Anda di halaman 1dari 18

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN

OLEH

KELOMPOK 2

Ni Kadek Suraniti Dewi (P07120019037)


Putu Savitri Widyatmani Nanda (P07120019038)
Gede Donie Usadha (P07120019039)
Putu Mutia Anggraeni (P07120019040)
Kadek Santika Dewi (P07120019041)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Konsep Kebutuhan Cairan dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan.
Adapun makalah konsep asuhan keperawatan kami susun guna memenuhi
tugas Kebutuhan Dasar Manusia dengan dosen Ns. I wayan Sukawana,S.Kep.M.Pd.
Kelompok kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah
ini sehingga makalah ini tersusun dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
setiap pihak  diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan
bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 06 April 2020

i
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN..................................................................3
A. Pengertian........................................................................................................3
B. Distribusi Cairan Tubuh..................................................................................3
C. Elektrolit Tubuh..............................................................................................4
D. Pergerakan Cairan dan Elektrolit....................................................................4
E. Pengaturan Cairan Tubuh................................................................................5
F. Pengaturan Elektrolit.......................................................................................7
G. Keseimbangan Asam Basa..............................................................................9
H. Gangguan Keseimbangan Cairan,Elektrolit dan, Asam-Basa.........................9
I. Proses Keperawatan........................................................................................9
J. Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa
.......................................................................................................................11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya
termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang
60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit).
Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan
kandungan lemak dalam tubuh. Secara umum orang yang lebih muda mempunyai
presentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih tua, dan pria
secara proposional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan
wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai caian yang lebih sedikit dibandingkan
orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air. Cairan tubuh terdiri
dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang
ekstra selulur (cairan dalam sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam
kompratemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal. 60%
berat badan tubuh adalah:
a. Cairan intrasel (CIS) 40% dari berat badan
b. Cairan ekstrasel (CES) 20% dari berat badan yang terdiri dari cairan
intraveskuler (plasma) 5% dari berat badan, dan cairan interstisil 15% dari berat
badan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep kebutuhan cairan?
2. Apa saja distribusi cairan tubuh?
3. Apa itu elektrolit tubuh?
4. Bagaimana pergerakan cairan dan elektrolit?
5. Bagaimana pengaturan cairan tubuh?
6. Apa saja pengaturan elektrolit?
7. Bagaimana keseimbangan asam basa?
8. Bagaimana gangguan keseimbangan?
9. Apa saja proses keperawatannya?
10. Apa saja faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan
Asam Basa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konsep kebutuhan cairan.
2. Untuk mengetahui apa saja distribusi cairan tubuh.
3. Untuk mengetahui apa itu elektrolit tubuh.
4. Untuk mengetahui bagaimana pergerakan cairan dan elektrolit.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan cairan tubuh.
6. Untuk mengetahui apa saja pengaturan elektrolit.
7. Untuk mengetahui bagaimana keseimbangan asam basa.
8. Untuk mengetahui bagaimana gangguan keseimbangan.
9. Untuk mengetahui apa saja proses keperawatannya.
10. Untuk mengetahui apa saja faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan,
Elektrolit, dan Asam Basa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN

A. Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan.

B. Distribusi Cairan Tubuh


Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompertemen yang berbeda yaitu cairan
ekstrasel dan cairan intrasel.Ekstrasel terdiri dari cairan interstisial dan cairan
intravaskuler. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada antara sebagian sel
tubuh dan sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. 15 % berat tubuh merupakan
cairan interstisial.Cairan intravaskuler terdiri dari plasma yang menyusun tubuh
sekitar 5% dari berat manusia.Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel
yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit serta metabolisme.Cairan intrasel membentuk 40% dari berat tubuh.
Fungsi Cairan Tubuh :
 Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
 Transport nutrient ke sel.
 Transport hasil sisa metabolisme.
 Transport hormone.
 Pelumas antar organ.
 Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiiovaskuler.

3
C. Elektrolit Tubuh
Cairan yang beredar di dalam tubuh baik intrasel maupun ekstrasel mengandung
elektrolit, mineral dan sel.  Elektrolit adalah unsur atau senyawa yang jika melebur
kedalam air atau pelarut lain akan pecah dan mampu membawa muatan listrik.
Elektrolit yang bermuatan positif dinamakan kation sedangkan yang bermuatan
negative dinamakan anion. Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh
termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam basa.
Mineral yang dicerna sebagai senyawa biasanya dengan nama logam, non logam,
radikal atau fosfat. Mineral bekerja sebagai katalis dalam respon saraf, kontraksi otot,
dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Selain itu mineral juga
mengatur keseimbanagn elektrolit dan produksi hormon serta menguatkan struktur
tulang. Contoh dari mineral adalah zat besi dan zink. Sel merupakan unit fungsional
dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel darah merah dan sel darah putih.

