siklo#os#amid, gem+itabin, dan 5-#luoroura+il. Tingkat respon
meningkat dengan mengkombinasikan beberapa bahan akti#. Regimen
methotre=ate, inblastin, doksorubi+in @adriami+inA dan +isplatin
@;4A merupakan regimen yang sering digunakan pada pasien
karsinoma buli-buli tahap lanjut dan sekitar !5-2'% pasien yang
menerima regimen ini memberikan respon komplit. 0amun demikian
angka harapan hidup 2 tahun sekitar !5-2'%. )engobatan dengan
;4 kadang dikaitkan dengan adanya toksisitas substansial meliputi
kematian akibat kera+unan sekitar -(%. 

• $kema terapi pada karsinoma buli

Tabel . )enentuan terapi berdasarkan staging "

• Kontrol berkala

$emua pasien karsinome buli harus mendapatkan pemeriksaan se+ara berkala,


dan se+ara rutin. enurut :4/ 2'!!, pada setiap kontrol dilakukan
 pemeriksaan klinis, sitologi urin serta sistoskopi. )ada pasien dengan hasil
sistoskopi tidak terlihat tumor, namun pemeriksaan sitologi urin positi#, biopsi
harus dilakukan saat kontrol. 1adal pemeriksaan berkala ini adalah  bulan
sekali sejak T/R pertama, dan dilanjutkan tiap 6 bulan sekali, pada satu tahun
 berikutnya. 

19
 

. Komplikasi

Dapat terjadi in#eksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat ulserasi tumor.
)ada obstruksi ureter, jarang terjadi in#eksi ginjal. ila tumor menginasi leher buli,
maka dapat terjadi retensi urin. ystitis, yang mana sering kali berada dalam tingkat
yang harus diaspadai, merupakan hasil dari nekrosis dan ulserasi dari permukaan
tumor. /lserasi ini terkadang dapat dilihat dalam kasus tumor-tumor yang tidak 
menembus, dari beberapa gangguan dengan aliran darah, tetapi mun+ul dalam '
 persen kasus dimana tumor menembus. Kantung kemih yang terkontraksi dengan
kapasitas yang sangat ke+il dapat mengikuti ulserasi dengan in#eksi dan in#iltrasi
ekstensi# dalam dinding kantung kemih.  2,5,7

Kembalinya tumor dalam kandung kemih dapat menunjukkan tipe lain dari
komplikasi. 1ika pertumbuhan tumor kembali terjadi di area yang sama, kemungkinan
hal tersebut adalah hasil dari peraatan yang kurang pro#esional dan kurang layak 
 pada tumor asalnya. 0amun tumor, yang mun+ul di tempat lain di dalam kandung
kemih harus berasal dari asal yang berbeda.

Kematian tidak jarang terjadi dikarenakan oleh komplikasi yang timbul karena
disebabkan oleh tumor itu sendiri atau peraatan atas tumor tersebut. <idroneprosis
dan urosepsis, dengan gagal ginjal, to=emia, +a+he=ia, dan kelelahan #isik dari
iritabilitas esikal, sering kali menjadi suatu gambaran yang harus diperhatikan.
<idrone#rosis dapat disebabkan oleh oklusi ureter. ila terjadi bilateral, terjadilah
uremia)5

. )rognosis

Karsinoma buli yang tidak diterapi menimbulkan morbidtas yang signi#ikan,


termasuk

• <ematuria
• Disuria
• 8ejala iritati# 
• Retensi urin
• Bnkontinensia urin
•  0yeri pinggang

• Hbstruksi ureter 

20
 

<al signi#ikan yang mempengaruhi prognosis karsinoma buli adalah grading,


kedalaman inasi, dan ada tidaknya karsinoma in situ. $ementara untuk pasien yang
telah dilakukan sistektomi, hal yang mempengaruhi prognosis adalah adanya nodul
lim#e atau tidak.