D. Pergerakan Cairan dan Elektrolit


Perpindahan cairan tubuh dan elektrolit tergantung pada permiabilitas membran
sel atau  kemampuan membran untuk di tembus cairan dan elektrolit. Cara
perpindahan itu adalah:
1. Difusi merupakan perpindahan materi padat,partikel, seperti gula pada
cairan,berpindah dari konsentasi tinggi ke konsentrasi rendah.
2. Osmosis adalah perpindahan pelarut murni seperti air, melalui membran
semipermiabel dari larutan yang memiliki konsentrasi solut rendah ke larutan
yang memiliki konsentrasi solut tinggi. Hal ini untuk menyamakan konsentrasi
larutan kedua sisi membran. Suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan
plasma darah disebut isotonik
3. Filtrasi merupakan suatu proses perpindahan zat dan substansi yang dapat larut
secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini aktif
di dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik atau gradient
yang menentukan perpindahan air, elektrolit dan substansi terlarut lain yang

4
berada diantara cairan kapiler dan cairan interstisial. Tekanan hidrostatk adalah
tekanan yang dihaslkan oleh likuid di dalam ruangan.
4. Transport aktif, berbeda dengan difusi dan osmosis. Transport aktif memerlukan
aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi
guna menembus membran sel.

E. Pengaturan Cairan Tubuh


a. Asupan Cairan
Asupan cairan diatur melalui mekanisme haus yang berpusat di hipotalamus otak.
Stimulus       fisiologi utama terhadap pusat rasa haus adalah peningkatan konsentrasi
plasma dan penurunan volume darah.      
Apabila cairan yang hilang terlalu banyak maka Osmoreseptor akan mendeteksi
kehilangan tersebut dan mengaktifkan rasa haus. Faktor lain yang mempengaruhi rasa
haus adalah keringnya membran mukosa faring dan mulut, kehilangan kalium, dan
faktor-faktor psikologi. Air dapat juga diperoleh dari asupan makanan seperti sayur,
buah, daging, serta dari oksidasi bahan makanan. Orang yang hilang kesadaran dan
bayi tidak dapat merasakan haus pada dirinya sehingga mereka beresiko mengalami
dehidrasi.
b. Haluaran Cairan
Cairan terutama di keluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada
orang dewasa ginjal setiap menit menerima sekitar 125ml plasma untuk disaring dan
memproduksi urin sekitar 60ml(40-80ml). jumlah urin dipengaruhi oleh hormone
antidiuretik dan aldosteron.

5
Rata-rata haluaran cairan setiap hari pada orang dewasa dengan berat badan 70kg

Organ atau Sistem Jumlah (Ml)


Ginjal 1500

Kulit

Kehilangan tak kasat mata 600-900

Kehilangan kasat mata 600

Paru-paru 400

Saluran pencernaan 100

Jumlah total 3200-3500

                                                                                                                                       
Kehilangan air tak kasat mata terjadi secara terus menerus dan tak dapat
dirasakan oleh manusia. Kehilangan air secara kasat mata terjadi melalui keringat
yang berlebih dan dapat dirasakan oleh individu. Jumlah pengeluaran keringat ini
secara langsung berhubungan dengan banyaknya olah raga, suhu lingkungan dan
aktivitas metabolik.
Paru-paru juga mengalami kehilangan air yang tidak dapat dirasakan oleh
individu. Kehilangan cairan dapat meningkat sebagai respon terhadap adanya
perubahan frekuensi dan kedalaman pernafasan seperti yang terjadi pada seseorang
yang melakukan olah raga berat atau seseorang yang sedang demam. Selain itu, alat
untuk memberikan oksigen dapat meningkatkan kehilangan air yang tidak dirasakan
dari paru-paru karena oksigen lebih kering dibanding dengan udara lain. Muntah dan
diare akan meningkatkan jumlah pengeluaran cairan dari saluran pencernaan.
c. Hormon
Hormon utama yang dapat mempengaruhi seimbangan cairan dan elektrolit
adalah ADH dan Aldosteron. Keadaan kurang air akan meningkatkan osmolalitas

6
darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis dengan melepaskan
ADH. ADH akan menurunkan produksi air dengan cara meningkatkan reabsorbsi
cairan dalam tubulus ginjal.
Aldesteron adalah mineralokortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal.
Aldesteron mengatur keseimbangan-keseimbangan natrium dan kalium dengan cara
mensekresikan kalium dalam tubulus ginjal dan mengabsorsi natrium. sehingga air
juga akan direabsorbsi dan dikembalikan kecairan darah.
Selain dari dua hormon di atas juga ada yang dinamakan glukokortikoid yang
membantu dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Kelebihan hormon di dalam
sirkulasi akan menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang dikenal dengn
sindrom cushing.

F. Pengaturan Elektrolit
1. Kation
Kation utama yaitu Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+) dan
Magnesium (Mg2+) yang terdapat didalam cairan intrasel dan ekstrasel. Kerja ion-ion
ini mempengaruhi transmisi neurokimia dan transmisi neuromuscular yang
mempengaruhi fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, alam perasaan dan
perilaku serta fungsi saluran pencernaan.
Natrium merupakan kation yang paling banyak jumlahnya dalam cairan ektrasel.
Ion natrium terlibat dalam mempertahankan keseimbangan air, mentransmisi impul
saraf dan melakukan kontraksi otot. Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron
dan haluaran urin. Sumber utama natrium adalah garam dapur, daging yang telah
diolah, makanan ringan dan makanan kaleng.
Kalium merupakan kation intrasel utama yang mengatur rangsangan
neomuskular dalam kontraksi otot. Sumber kalium utama pada gandum utuh, daging,
polong-polongan, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium diatur oleh ginjal. Suatu
kondisi yang menurunkan haluaran urin akan menurunkan ekskresi kalium.

7
Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium
ditubulus ginjal. Bila natrium dipertahankan, kalsium akan dieksresi.
Kalsium didalam cairan ektrasel diatur melalui kerja kelenjar parateroid dan
teroid. Hormon parateroid mengontrol keseimbangan kalsium tulang, absorbsi
kalsium digastro intestinal dan ekskresi kalsium diginjal.
Magnesium diekskresi melalui mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium
sering dihubungkan dengan penyakit yang serius dan menghasilkan gejala-gejala
yang mencerminkan adanya perubahan fungsi neuromuscular dan kardiofaskular.
2. Anion
Anion utama adalah klorida (Cl-), Bikarbonat (Hco3-) dan fosfat (PO3-).
Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta
reabsorbsi renal.
a. Pengaturan bikarbonat
Apabila tubuh memerlukan lebih banyak basa, ginjal akan mereabsorbsi
bikarbonat dalam jumlah yang lebih besar dan bikarbonat tersebut akan
dikembalikan ke dalam cairan ektrasel.
b. Pengaturan fosfat
Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal. Kalsium dan
fosfat berbanding terbalik secara proporsional. Jika salah satunya naik maka
yang lain turun.
c. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
Gangguan cairan berupa :
 Ketidakseimbangan isotonic
 Sindrom ruang ketiga
 Ketidakseimbangan osmolar
 Ketidakseimbangan elektrolit berupa ketidakseimbangan natrium, kalium,
kalsium, magnesium dan klorida.               
                                       

8
G. Keseimbangan Asam Basa
Keseimbangan asam-basa tercapai jika kecepatan total tubuh yang memproduksi
asam atau basa sama dengan kecepatan tubuh mengekskresikan asam atau basa
tersebut.Keseimbangan ini menghasilkan stabilny konsentrasi ion hidrogen di dalam
cairan tubuh (dinyatakan dalam pH).pH merupakan skala untuk mengukur keasaman
atau alkanitas (bersifat basa) suatu cairan.
Jenis-jenis regulator asam –basa di dalam tubuh merupakan sistem bufer
kimia ,biologis dan fisiologis.Bufer adalah suatu substansi atau kelompok substansi
yang dapat mengabsorpsi atau melepaskan ion-ion hidrogen untuk memperbaiki
adanya ketidakseimbangan asam-basa.
1. Bufer Kimiawi
a) Sistem bufer asam karbonat- bikarbonat
b) Sistem bufer protein plasma (albumin,fibinogen, dan protrombin)
2. Bufer Biologis
Terjadi saat ion hidrogen di absobsi atau di lepaskan oleh sel untuk
mengompensasi ketidak-seimbangan asam basa
3. Bufer Fisiologis
Melibatkan respon kompensasi di dalam paru-paru atau ginjal.

H. Gangguan Keseimbangan Cairan,Elektrolit dan, Asam-Basa


Gangguan volume meliputi kekurangan dan kelebihan volume cairan osmolar
dan isotonik. Klien yang berusia sangat muda,lansia atau klien yang menderita
penyakit kronis dan akut yang parah,beresiko mengalami ketidakseimbangan
cairan,elektrolit,dan asam-basa.

I. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:

9
a. Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab
gengguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Kaji menefestasi klinik melalui
Cairan hipoternis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya larutan dextrose 5% dalam NaCl normal,
Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5% dalam NaCl 0,4%
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau
gangguan kseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme
pernafasan, abnormalitas nilai daran nyeri.
b. Penurunan kordiak output berhububgan dengan dysritmia kardio, ketidak
seimbangangan elektrolit.
c. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis,
polyuria.
d. Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan
anuria, penuria.
e. Kardiak output, gangguan proses keseimbangan, penumpukan cairan di
ekstraseluler.
f. Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan.
g. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edama.
h. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema.
3. Intrervesi Keperawatan
Intervesi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit

10
b. Berikan terapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter
dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi
dari tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti : deuretik, kayexalate
d. Provide care seperti : perawat kulit, safe environment
4. Evaluasi/Kriteria hasil
a. Intake dan output dalam batas keseimbangan
b. Elektrolit serum dalam batas normal
c. Vital sing dalam batas normal

J. Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam


Basa
a. Usia
1) Bayi
Proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada proporsi air dalam tubuh
anak usia sekolah, remaja, atau dewasa. Namun, bayi memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengalami kekurangan cairan atau hiperosmolar karena per kilogram berat
tubuhnya akan kehilangan air yang lebih besar secara proporsional.
2) Anak-anak
Respons anak terhadap penyakit adalah demam yang dapat meningkatkan
kecepatan kehilangan air.
3) Remaja
Perubahan keseimbangan cairan remaja perempuan lebih besar karena
adanya perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi.
4) Lansia
Risiko lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
mungkin berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan
untuk mengkonsentrasi urine. Selain itu jumlah total air tubuh menurun seiring
dengan peningkatan usia, penggunaan diuretik atau laksatif.

11
b. Ukuran Tubuh
Lemak tidak mengandung air, karena itu orang gemuk memiliki proporsi air
tubuh lebih sedikit. Wanita memiliki lebih banyak cadangan lemak di dalam payudara
dan paha, sehingga jumlah total air tubuh wanita lebih kecil.
c. Temperatur Lingkungan
Lingkungan yang panas menyebabkan berkeringat, akibatnya tubuh kehilangan
cairan, sehingga kehilangan natrium dan klorida.
d. Gaya Hidup
1) Diit
Diit cairan, garam, kalium, kalsium, magnesium, karbohidrat, lemak, dan
protein, membantu tubuh mempertahankan status cairan, elektrolit, dan asam
basa. Intake nutrisi tidak adekuat menyebabkan serum albumin menurun
sehingga cairan interstitiil tidak ke pembuluh darah, yang disebut udem.
2) Stres
Stres meningkatkan kadar aldosteron dan glukokortikoid, sehingga
menyebabkan retensi natrium dan garam. Selain itu, peningkatan sekresi ADH
akan menurunkan haluaran urine, sehingga meningkatkan volume cairan.
3) Olah raga
Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air melalui keringat, dan
mekanisme rasa haus membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan.
Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompertemen yang berbeda yaitu cairan
ekstrasel dan cairan intrasel. Ekstrasel terdiri dari cairan interstisial dan cairan
intravaskuler.
CairanCairan yang beredar di dalam tubuh baik intrasel maupun ekstrasel
mengandung elektrolit, mineral dan sel. Elektrolit adalah unsur atau senyawa yang
jika melebur kedalam air atau pelarut lain akan pecah dan mampu membawa muatan
listrik.
PerpindahanPerpindahan cairan tubuh dan elektrolit tergantung pada
permiabilitas membran sel atau kemampuan membran untuk di tembus cairan dan
elektrolit.
Keseimbangan asam-basa tercapai jika kecepatan total tubuh yang
memproduksi asam atau basa sama dengan kecepatan tubuh mengekskresikan asam
atau basa tersebut.
Gangguan volume meliputi kekurangan dan kelebihan volume cairan osmolar
dan isotonik. Klien yang berusia sangat muda,lansia atau klien yang menderita
penyakit kronis dan akut yang parah,beresiko mengalami ketidakseimbangan
cairan,elektrolit,dan asam-basa.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry, 2006. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Rahayu, Sunarsih, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Kebutuhan Dasar
Manusia II. Jakarta : Kemenkes RI ; Pusdiknakes.

14

Anda mungkin juga menyukai