4ngka ketahanan hidup 5 tahun semakin turun seiring dengan peningkatan staging
seperti berikut 

• Ta, T!, B$ N "2-!''%


• T2 N 6-"%
• Ta N 67-7!%
• Tb N !7-57%

• T( N '-22%

$ementara pada pasien dengan metastasis menunjukan prognosis yang buruk, hanya
5-!'% pasien yang bertahan hidup 2 tahun setelah diagnosis. 

BAB IV

Analisa &asus

21
 

)ada pasien ini, ditegakkan diagnosis sementara tumor buli karena pada anamnesis,
 pemeriksaan #isik, dan penunjang ditemukan

• Terdapat gross hematuria yang sudah terjadi sejak ! bulan yang lalu, yang tidak nyeri
• 8ross hematuria yang terjadi ! bulan, sempat terhenti, dan terjadi kembali  hari
$R$, menandakan adanya intermitensi
• )asien juga menjadi lebih sering 4K, dan kadang-kadang mengompol karena tidak 
 bisa menahan 4K, menandakan adanya urgensi dan inkontinensia
• Dari pemeriksaan #isik ditemukan adanya konjungtia yang anemis, mendukung
terjadinya gross hematuria
• )emeriksaan +olok dubur maupun bimanual dilakukan, pull atas prostat tidak teraba,
menyingkirkan hipertro#i prostat.
• )ada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan juga adanya penurunan <b hingga
!!,' g3dl, menandakan adanya anemia akibat gross hematuria

/ntuk mendukung diagnosis dari karsinoma buli, perlu dilanjutkan lagi dengan sistoskopi
dimana selain mendapat gambaran isual, juga bisa mengambil spesimen untuk pemeriksaan
histopatologi. Dari hasil histopatologi yang didapat, nantinya ren+ana tindakan apa yang
dilakukan bisa mulai diren+anakan. $e+ara klinis dan radiologi, jika melihat tumor sudah
mengin#iltrasi hingga ke lapisan lemak periesika, maka ukuran tumor menurut staging T0
sudah dengan sangkaan T. Ren+ana aal yang bisa dilakukan dengan tumor staging T
adalah sistektomi radikal yang bisa dikombinasikan dengan pilihan neoadjuan, adjuan, atau
mungkin juga dengan radioterapi.

)ada pasien ini, untuk menghentikan perdarahan juga diberikan ;it K ! = !' mg dan asam
trane=amat  = 5''mg.

#aftar Pustaka

!. $jamsuhidajat R, 1ong D. uku ajar ilmu bedah, edisi . 1akarta:8.2'!O"6-".


2. runi+ardi &., 4ndersen D.K, illiar T.R, Dunn D., <unter 1.8, atthes 1., et
al. $+hart*Gs prin+iples o# surgery, !'th ed./$4+ 8rahill. 2'!O!65-(.

22
 

. $teinburg 8.D. ladder +an+er, in meds+ape. 4pril 2'!(. Diunduh dari


http33emedi+ine.meds+ape.+om3arti+le3("262-oeriePa2aab6b2b7  . 5 maret
2'!6

(. Bnternational 4gen+y o# Resear+h an+er. :stimated +an+er in+iden+e, mortality, dan


 prealen+e orldide in 2'!2. 2'!2. Diunduh dari
http33globo+an.iar+.#r3)ages3#a+tQsheetsQ+an+er.asp= . 5 aret 2'!6

5. )urnomo,. Dasar-dasar urologi, edisi. 1akarta $agung $eto. 2''O 75-6.

6. Ra#tery 4.T, Delbridge .$, agsta## .1.D. hur+hillGs po+ketbooks surgery, ( th ed.
/$4 :lseier.2'!2O25-6
7. Doherty 8.. urrent diagnosis and treatment surgery, ! th ed. /$4 + 8rahil.
2'!'O ebook 
". 4+osta 1, 4dams .4, 4lar+on .<, 4naya D.4, 4shley $., 4uerba+h ).$, et al.
Tosend $abiston te=tbook o# surgery, !" th ed. /$4 :lseier. 2''7O ebook 

23

Anda mungkin juga menyukai